Konsep Medis
b. Bakteri
adalah:
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul
diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
7. Pathways
Gambar 2.1 Pathways
usus
Peningkatan sekresi Pergeseran cairan Motilitas
Hipermotilitas Hipomotilitas
Isi ronga usus Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh
Gangguan integritas
kulit
Resiko kurang Nyeri episgatrik
volume cairan
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan tinja.
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH
keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungki
kan.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui
pungsi ginjal.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
3. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium,
kalium, kalsium dan fosfor) dalam serum untuk menentukan
keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Doudenal Intubation
Penatalaksanaan
1) Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada
penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah cairan: jumlah cairan yang harus diberikan sama
dengan
1) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare
dan/muntah muntah PWL (Previous Water Losses)
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water
Losses).
2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang
masih terus berlangsung CWL (Concomitant water
losses)
b. Ada 2 jenis cairan yaitu:
11. Pencegahan
a. Menggunakan air bersih dan santasi yang baik.
b. Memasak makanan dan air minum hingga matang.
c. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
d. Menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.
e. Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
f. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
g. Makan dan minum secara teratur.
h. Segera mencuci pakaian-pakaian kotor.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian