Askep Anemia c4
Askep Anemia c4
K
DENGAN DIAGNOSA ANEMIA DI RUANGAN IRINA D BAWAH
RSUP PROF.DR. R.D KANDOU MANADO
DISUSUN OLEH:
A. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Price & Wilson,2006).
Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak
mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur atau penghancuran sel darah
merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan
nutrisi, faktor keturunan, dan penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia yang
terbanyak di seluruh dunia.
B. Etiologi
a) Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
b) Perdarahan
c) Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
d) Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a) Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
b) Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
c) Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
d) Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
e) Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
f) Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
g) Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan
anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
h) Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (mis., berkurangnya eritropoesis)
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi), terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini,
bilirubin, yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma. (Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar di atas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sklera.)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2002)
D. Klasifikasi Anemia
a) Anemia Aplastik
Kompleks gejala anemia aplastik disebabkan oleh derajat pansitopenia. Tanda-tanda dan
gejala-gejala meliputi anemia, disertahi kelelahan, kelemahan, dan napas pendek saat latihan
fisik. Tanda-tanda dan gejala-gejala lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel-sel
darah putih. Defisiensi trombosit dapat menyebabkan (1) ekimosis dan petekie (perdarahan di
dalam kulit), (2) epistaksis (perdarahan hidung), (3) perdarahan saluran cerna, (4) perdarahan
saluran kemih dan kelamin, (5) perdarahan siste saraf pusat. Defisiensi sel darah putih
meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi, termasuk infeksi bakteri,virus, dan jamur.
Aplasia berat disertai penurunan (kurang dari 1%) atau tidak adanya retikulosit, jumlah
granulosit kurang dari 500/mm3 dan jumlah trombosit kurang dari 20.000 menyebabkan
kematian akibat infeksi dan/atau perdarahan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
Sepsis merupakan penyebab tersering kematian.
Fokus utama pengobatan adalah perawatan suportif sampai penyembuhan sumsum tulang.
Karena infeksi dan perdarahan merupakan penyebab utama kematian, maka pencegahan
merupakan hal yang penting. Faktor-faktor pertumbuhan seperti G-CSF dapat digunakan
untuk meningkatkan jumlah neutrofil dan mencegah atau meminimalkan infeksi. Tindakan
pencegahan sebaiknya meliputi lingkungan yang dilindungi dan higiene keseluruhan yang
baik. Pada perdarahan atau infeksi, penggunaan yang bijaksana terapi komponen darah (sel-
sel darah merah dan trombosit) serta antibotik menjadi penting.
Pada individu muda dengan anemia aplastik berat yang sekunder akibat kerusakan sel induk,
diindikasikan untuk melakukan transplantasi sel induk alogenik dengan donor yang cocok
(saudara kandung dengan histocompatible leukocyte antigens [HLA] manusia yang cocok).
Angka keberhasilan secara keseluruhan melebihi 80% pada pasien-pasien yang sebelumnya
tidak ditransfusi. Pada pasien-pasien yang lebih tua dengan anemia aplastik atau pada kasus
yang diyakini dimediasi secara imunologis, antibodi yang mengandung-globulin antihimosit
(ATG) terhadap sel-sel T digunakan bersama dengan kortikosteroid dan siklosporin memberi
manfaat pada 50% hingga 60% pasien. Respon sangat diharapkan dalam waktu 4 hinggan 12
minggu. Secara umum, respons ini parsial tetapi cukup tinggi untuk meningkatkan
perlindungan pada pasien-pasien dan memungkinkan kehidupan yang lebih nyaman.
c) Anemia Megaloblastik
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini,
bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat
pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang
tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke
atau serangan jantung (Sjaifoellah, 1998).
F. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan
mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi
saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,
anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah,
1998).
Genogram
Keterangan :
: Pasien
: Meninggal
: Laki-Laki
: Perempuan
A. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum klien : sedang
B. Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
1. Suhu : 36,1
2. Nadi : 112
3. Pernafasan : 16
4. Tekanan darah : 110/70
C. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
1. Kepala
Rambut hitam tebal tidak berkutu dan bersih
2. Matakonjungtiva anemis,mata tidak simetris,sclera ikterik,mata kabur
3. Hidung
Simetris, tidak ada sumbatan
4. Gigi dan Mulut
Gigi rapihdan bersih, mulut bersih mukosa bibir lembab
5. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar typoid
6. Dada
Inspeksi : pengembangan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor kedua lapang dada
Auskultasi : nafas terdengar gargling
7. Abdomen
Inspeksi :simetris , tida ada luka
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : terdengar peristaltic (+) 30x/menit
8. Genetalia
Terpasang kateter dan terdapat luka
9. Ekstremitas : edema combons ulkus dekubitus a/i sacrum gr. III
E. POLA GORDON
1. Pola Persepsi dan Manajamen Kesehatan
DS: Klien mengatakan mengatakan merasa lemas
DO: Klien tampak pucat dan lemas
2. Pola Nutrisi Metabolik
DS: Keluarga klien mengatakan bahwa klien susah untuk makan karena terus merasa
mual dan muntah,merasa kembung,dan nafsu makan menurun
DO: Klien tampak tidak menghabiskan makanannya,klien tampak tidak nafsu makan
3. Pola Eliminasi
DS: Keluarga klien mengatakan pada BAB dan BAK terjadi gangguan
DO: Pada BAB pasien feses pasien menjadi hitam seperti petis.konsistensi pekat.
Sedangkan pada BAK ,warna gelap dan konsistensi pekat.
4. Pola Aktivitas
Ds=Keluarga klien mengatakan pada setiap aktivitas klien dibantu keluarga
Do= Klien tampak dibantu ketika ingin mengubah posisi
5. Pola Istirahat dan Tidur
Ds: Klien mengatakan tidurnya tidak memiliki gangguan
Do: Klien hanya duduk dan tidur biasa tanpa ada gangguan
6. Pola Kognitif Perseptual
Klien dapat berkomunikasi dengan baik,klien menjawab pertanyaan dari perawat
dengan baik, dan keluarga klien mengerti tentang penyakit yang diderita
7. Pola Konsep Diri
DS: Klien mengatakan akan menerima keadaan dirinya
DO: Klien tampak tenang
ANALISA DATA
muntah,merasa kembung,dan
nafsu makan menurun
DO: Klien tampak tidak
menghabiskan
makanannya,klien tampak tidak
nafsu makan
Keterangan :
b/d :berhubungan dengan
d/d:dibuktikan dengan
sirkulasi
14.00
10.00-11.00
3. mengidentifikasi makanan yang disukai
IMPLEMENTASI
Hari ke-2 ( Mei 2021)
N Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
O
1 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan merasa
kekurangan volume cairan d/d nyeri 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda lemas
ekstermitas
vital
TD : 110/70 mmHg
O : pasien tampak tidak tenang
N : 96 x / menit
dan pucat
SB : 36,1 o C
R : 26 x/ menit
A : Masalah belum Teratasi
09.30-10.00 2. Mengidentifikasi resiko gangguan
P : Intervensi dilanjutkan
sirkulasi
14.00
10.00-11.00
3. mengidentifikasi makanan yang disukai
14.00