Anda di halaman 1dari 12

Makalah Fiqh Mawaris Jinayah Siyasah

Tentang :

Hijab dan Macam-macamnya

Disusun Oleh :

Anton Rohmat Basuki 1814010116

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Ilman Nasution, MA.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬

Segala puji bagi Allah SWT TUHAN semesta alam yang telah menurunkan al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi seluruh
umat manusia. Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengajarkan al-Qur’an sehingga dapat membawa
manusia dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Alhamdulillah, penulis bersyukur kepada Allah SWT karena berkat karunia dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah mengenai ” Hijab dan
Macam-macamnya ” melalui beberapa tahap dan proses meskipun belum sempurna.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan dan manfaat
bagi siswa dalam proses belajar. Penulis pastinya membutuhkan saran dan kritik yang
bersifat membangun yang senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapatkan ridho dari Allah
SWT. Aamiin.

Padang, 14 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembagian waris yang sesuai Islam ada beberapa aturan yang
salah satunya adalah tentang hijab mahjub. Prinsip hijab mahjub adalah
mengutamakan atau mendahulukan kerabat yang mempunyai jarak lebih dekat
dari pada orang lain dengan yang mewarisi.
Keutamaan dapat disebabkan oleh jarak yang lebih dekat kepada pewaris
dibandingkan dengan orang lain, seperti anak lebih dekat dari cucu dan oleh
karenanya lebih utama dari cucu dalam arti selama anak masih ada, cucu belum
dapat menerima hak kwewarisan.
Keutamaan itu dapat pula disebabkan oleh kuatnya hubungan kekerabatan
seperti saudara kandung lebih kuat hubungannya dibandingkan saudara seayah
atau seibu saja, karena hubungan saudara kandung melalui dua jalur (ayah dan
ibu), sedangkan yang seayah atau seibu hanya satu jalur.
Adanya perbedaan dalam tingkat kekerabatan itu diakui oleh Allah dalam
Al-Quran surat Al-Anfal : 75
ِ ‫ب هَّللا‬
ِ ‫ْض فِي ِكتَا‬ ُ ‫َوأُولُو اأْل َرْ َح ِام بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لَى بِبَع‬
Artinya : “…orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu
sebagian lebih berhak terhadap sesama didalam kitab Allah…”.1

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hijab (dalam warisan) ?
2. Ada berapa pembagian hijab ?
3. Siapa saja orang yang menjadi hijab dan yang terhijab ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud Hijab (dalam warisan)
2. Mengetahui berapa pembagian hijab.
1
Al Quran Al Karim
3. Mengetahui Siapa saja orang yang menjadi hijab dan yang terhijab.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apakah yang dimaksud dengan Hijab (dalam warisan)


Hijab secara harfiyah berarti satir, penutup atau penghalang. Dalam fiqh
mawaris, istilah hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang jauh
hubungan kerabatnya yang kadang-kadang atau seterusnya terhalang oleh ahli
waris yang lebih dekat. Orang yang menghalangi disebut hajib, dan orang yang
terhalang disebut mahjub. Keadaan menghalangi disebut hijab.2
Pengertian al-hujub menurut kalanga ulama fara’idh adalah
menggugurkan hak ahli waris untuk menerima waris, baik secara keseluruhan
atau sebagian saja disebabkan adanya orang yang lebih berhak menerimanya.3
B. Ada berapa pembagian hijab
Di Dalam hukum waris Islam, hijab dikualifikasikan kepada 2 macam
yaitu:
1.    Hijab Nuqshan
Yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya bagian seorang ahli
waris, dengan kata lain berkurangnya bagian yang semestinya diterima oleh
seorang ahli waris karena ada ahli waris lain.
Seperti suami, seharusnya menerima bagian ½, akan tetapi karena
bersama anak perempuan maka bagiannya menjadi ¼. Seharusnya Ibu mendapat
bagian 1/3, karena bersama anak maka bagian Ibu berkurang menjadi 1/6.

