Mata Kuliah
Psikologi Pelayanan di Hotel
(Hotel Psychology of Service)
Disusun oleh:
M. Haryadi, S.Pd.
2020
BAB I
PSIKOLOGI PELAYANAN
Psikologi dapat dipelajari secara teoritis dan prakis. Psikologi yang dipelajari secara
teoritis apabila orang dalam mempelajarinya demi ilmu itu sendiri, tidak dihubungkan dengan
soal praktik. Sedangkan yang praktis, psikologi dipelajari dan dihubungkan dengan yang segi
praktik. Dalam segi yang praktis ini orang mencari jalan bagaimana dapat mempraktikkan
psikologi untuk kehidupan sehari hari. Demikian juga macam bidang yang termasuk dalam
psikologi praktis dapat lebih luas karena dapat diaplikasikan sesuai dengan bidang yang
dikehendaki, misalnya dalam bidang pendidikan-psikologi pendidikaan, dalam bidang
industri atau perusahaan – psikologi industri atau psikologi perusahaan, dalam bidang
kriminal – psikologi kriminal, dalam bidang jasa – psikologi pelayanan dan sebagainya.
Pengertian Psikologi
Meurut Plato, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakekat dan hidup
jiwa manusia (psyche = jiwa, logos = ilmu pengetahuan)
Menurut Mac Dugall, psikologi adalah ilmu pegetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia atau human behaviour.
Menurut Mussen & Rosenwieg, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang mind (pikiran) atau The study of mind, tetapi dalam perkembangannya kata mind
berubah menjadi behaviour (tingkah laku) sehigga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Pentingnya Psikologi
Kita dilahirkan sebagai mahluk sosial yang selalu berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya. Hasil hubungan individu dengan yang lain tidak selalu memuaskan, satu waktu kita
kesal terhadap orang lain, lain kali kita merasa senang dengan orang lain. Contoh tersebut
sebenarnya dapat kita rumuskan ke dalam pertanyaan psikologis, yaitu;
▪ …. bagaimanakah kita dapat bekerja sama dengan orang lain?
▪ …. Bagaimanakah agar orang lain tertarik dengan diri kita ?
▪ …..Bagaimanakah caranya agar kita giat bekerja dan sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan itu, kita perlu memahami diri kita sendiri dan diri
individu lainnya. Dapat kita tegaskan bahwa untuk dapat berhubungan baik dengan orang
lain, kita perlu memahami perilaku individu. Dengan mempelajari psikologi, kita dapat
memahami perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
▪ ……Pertanyaan berikutnya perilaku/aktivitas manakah dari diri individu yang
dipelajari oleh psikologi ?
Baiklah kita akan coba uraikan satu persatu..
1. Aktivitas Psikomotoris, yaitu aktivitas individu yang berkaitan dengan kerja
organ-organ tubuh manusia, seperti berlari, menangis, memukul, menari, tertawa dsb.
2. Aktivitas kognitif, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan daya kerja otak atau
pikiran seperti, mengamati, menilai, menyimpulkan, berpendapat, berpidato dsb.
3. Aktivitas afektif, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia
seperti marah, melamun,, sedih, gembira, suka, tidak suka dsb……
A. Pengertian Pelayanan
Pelayanan merupakan proses interaksi antara seseorang yang berupaya memenuhi
kebutuhan dengan seseorang yang ingin terpenuhi kebutuhannya. yaitu antara pelanggan /
tamu / klien / nasabah / pasien dan para petugas / karyawan / pegawai.
Dibawah ini akan diurai dengan ilustrasi tentang pengertian pelayanan. Pelayanan dalam
bahasa Inggris disebut Service, yang masing masing huruf dapat diuraikan sebagai berikut
▪ S; Smile for everyone : selalu tersenyum pada setiap orang.
▪ E; Excellence in everything we do : selalu melakukan yang terbaik dalam bekerja.
▪ R; Reaching out to every guest with hospitality: menghadapi setiap tamu dengan
penuh keramahan.
▪ V; Viewing every guest as special: melihat setiap tamu sebagai orang yang istimewa.
▪ I; Inviting guest to return : mengundang tamu untuk datang kembali ke prusahaan
kita.
▪ C; Creating a warm atmosphere : menciptakan suasana hangat saat berhadapan
dengan tamu
▪ E; Eye contact that shows we care : kontak mata dengan tamu untuk menunjukkan
bahwa kita penuh perhatian terhadap tamu.
Dari pengertian pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pelayanan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam proses interaksi
kerja di industri jasa pelayanan, yaitu antara pelanggan/tamu/klien/nasabah/pasien dan para
petugas/pegawai/karyawan.
Banyak pertanyaan bermunculan diseputar pelayanan,
▪ mengapa pelayanan dihubungkan dengan psikologi?
▪ Apa kaitan antara keduanya?
