Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN EVALUASI FORMATIF DAN EVALUASI SUMATIF

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar MI/SD

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

1. Erna Nurvita Sari T20194046


2. Fajar Dwi Cahyo T20194073
3. Abdul Qhadir T20194076

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan
makalah dapat terselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada nabi junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW. Sebagai
pembawa kabar gembira dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang-benderang
yakni addinul islam.

Makalah yang judul “Perbedaan Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif” ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PKN MI/SD. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor UIN KHAS JEMBER
2. Ibu Dra. Hj, Mukni’ah, M. Pd, I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN KHAS JEMBER
3. Bapak Rif’an Humaidi, M. Pd, I. Selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN KHAS JEMBER
4. Bapak Muhammad Suwignyo Prayogo, M.Pd. I. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pembelajaran IPA MI/SD yang telah banyak memberikan bimbingan, saran
dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
5. Serta teman-teman kelas PGMI (D2) yang memberikan dorongan dan masukan
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan, baik karena keterbatasan ilmu yang dimiliki maupun
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan perminta maaf serta penulis
menerima segala saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para
pembaca.

Sidoarjo, 1 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Makalah..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2

A. Evaluasi Formatif .......................................................................................2

B. Evaluasi Sumatif .........................................................................................6

C. Perbedaan Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif ..................................7

D. Evaluasi Bahan Ajar Noncetak...................................................................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10

B. Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sejak lama. Pada masa
Yunani, evaluasi telah dilakukan walaupun masih dalam bentuk sederhana dan
kurang profesional. Misalkan saja Sicrates Yang membuat evaluasi sederhana
terhadap pelajaran yang ia berikan kepada murid-muridnya. Pada tahun 1970
evaluasi  baru menjadi suatu kajian yang diangkat sebagi studi tersendiri dan
dianggap profesi yang profesional. Hal ini ditandai dengan banyak ahli yang
memiliki perhatian pada bidang evaluasi diberbagai bidang kehidupan seperti
pendidikan, sosial, serta kesehatan { Mohammad David Romansyah   12110137} .

Evaluasi dalam pengajaran tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar,


tetapi juga harus dilakukan revisi desain pengajaran itu sendiri. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan membahas bagaimana evaluasi itu dari segi: pengertian,
klarifikasi evaluasi menjadi Paradigma baru pendidikan Indonesia saat ini,
menghendaki dilakukan adanya inovasi yang terintegrasi dan kesinambungan. Salah
satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui bahwa materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru dapat dikatakan berhasil atau tidak yaitu dengan memberi
evaluasi kepada siswa. Dengan evaluasi maka dapat diketahui sejauh mana siswa
dapat menerima mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Formatif?

2. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Sumatif ?

3. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Bahan Ajar Noncetak?

C. Tujuan

1. Untuk Menjelaskan Evaluasi Formatif

2. Untuk Menjelaskan Evaluasi Sumatif

3. Untuk Menjelaskan Evaluasi Bahan Ajar Noncetak

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Formatif

1. Pengertian Evaluasi Formatif

Secara harfiah, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni evaluation yang
berarti “refer to the act or process to determining the value of something” artinya
evaluasi mengacu pada suatu Tindakan atau proses untuk menentukan nilai
1
sesuatu. Witherington mengemukakan bahwa “an evaluation is a declaration
that some thing has or does not have value”. Hal ini memiliki arti vahwa evaluasi
menetukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai nilai2.
Sedangakan dalam bahasa Arab berarti al-taqdîr (‫ )التقدير‬dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab berarti al-qîmah (
‫ ;)القيمة‬dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian, secara harfiah
evaluasi pendidikan adalah penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Pendidikan (Sudijono, 2007: 1)

Suchman dalam Aderson mengartikan evaluasi sebagai sebuah proses


menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan menurut Suharsimi dan Safruddin
evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut diguanakn untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. 3

Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi yaitu sebagai suatu proses


merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut
maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
di rencanakan untuk memperoleh informasi atau data.

