Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU MAWARIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Ilmu Mawaris

Dosen Pengampu : Ahmad Hujaj


Nurokhim, LC.M.H.

Disusun Oleh :

Zulfa Mahdiyah ( ) Dila


Putri Puspita Zahri ( )
Nur Fadli Febriyanto ( 215551121 )

PRODI STUDI ISLAM INTERDISIPLINER


FAKULTAS DIRASAH ISLAMIYAH
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
YOGYAKARTA 2023
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah segala puji dan syukur yang mendalam kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah, serta nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul ILMU MAWARIS . Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses
pembelajaran mata kuliah Pengantar Studi Islam Interdisipliner.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita beliau Nabi Muhammad
SAW, yang menuntun kita menuju jalan kebaikan, dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dosen Ahmad
Hujaj Nurokhim, LC.M.H. pada mata kuliah Pengantar Studi Islam Interdisipliner. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Hujaj Nurokhim, LC.M.H. selaku dosen
mata kuliah Ilmu Mawaris yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A.
Pengertian Hajib dan Mahjub 2
B.
Macam-macam Hajib dan Orang-orang yang Menjadi Hajib dan
Termahjub 2
BAB III PENUTUP 3
A. Kesimpulan 3
Daftar Pustaka 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembagian waris yang sesuai Islam ada beberapa aturan yang salah satunya adalah tentang hajib
mahjub. Prinsip hijab mahjub adalah mengutamakan atau mendahulukan kerabat yang mempunyai jarak
lebih dekat dari pada orang lain dengan yang mewarisi.
Keutamaan dapat disebabkan oleh jarak yang lebih dekat kepada pewaris dibandingkan dengan orang
lain, seperti anak lebih dekat dari cucu dan oleh karenanya lebih utama dari cucu dalam arti selama anak
masih ada, cucu belum dapat menerima hak warisan.
Keutamaan itu dapat pula disebabkan oleh kuatnya hubungan kekerabatan seperti saudara kandung lebih
kuat hubungannya dibandingkan saudara seayah atau seibu saja, karena hubungan saudara kandung
melalui dua jalur (ayah dan ibu), sedangkan yang seayah atau seibu hanya satu jalur.
Adanya perbedaan dalam tingkat kekerabatan itu diakui oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-
Anfal : 75
َ َ َ ْ ُ ُ
‫وأوﻟو ا ﻷ ْر َﺣﺎ ِم ﺑ ْﻌﺿ ُﮭ ْم أ ْو ﻟﻰ ﺑ َﺑ ْﻌض ﻓﻲ ﻛ َﺗﺎب ِﷲ‬
Artinya : “…orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagian lebih berhak
terhadap sesama didalam kitab Allah…”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dinamakan hajib dan mahjub ?


2. Ada berapa pembagian hajib ?
3. Siapa saja orang yang menjadi hajib dan yang terhajib ?
Bab II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hajib dan Mahjub


Hajib secara harfiyah berarti satir, penutup atau penghalang. Dalam fiqh mawaris, istilah
hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang jauh hubungan kerabatnya yang kadang-kadang
atau seterusnya terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat. Orang yang menghalangi disebut hajib, dan
orang yang terhalang disebut mahjub. Keadaan menghalangi disebut hijab.
Adapun pengertian al-hujub menurut kalanga ulama fara’idh adalah menggugurkan hak ahli waris
untuk menerima waris, baik secara keseluruhan atau sebagian saja disebabkan adanya orang yang lebih
berhak menerimanya.
B. Macam-macam Hijab dan Orang-orang yang Menjadi Hijab dan termahjub
Dalam hukum waris Islam, hijab dikualifikasikan kepada 2 macam yaitu:
1. Hijab Nuqshan
Yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya bagian seorang ahli waris, dengan kata lain
berkurangnya bagian yang semestinya diterima oleh seorang ahli waris karena ada ahli waris lain.
Seperti suami, seharusnya menerima bagian ½, akan tetapi karena bersama anak perempuan maka
bagiannya menjadi ¼. Seharusnya Ibu mendapat bagian 1/3, karena bersama anak maka bagian Ibu
berkurang menjadi 1/6.
Hajib-Mahjub Nuqshan
No
Ahli Waris
Bagian
Terkurangi oleh
Menjadi
1
Ibu
1/3
anak atau cucu
1/6