Masalah pelayanan selalu berhubungan dengan kegiatan manusia. Selain itu, pelayanan
juga berkaitan dengan tingkah laku manusia secara langsung maupun tidak. Pada dasarnya
menghadapi manusia lain adalah mudah, jika kita mengetahui caranya. Manusia ingin selalu
diperhatikan, dihargai, dimanusiakan, dihormati, dibuat bangga, dan dibuat senang. Justru
karena kealpaan kita menghadapi hal-hal tersebut membuat orang lain tidak memperoleh
seperti yang diharapkan.
Dari pengertian pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pelayanan adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam proses interaksi kerja di
industri jasa pelayanan, yaitu antara pelanggan/tamu/klien/nasabah/pasien dan para
petugas/pegawai/karyawan.
Psikologi perlu dipelajari dalam industri jasa pelayanan tidak lain karena mempunyai
maksud sebagai berikut :
1. Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang
lain dalam hidup ini, dan oleh karenanya kita perlu memahami orang lain.
2. Pemahaman akan orang lain akan memudahkan kita dalam memberikan pelayanan
kepada orang tersebut.
3. Pemahaman akan orang lain menjadikan kita yang bekerja di dalam industri jasa
pelayanan dapat mencoba atau berusaha bertindak sebijaksana mungkin terhadap orang
yang kita layani ataupun diri sendiri.
Lebih dalam untuk membantu memahami apa yang dimaksud pelayanan, marilah kita coba
kaji dua difinisi di bawah ini :
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan
jual-beli barang atau jasa.
2. Valarie A. Zeithaml & Mary Jo Bitner
(1996:5) “…services are deeds, processes, and
performances.”
Jadi apakah pelayanan itu? Hubungan dengan tamu dalam transaksi bisnis adalah
hubungan antara pembeli/tamu dengan penjual/pegawai. Pembeli/tamu membeli perlakuan,
kesopansantunan, kehangatan dan persahabatan yang dibutuhkannya dari orang yang
melayaninya. Dengan demikian kebutuhan berkaitan dengan kepuasan tamu. Bila kita akan
memahami kebutuhan yang ada dalam diri tamu, pertama-tama kita perlu mempelajari teori
A.H. Maslow yang mengemukakan bahwa setiap individu memiliki tingkat kebutuhan
tertentu, dari yang terendah sampai yang tertinggi, dan bila salah satu kebutuhan tingkat
rendah terpenuhi, maka kebutuhan lain yang lebih tinggi akan mengikuti untuk
dipenuhi. Kebutuhan tersebut sebagai berikut :
1. Kebutuhan pisiologis, seperti lapar, haus, sex, udara dll.
2. Kebutuhan rasa aman,
3. Kebutuhan sosial,
4. Kebutuhan harga diri,
5. Kebutuhan perwujudan diri.
Sifat-sifat pelayanan dan sekaligus membedakan dengan sifat-sifat benda menurut Zeithaml
& Bitner (1996 : 19-21) adalah sebagai berikut:
SERVICES GOODS
Dalam buku lain Zeithaml juga mengemukakan sifat-sifat lain dari pelayanan, yaitu :
1. Mutu pelayanan lebih sukar dinilai dari pada mutu benda (barang)
2. Pelanggan tidak menilai mutu pelayanan semata-mata sebagai hasil layanan, mereka
juga memperhatikan cara menyampaikan layanan itu.
3. Satu-satunya kriteria yang diperhatikan dalam menilai, ditentukan oleh pelanggan,
hanya pelangganlah yang mempertimbangkan mutu pelayanan.
Landasan untuk memberikan pelayanan yang baik dalam industri jasa, perlu dipahami dasar-
dasarnya. Menurut Endar Sugiarto ( 1999 : 167) merumuskan delapan dasar pelayanan yaitu:
1. Pusatkan perhatian pada pelanggan;
2. Berikan pelayanan yang efisien;
3. Naikkan harga diri tamu;
4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan;
5. Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin;
6. Ketahuilah apa keinginan pelanggan;
7. Jelaskan pelayanan apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan;
8. Alihkan tugas pada yang lebih mampu bila tak mampu melayaninya sendiri.
Dalam Hospitality Industry (Industry Jasa pelayanan), agar loyalitas pelanggan semakin
melekat erat dan pelanggan tidak berpaling pada pelayanan lain, pelayanan jasa perlu
menguasai unsur yaitu CTARN : Cepat, Tepat, Aman, Ramah tamah, dan Nyaman.
▪ #Cepat
Yang dimaksud dengan kecepatan disini adalah waktu yang digunakan dalam melayani
tamu minimal sama dengan batas waktu dalam standar pelayanan yang ditentukan oleh
perusahaan. Contohnya : untuk pelayanan check-in di hotel, standar waktu pelayanan rata-
rata untuk tamu adalah lima menit. Jika seorang receptionost melakukan check –in tamu
dalam waktu lima menit, berarti yang bersangkutan bekerja dengan cepat, jika ia
melakukannya dalam waktu kurang dari lima menit berarti ia bekerja dengan sangat cepat,
dan jika ia melakukannya dengan lebih dari lima menit berarti ia bekerja dengan lambat,
tidak sesuai standar, yang menyebabkan si tamu kecewa karena pelayanan yang diberikan
terlalu lama.
▪ #Tepat
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan tamu. Misalnya,
seorang calonpembeli memasuki sebuah toko pakaian, ingin membeli celana panjang.
Pramuniaga melayaninya dengan gesit, dan dalam waktu singkat si calon pembeli
memperoleh apa yang diinginkannya :celana berukuran 32 yang pas setelah dicoba baik
ukuran maupun warnanya, lalu calon pembeli memutuskan membeli celana tersebut.
Sesampainya dirumah, ia mencoba lagi celana tersebut, ternyata celana itu terlalu kecil dan
setelah diperiksa, ukurannya tidak sesuaidengan yang telah dicobanya di toko tersebut.
Pramuniaga toko pakaian itu terlalu tergesa-gesa dan tidak melihat ukuran yang benar ketika
mengambil celana yang baru. Ia memang bekerja gesit dan giat namun kurang tepat dalam
memenuhi keinginan dan harapan tamu
▪ #Aman
Dalam melayani tamu, para petugas pelayanan harus mampu memberikan perasaan aman
pada tamu, Tanpa perasaan aman di dalam hatinya niscaya tamu akan berpikir dua kali jika
harus kembali ketempat tersebut.
Rasa aman yang dimaksudkan di sini selain rasa aman fisik adalah juga rasa aman psikis.
Jika anda membeli suatu produk, anda tentu mengharapkan rasa aman dari pemakaian produk
tersebut. Keamanan ini membuat pelanggan merasa tenteram dan mempunyai banyak
kesempatan untuk memilih dan memutuskan apa yang ia inginkan.
▪ #Ramah Tamah
Bangsa Indonesia terkenal akan keramahtamahannya, tetapi sayangnya dalam industri jasa
pelayanan kita masih kalah dengan negara maju yang masyarakatnya menganut paham
individualisme. Ini tidak berarti merendahkan bangsa sendiri, tetapi introspeksi seperti ini
menggugah kita untuk melakukan perubahan demi kemajuan masa depan.
Dalam dunia pelayanan kita masih menggunakan perasaan dan mencampuradukkan antara
kepentingan melayani dan perasaan sendiri. Dalam masyarakat barat, mereka yang menyadari
bahwa mereka digaji untuk bekerja di bidang pelayanan, benar-benar secara total
menyerahkan diri pada saat bekerja. Pada saat mereka melayani para pelanggan merasa
sangat dihargai dan dihormati layaknya raja, bahkan saat pelanggan mengeluhkan pelayanan
mereka, mereka tetap bersikap profesional dan ramah. Tetapi begitu selesai bertugas, mereka
akan menjadi diri mereka sendiri dengan segala sifat individualistis mereka.
▪ #Nyaman
Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Demikian pula dalam
dunia pelayanan, jika kita dapat memberikan rasa nyaman pada pelanggan, mereka akan
berulang kali menggunakan jasa atau produk yang kita tawarkan. Jika mereka merasa tenang,
tentram, dalam proses pelayanan tersebut, mereka akan betah dan memberikan banyak
kesempatan kepada kita untuk menjual produk atau jasa yang kita tawarkan dan para
pelanggan itu sendiri akan merasa leluasa untuk menentukan pilihan mereka.
BAB II
PSIKOLOGI DAN DIMENSI PENGHARAPAN PELANGGAN
A. Pengharapan Pelanggan
Harapan adalah sesuatu yang penting karena kualitas adalah penilaian melawan standard
yang ada. Standard internal untuk menilai adalah kepuasan pelanggan atau kualitas perasaan.
Tujuan dari setiap perusahaan jasa adalah untuk memberikan apa yang oleh
pelanggan/konsumen dianggap sebagai kualitas perasaan. ‘Perasaan’ berarti bahwa kualitas
yang diharapkan sudah berada dipikiran konsumen. Usaha di bidang jasa yang ingin mampu
berkompetisi berdasarkan kualitas pelayanan harus merasa mempunyai pelayanan yang lebih
baik dari pada saingannya. Keuntungan usaha biasanya disebabkan karena kualitas produk
atau pelayanan yang relatif lebih baik.
Bagi usaha pelayanan untuk dapat berkompetisi dalam kualitas perasaan yang relatif, mereka
harus tau dua macam informasi.