2
Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1n 993), hlm. 71
3
Beni Ahmad Sabeni, Fiqh Mawaris (Bandung: CV. Pustaka Setia. 2009), hlm. 173-174
Hajib-Mahjub Nuqshan
No Ahli Waris Bagian Terkurangi Menjadi
oleh
1 Ibu 1/3 anak atau cucu 1/6
1/3 2 saudara atau 1/6
lebih
2 Bapak As anak laki-laki 1/6
As anak perempuan 1/6 + As
3 Isteri ¼ anak atau cucu 1/8
4 Suami ½ anak atau cucu ¼
5 Saudara perempuan ½ anak atau cucu ‘amg
sekandung /seayah perempuan
saudara perempuan 2/3
sekandung /seayah
2/lebih
6 cucu perempuan garis 1/2 seorang anak 1/6
laki-laki (pr)
7 saudara perempuan ½ eorang saudara 1/6
seayah (pr) sekandung

2.    Hijab Hirman
Yaitu penghalang yang menyebabkan seseorang ahli waris tidak
memperoleh sama sekali warisan disebabkan ahli waris yang lain. Contoh,
seorang cucu akan terhijab jika si mayat mempunyai anak laki-laki.4

C. Siapa saja orang yang menjadi hijab dan yang terhijab

4
Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam (Jakarta: Sinar Grafika. 1995),
hlm. 86
Ahli waris  yang terhalang secara total adalah sebagai berikut :

1). Kakek, terhalang oleh:

Ayah

2)   Nenek dari ibu terhalang oleh:

  Ibu

3)   Nenek dari ayah terhalang oleh:

·         Ayah

·         Ibu

4)   Cucu laki-laki garis laki-laki terhalang oleh:

·         Anak laki-laki

5)   Cucu perempuan garis laki-laki terhalang oleh:

·         Anak laki-laki

·         Anak perempuan dua orang atau lebih

6)   Saudara sekandung (laki-laki/perempuan) terhalang oleh:

·         Anak laki-laki

·         Cucu laki-laki

·         Ayah

7)   Saudara seayah (laki-laki/perempuuan) terhalang oleh:

·         Anak laki-laki
·         Cucu laki-laki

·         Ayah

·         Saudara sekandung laki-laki

·         Saudara sekandung perempuan bersama anak/cucu perempuan

8)   Saudara seibu (laki-laki/perempuan) terhalang oleh:

·         Anak laki-laki dan anak perempuan

·         Cucu laki-laki dan cucu perempuan

·         Ayah

·         Kakek

9)   Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung terhalang oleh:

·         Anak laki-laki

·         Cucu laki-laki

·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekansung atau seayah

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

10)    Anak laki-laki saudara seayah terhalang oleh:

·         Anak atau cucu laki-laki

·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekandung atau seayah


·         Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

11)    Paman sekandung terhalang oleh:

·         Anak atau cucu laki-laki

·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

12)    Paman seayah terhalang oleh:

·         Anak atau cucu laki-laki

·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

·         Paman sekandung

13)    Anak laki-laki paman sekandung terhalang oleh:

·         Anak atau cucu laki-laki


·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

·         Paman sekandung atau seayah

14)    Anak laki-laki paman seayah terhalang oleh:

·         Anak atau cucu laki-laki

·         Ayah atau kakek

·         Saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah

·         Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al


ghair

·         Paman sekandung atau seayah

·         Anak laki-laki paman sekandung


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Hijab secara harfiyah berarti satir, penutup atau penghalang. Dalam fiqh mawaris,
istilah hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang jauh hubungan kerabatnya
yang kadang-kadang atau seterusnya terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat.
Orang yang menghalangi disebut hajib, dan orang yang terhalang disebut mahjub.
Keadaan menghalangi disebut hijab.

2. Dalam hukum waris Islam, hijab dikualifikasikan kepada 2 macam yaitu: Hijab
Nuqshan dan hijab Hirman.

3. Hijab Nuqshan yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya bagian seorang


ahli waris, dengan kata lain berkurangnya bagian yang semestinya diterima oleh
seorang ahli waris karena ada ahli waris lain.

4. Hijab Hirman yaitu penghalang yang menyebabkan seseorang ahli waris tidak
memperoleh sama sekali warisan disebabkan ahli waris yang lain. Contoh, seorang
cucu akan terhijab jika si mayat mempunyai anak laki-laki

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, kelemahan dan keterbatasan. Oleh karena itu kami sangat
membutuhkan sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi
kesempurnaan penyusun makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan makalah yang singkat ini dapat memenuhi
harapan kita semua dan ada manfaatnya bagi para pembaca yang budiman
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al Quran Al Karim

Lubis, Suhrawardi K. dan Komis Simanjuntak. 1995. Hukum Waris Islam. Jakarta:


Sinar Garfika.

Rofiq, Ahmad. 1993. Fiqh Mawaris. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Saebani, Beni Ahmad. 2009. Fiqh Mawaris. Bandung: Pustaka Setia.


PERTANYAAN

Izin bertanya pak. Pak, Kenapa hijab dibagi bagi pak ? Terimakasih pak

Anda mungkin juga menyukai