Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A.

K
DENGAN DIAGNOSA ANEMIA DI RUANGAN IRINA D BAWAH
RSUP PROF.DR. R.D KANDOU MANADO

CT: Moudy Lombogia


CI:

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALFRIDA A.PANTOW


NIM : 711440119041

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA Tn.P.M

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Price & Wilson,2006).
Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak
mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur atau penghancuran sel darah
merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan
nutrisi, faktor keturunan, dan penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia yang
terbanyak di seluruh dunia.

B. Etiologi
a) Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
b) Perdarahan
c) Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
d) Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a) Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
b) Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
c) Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
d) Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
e) Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
f) Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
g) Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan
anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
h) Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (mis., berkurangnya eritropoesis)
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi), terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini,
bilirubin, yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma. (Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar di atas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sklera.)
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2002)

D. Klasifikasi Anemia
a) Anemia Aplastik

Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan sel prekursor dalam sumsum


tulang dan penggantian sumsum tulang dengan lemak. Dapat terjadi secara kongenital,
idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-penyebab industri
atau virus. Individu dengan anemia aplastik mengalami pansitopenia (kekurangan semua
jenis sel-sel darah). Secara morfologis, sel darah merah terlihat normokromik, jumlah
retikulosit rendah atau tidak ada, dan biopsi sumsum tulang menunjukkan keadaan yang
disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggantian dengan jaringan lemak.
Pada sumsum tulang tidak dijumpai sel-sel abnormal. Anemia aplastik idiopatik diyakini
dimediasi secara imunologis, dengan T limfosit pasien menekan sel-sel induk hematopoietik.
Penyebab-penyebab sekunder anemia aplastik (sementara atau permanen) meliputi berikut
ini:
1. Lupus eritematosus sistemik yang berbasis autoimun
2. Agen antineoplastik atau sitotoksik
3. Terapi radiasi
4. Antibiotik tertentu
5. Berbagai obat seperti antikonvulsan, oat-obat tiroid, senyawa emas, dan
fenilbutazon
6. Zat-zat kimia seperti benzen, pelarut organik, dan insektisida (agen yang
diyakini merusak sumsum tulang secara langsung)
7. Penyakit-penyakit virus seperti mononukleosis infeksiosa dan human
immunodeficiency virus (HIV); anemia aplastik setelah hepatitis virus
terutama berat dan cenderung fatal.

Kompleks gejala anemia aplastik disebabkan oleh derajat pansitopenia. Tanda-tanda dan
gejala-gejala meliputi anemia, disertahi kelelahan, kelemahan, dan napas pendek saat latihan
fisik. Tanda-tanda dan gejala-gejala lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel-sel
darah putih. Defisiensi trombosit dapat menyebabkan (1) ekimosis dan petekie (perdarahan di
dalam kulit), (2) epistaksis (perdarahan hidung), (3) perdarahan saluran cerna, (4) perdarahan
saluran kemih dan kelamin, (5) perdarahan siste saraf pusat. Defisiensi sel darah putih
meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi, termasuk infeksi bakteri,virus, dan jamur.
Aplasia berat disertai penurunan (kurang dari 1%) atau tidak adanya retikulosit, jumlah
granulosit kurang dari 500/mm3 dan jumlah trombosit kurang dari 20.000 menyebabkan
kematian akibat infeksi dan/atau perdarahan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
Sepsis merupakan penyebab tersering kematian.
Fokus utama pengobatan adalah perawatan suportif sampai penyembuhan sumsum tulang.
Karena infeksi dan perdarahan merupakan penyebab utama kematian, maka pencegahan
merupakan hal yang penting. Faktor-faktor pertumbuhan seperti G-CSF dapat digunakan
untuk meningkatkan jumlah neutrofil dan mencegah atau meminimalkan infeksi. Tindakan
pencegahan sebaiknya meliputi lingkungan yang dilindungi dan higiene keseluruhan yang
baik. Pada perdarahan atau infeksi, penggunaan yang bijaksana terapi komponen darah (sel-
sel darah merah dan trombosit) serta antibotik menjadi penting.
Pada individu muda dengan anemia aplastik berat yang sekunder akibat kerusakan sel induk,
diindikasikan untuk melakukan transplantasi sel induk alogenik dengan donor yang cocok
(saudara kandung dengan histocompatible leukocyte antigens [HLA] manusia yang cocok).
Angka keberhasilan secara keseluruhan melebihi 80% pada pasien-pasien yang sebelumnya
tidak ditransfusi. Pada pasien-pasien yang lebih tua dengan anemia aplastik atau pada kasus
yang diyakini dimediasi secara imunologis, antibodi yang mengandung-globulin antihimosit
(ATG) terhadap sel-sel T digunakan bersama dengan kortikosteroid dan siklosporin memberi
manfaat pada 50% hingga 60% pasien. Respon sangat diharapkan dalam waktu 4 hinggan 12
minggu. Secara umum, respons ini parsial tetapi cukup tinggi untuk meningkatkan
perlindungan pada pasien-pasien dan memungkinkan kehidupan yang lebih nyaman.

b) Anemia Defisiensi Besi

Secara morfologis, keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik


hipokromik dengan penurunan kuantitatif sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan
penyebab utama anemia di dunia dan terutama sering dijumpai pada perempuan usia subur,
disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
selama kehamilan. Penyebab-penyebab lain defisiensi besi adalah; (1) asupan besi yang tidak
cukup, misal, pada bayi-bayi yang hanya diberi diet susu saja selama 12-24 bulan dan pada
individu-individu tertentu yang vegetarian ketat; (2) gangguan absorpsi setelah gastrektomi;
dan (3) kehilangan darah menetap, seperti pada perdarahan saluran cerna lambat akibat polip,
neoplasma, gastritis, varises esofagus, ingesti aspirin, dan hemoroid.

c) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik (sel darah merah besar) diklasifikasikan secara


morfologis sebagai anemia makrositik normokromik. Anemia megaloblastik sering
disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan gangguan sintesis
DNA, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti. Defisiensi-defisiensi ini dapat
sekunder akibat malnutrisi, defisiensi asam folat, malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik,
infestasi parasit, penyakit usus, dan keganasan, serta sebagai akibat agens-agens
kemoterapeutik. Pada individu dengan infeksi cacing pita yang disebabkan oleh ingesti ikan
segar yang terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan pejamunya untuk mendapat vitamin
B12 di dalam makanan yang diingesti, yang menyebabkan anemia megaloblastik.
d) Anemia Sel Sabit

Penyakit sel sabit adalah hemoglobinopati yang disebkan oleh kelainan


struktur homoglobin. Kelainan struktur terjadi pada fraksi globin di dalam molekul
hemoglobin. Globin tersusun dari dua pasang rantai polipeptida. Misalnya, Hb S berbeda dari
Hb A normal karena valin menggantikan asam glutamat pada salah satu rantai pasang
rantainya. Pada Hb C, lisin terdapatbanyak hemoglobin abnormal dengan berbagai derajat
gejala, bervariasi dari tidak ada sampai berat.

E. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini,
bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat
pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang
tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke
atau serangan jantung (Sjaifoellah, 1998).

F. Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan
mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi
saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,
anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah,
1998).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P.M DENGAN DIAGNOSA MEDIS


ANEMIA DIRUANGAN IRINA C4 BAWAH RSUP.PROF.DR.R.D.KANDOUW
A. Pengkajian
A. Biodata
1. Nama : Ny.A.K
2. Usia / tanggal lahir : 33/27-04-1988
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Girian Weru 1
5. Suku / bangsa : Minahasa/Indonesia
6. Status pernikahan : Menikah
7. Agama / keyakinan : Kristen Protestan
8. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
9. Diagnosa medik : Anemia
10. No. medical record : 740519
11. Tanggal masuk : 10-05-2021
12. Tanggal pengkajian : 11-05-2021
B. Penanggung jawab
1. Nama : Tn.J.M
2. Usia : 35 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Hubungan dengan klien : Suami
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa lemas
B. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
- Nyeri perut bawah
- Perdarahan dari jalan lahir
- Mual dan muntah
B. Riwayat kesehatan keluarga
- Asma
- Ginjal
- DM