1
Edwin Wandt, and Brown Gerald W, Essentials Of Educational Evaluation (New York: Holt Rinehart and
Winston, 1957), h.1
2
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik- Prosedur (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), h.5
3
Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
h.1-2

2
2. Prosedur Evaluasi formatif
(Formatif Test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut
mempunyai suatu tujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik
terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu,
kemudian perlu diketahui juga bahwa istilah formatif berasal dari kata form yang
artinya bentuk.
Evaluasi formatif adalah kegiatan menilai yang bertujuan untuk mencari
umpan balik (Fedback), selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan
untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah
4
dilaksanakan. evaluasi formatif dimaksud untuk memantau kemajuan belajar
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar
mengajar menjadi lebih baik, dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa
saja yang telah berhasil dan siapa saya yang dianggap belum berhasil. Tindak
lanjut dari evaluasi ini adalah bagi siswa yang belum berhasil maka guru dapat
memberikan remidial. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan
pada topik berikutnya.
Dengan demikian maka evaluasi formatif merupakan suatu jenis evaluasi yang
disajikan ditengah program pengajaran yang mempunyai fungsi untuk memantau
(memonitor), dimana untuk dapat mengetahui kemauan belajar siswa dalam
kesehariannya pada proses kegiatan belajar mengajar demi memberikan suatu
umpan balik, baik kepada siswa maupun seorang guru.
3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalan proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dipakai untuk
memperbaiki dan menyempurnakannya. Fungsi tes formatif juga untuk
mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode
beljar dan pembelajaran yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan.

4
Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
h.26

3
Fungsi evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang telah
diterapkan. 5
Adapun beberapa tujuan dari evaluasi formatif diantaranya yaitu:
a. Untuk mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung,
sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal
yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini
dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan
program.
b. Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai
c. untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program
d. untuk memonitor pembelajaran siswa pada apa yang ia lakukan yang dapat
digunakan oleh instruktur untuk meningkatkan pengajaran mereka dan oleh
siswa bisa meningkatkan pembelajaran siswa.
4. Manfaat Evaluasi Formatif
Berbicara mengenai manfaat, evaluasi formatif mempunyai banyak manfaat,
baik bagi siswa, guru maupuun program itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain,
yaitu yang dikutip dari buku dasar-dasar evaluasi pendidikan :
a. Manfaat  Bagi Siswa
1) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengevaluasi bahan
program secara menyeluruh.
2)   Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa yang
dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai drngan yang
diharapkan maka siswa merasa mendapat “ anggukan kapala ”dari guru,
dan ini merupakan suatu tansa bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan
pengetahuan yang sudah benar. Dengan demikian mak pengatahuam itu
akan bertambah membekas diingatan. Di samping itu tanda keberhasilan
suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat,
agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh
yang lebih baik lagi.
3)  Usaha perabaikan, dengan umpan yang diperoleh setelah melakukan tes.
Siswa mengatui kelemahan-kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa

5
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 58

4
mengetahui bab atau bagaimana dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.
4) Sebagai Diagnosa, bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa
merupakan hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui
bagaimana bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.6
b. Manfaat Bagi Guru
Dengan telah mengatahui hasil tes foramatif yang diadakan, maka guru :
1)   Mengetahui sampai sejauh mana bahan-bahan yang diajarkan sudah dapat
diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pola pakah guru itu harus
mengganti cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat
menggunakan cara (strategi) yang lama.
2)  Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi
milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan
bahan prasyarat bagian pelajaran yang lain, maka bagian ini harus
diterangkan lagi, dan barangkali memrlukan cara atau media lain untuk
memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan menganggu
kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan  siswa akan semakin
tidak dapat menguasainya.7
3)   Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
c. Manfaat Bagi Program
Setelah diadakan tes maka diperoleh hasil. Dari hasil tersebut dapat
diketahui :
1)     Apakah program yang diberikan merupakan program yang tepat dalam
arti sesuai dengan kecakapan anak.
2)   Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.
3) Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil
yang akan dicapai.
4) Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

6
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, cet. , 1997),h. 33-34
7
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 41

5
B. Evaluasi Sumatif
1. Pengertian Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman
belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. 8 Dengan demikian,
ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif. Evaluasi
sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir
semester dari akhir tahun. Jadi, tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai
oleh para siswa. Yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil
dikuasai oleh para peserta didik. Penilaian ini pun dititik beratkan pada penilaian
yang berorientasi kepada produk bukan kepada sebuah proses. Dan bagaimanapun
hasil yang peroleh dari tes sumatif, tampaknya menjadi keputusan akhir,
mengingat tidak adanya kesepakatan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan
para siswa pada semester tersebut. Perubahan baru bisa dilakukan pada tahun
berikutnya atau sekedar bahan untuk penyempurnaan semester berikutnya.
2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Sumatif
Fungsi utama evaluasi sumatif adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam periode tertentu. Misalnya,
nilai ujian akhir semester, akhir tahun atau akhir suatu sekolah. Nilai tersebut
biasanya ditulis dalam buku laporan pendidikan atau Surat Tanda Tamat
Belajar (STTB). Dengan demikian, guru akan mengetahui kedudukan seorang
peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain dalam hal prestasi
belajarnya.
b. Untuk memberikan keterangan tentang kecakapan atau keterampilan peserta
didik dalam periode tertentu.
c. Untuk memperkirakan berhasil tidaknya peserta didik dalam pelajaran
berikutnya yang lenih tinggi.
Tujuan dari evaluasi sumatif ini adalah menentukan nilai (angka)
berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai
angka rapor. Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
proses pembelajaran secara menyeluruh.
3. Manfaat Evaluasi Sumatif
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :

8
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.1, h.36

6
a. Untuk nenentukan nilai.
b. Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes
sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
c. Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang
tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain
apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar
atau akan memasuki lapangan kerja.
C. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes formatif dan tes sumatif secara
lebih mendalam, maka berikut ini akan disajikan perbandingan antara keduanya. Agar
dapat diketahui perbedaan dan persamaannya. Dalam membandingkan, akan ditinjau
dari beberapa aspek, yaitu fungsi, waktu, titik berat, tekanannya, alat evaluasi, cara
memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, dan cara menyekor.
a) Ditinjau dari fungsinya
1. Tes formatif digunakan sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun
program- program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
2. Tes sumatif digunakan untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah
mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
b) Ditinjau dari waktu
1. Tes formatif dilakukan selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui
kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
2. Tes sumatif dilakukan pada akhir unit catur wulan, ataupun semester akhir
tahun atau akhir pendidikan.
c) Ditinjau dari titik berat penilaian
1. Tes formatif menekankan pada tingkah laku kognitif
2. Tes sumatif sama-sama menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada
kalanya pada tingkat psikomotor dan juga kadang-kadang pada afektif akan
tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah
tingkatan yang lebih tinggi.
d) Ditinjau dari segi alat evaluasi
1. Tes formatif merupakan tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.
2. Tes sumatif merupakan tes ujian akhir.

7
e) Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
1. Tes formatif mengukur semua tujuan instruksional khusus.
2. Tes sumatif mengukur tujuan instruksional umum.
f) Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
1. Tes formatif belum dapat ditentukan.
2. Tes sumatif rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antara 0,35 ± 0,70 Soal
yang sangat mudah dan soal yang sangat sukar.
g) Ditinjau dari scoring
1. Tes formatif, menggunakan standar mutlak.
2. Tes sumatif, kebanyakan menggunakan standar relatif tetapi dapat pula
dipakai standar mutlak.9
D. Evaluasi Bahan Ajar Non Cetak
Evaluasi bahan ajar pada dasarnya dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui tingkat efektivitasnya jika digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Di
samping itu, evaluasi bahan ajar juga sering dilakukan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang ada di dalamnya dengan tujuan untuk melakukan revisi. Karena
jenisnya yang beragam, evaluasi bahan ajar noncetak harus dilakukan secara spesifik
sesuai dengan karakteristik bahan ajar tersebut. Untuk mengetahui kualitas bahan ajar
noncetak kita perlu mengetahui komponen-komponen bahan ajar noncetak yang pada
dasarnya terdiri dari:
a. kualitas isi/materi bahan ajar
b. kualitas teknis bahan ajar
c. kemasan bahan ajar.
Menurut ahli, bahan ajar memiliki definisi bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran (Pannen, 1995). Heman D Surjono mengatakan, bahan ajar
adalah segala bentuk bahan (informasi, alat, dan teks) yang digunakan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar non-cetak merupakan sebuah inovasi baru dalam dunia
pendidikan yang tidak melibatkan media-media cetak seperti buku, modul ,
handout, wallchart, brosur, leaflet,  dan lainnya. Adapun jenis-jenis bahan ajar
non cetak yaitu:
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: BUMI AKSARA, 1996), cet.12, h. 39-45

8
1. Bahan Ajar Audio
2. Bahan Ajar Video
3. Power Point
4. Modul Elektronik
5. Multimedia Interaktif

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi yaitu sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja di rencanakan untuk memperoleh
informasi atau data.

(Formatif Test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut
mempunyai suatu tujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik
terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi formatif adalah kegiatan menilai yang bertujuan untuk mencari umpan
balik (Fedback), selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.

Evaluasi sumatif merupakan penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman


belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Dengan demikian,
ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif. Evaluasi
sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir
semester dari akhir tahun. Jadi, tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai
oleh para siswa. Yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil dikuasai
oleh para peserta didik. Penilaian ini pun dititik beratkan pada penilaian yang
berorientasi kepada produk bukan kepada sebuah proses.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak
terbatas dari keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA
Edwin Wandt, & Brown Gerald W. 1957. Essentials Of Educational Evaluation.
New York: Holt Rinehart and Winston
Zainal Arifin. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik- Prosedur. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto &Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: PT


Bumi Aksara, 2008), h. 58

Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai