Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Lipur Riyantiningtyas Budi Setyowati, SH., Sp.FM(K)
RS BETHESDA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
I. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. T
• Pekerjaan : Petani
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Nyeri pada lutut kanan, punggung kaki kanan , pinggang, dan kepala area
temporal
Pada 15 September 2020 pukul 09.00 WIB ditemukan pasien jatuh didalam
selokan dengan dugaan arit yang dibawa pasien tertancap pada area tibiofemoral dekstra.
Pasien tiba di RS diantar oleh masyarakat sekitar tempat kejadian. Pasien merasakan nyeri
pada lutut kanan, punggung kaki kanan, pinggang kiri dan kepala sisi kanan. Pasien tiba di
i. Hipertensi : (-)
g.Gaya Hidup
c. GCS : E4V5M6
d. Tanda Vital :
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit
Skala Nyeri :6
Asesmen Nyeri :
Status Lokalis : Terdapat luka robek pada area temporal sisi dextra dan
dorsal pedis serta luka lecet geser pada abdomen sisi lateral sinistra. Luka bacok dapat
Pada regio fasialis bagian temporal sebelah kanan terdapat luka robek
sepanjang lima sentimeter berjarak dua sentimeter diatas garis alis dan
empat sentimeter ke arah medial diukur dari helix auricula dextra. Ciri luka
adalah luka robek dengan arah menuju distal, eritem dengan perdarahan
aktif, berbatas tegas, lesi lonjong berjumlah tunggal dengan ukuran lima
sentimeter
Pada pinggang sebelah kiri pasien terdapat luka lecet. Lokasi luka berada
pada daerah lateral abdomen bagian sinistra dengan jarak tujuh sentimeter
dari lekukan thoracic vertebrae. Ciri luka adalah luka lecet geser dengan
distal, luka bewarna eritem dengan perdarahan, berbatas tidak tegas, lesi
membentuk celah. Posisi luka berada diatas patella. Luka merupakan luka
berjumlah tunggal dengan ukuran sepanjang 8,5 sentimeter dengan lebar 1,5
senteimeter.
Kesimpulan : Didapatkan luka bacok pada area lutut kanan akibat tertusuk
arit
Pada dorsalis pedis dextra terdapat dua luka robek dengan ukuran 0,5
V. PERASAAN
Penulis merasa bahwa kejadian yang menimpa Tn. T adalah kejadian yang
seharusnya dapat diminimalkan. Sebagai seorang calon tenaga kesehatan, penulis merasa
ingin merawat korban hingga sembuh dan mendokumentasikan serta mencatat kronologi
kejadian yang menimpa Tn. T agar kejadian ini dapat menjadi edukasi bagi pekerja lain
nya.
VI. EVALUASI
Melalui refleksi kasus hidup ini, penulis belajar mengenali dan mendeskripsikan
luka pada korban hidup. Penulis merasa bahwa pada setiap luka terdapat cerita yang dapat
1. Anamnesis tidak dapat dilakukan secara langsung sehingga terdapat data yang
tidak tergali.
2. Tidak dapat melakukan pemeriksaan secara langsung sehingga pemeriksaan
VII. ANALISIS
Trauma dalam bahasa Yunani memiliki makna yakni luka. Dalam ilmu forensik
terdapat cabang ilmu yang disebut Traumatologi yang terdiri dari kata trauma (luka) dan
logos (ilmu) maka bila didefinisikan traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai bentuk kekerasan yang kelainannya
terjadi pada tubuh karena terjadi diskontinuitas jaringan sehingga menimbulkan jejas.
trauma fisik dan trauma kimiawi. Trauma mekanik dapat disebabkan oleh benda tumpul,
benda tajam maupun senjata api. Trauma fisik dapat diakibatkan karena suhu, tersengat
listrik dan tersambar petir. Trauma kimia dapat diakibatkan oleh zat-zat kimia.
Berdasarkan kasus trauma yang dialami oleh Tn. T tergolong dalam trauma
mekanik karena benda tumpul maupun karena benda tajam. Penentuan luka diakibatkan
Maka berdasarkan luka yang dialami pasien terdapat tiga bagian luka yang
memenuhi kriteria bentuk luka tumpul yakni pada area kepala sebelah temporal pasien,
pinggang kiri pasien dan punggung kaki sebelah kanan pasien. Sedangkan luka tajam
persentuhan tubuh dengan benda yang memiliki sisi tajam. Benda yang memiliki sisi
tajam di antaranya pisau dapur, silet, pedang, clurit, pecahan kaca dan pada kasus Tn. T
benda tajam terdekat yang dapat ditemukan adalah arit yang digunakan pasien untuk
1. Tepi rata
Luka tajam dapat dibedakan menjadi luka tajam, luka iris dan luka bacok.
Berdasarkan kriteria tersebut luka yang dialami oleh Tn. T pada area
Trauma tumpul adalah mekanisme perlukaan yang terjadi diakibatkan oleh benda
tumpul. Definisi dari benda tumpul sendiri adalah benda yang tidak bermata tajam,
memiliki konsistensi keras atau kenyal serta memiliki permukaan halus atau rata (Idries,
2007)
Pembagian trauma akibat benda tumpul dapat dibedakan menjadi luka lecet, luka
memar dan luka robek. Luka lecet sendiri terbagi menjadi luka lecet gores, luka lecet
Luka lecet adalah luka superfisial yang permukaannya terbatas hanya pada lapisan
epidermis. Penyebab terjadinya luka lecet adalah epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya karena terjatuh di
permukaan aspal atau area dengan semen yang tidak diratakan. Karakteristik luka lecet
diantaranya :
Luka lecet gores adalah luka lecet yang diakibatkan oleh benda
dengan permukaan runcing yang menggeser lapisan epidermis sehingga lapisan epidermis
Luka lecet tekan adalah luka lecet akibat penekanan benda tumpul
pada kulit sehingga ditemukan pemadatan jaringan. Contoh dari peristiwa yang
menyebabkan luka lecet ini adalah luka lecet karena tertindih roda ban atau barang berat.
Luka lecet serut adalah luka lecet gores yang luas luka nya lebih
lebih lebar
Luka lecet geser adalah luka akibat jenis luka akibat tekanan yang
menghasilkan gerakan bergeser seperti pada kasus kecelakaan dan tergeser oleh aspal.
Berdasarkan kasus Tn. T didapatkan ciri luka lecet geser pada area pinggang dan
punggung kaki yang menjadi penanda bahwa kejadian trauma Tn. T tidak spontan namun sempat
Luka memar adalah suatu luka akibat penggumpalan darah dalam jaringan
yang terjadi dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda
tumpul. Smith & Fiddes membedakan usia luka memar berdasarkan kriteria warna
berikut :
7.4.3 Luka Robek
Menurut Price luka robek adalah luka akibat benturan benda tumpul,
dengan ciri tepi luka tidak rata dan terdapat perdarahan. Akibat terjadinya luka robek
adalah terdapat gangguan kontinuitas jaringan sehingga jaringan yang awalnya bersatu
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat luka robek pada Tn. T pada area temporal
Dalam menganalisa motif terjadinya luka dapat diketahui sifat luka berdasarkan
karakteristik luka yang terdiri dari lokasi, jumlah dan percobaan korban untuk
percobaan bunuh diri dengan benda tajam maka bagian tubuh yang diberikan luka
setidaknya adalah daerah yang dapat memicu perdarahan masif seperti arteri karotis dan
arteri radialis. Bila pasien menggunakan tangan kanan dan hendak melakukan bunuh diri
dengan memotong arteri karotis maka bentuk irisan akan dimulai dari bawah telinga
sebelah kiri dan menyusuri leher hingga dagu sebelah kanan dan bila pasien adalah seorang
pengguna tangan kanan kiri dari lahir maka akan mengarahkan luka sayat sebaliknya.
Luka pada seseorang yang hendak melakukan bunuh diri biasanya juga lebih dari
satu sebagai bentuk percobaan untuk mengakhiri hidup. Luka dengan jumlah lebih dari satu
juga dapat ditemui pada kasus pembunuhan. Namun perbedaan dapat ditemukan berdasar
lokasi penusukan. Penusukan pada kasus percobaan pembunuhan biasanya lebih acak dan
terdapat luka pada tangan sebagai upaya-upaya korban untuk menangkis. Maka untuk
menentukan motif trauma pada korban perlu diketahui sifat luka sebagai berikut :
Pada Tn. T dapat ditemukan satu luka senjata tajam dan tiga luka akibat benda
tumpul. Luka senjata tajam pada Tn. T merupakan luka bacok dan berada pada lutut
Tn. T. Berdasar lokasi luka tersebut, lutut bukanlah daerah yang lazim untuk
digunakan seseorang melakukan percobaan bunuh diri. Luka tajam pun hanya
ditemukan satu sedangkan luka sekunder yang dapat ditemukan merupakan luka akibat
benda tumpul dan bukan pada area yang lazim untuk menangkis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa luka pada Tn. T bukanlah luka akibat percobaan pembunuhan
Bila ditemukan bukti bahwa pasien terluka akibat suatu penganiayaan maka
secara hukum luka tersebut dapat dinilai berdasarkan 3 derajat klasifikasi yakni :
1. Luka ringan
2. Luka sedang
Luka yang tidak memenuhi kriteria luka ringan dan luka berat termasuk
luka sedang
3. Luka berat
Pasal 90 KUHP :
Luka yang memenuhi setidaknya salah satu dari kriteria dibawah ini :
- Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali
pekerjaan/ pencarian
derajat luka berdasarkan KUHP sebab derajat luka menurut KUHP merupakan istilah
Hukum. Sehingga kegunaan istilah derajat luka ini bertujuan untuk membantu penegak
VIII. KESIMPULAN
Pada kasus ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap Tn.T seorang laki – laki
berprofesi sebagai petain. Pada temuan ditemukan satu luka bacok, dua luka robek dan
satu luka lecet geser. Berdasarkan perlukaan yang didapatkan pasien merupakan korban
kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Afanie I, Nirmalasari N, Arzial MH. 2017. Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal.
Edisi Pertama. Jakarta: Rajawali Pers
Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta:
Binarupa Aksara
Kusuma SE, Solichn S, Mutahal, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Surabaya: FK UNAIR; 2007
Ridley John. Kecelakaan dalam Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Ed.3.
Jakarta: Erlangga. 2007. h. 113-8.