C. Riwayat penyakit terdahulu


Klien mengatakan pasien tidak memiliki penyakit terdahulu

Genogram

Keterangan :

: Pasien

: Meninggal

: Laki-Laki

: Perempuan

A. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum klien : sedang
B. Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
1. Suhu : 36,1
2. Nadi : 112
3. Pernafasan : 16
4. Tekanan darah : 110/70
C. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
1. Kepala
Rambut hitam tebal tidak berkutu dan bersih
2. Matakonjungtiva anemis,mata tidak simetris,sclera ikterik,mata kabur
3. Hidung
Simetris, tidak ada sumbatan
4. Gigi dan Mulut
Gigi rapihdan bersih, mulut bersih mukosa bibir lembab
5. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar typoid
6. Dada
Inspeksi : pengembangan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor kedua lapang dada
Auskultasi : nafas terdengar gargling
7. Abdomen
Inspeksi :simetris , tida ada luka
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : terdengar peristaltic (+) 30x/menit
8. Genetalia
Terpasang kateter dan terdapat luka
9. Ekstremitas : edema combons ulkus dekubitus a/i sacrum gr. III

E. POLA GORDON
1. Pola Persepsi dan Manajamen Kesehatan
DS: Klien mengatakan mengatakan merasa lemas
DO: Klien tampak pucat dan lemas
2. Pola Nutrisi Metabolik
DS: Keluarga klien mengatakan bahwa klien susah untuk makan karena terus merasa
mual dan muntah,merasa kembung,dan nafsu makan menurun
DO: Klien tampak tidak menghabiskan makanannya,klien tampak tidak nafsu makan
3. Pola Eliminasi
DS: Keluarga klien mengatakan pada BAB dan BAK terjadi gangguan
DO: Pada BAB pasien feses pasien menjadi hitam seperti petis.konsistensi pekat.
Sedangkan pada BAK ,warna gelap dan konsistensi pekat.
4. Pola Aktivitas
Ds=Keluarga klien mengatakan pada setiap aktivitas klien dibantu keluarga
Do= Klien tampak dibantu ketika ingin mengubah posisi
5. Pola Istirahat dan Tidur
Ds: Klien mengatakan tidurnya tidak memiliki gangguan
Do: Klien hanya duduk dan tidur biasa tanpa ada gangguan
6. Pola Kognitif Perseptual
Klien dapat berkomunikasi dengan baik,klien menjawab pertanyaan dari perawat
dengan baik, dan keluarga klien mengerti tentang penyakit yang diderita
7. Pola Konsep Diri
DS: Klien mengatakan akan menerima keadaan dirinya
DO: Klien tampak tenang

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : klien mengatakan lemas -Kekurangan volume cairan Perfusi perifer tidak
DO : -penurunan konsentrasi efektif (D.0009)
- hemoglobin
a. TD : 110/70 mmHG -Kurang aktifitas fisik
b. N : 96 x / menit
c. SB : 36,1 o C
d. R : 26 x/ menit

- Nampak pucat dan lemas


- Pangkal lidah putih

2 DS:Kemampuan beraktifitas -kelemahan Intoleransi aktifitas


selama sakit harus di bantu -gaya hidup monoton (D.0058)
DO:Jika ingin makan atau
minum harus di bantu

3 DS:-Klien merasa kurang -Gangguan Tidur Keletihan (D.0057)


tenaga -Stress Berlebihan
-Klien mengeluh lelah -Depresi
DO:Klien butuh istirahat
4 DS: Keluarga klien mengatakan - Faktor psikologis Defisit Nutrisi
bahwa klien susah untuk makan - Ketidakmampuan menelan (D.0019)
karena terus merasa mual dan makanan

muntah,merasa kembung,dan
nafsu makan menurun
DO: Klien tampak tidak
menghabiskan
makanannya,klien tampak tidak
nafsu makan

-Diagnosa Keperawatan Menurut SDKI


1. (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d kekuranga volume cairan d/d nyeri
ekstermitas
2. (D.0056) Intoleransi aktifitas b/d tirah baring d/d mengeluh lelah
3. (D.0057) Keletihan b/d gangguan tidur d/d merasa energy tidak pulih walaupun sudah
tidur
4. (D.0019) Defisit Nutrisi b/d nafsu makan menurun d/d ketidakmampuan menelan
makanan

Keterangan :
 b/d :berhubungan dengan
 d/d:dibuktikan dengan

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak (L.02011) Perawatan Sirkulasi
Efektif b/d kekuranga volume
Perfusi Perifer (I.02079)
cairan d/d nyeri ekstermitas
Setelah dilakukan asuhan Observasi:
keperawatan 3x24 jam pada klien -identifikasi resiko
diharapkan perfusi perifer gangguan sirkulasi
menurun dengan kriteria hasil : -Monitor
1. Warna kulit pucat : 5 panas,kemerahan,nyeri atau
2. Kelemahan otot : 5 bengkak pada ekstremitas
Terapeutik:
-lakukan pencegahan infeksi
Edukasi :
-anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
-informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan.
2 (D.0056) (L.05047) Menejemen
Intoleransi aktifitas b/d tirah Toleransi Akititas energy(I.05178)
baring d/d mengeluh lelah
Setelah dilakukan asuhan Observasi:
keperawatan selama 3x24 jam -identifikasi gangguan
pada klien diharapkan intoleransi fungsi tubuh yang
aktivitas meningkat dengan mengakibatkan kelelahan
kriteria hasil: -monitor pola dan jam tidur
1.Keluhan lelah: 5 menurun -monitor lokasi dan
2.kemudahan dalam melakukan ketidaknyamanan selama
aktifitas sehari hari: 5 meningkat melakukan aktifitas
3.Perasaan lemah 5 menurun Terapeutik :
-sediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
mis kunjungan
-berikan aktifitas distraksi
yang menyenangkan
Edukasi :
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan.
3 (D.0057) (L.05046) Edukasi aktifitas/istirahat
Keletihan b/d gangguan tidur Tingkat keletihan (I.12362)
d/d merasa energy tidak pulih Setelah dilakukan asuhan Observasi:
walaupun sudah tidur
keperawatan selama 3x24 jam -identifikasi kesiapan dan
pada klien diharapkan tingkat kemampuan menerima
keletihan menurun dengan informasi
kriteria hasil: Terapeutik :
-kemampuan melakukan aktifitas -sediakan materi dan media
rutin: 5 meningkat pengaturan aktifitas dan
-Lesu: 5 menurun istirahat
-Pola istirahat: 5 membaik -berikan kesempatan pada
pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi :
-jelaskan pentingnya
melakukan aktifitas fisik
/olahraga secara rutin
-anjurkan menyusun jadwal
aktifitas dan istirahat
-ajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat mis kelelahan

4 Defisit Nutrisi (D.0019) b/d (L.03030) Manajemen Nutrisi


nafsu makan menurun d/d Status Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan menelan Setelah dilakukan asuhan Observasi
makan keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi status
pada klien diharapkan tingkat nutrisi
keletihan menurun dengan - Identifikasi makan
kriteria hasil: yang disukai
- porsi makan yang dihabiskan 3 - Monitor asupan
meningkat makanan
- kekuatan otot pengunyah 4 Terapeutik
meningkat - Lakukan oral
- kekuatan otot menelan 4 hygiene sebelum
meningkat makan
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk
IMPLEMENTASI

Hari ke-1 ( 11 Mei 2021)


N Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
O
1 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan merasa
kekurangan volume cairan d/d nyeri 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda lemah
ekstermitas
vital
O : pasien tampak lemas dan
TD : 110/70 mmHg
pucat
N : 96 x / menit
A : Masalah belum
SB : 36,1 o C
Teratasi
R : 26 x/ menit
P : Lanjutkan
09.30-10.00 2. Mengidentifikasi resiko gangguan Intervensi

sirkulasi

10.00-11.00 3. melakukan pencegahan infeksi

11.00-12.00 4. menganjurkan minum obatpengontrol


tekanan darah secara teratur.

12.30-13.00 5. menginformasikan tanda dan gejala


darurat yang harus dilaporkan.
13.00-14.00 Melakukan hand over
2 (D.0056) 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan merasa
Intoleransi aktifitas b/d tirah baring d/d 1. Mengobservasi TTV lemah
mengeluh lelah 08.00-08.30
TD : 110/70 mmHg O : pasien tampak lemas dan
N : 96 x / menit pucat
SB : 36,1 o C A : Masalah belum
R : 26 x/ menit Teratasi
P : Lanjutkan
08.30-09.00 2.mengidentifikasi gangguan fungsitubuh Intervensi
yang mengakibatkan kelelahan

09.00-10.00 3. memonitor pola dan jam tidur

4. memonitor lokasi dan ketidaknyamanan


10.00-11.00
selama melakukan aktifitas

5. menyediakan lingkungan nyaman dan


11.00-11.30
rendah stimulus mis kunjungan

11.30-12.00 6. memberikan aktifitas distraksi yang


menyenangkan
7.menganjurkan tirah baring
12.00-13.00 8.menganjurkan strategi koping untuk
13.00-13.30 mengurangi kelelahan
9. berkolaborasi dengan ahli gizi tentang

13.30-14.00 cara meningkatkan asuhan makanan.

Melakukan Hand Over

14.00

3 .(D.0057) 07.00-08.00 Melakukan hand over S : Pasien mengatakan merasa


Keletihan b/d gangguan tidur lemah
08.00-08.30 1. Mengobservasi TTV
d/d merasa energy tidak pulih walaupun O : pasien tampak lemas dan
TD : 110/70 mmHg
pucat
sudah tidur N : 96 x / menit
A : Masalah belum
SB : 36,1 o C
Teratasi
R : 26 x/ menit
P : Lanjutkan
08.30-09.00 Intervensi
2.mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi.

3. menyediakan materi dan media


09.00.09.30
pengaturan aktifitas dan istirahat.
4. memberikan kesempatan pada pasien
09.30-10.00 dan keluarga untuk bertanya .

5. menjelaskan pentingnya melakukan


10.00-11.00 aktifitas fisik /olahraga secara rutin.

6.menganjurkan menyusun jadwal aktifitas


11.00-12.30 dan istirahat.

7. mengajarkan cara mengidentifikasi

12.30-13.00 kebutuhan istirahat mis kelelahan.

8.mengajarkan cara mengidentifikasi target


13.00-13.40
dan jenis aktifitas sesuai kemampuan.

Melakukan hand over


13.40-14.00
4 Defisit Nutrisi (D.0019) b/d nafsu makan 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan tidak
menurun d/d ketidakmampuan menelan makan 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda nafsu makan
vital
O : pasien tampak lemas dan
TD : 110/70 mmHg
porsi makan tidak dihabiskan
N : 96 x / menit
A : Masalah belum
SB : 36,1 o C Teratasi
R : 26 x/ menit P : Lanjutkan
2. mengidentifikasi status nutrisi Intervensi
09.30-10.00

10.00-11.00
3. mengidentifikasi makanan yang disukai

11.00-12.00 4. memonitor asupan makanan

12.30-13.00 5. melakukan oral hygiene sebelum makan

13.00-14.00 6. menganjurkan posisi duduk

IMPLEMENTASI
Hari ke-2 ( Mei 2021)
N Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
O
1 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan merasa
kekurangan volume cairan d/d nyeri 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda lemas
ekstermitas
vital
TD : 110/70 mmHg
O : pasien tampak tidak tenang
N : 96 x / menit
dan pucat
SB : 36,1 o C
R : 26 x/ menit
A : Masalah belum Teratasi
09.30-10.00 2. Mengidentifikasi resiko gangguan
P : Intervensi dilanjutkan
sirkulasi

10.00-11.00 3. melakukan pencegahan infeksi

11.00-12.00 4. menganjurkan minum obat pengontrol


tekanan darah secara teratur.

12.30-13.00 5. menginformasikan tanda dan gejala


darurat yang harus dilaporkan.
13.00-14.00 Melakukan hand over
2 (D.0056) 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan merasa
Intoleransi aktifitas b/d tirah baring d/d 1. Mengobservasi TTV lemas
mengeluh lelah 08.00-08.30
TD : 110/70 mmHg
N : 96 x / menit O : pasien tampak tidak tenang
SB : 36,1 o C dan pucat
R : 26 x/ menit
A : Masalah belum Teratasi
08.30-09.00 2.mengidentifikasi gangguan fungsitubuh
yang mengakibatkan kelelahan P : Intervensi dilanjutkan

09.00-10.00 3. memonitor pola dan jam tidur

4. memonitor lokasi dan ketidaknyamanan


10.00-11.00
selama melakukan aktifitas

5. menyediakan lingkungan nyaman dan


11.00-11.30
rendah stimulus mis kunjungan

11.30-12.00 6. memberikan aktifitas distraksi yang


menyenangkan
7.menganjurkan tirah baring
12.00-13.00 8.menganjurkan strategi koping untuk
13.00-13.30 mengurangi kelelahan
9. berkolaborasi dengan ahli gizi tentang

13.30-14.00 cara meningkatkan asuhan makanan.

Melakukan Hand Over

14.00

3 .(D.0057) 07.00-08.00 Melakukan hand over S : Pasien mengatakan merasa


Keletihan b/d gangguan tidur lemas
08.00-08.30 1. Mengobservasi TTV
d/d merasa energy tidak pulih walaupun
TD : 110/70 mmHg
O : pasien tampak tidak tenang
sudah tidur N : 96 x / menit
dan pucat
SB : 36,1 o C
R : 26 x/ menit
A : Masalah belum teratasi
08.30-09.00
2.mengidentifikasi kesiapan dan
P : Intervensi dilanjutkan
kemampuan menerima informasi.

3. menyediakan materi dan media


09.00.09.30
pengaturan aktifitas dan istirahat.
4. memberikan kesempatan pada pasien
09.30-10.00 dan keluarga untuk bertanya .

5. menjelaskan pentingnya melakukan


10.00-11.00 aktifitas fisik /olahraga secara rutin.

6.menganjurkan menyusun jadwal aktifitas


11.00-12.30 dan istirahat.

7. mengajarkan cara mengidentifikasi

12.30-13.00 kebutuhan istirahat mis kelelahan.

8.mengajarkan cara mengidentifikasi target


13.00-13.40
dan jenis aktifitas sesuai kemampuan.

Melakukan hand over


13.40-14.00
4 Defisit Nutrisi (D.0019) b/d nafsu makan 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan tidak
menurun d/d ketidakmampuan menelan makan 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda nafsu makan
vital
O : pasien tampak lemas dan
TD : 110/70 mmHg
porsi makan tidak dihabiskan
N : 96 x / menit
A : Masalah belum
SB : 36,1 o C Teratasi
R : 26 x/ menit P : Lanjutkan
2. mengidentifikasi status nutrisi Intervensi
09.30-10.00

10.00-11.00
3. mengidentifikasi makanan yang disukai

11.00-12.00 4. memonitor asupan makanan

12.30-13.00 5. melakukan oral hygiene sebelum makan

13.00-14.00 6. menganjurkan posisi duduk

Implementasi Hari Ke-3


N Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
O
1 (D.0009) Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan sudah
kekurangan volume cairan d/d nyeri 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda tidak merasa lemas
ekstermitas
vital
TD : 110/70 mmHg
O : pasien sudah tampak
N : 96 x / menit
tenang dan tidak pucat
SB : 36,1 o C
R : 26 x/ menit
A : Masalah Teratasi
09.30-10.00 2. Mengidentifikasi resiko gangguan
P : Intervensi dihentikan
sirkulasi

10.00-11.00 3. melakukan pencegahan infeksi

11.00-12.00 4. menganjurkan minum obat pengontrol


tekanan darah secara teratur.

12.30-13.00 5. menginformasikan tanda dan gejala


darurat yang harus dilaporkan.
13.00-14.00 Melakukan hand over

2 (D.0056) 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan sudah


Intoleransi aktifitas b/d tirah baring d/d 1. Mengobservasi TTV tidak merasa lemas
mengeluh lelah 08.00-08.30 TD : 110/70 mmHg
N : 96 x / menit O : pasien tampak tenang dan
SB : 36,1 o C tidak pucat
R : 26 x/ menit
A : Masalah Teratasi
2.mengidentifikasi gangguan fungsitubuh
08.30-09.00
yang mengakibatkan kelelahan P : Intervensi dihentikan

3. memonitor pola dan jam tidur


09.00-10.00

4. memonitor lokasi dan ketidaknyamanan


10.00-11.00 selama melakukan aktifitas

5. menyediakan lingkungan nyaman dan


11.00-11.30 rendah stimulus mis kunjungan

11.30-12.00 6. memberikan aktifitas distraksi yang


menyenangkan
7.menganjurkan tirah baring
12.00-13.00
8.menganjurkan strategi koping untuk
13.00-13.30
mengurangi kelelahan
9. berkolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asuhan makanan.
13.30-14.00

Melakukan Hand Over

14.00

3 .(D.0057) 07.00-08.00 Melakukan hand over S : Pasien mengatakan sudah


Keletihan b/d gangguan tidur tidak merasa lemas
08.00-08.30 1. Mengobservasi TTV
d/d merasa energy tidak pulih walaupun
TD : 110/70 mmHg
O : pasien tampak tenang dan
sudah tidur N : 96 x / menit
tidak pucat
SB : 36,1 o C
R : 26 x/ menit
A : Masalah Teratasi
08.30-09.00
2.mengidentifikasi kesiapan dan
P : Intervensi
kemampuan menerima informasi.

3. menyediakan materi dan media


09.00.09.30
pengaturan aktifitas dan istirahat.

4. memberikan kesempatan pada pasien


09.30-10.00
dan keluarga untuk bertanya .
5. menjelaskan pentingnya melakukan
aktifitas fisik /olahraga secara rutin.
10.00-11.00

6.menganjurkan menyusun jadwal aktifitas


dan istirahat.
11.00-12.30

7. mengajarkan cara mengidentifikasi


kebutuhan istirahat mis kelelahan.
12.30-13.00

8.mengajarkan cara mengidentifikasi target


13.00-13.40 dan jenis aktifitas sesuai kemampuan.

Melakukan hand over


13.40-14.00
4 Defisit Nutrisi (D.0019) b/d nafsu makan 07.00-08.00 Melakukan Hand-Over S : Pasien mengatakan nafsu
menurun d/d ketidakmampuan menelan makan 08.00-09.30 1. Melakukan observasi tanda-tanda makan membaik
vital
O : porsi sudah dihabiskan
TD : 110/70 mmHg
A : Masalah teratasi
N : 96 x / menit
SB : 36,1 o C
P : Intervensi dihentikan
R : 26 x/ menit
2. mengidentifikasi status nutrisi
09.30-10.00

10.00-11.00 3. mengidentifikasi makanan yang disukai

4. memonitor asupan makanan


11.00-12.00

5. melakukan oral hygiene sebelum makan


12.30-13.00
6. menganjurkan posisi duduk
13.00-14.00

Anda mungkin juga menyukai