Anda di halaman 1dari 7

MODUL : Kegiatan Belajar Taruna

Mata Kuliah : P A N C A S I L A
Alokasi waktu 100 menit

BAB I
DASAR PERKULIAHAN PANCASILA
DI PERGURUAN TINGGI

A. Dasar Perkuliahan Pancasila


1. Landasan Yuridis
Berdasarkan :
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 :
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
b. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 35 ayat 3 :
Kurikulum Pendidikan Tinggi ... Wajib memuat mata kuliah :
a. Agama
b. Pancasila
c. Kewarganegaraan
d. Bahasa Indonesia

c. Kemudian Surat Edaran Dirjen Dikti No. 2923/D/T/2009 tentang


penyelenggaraan perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
alasannya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketentuan diatas harus dipahami karena pelaksanaan pendidikan yang akan


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa, yang
didasarkan pada nilai-nilai yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan
nasional pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, yaitu : berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (Syarbaini,
2011 : 3)

2. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. ....Setelah
melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah, bangsa
Indonesia menemukan jati dirinya yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat
dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri
negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun
mendalam, yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama
Pancasila. (Kailan 2008 : 12 )
Jadi dapat kita tarik suatu rangkaian sejarah perjuangan bangsa
Indonesia hingga merdeka pada tgl. 17 Agustus 1945, mulai dari perjuangan
negara zaman kerajaan yang silih berganti dan saling serang dengan
menghalalkan segala cara demi kekuasaan dalam kelompok, sehinga pada
masa ini belum terjalin kehidupan yang damai antar kerajaan, siapa yang kuat
itu yang berkuasa dan siap untuk menindas kerajaan yang lemah. Namun
tercatat dalam sejarah dimana Sriwijaya dan Majapahit telah berhasil
menyatukan nusantara dibawah kekuasaannya.

Perkembangan setelah abad 15 sampai abad 19 Indonesia dikuasai oleh


penjajah dari Eropa, keberhasilan penjajah Eropa di Indonesia adalah diawali
dengan perikatan perdagangan, kemudian melakukan politik pecah belah,
hampir disetiap kerajaan yang ada di Indonesia diadu domba oleh penjajah,
sayangnya bangsa Indonesia waktu itu mudah dipecah hanya dengan janji
dukungan kekuatan bila berhasil merebut tahta antar keluarga raja.

Pada abad 20 barulah muncul perlawanan terhadap penjajah yang bersifat


nasional, yang diawali oleh perkumpulan Budi Utomo pada 20 Mei 1908,
sehingga setelah merdeka tanggal 20 Mei tersebut ditetapkan sebagai hari
kebangkitan nasional.

Kemudian perjuangan bangsa Indonesia berikutnya adalah mengikrarkan


Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai kelanjutan dari pergerakan
nasional. Dimana makna dari sumpah pemuda adalah keinginan yang tidak
terbendung para pemuda waktu itu untuk merdeka secepatnya, walaupun
ketepatan waktunya merdeka masih perlu diperjuangkan lebih keras lagi.
Berkat perjuangan para pemuda yang tidak kenal menyerah dari waktu ke
waktu, dan didukung dengan kondisi dunia Internasional, dimana
keberhasilan pasukan sekutu mengalahkan pasukan Jepang di Asia, sehingga
membuat Jepang bertekuk lutut pada Sekutu, Disaat Sekutu belum menerima
pelimpahan kekuasaan terhadap wilayah Indonesia secara resmi dari pasukan
Jepang, maka dalam waktu yang sempit itu Indonesia ambil kesempatan
untuk memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945
tanpa restu Jepang maupun Sekutu, tentunya dengan segala resiko harus siap
untuk dihadapi. Alasan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, karena di
Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan, sebab Jepang sudah tidak
berkuasa dan pasukan sekutu belum masuk ke Indonesia.
3. Landasan Kultural
Kita harus menyadari bahwa bangsa Indonesia punya ragam budaya, dengan
keragaman budaya tersebut kita pakai sebagai alat pemersatu bangsa dari
keragaman budaya, bukan sebaliknya (memecah belah bangsa). Jadi
pemberdayaan budaya yang beragam tersebut merupakan potensi kekuatan
bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam mempertahankan dan
membangun bangsa dan negara. Harus kita akui bahwa bagaimanapun juga
keragaman budaya harus kita hormati, tidak mungkin budaya dipaksakan
untuk diseragamkan, keragaman budaya itulah dipandang sebagai kekayaan
bangsa Indonesia, sehingga perlu diciptakan persatuan dalam keragaman
budaya dan perlu dibina dan ditingkatkan terus menerus (Bhinneka Tunggal
Ika).

Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan


pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila merupakan hasil dari
buah pemikiran para tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang mereka gali dari
budaya bangsa kita sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-nilai yang kaku
dan tertutup. Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka terhadap
masuknya nilai-nilai baru yang positif, baik yang datang dari dalam negeri
sendiri maupun yang datang dari luar negeri. Dengan demikian generasi
penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan
perkembangan zaman. (Syarbaini,2011:5)

4. Landasan Filosofis
Filosofis maksudnya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa
maksudnya adalah cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spritual.
Pancasila sebagai kekuatan penentu dalam pembangunan karakter bangsa
(semangat kebangsaan), Jadi untuk membangun semangat kebangsaan
tersebut adalah dengan menghargai nilai-nilai keadilan sosial, cinta tanah air,
demokrasi, kemanusiaan, taat hukum, kemampuan bela negara.
Jadi nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi
bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara Indonesia. Pancasilla sebagai
dasar filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku
dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap
memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. (Ibid : 2011 : 7)

B. Tujuan Perkuliahan Pancasila


Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan bahwa pendidikan
nasional yang berakar dan berdasar pada kebudayaan bangsa Indonesia ,
diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri, sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembagunan
bangsa.

Perkuliahan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan


diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan perikaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan dan golongan. Dengan demikian, perbedaan pemikiran
pendapat atau kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. (ibid, 2011 : 8)

Kansil berpendapat bahwa ( Kansil CST , 2000 : 1) Pendidikan Pancasila


bertujuan mempersiapkan mahasiswa agar dalam memasuki kehidupan
masyarakat dapat mengembangkan kehidupan pribadi yang memuaskan, menjadi
anggota keluarga yang berbahagia, menjadi warga negara yang berkesadaran
kebangsaan yang tinggi serta tanggung jawab dari NKRI yang bersendikan
Pancasila. Sedangkan tujuan perkuliahan Pancasila ialah agar para mahasiswa
mampu :

1) Memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh


masyarakat, bangsanya secara berkesinambung dan konsisten dengan cita-cita
yang digariskan dalam UUD NRI Tahun 1945.
2) Menghayati filsafat dan tata nilai filsafat Pancasila, sehingga menjiwai tingkah
lakunya selaku warga negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu menjadi suatu kewajaran, bahkan keharusan, jika Pancasila
disebar luaskan secara massif antara lain melalui pendidikan, baik pendidikan
formal maupun nonformal.

Penyelenggaraan perkuliahan Pancasila di Perguruan Tinggi lebih penting lagi


karena Perguruan Tinggi sebagai agen perubahan yang melahirkan intelektual-
intelektual muda yang kelak menjadi tenaga inti pembangunan dan pemegang
estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap strata lembaga dan badan-badan
negara, lembaga lembaga daerah, lembaga-lembaga infra-struktur politik dan
sosial kemasya-rakatan, lembaga-lembaga bisnis, dan lainnya.

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan perkuliahan Pancasila di Perguruan


Tinggi adalah untuk :
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu meng-analisis dan mencari solusi


terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan
UUD NKRI Tahun 1945.

4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-


nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa,
serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan
bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan
dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

Capaian Pembelajaran
1. Memiliki kemampuan analisis, berfikir rasional, bersikap kritis dalam
menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

2. Memiliki kemampuan dan tanggung jawab intelektual dalam mengenali


masalah-masalah dan memberi solusi berdasarkan nilai-nilai Pancasila

3. Mampu menjelaskan dasar-dasar kebenaran bahwa Pancasila adalah ideologi


yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang majemuk (Bhinneka Tunggal Ika).

4. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam


realitas kehidupan

Pancasila menjadi sumber hukum.

