Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rosalia Mira Gamut

Kelas :2020A

Npm :20104054

Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan mencipta serta
membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Mengapa demikian?

Kegiatan membangun bisa memacu peserta didik untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan
meningkat. Lantas, bagaimana pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli?

1. Hill

Tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.

2. Shymansky

Aktivitas yang aktif, ketika peserta didik melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah
dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.

3. Karli dan Margareta

Proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya pengetahuan dibangun
sendiri oleh peserta didik lewat pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

4. Tobin dan Timmons

Pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme yang harus memperhatikan empat hal, yakni
pengetahuan awal seseorang, belajar lewat pengalaman, interaksi sosial, dan tingkat kepahaman.

5. Samsul Hadi

Sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya modern.

Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme ini dikembangkan dari teori kognitif. Adapun tujuan penggunaan teori ini
adalah sebagai berikut.
1.Membantu peserta didik dalam memahami isi dari materi pembelajaran.

2.Mengasah kemampuan peserta didik untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas pertanyaannya.

3.Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep secara komprehensif.

4.Mendorong peserta didik untuk menjadi pemikir aktif.

Langkah-Langkah Teori Belajar Konstruktivisme

Langkah teori belajar ini diuraikan ke dalam empat tahap, yaitu sebagai berikut

1. Tahap pertama

Pada tahap ini, guru harus bisa memancing peserta didik tentang suatu pokok bahasan atau 1.konsep,
misalnya dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang bersifat clickbait di kehidupan sehari-hari. Lalu,
Bapak/Ibu bisa mulai membangun komunikasi dua arah agar mereka bersedia memberikan gambaran
umumnya.

2. Tahap kedua

Pada tahap ini, Bapak/Ibu meminta peserta didik untuk mencari solusi atau menyelidiki konsep yang
telah dipaparkan di tahap pertama. Kegiatan tersebut bisa diisi dengan membaca buku, mencari
referensi dari berbagai sumber, atau mengorganisasi ilmu-ilmu yang relevan. Dengan demikian, mereka
bisa memenuhi rasa ingin tahunya secara mandiri. Dalam hal ini, peran Bapak/Ibu hanya sebagai
fasilitator.

3. Tahap ketiga

Tahap ketiga berisi kegiatan lanjutan dari hasil penyelidikan dan eksplorasi di tahap kedua. Pada tahap
ini, peserta didik diminta untuk memberikan pemaparan tentang konsep yang dirumuskan berdasarkan
pengetahuan yang telah diperolehnya. Bapak/Ibu juga bisa memberikan penguatan berdasarkan
keilmuan yang Bapak/Ibu miliki.

4. Tahap keempat

Untuk mengoptimalkan ketiga tahap sebelumnya, Bapak/Ibu bisa mengondisikan suasana belajar di
kelas menjadi lebih hangat, santun, dan penuh wibawa. Dengan demikian, Bapak/Ibu bisa mendorong
peserta didik untuk bisa menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperolehnya di kehidupan
sehari-hari.

Keunggulan Teori Belajar Konstruktivisme

Adapun keunggulan teori belajar konstruktivisme dibandingkan teori belajar lainnya adalah sebagai
berikut.
1.Menuntut keaktifan peserta didik untuk menemukan pengetahuan berdasarkan kematangan
kognitifnya.

2.Teori belajar ini fokus pada kesuksesan peserta didik terhadap sesuatu yang telah ditugaskan.

3Peserta didik dituntut untuk berpikir secara sistematis, sehingga bisa membangun pengetahuan secara
komprehensif.

Untuk kelemahan atau kekurangan dalam teori ini bisa kita lihat dari proses belajar, apakah peran guru
sudah mendukung untuk proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai