Tugas Terstruktur (Paragraf)
Tugas Terstruktur (Paragraf)
Dari kasus ini kami dapat menyimpulkan bahwa penegakkan hukum bagi pelaku
pelecehan seksual di lingkup perguruan tinggi masih belum terasi dengan baik, sesuai dengan
yang kita ketahui bersama bahwa kasus kekerasaan seksual ini bukan hal yang baru lagi,
malahan sering terjadi dalam masyarakat.sebelum beredarnya kasus ini,sudah pernah terjadi
kasus yang sama yaitu pelecehan seksual di lingkup perguruan tinggi yang dimana pada saat
itu korban dari pelecehan seksual tersebut masih belum berani untuk melapor karena takut
menjadi tersangka atas pencemaran nama baik dan tidak ada bukti yang akurat dan tidak
adanya payung hukum yang melindungi si korban,sehingga Pelecehan seksual menjadi
budaya yang terus-menerus menjadi hal yang biasa dalam kalangan mahasiswa.
Hingga sampai sekarang kasus yang sama terulang lagi yaitu "Pelecehan seksual di
universitas Riau"
Dugaan kasus di Universitas Riau menambah panjang daftar kasus serupa di dunia
pendidikan, penyelesaian kasusnya pun menjadi polomik dan berujung saling lapor antara
korban dan terduka pelaku.korban mengunggah video berisi tentang pengakuan korban saat
mengalami pelecehan seksual yang di lakukan oleh dosennya sendiri. Untuk mengetahui
lebih lanjut kasus tersebut bisa langsung mengakses ke media sosial.
Seperti apa aturan penanganan kekerasan seksual di kampus?
Menanggapi kasus ini, Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi di
Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan kementerian "tidak memberikan toleransi atas
pelecehan dan kekerasan seksual di perguruan tinggi".
Kementerian juga, menyesalkan kejadian tersebut dan telah menghubungi Rektor Unri agar
segera menangani kasus ini.
Rektor Unri, klaim Nizam, akan mengusut dengan mengacu pada Permendikbudristek No
30/2021 yg baru keluar.Terbitnya peraturan menteri ini ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran warga kampus melalui edukasi tentang kekerasan seksual sebagai
upaya pencegahan, mewujudkan dan menguatkan sistem penanganan kekerasan seksual yang
berpihak pada korban, dan membentuk lingkungan perguruan tinggi yang aman bagi seluruh
sivitas akademika dan tenaga kependidikan untuk belajar dan mengaktualisasikan diri dan
Nizam menjelaskan bahwa Permendikbudristek PPKS dirancang untuk membantu pimpinan
perguruan tinggi dan segenap warga kampusnya dalam meningkatkan keamanan lingkungan
mereka dari kekerasan seksual; menguatkan korban kekerasan seksual yang masuk dalam
ruang lingkup dan sasaran Permen PPKS ini; dan mempertajam literasi masyarakat umum
akan batas-batas etis berperilaku di lingkungan perguruan tinggi Indonesia, serta konsekuensi
hukumnya.