Tap. MPR No. III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3) yang menyebutkan, “Sumber
hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945”.

Semakin memudarnya Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara membuat khawatir berbagai lapisan elemen masyarakat, maka, sekitar
tahun 2004 Azyumardi Azra menggagas perlunya rejuvenasi Pancasila sebagai
faktor integratif dan salah satu fundamen identitas nasional.

C. Arti Pancasila

Setiap negara didirikan dengan dasar falsafah tertentu, hal ini untuk mengetahui
arah dan tujuan yang ingin dicapainya, karena tanpa falsafah atau pandangan
hidup sesuatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi
pesoalan besar yang timbul, baik persoalan masyarakat bangsa itu maupun
pergaulan hidup antar bangsa. ..... Falsafah merupakan pewujudan dari watak dan
keinginan dari suatu bangsa atau dengan kata lain falsafah itu identik dengan
keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, maka segala aspek kehidupan bangsa
tersebut harus sesuai dengan falsafahnya....Dalam falsafah terkandung konsepsi
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pikiran yang
mendalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada
akhirnya falsafah suatu bangsa merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki, diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkan.
(Trianto CS, 2007 : 41 )

Jadi falsafah hidup bangsa Indonesia dikenal dengan Pancasila artinya lima
dasar atau lima asas aturan prilaku orang Indonesia, secara yuridis konstitusional
dipergunakan sebagai dasar mengatur atau menyelenggarakan pemerintahan
negara. Jadi dalam menyelenggarakan negara ini harus berpedoman kepada
Pancasila dan tujuan yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan negara tersebut
adalah mewujudkan cita-cita bangsa dan negara yang tertuang dalam Pancasila itu
sendiri.

Istilah Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Bung Karno dalam sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, tapi isi Pancasila dibahas dan digali bersama-sama
tokoh lain dari peradaban leluhur bangsa Indonesia itu sendiri, Soekarno berkata
bahwa nilai-nilai Pancasila itu digali kembali dari bumi pertiwi karena sudah
terkubur lebih dari 350 tahun lamanya dibawah penjajah bangsa asing

Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara


nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para
pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara
musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-
sidang BPUPKI Tahap I, selanjutnya dikemas dalam konsep Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar oleh panitia sembilan dan lebih dikenal dengan
sebutan Piagam Jakarta. Kemudian konsep ini dibahas lagi dalam Sidang
Paripurna BPUPKI Tahap II. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
tanggal 17 Agustus 1945, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila sebagai
calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali, dan akhirnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 itu jga disyahkan oleh Sidang PPKI sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia (Kailan, 2008 : hal.103).

Jadi bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa Pancasila yang sekarang menjadi


dasar dan falsafah negara, pandangan hidup, dan jiwa bangsa merupakan
kebudayaan bangsa Indonesia yang telah menjadi sistem nilai selama berabad-
abad. (Trianto Cs, 2007 : 43)
Latihan
1. Jelaskan 4 macam landasan pendidikan Pancasila !
2. Jelaskan tujuan diselenggarakan pendidikan Pancasila diperguruan tinggi !
3. Jelaskan arti dari Pancasila itu !

Rangkuman
Landasan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah berdasarkan Yuridis,
historis, kultural dan filosofis, sedangkan Pendidikan Pancasila ini bertujuan
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku
yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan dan
beraneka ragam kepentingan perikaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.
Dengan demikian, perbedaan pemikiran pendapat atau kepentingan diatasi melalui
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan demikian arti Pancasila itu
sendiri adalah lima dasar atau lima asas aturan prilaku orang Indonesia, secara
yuridis konstitusional dipergunakan sebagai dasar mengatur atau menyelenggarakan
pemerintahan negara, secara kultural dimana prilaku kehidupan bangsa Indonesia
sehari-hari mencerminkan nilai-nilai dari pada sila-sila Pancasila.

Test Formatif (tunjuk salah satu taruna secara acak)


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan yuridis dan historis!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan kultural dan filosofis !
3. Jelaskan apa tujuan pendidikan Pancasila dilaksanakan di perguruan tinggi !

OOO

Anda mungkin juga menyukai