1. Bagimana kualitas pelayanan kita dirasakan?
2. Bagaimana kualitas pelayanan saingan kita dirasakan?
Harapan pelanggan berasal dari pengalaman pasar mereka. Pengalaman pribadi
merupakan faktor yang sangat penting dan paling diingat. Orang orang mempunyai harapan
yang berbeda-beda ketika berhubungan dengan usaha yang berbeda pula (contohnya harapan
suatu ketahan produk tentu saja berbeda dengan harapan untuk telephone dan reparasi mobil)
karena di masyarakat yang berbeda, orang-orang menghadapi norma yang berlainan, harapan
pelanggan juga akan berbeda dari satu masyarakat ke masyarakatyang lain. Norma
pelayanan dapat berbeda untuk konsumen dari kelompok demografi yang berbeda.Sekali
pengharapan itu terbentuk, akan sangat sulit untuk berubah. ‘Skema kognitif’
mengorganisasikan bagaimana kita mendapatkan pengalaman di dunia dan menentukan
bagaimana kita mengintegrasikan informasi dari sekeliling kita. Seperti juga peraturan,
diperlukan berbagai macam informasi yang berbeda untuk mengubah impresi pelanggan
mengenai kualitas pelayanan.
Untuk berbagai macam alasan, pelanggan tidak menyadari semua harapan yang ada untuk
mendapatkan pelayanan. Adaptasi ‘harapan yang biasa’ berarti selama beberapa lama
sesuadah harapan tersebut dipenuhi maka dapat memudar dari pikiran pelanggan. Hal itu
menunjuk pada hal-hal fisik, proses psikologi dimana kita terbiasa dengan sesuatu dan hanya
kalau sesuatu berubah maka kita menyadari bahwa kita sudah terbiasa dengan hal
sebelumnya. Peraturan pertama untuk pelayanan adalah lebih mudah diadaptasi dengan
harapan, semakin puas atau tidak puas pelanggan tergantung dari apakah organisasi mampu
memenuhi harapan pelanggan atau tidak.
Pelanggan biasanya terbiasa dengan tingkat pelayanan tertentu seperti bahwa mereka
tidak menyadari harapan mereka terhadap pelayanan yang diberikan. Semakin terpercaya
pelayanan yang diberikan , semakin terbiasa pelanggan menerimanya. Penyimpangan dari
pelayanan yang biasa diberikan dapat menyebabkan rekasi pelanggan yang dramatis.
Tentukan harapan pelanggan Anda yang mungkin tidak disadari oleh mereka sendiri.
Sebagai peraturan umum, pelanggan menjadi sadar dengan harapan mereka jika harapan
yang mereka punyai dilanggar baik secara sadar atau tidak sadara (secara positif jika harapan
terlampaui atau secara negatif jika harapan tidak terpenuhi). Salah satu pelajaran yang baik
adalah saat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai kepuasan pelanggan adalah
sesaat sesuadah harapan mereka dilanggan. Pelanggan pada saat itu mempunyai gambaran
yang jelas dipikiran mereka.
Kita tidak dapat mengatakan secara khusus dari bisnis ke bisnis apa yang pelanggan
harapkan. Setiap usaha harus mengidentifikasikan harapan pelanggannya secara khusus.
Setiap usaha harus menentukan tanggung jawab apa dan respon berarti bagi mereka. Setiap
usaha harus mengidentifikasi sendiri isi dan bentuk dari harapan pelanggan. Yaitu apa
harapan pelanggan dan bentuk khusus harapan tersebut. Kita menemukan harapan orang
dengan cara berbicara dengan mereka menanyakan apa yang mereka inginkan dan apa yang
mereka percaya dapat kita lakukan dan apa yang seharusnya mereka terima selama kunjungan
mereka. Salah satu persoalan yang lebih penting adalah mempengaruhi persepsi keseluruhan
mereka mengenai kualitas pelayanan.
Salah satu cara utama dalam memperbedakan sebuah perusahaan jasa adalah
mengetengahkan dengan konsisten jasa yang bermutu lebih tinggi daripada pesaing mereka.
Kuncinya adalah menyesuaikan atau melebihi harapan mutu jasa pelanggan. Harapan mereka
merupakan hasil dari pengalaman mereka, kata-kata orang dan iklan perusahaan jasa.
Konsumen memilih penyedia jasa atas dasar ini dan setelah menerima jasa, mereka
membandingkan pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang dikehendaki. Jika
pelayanan yang dirasakan berada di bawah pelayanan yang diharapkan, konsumen akan
kehilangan kepercayaan kepada penyedia jasa tersebut. Jika pelayanan yang dirasakan sesuai
dengan mutu yang dikehendaki, mereka akan menggunakan lagi penyedia
jasa tersebut.Oleh karenanya, penyedia jasa harus mengidentifikasi keinginan konsumen
sasaran dalam hal mutu pelayanan agar dapat mendesain layanan yang efektif. Hal ini tidak
berarti bahwa penyedia jasa akan dapat menyesuaikan kehendak konsumen. Penyedia jasa
menghadapi pilihan antara kepuasan konsumen dan keuntungan perusahaan. Yang penting
adalah bahwa penyedia jasa dengan jelas menentukan dan mengkomunikasikan tingkat
pelayanan yang akan diketengahkan , sehingga para pegawai tahu apa yang harus mereka
lakukan dan konsumen yang tertarik mengetahui apa yang akan mereka dapatkan.