1/3
2 saudara atau lebih
1/6
2
Bapak
As
anak laki-laki

As
anak perempuan
1/6 + As
3
Isteri
¼
anak atau cucu
1/8
4
Suami
½
anak atau cucu
¼
5
saudara perempuan sekandung /seayah
½
anak atau cucu perempuan
‘amg

saudara perempuan sekandung /seayah 2/lebih 2/3


6
cucu perempuan garis laki-laki 1/2
seorang anak (pr)
1/6
7
saudara perempuan seayah
½
seorang saudara (pr) sekandung 1/6
2. Hijab Hirman
Yaitu penghalang yang menyebabkan seseorang ahli waris tidak memperoleh sama sekali warisan
disebabkan ahli waris yang lain. Contoh, seorang cucu akan terhijab jika si mayat mempunyai anak
laki-laki.
Ahli waris yang terhalang secara total adalah sebagai berikut :
1) Kakek, terhalang oleh:
· Ayah
2) Nenek dari ibu terhalang oleh:
· Ibu
3) Nenek dari ayah terhalang oleh:
· Ayah
· Ibu
4) Cucu laki-laki garis laki-laki terhalang oleh:
· Anak laki-laki
5) Cucu perempuan garis laki-laki terhalang oleh:
· Anak laki-laki
· Anak perempuan dua orang atau lebih
6) Saudara sekandung (laki-laki/perempuan) terhalang oleh:
· Anak laki-laki
· Cucu laki-laki
· Ayah
7) Saudara seayah (laki-laki/perempuuan) terhalang oleh:
· Anak laki-laki
· Cucu laki-laki
· Ayah
· Saudara sekandung laki-laki
· Saudara sekandung perempuan bersama anak/cucu perempuan
8) Saudara seibu (laki-laki/perempuan) terhalang oleh:
· Anak laki-laki dan anak perempuan
· Cucu laki-laki dan cucu perempuan
· Ayah
· Kakek
9) Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung terhalang oleh:
· Anak laki-laki
· Cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekansung atau seayah
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
10) Anak laki-laki saudara seayah terhalang oleh:
· Anak atau cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
11) Paman sekandung terhalang oleh:
· Anak atau cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
12) Paman seayah terhalang oleh:
· Anak atau cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
· Paman sekandung
13) Anak laki-laki paman sekandung terhalang oleh:
· Anak atau cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
· Paman sekandung atau seayah
14) Anak laki-laki paman seayah terhalang oleh:
· Anak atau cucu laki-laki
· Ayah atau kakek
· Saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al ghair
· Paman sekandung atau seayah
· Anak laki-laki paman sekandung.
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Hijab secara harfiyah berarti satir, penutup atau penghalang. Dalam fiqh mawaris, istilah hijab
digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang jauh hubungan kerabatnya yang
kadang-kadang atau seterusnya terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat. Orang yang menghalangi
disebut hajib, dan orang yang terhalang disebut mahjub. Keadaan menghalangi disebut hijab.
2. Dalam hukum waris Islam, hijab dikualifikasikan kepada 2 macam yaitu: Hijab Nuqshan dan
hijab Hirman.
3. Hijab Nuqshan yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya bagian seorang ahli waris,
dengan kata lain berkurangnya bagian yang semestinya diterima oleh seorang ahli waris karena ada ahli
waris lain.
4. Hijab Hirman yaitu penghalang yang menyebabkan seseorang ahli waris tidak memperoleh sama
sekali warisan disebabkan ahli waris yang lain. Contoh, seorang cucu akan terhijab jika si mayat
mempunyai anak laki-laki.

B. Saran
Demikian makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Ilmu mawaris tentang hijab mahjub. Karya
ini merupakan hasil maksimal dari kami, dan kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan
sempurna. Karena itu, saran dan masukan,dari pembaca sangat kami harapkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://islam.nu.or.id/warisan/hijab-dalam-ilmu-waris-definisi-jenis-dan-contohnya-czrcW

Anda mungkin juga menyukai