Anda di halaman 1dari 11

PELAYANAN PRIMA

Dosen Pembingbing : Wahit Desta Prastowo, M.Kom.

Dibuat Oleh :
Nama : Ni Komang Ratna Arisanti
NIM : 211277

AKADEMI ANALIS KESEHATAN YOGYAKARTA


Tahun Pelajaran 2021

1
DAFTAR ISI

BAB I
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
D. Batasan Masalah........................................................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................4
F. Manfaat Penelitian....................................................................................................................4

BAB II
KAJIAN TERDAHULU...........................................................................................................................5
LANDASAN TEORI..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

BAB I
2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan prima adalah hal yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi saat ini.
Hal ini mutlak harus dimiliki oleh seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan.
Mulai dari tingkat paling rendah sampai ke tingkat tertinggi. Semua harus mampu
memberikan pelayanan prima. Karena pada dasarnya semua individu yang ada di
kantor atau perusahaan hakikatnya adalah seorang pelayanan. 

Memberikan pelayanan prima tidak cukup hanya dengan memberikan


senyum, ramah, dan cekatan saja. Tujuan pelayanan prima adalah:
1. Memberikan pelayanan yang bermutu tinggi
2. Menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan/konsumen agar segera membeli
barang/jasa yang ditawarkan pada saat itu
3. Menumbuhkan kepercayaan pelanggan/konsumen terhadap barang/jasa yang
ditawarkan.
4. Menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tidak perlu dikemudian hari
terhadap produ-sen/penjual
5.  Menciptakan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
6. Menjaga agar pelanggan/konsumen merasa diperhatikan segala kebutuhannya
7. Mempertahankan pelanggan/konsumen agar tetap setia menggunakan
barang/jasa yang ditawarkan

B. Identifikasi Masalah
1. Jumlah petugas dan pelayanan atau sumber daya manusia di beberapa unit
masih belum memenuhi harapan pasien
2. Prosedur pelayanan yang diterapkan tidak sepenuhnya ditaati pasien dengan
membawa kartu tanda pengenal untuk memudahkan pendaftaran

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai pelayanan?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai personal?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai sosial?
4. Apa yang dimaksud dengan nilai lingkungan
5. Bagaimana masalah-masalah dalam pelayanan

3
D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk menghindari meluasnya penafsiran
permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan kualitas pelayanan.

E. Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai pelayanan
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai personal
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai sosial
4. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai lingkungan
5. Agar kita tau apa saja masalah-masalah dalam pelayanan

F. Manfaat Penelitian

1. Menambah beberapa wawasan mengenai pelayanan prima di bidang


keperawatan
2. Menambah keterampilan penulis mengenai pelayanan prima

4
BAB II
PEMBAHASAN

KAJIAN TERDAHULU
A. Nilai Pelayanan
Nilai pelayanan adalah keunggulan suatu produk jasa terletak pada keunikan dan kualitas
yang ditunjukkan oleh jasa tersebut. Jasa yang dirasakan dan atau tidak sesuai dengan harapan
pelanggan . konsumen akan membeli dari perusahaan yang mereka yakini memberi nilai bagi
pelanggan yang tertinggi. Penilaian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengorbanan pelanggan
dan kualitas pelayanan pada niat membeli yang dimediasi oleh nilai pelayan. Penilaian ini juga
bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan nilai pelayanan pada niat membeli yang
dimediasi oleh kepuasan serta menguji pengaruh secara langsung kualitas pelayanan pada niat
membeli. Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan
terhadap niat beli. Pengaruh ini dimediasi oleh nilai pelayanan. Demikian juga pengaruh nilai
pelayanan terhadap niat membeli yang dimediasi oleh kepuasan.

B. Nilai personal

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membuat dasar prtilaku seseorang yang nyata melalui pola perilaku yang
konsistenn dann menjadi control internal dari seseorang, serta merupakan komponen
intelektual dan emosional dari seseorang.

a. Aestetics (keindahan)

Kualitas obyek suatu peristiwa/kejadian , seseorang memberikan kepuasan termasuk


penghargaan , kreatifitas, imajinasi, sesitifitas, dan kepedulian.

b. Altuarisme(mengutamakan orang lain)

Kesesiaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan , komitmen ,


asuhan , kedermawanan/ kemurahan hati serta ketuhanan.

c. Equality (kesetaraan)

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga
diri dan toleransi.

d. Freedom (kebesaran)

5
Memiliki kapasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri , harapan, disiplin, serta
kebesaran dalam pengarahan diri sendiri.

e. Humman digrity (martabat manusia)

Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai


individu, termasuk di dalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan pertimbangan , dan
penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

f. Justice (keadilan)

Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal, termasuk objektifikasi, moralitas,


intregitas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

g. Truth (kebenaran)

Menerima kenyataan dan realitas, termasuk kontabilitas, kejujuran, keunikan dan


reflektifitas yang rasional.

C. Nilai sosial

Pengertian Nilai Secara umum - Nilai (value) adalah prinsip, standar, atau kualitas yang
dianggap berharga atau diinginkan oleh orang yang memegangnya. Artinya, nilai itu tidak
hanya diharapkan, tetapi juga bisa diusahakan sebagai suatu yang pantas dan benar bagi
diri sendiri dan orang lain. Nilai merupakan kumpulan sikap dan juga perasaan yang dapat
diwujudkan melalui perilaku sosial yang memiliki nilai sosial tersebut.

[ CITATION Akh10 \l 1033 ]

6
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Nilai Menurut Pendapat Para Ahli

Terdapat beberapa para ahli yang memberikan pendapatnya mengenai


pengertian nilai. Pengertian nilai menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Soerjono Soekonto : Menurut Soerjono Soekonto yang mendefinisikan pengertian


nilai adalah sebagai konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

b. Simanjuntak: Menurut B. Simanjuntak, pengertian nilai adalah sebagai ide-ide


masyarakat tentang sesuatu yang baik

c. Kamus Besar Bahasa Indonesia (BBI): Dalam kamus besar bahasa indonesia
menerangkan mengenai pengertian nilai, dimana nilai didefinisikan sebagai kadar,
mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.

d. Horton dan Hunt: Menurut Horton dan Hunt yang menyatakan bahwa pengertian
nilai adalah gagasan-gagasan yang menjelaskan mengenai apakah suatu tindakan
dapat dikatakan penting atau tidak penting

2. Pengertian Nilai Sosial Menurut Definisi Para Ahli

Berikut ini adalah definisi nilai menurut beberapa ilmuwan yaitu sebagai berikut:

• Kimball Young

Menurut Kimball Young, pengertian nilai sosial adalah asumsi yang abstrak
dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang
dianggap penting dalam masyarakat

• Robert M. Z. Lawang
Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian nilai sosial adalah nilai adalah
gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan
memengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
• Claudia Wood :

7
Menurut Claudia Wood, pengertian nilai sosial adalah merupakan petunjuk-
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai


Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi dalam perubahan nilai,
antara lain sebagai berikut:
• Evolusi dari suatu kepercayaan dalam beragama
• Pengaruh media massa
• Inovasi dalam teknologi
• Perubahan dalam nilai moral
• Perubahan kondisi ekonomi

4. Ciri-Ciri Nilai Sosial

Diterapkan melalui proses interaksi antarmanusia secara intensif dan bukan tidak
dibawa sejak lahir. Ditranformasikan melalui proses belajar yang terdiri dari sosialisasi,
enkulturasi, dan difusi. contohnya nilai menghargai persahabatan akan dipelajari anak dari
pergaulan dengan teman-temannya di sekolah maupun di laur sekolah. Berukuran atau
peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasional. Contohnya, nilai
menghargai antrean yang menjadi ukuran ketertiban seseorang sekaligus menjadi aturan
yang wajib diikuti. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia. Contohnya, masyarkat eropa
sangat menghargai waktu sehingga sulit memberikan toleransi pada keterlambatan.
Sebaliknya, di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktu yang tertentu dan dapat
ditoleransi.

Memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia. Contohnya, nilai


yang mengutamakan uang di atas segalanya yang membuat orang berusaha mencari uang
sebanyak-banyaknya. Namun, nilai kebahagian juga dianggap lebih penting yang dapat
membuat orang mengutamakan hubungan baik dengan sesama, Dapat memengaruhi
kepribadian individu sebagai anggota masyarakat. Contohnya, nilai yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadi yang melahirkan individu yang egois dan kurang peduli

8
terhadap orang lain. Sementara itu, nilai yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi yang membuat seseorang mejadi lebih peka secara sosial.

D. Nilai Cinta alam dan lingkungan

Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi
anak usia dini. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah
sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya
tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini
akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak
terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat
mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk
berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

E. Masalah Dalam Pelayanan


. Yang menjai masalah dalam pelayanan adalah masalah moral, terutama yang
berkaitan dengan nafsu seksual. Oleh karena keakraban dan kepercayaan yang terjalin maka
kadang kita lupa batas dan melewati garis. Kita terus membiarkan rasa suka berkembang
dan malah menciptakan kesempatan supaya dapat bersama orang yang kita sukai itu.
Akhirnya asmara terjalin dan kita jatuh ke dalam dosa moral. Iblis tahu bahwa kita mudah
tertarik dengan orang yang kita kagumi dan percaya. Itu sebab iblis masuk ke tengah
kelompok orang yang melayani orang-orang yang berkehidupan baik, dimana terjalin rasa
percaya yang kuat di antara sesame pelayan. Iblis tahu begitu kita jauh ke dalam dosa maka
kita tidak lagi dapat menjadi pelayan orang yang efektif. Di dalam pelayanan kita harus
menjaga keseimbangan antara keakraban dan keterpisahkan. Di satu pihak kita mesti
mengembangkan relasi agar terjalin kasih dan kesatuan. Di pihak lain kita harus menjaga
keterpisahkan supaya tercipta kekudusan dan respek. Jadi kita mesti memisahkan antara
pelayanan dan pribadi.

Ada juga beberapa masalah yang dihadapi dalam pelayanan prima yaitu:

1. Kebiasaan mengacu tradisi pada atasan.

9
2. Kaku pada aturan sehingga kurang inisiatif.
3. Terlalu mengacu terhadap tanggung jawab sehingga mengesampingkan aspek
kinerja dan pencapaian target.
4. Pengaruh dominan dari atasan.
5. Paham egosektoral tinggi yang mengesampingkan dampak bagi organisasi.
6. Kurang akomodatif dalam menghimpun informasi.
7. Hubungan yang kaku antara atasan dan bawahan.
8. Upaya organisasi yang menghambat kreatifitas dalam pelayanan.

[ CITATION MNo01 \l 1033 ]

10
DAFTAR PUSTAKA

Hadjam, M. N. (2001). Pelayanan prima. jakarta.

Munafik, A. (2010). Pelayanan Prima. Malang.

11

Anda mungkin juga menyukai