Konsumen akan puas apabila mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, kapan
mereka menginginkannya, dimana dan mengapa mereka menginginkannya. Selain itu perlu
juga untuk meneliti kriteria konsumen khusus untuk berbagai pelayanan khusus.
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry memformulasikan sebuah model mutu pelayanan yang
menyorot persyaratan persyaratan utama agar dapat menyajikan mutu layanan yang
dikehendaki. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini, mengidentifikasi lima
kesenjangan (Ks.) yang mnyebebkan penyajian layanan yang tidak berhasil.
1. 1. Kesenjangan Antara Harapan Konsumen dan Pandangan
Manajemen, (Ks.1):Manajemen tidak selalu merasakan dengan tepat apa yang
diinginkan oleh konsumen atau bagaimana penilaian konsumen terhadap komponen
pelayanan. Jadi seorang administrator sebuah hotel menganggap bahwa konsumen
menilai mutu pelayanan dari mutu kenyamanan kamar yang disewakan, sementara tamu
lebih menaruh perhatian pada cepat tanggapnya para penyaji pelayanan.
2. 2. Kesenjangan Antara Pandangan Manajemen dan Spesifikasi Mutu
Pelayanan (Ks.2): Manajemen mungkin tidak menetapkan standar mutu yang jelas atau
hal itu mungkin jelas tetapi tidak realistis; atau ia mungkin jelas dan realistis tetapi
manajemen tidak berusaha keras untuk memperkuat tingkat mutu layanan ini.. Misalnya,
manajemen perusahaan hotel atau sebuah Agen Perjalanan mungkin ingin telepon-
telepon untuk dijawab dalam waktu sepuluh detik dari deringan awalnya tetapi tidak
menyediakan operator yang cukup baik serta tidak berbuat banyak terhadap tingkat
pelayanan yang jatuh di bawah standar.
3. 3. Kesenjangan Antara Spesifikasi Mutu Pelayanan dan Sajian
Pelayanan (Ks.3): Banyak faktor yang mempengaruhi sajian pelayanan. Persoalannya
mungkin karyawan yang kurang terlatih atau bekerja terlalu banyak. Kondisi mental
mereka mungkin rendah. Mungkin terdapat peralatan yang rusak. Mereka yang
menangani pelaksanaan harga menekankan faktor efisiensi, dan kadangkala hal ini tidak
searah dengan kepuasan konsumen. Bayangkan tekanan-tekanan yang saling silang atas
Receptionist yang diberitahu oleh pimpinan departemennya untuk bekerja cepat dan oleh
departemen pemasaran untuk berlaku sopan dan ramah terhadap setiap konsumen.
4. 4. Kesenjangan Antara Penyajian Pelayanan dan Komunikasi
Eksternal. (Ks.4) : Kehendak konsumen dipengaruhi oleh janji-janji yang dibuat oleh
komunikasi penyedia jasa. Jika sebuah brosur hotel peristirahatan menunjukkan
ruangan yang indah tetapi tamu datang dan menjumpai ruangan yang terlihat murah dan
jembel, maka kesalahan yang ada pada keinginan tersebut disebabkan oleh komunikasi
eksternal.
5. 5. Kesenjangan Antara Pelayanan Yang Dirasakan dan pelayanan yang
Diharapkan (Ks.5): Kesenjangan ini muncul ketika satu atau lebih kesenjangan-
kesenjangan sebelumnya terjadi. Menjadi jelas mengapa penyedia jasa mengalami
kesulitan menyajikan mutu pelayanan yang dikehendaki.
Secara skematis model tersebut dapat dilihat pada tampilan berikut ini :
Pada dasarnya konsumen menggunakan kriteria yang sama apapun jasanya untuk
menyatakan bahwa jasa itu bermutu.. Kriteria tersebut sebagai berikut ;
1. Akses : Jasa tersebut mudah di dapatkan pada tempat-tempat, waktu yang tepat tanpa
menunggu.
2. Komunikasi: Jasa tersebut dijelaskan dengan tepat dalam bahasa konsumen.
3. Kompetensi : Para pegawai memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan.
4. Kesopanan : Para pegawai harus ramah, cepat tanggap dan tenang.
5. Kredibilitas : Perusahaan dan pegawai dapat dipercaya dan mempunyai tempat di
hati konsumen.
6. Keandalan : jasa yang diberikan secara konsisten dan tepat.
7. Responsif : Pelayanan atau respons karyawan yang cepat dan kreatif terhadap
permintaan atau permasalahan yang dihadapi konsumen.
8. Keamanan : Jasa yang diberikan bebas dari bahaya, resiko dan keraguan.
9. Nyata : Bagian-bagian dari jasa yang berbentuk fisik benar-benar mencerminkan
kualitas jasa tersebut.
10. Memahami Konsumen : Karyawan benar-benar membuat usaha untuk memahami
kebutuhan konsumen dan memberikan perhatian secara individual.
BAB IV
JASA PELAYANAN PARIWISATA
Pertanyaan mendasar adalah mengapa kita mempelajari dan melaksanakan pelayanan prima
kepada wisatawan begitu besar dampak pariwisata dalam perekonomian global itu, maka
diantara orang orang yang akan bekerja disektor ini dan diperkirakan jumlahnya lebih dari 10,
6% dari seluruh angkatan kerja dunia.
Inilah agaknya semua sector dibidang pariwisata wajib meningkatkan pelayanan agar
target menggiurkan tersebut dapat tercapai. Beberapa kasus terjadi di beberapa perusahaan
baik di Hotel maupun Jasa –jasa pelayanan seperti biro perjalanan, rumah sakit-rumah sakit
dan lain-lain, menyebabkan manajemen perusahaan tersebut melaksanakan program
‘manajemen pelayanan pelanggan’ ( Customer Care Management/CCM) melakukan kegiatan
antara lain:
1. Manajemen diminta memberikan komitmennya mendukung, terlibat dan ikut
melaksanakan program peningkatan mutu pelayanannya.
2. Semua karyawan dari jajaran terendah sampai tingkat tertinggi, harus terlibat
langsung memberikan pelayanannya.
3. Perhatian dan focus yang sama harus diberikan kepada karyawan sebagai internal
customer dan tamu-tamu atau pelanggan sebagai external customer.
4. Setiap prestasi karyawan harus diakui dan dihargai – reward system.
5. Standard pelayanan harus dibakukan dan ditinjau secara periodik sesuai kebutuhan
dan tuntutan tamu-tamu.
6. Program ini harus diupayakan untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan,
mengkomunikasikan dan membudayakan serta memberdayakan agar segala upaya
selalu berorientasi kepada pelanggan – customer oriented.
7. Menetapkan alat pengukur keberhasilan program pelayanan, menciptakan dan
mengembangkan bentuk pelayanan yang unik. (misalnya: Magic Service, peningkatan
kepekaan rasa/feeling so good).
Usaha Pelayanan Perjalanan Wisata bernuansa Hospitality Industry, dimana Hospitality
Industry mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Smiling cost nothing but everything
2. Needs and wants
3. Perishable
4. Creative
5. Patronage
6. Competitive
7. Guest Satisfaction
Agar wisatawan semakin banyak datang ke suatu tempat destinasi, sedikit banyak
tergantung pada hal-hal sebagai berikut ;
1. Adanya kemudahan yang di dapat atas sarana-sarana keseluruhan wilayah yang
dikehendaki.
2. Sarana yang dimaksud adalah sarana transportasi, akomodasi dan fasilitas rekreasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
3. Tersedianya informasi-informasi yang mudah diperoleh dengan Cuma-Cuma.
4. Mudah didapat jenis makanan dan minuman sesuai selera (makanan local, nasional
maupun makanan baku sesuai kebiasaan dinegaranya)
5. Tersedianya atraksi wisata, cenderamata yang khas.
A. Jasa Pemandu Wisata, penerjemah & Hostess
Seseorang dalam perjalanan/berwisata khususnya ke luar negeri atau ketempat yang belum
pernah dikunjungi , akan memerlukan hal-hal sebagai berikut :
1. Seorang yang dapat menemui atau menjemputnya di Bandara atau di dermaga.
2. Seseorang yang dapat menemaninya untuk mengantarkannya mendapatkan hotel atau
kemanapun yang diingininya.
3. Seseorang sebagai teman atau pramu wisata yang dapat mengantarkannya ke kantor-
kantor yang hendak dikunjungi, ketempat-tempat belanja, ke tempat-tempat rekreasi dan
lain sebagainya.
4. Seseorang yang dapat mendampinginya dan mengantar ke obyek-obyek wisata yang
akan di lihatnya.
5. Seseorang yang dapat mengantarkannya ke airport, pelabuhan, stasiun kereta api,
terminal pada saat akan berangkat menuju ke negara semula.
Perlukah Penerjemah?
Dimaksud dengan penerjemah adalah seseorang yang dapat mengalihbahasakan secara lisan
dari satu bahasa ke bahasa lain.
Di samping seorang penerjemah dikenal pula sosok seseorang yang dikenal dalam dunia
pelayanan di Biro-biro Perjalanan wisata yang di sebut dengan host atau hostess, dalam
artian petugas ini bertugas sesuai sifat gentlemennya kalau pria, memberikan ucapan
‘selamat datang’ atas kedatangan tamu-tamu di airport atau pelabuhan samudera, sampai pada
acara mengantarnya saat pemberangkatan kembali ke negaranya.
Pemandu wisata sekaligus enterpreter atau berfungsi pula sebagai hostess adalah
orang/orang yang pertama berjumpa dengan tamu-tamu atau wisatawan di airport maupun
sea-port. Oleh karena itu orangnya haruslah memberikan kesan pertama yang exellent, (dan
kesan pertama ini tidak mungkin diulang atau terbuka kesempatan kedua dst – you are never
a get second chance to make the first impression), tugasnya antara lain:
1. Memberikan ucapan selamat datang (atas nama perusahaan, daerah atau bahkan atas
nama negara tetapi setidak-tidaknya atas nama diri sendiri). Kepada tamu-tamu yang
perjalanannya diatur oleh Biro perjalanan Wisata yang bersangkutan.
2. Membantu tamu dalam pengurusan yang berhubungan dengan instansi-instansi, bea
cukai, karantina dsb.
3. Memberikan informasi dalam bahasa si tamu/wisatawan yang diantarnya.
4. Menemai tamu/wisatawan sesuai program kunjungan (itinerary) yang telah
disepakatinya.
Petugas tersebut inilah orang-orang pertama yang berjumpa dengan tamu, maka oleh
karena itu hendaknya dipilih sosok yang physical appearance maupun attitude benar-benar
prima :
1. memiliki wajah dan penampilan menarik-good appearance, extrovert, menguasai
bahasa si tamu dan komunikatif.
2. Dapat bekerja sendiri tanpa bimbingan orang lain, maupun kerja team.
3. Mempunyai pembawaan supel dan ramah, mampu mengambil keputusan cepat dan
tepat.
4. Menggunakan pakaian sesuai dengan waktu, memahami produk yang dijualnya
(menguasai product knowledge)
Untuk dapat memenuhi harapan dan memperoleh petugas yang diharapkan, pemerintah
sebagai penanggungjawab bidang pelayanan wisata menetapkan persyaratan antara lain :
pada Surat keputusan menteri pariwisataKM 82/PW.102/MPPT-88, tertanggal 17 September
1988.
Pada pasal 2 bab II SK ini mengatur tentang penggolongan pramuwisata sebagai berikut :
1. Pramuwisata Muda, yaitu pramuwisata yang bertugas di wilayah daerah Tingkat II
dan wilayah daerah tingkat I tempat sertifikat keahliannya diberikan.
2. Pramuwisata madya, yaitu pramuwisata yang bertugas dan beroperasi dalam wilayah
daerah Tingkat I tempat sertifikat keahliannya diberikan.
Untuk masing-masing penggolongan pramuwisata muda dan pramuwisata madya, telah
ditetapkan persyaratannya masing-masing. Penetapan persyaratan itu tercantum pada pasal 8
bab III syarat untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata sebagai berikut:
1. Memiliki sertifikat sebagai hasil kursus dan ujian serta memiliki tanda pengenal
sebagai izin operasional
2. Materi ujian, bentuk sertifikat dan tanda pengenal (badge) pramuwisata dan pengatur
wisata ditetapkan oleh dirjen pariwisata.
3. Sertifikat dan bagde pramuwisata dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
atau pejabat lain yang ditunjuk.
4. Sertifikat dan tanda pengenal (badge pengatur wisata dikeluarkan oleh Direktur
Jenderal Pariwisata atau pejabat lain yang ditunjuk.
5. Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan :
a. Warga negara Indonesia.
b. Umur serendah-rendahnya 25 tahun
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar.
d. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan dalam memimpin dan mengatur
perjalanan wisata..
e. Memiliki sertifikat Pramuwisata Madya atau telah berpengalaman dibidang
pramuwisata selama lima tahun.
f. Mempunyai pengalaman dan menguasai secara mendalam, menjelaskan
mengenai ilmu bumi, pariwisata, kependudukan, pemerintahan dan sejarah serta
kebudayaan maupun atraksi pariwisata daerah tujuan wisata (utama) di seluruh
Indonesia.
g. Pendidikan umum minimal SLTA.
B. Tugas dan Kwajiban Pramuwisata
Dalam pasal 3 ayat1 tugas pramuwisata disebutkan sebagai berikut :
1. Mengatur wisatawan baik rombongan maupun perseorangan yang mengadakan
perjalanan dengan transportasi yang tersedia.
2. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan obyek wisata serta memberi
penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas
wisatawan lainnya.
3. Memberi petunjuk tentang obyek wisata.
4. Membantu mengurus tentang barang bawaan wisatawan.
5. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapat kecelakaan, kehilangan
dan nasib lainnya.
Dalam pasal 11 disebut kewajiban pramuwisata dan pengatur wisata:
1. Pramuwisata berkuajiban melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada
Gubernur Kepala daerah Tingkat I dan tembusannya dikirim kepada Biro Perjalanan
umum yang menugaskannya.
2. Pengatur Wisata berkuajiban membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya
sebagai bahan laporan kegiatan usaha (LKU) Biro perjalanan Umum yang bersangkutan.
C. Sikap Memberi Pelayanan
Bahwasanya usaha sector ini ternyata berbasis pelayanan, maka sikap pelayanan yang
professional merupakan keharusan bagi mereka yang terlibat, dimulai dari tingkat basic
sampai ke level Chief Executive Officer/CEO-nya.
1. Kenyataan bahwa hingga saat ini masih banyak keluhan tentang mutu pelayanan oleh
petugas-petugas lapangan yang dapat membuat citra pariwisata kita terkesan kurang
baik.
2. Wisatawan sekarang mempunyai banyak pilihan negara tujuan dan antar negara
tujuan wisata, terjadi kompetisi untuk memperebutkan porsi yang yang tidak besar ini.
3. Wisatawan selalu berprinsip, ‘melihat’ atau ‘menyaksikan’ sebanyak-banyaknya
dengan waktu kunjungan dan pengeluaran sekecil-kecilnya.
Kualitas pelayanan walaupun sangat relatif namun dalam menampilkan pelayanan kepada
wisatawan yang sifatnya silih berganti, maka kualitas yang diharapkan sebenarnya tidak lain
adalah sikap, kemampuan dan tingkah laku (behavior) kita sendiri dalam memberikan
pelayanan, mencakup unsure-unsur sbb:
1. Mempunyai perhatian terhadap orang lain/tamu – Have interest to other people.
2. Memiliki kepribadian yang menyenangkan – Pleasant personality.
3. penampilan yang meyakinkan – Smart Appearance
4. Berakal budi – Common Sense.
5. Memiliki rasa humor – Sense of Humor
6. Suka membantu dan berlaku sopan santun – Helpfulness & polite Manners
7. Bertindak efisien dan cermat dalam melakukan pekerjaan.
8. mempunyai ketrampilan dan professional
9. mengerti masalah yang dihadapi.
10. bersikap bersahabat.
11. Bersikap sabar dan dapat dipercaya – Confidence
12. Tulus hati – Integrity
A. >>> HOTEL COURTESY (Sopan-santun dalam hotel) <<<
Adalah saat penilaian dimana tamu berinterkasi dengan orang atau fasilitas di Hotel dan
menilai apakah perusahaan ini bermutu atau tidak atau suatu saat penilaian yang menentukan
apakah karyawan tersebut benar-benar "Customer Oriented" dan mengutamakan kepuasan
pelanggan atau tidak.
MOI=MOMENT OF IMPACT
Adalah semua kejadian / titik interaksi ketika anggota perusahaan melakukan sesuatu yang
lebih, inovatif, melakukan sesuatu yang di luar dugaan pelanggan, kemudian pelanggan
memberikan apresiasinya......dan akan terus diingat oleh pelanggan/customer.
Melalui MOI ini dalam setiap pelayanan yang berkualitas , melakukan sesuatu yang berbeda
dan berusaha melebihi harapan pelanggan akan menciptakan POWERFUL IMPACT.
Employee Promise : Sebagai Asset dan
kebersamaan. 7 Core Value :
1. Kepedulian.
2. Bertanggung- jawab.
3. Persaudaraan.
4. Profitabilitas/Keuntungan.
5. Team work.
6. Capable/Kemampuan dan.
7. Penciptaan.
Operating Value :
1. Profesionalisme.
2. Potensi.
3. Responsibility.
4. Inovasi.
5. Excellence Service.
Contoh-Contoh Moment Of Truth :
1. Tamu membaca brosur hotel.
2. Tamu menelepon untuk membuat pemesanan kamar.
3. Tamu diantar ke kamar.
4. Tamu Memesan wake-up call.
5. Waiter mengambil pesanan tamu.
6. Tamu menelpon laundry untuk minta "Express Service"
7. Tamu meminta billsnya.
8. Engineering memperbaiki AC di kamr tamu.
9. Tamu lupa membawa raket tenis.
10. Tamu Melaporkan kehilangan uang di kamar.
11. Tamu melihat kecoa di kamarnya.
12. Tamu memesan perawatan tubuh di spa.
13. Tamu ingin menukar uang.
14. Tamu memesan mobil untuk tour keliling.
15.Tamu melaporkan kepada GRO bahwa anaknya sedang sakit.
16. Duty Manager menerima tlepon dari tamu.
17. TV di Kamar Tamu kurang terang.
18. Tamu berenang di kolam.
20. Tamu meminta petugas FO untuk merekonfirmasikan tiketnya dll.
Konsep Pelayanan :
" Love all-all serve " (Mencintai semuanya dan semua yang dicintai harus dilayani.)
" a spirit to achieve guest delight" (Kekuatan untuk sukses menjadi keinginan Tamu)