Biokimia Nutrisi
Biokimia Nutrisi
(LKPP)
Judul :
PEMBELAJARAN BERBASIS SCL PADA MATA KULIAH
BIOKIMIA NUTRISI
oleh :
Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP.
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2008
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
(LKPP)
Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Ir. Dody Dharmawan Trijuno, M.App.Sc Dr.Ir. Siti Aslamyah, MP.
NIP 131 846 404 NIP 132 051 759
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia-
Nya sehingga laporan modul pembelajaran berbasis SCL pada matakuliah Biokimia Nutrisi
berhasil diselesaikan. Jangka waktu kegiatan kurang lebih sebulan sejak bulan Januari
sampai Februari 2008.
Upaya untuk menghasilkan luaran menjadi manusia yang adaptif, yaitu manusia
yang mampu beradaptasi dan berubah secara berkelanjutan dan, tidak dapat mengandalkan
format pendidikan konvensional yang berbasis pada pendekatan pengajaran (teaching
approach). Akan tetapi, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa
tidak hanya dibekali substansi pengetahuan, tetapi juga dibekali dengan teknik atau metode
pembelajaran agar nantinya mampu beradaptasi dan berubah secara berkelanjutan
(constant learning).
Rencana pelaksanaan perkuliahan dengan metode Student Center Learning (SCL)
diharapkan dapat berjalan dengan baik setelah tersedianya fasilitas pembelajaran berupa
modul untuk setiap materi pembelajaran pada mata kuliah biokimia nutrisi. Dengan
demikian, modul-modul tersebut diharapkan menjadi pegangan mahasiswa untuk
melakukan diskusi dan membuat tugas yang diberikan fasilitator.
Selesainya laporan modul ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Melalui prakata ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua, sekretaris, dan staf Lembaga Kajian dan Pengembangan pendidikan Unhas.
2. Staf pengajar terutama Tim pengajar matakuliah Biokimia Nutrisi di Program Studi
Budidaya, jurusan Perikanan, Fakuktas ilmu kelautan dan perikanan..
3. Semua pihak atas kerjasamanya selama penulis mengikuti pelatihan pembelajaran
berbasis SCL.
Penulis berharap modul pembelajaran yang penulis susun ini dapat diterapkan oleh
anggota tim pengajar agar mempermudah dalam proses pembelajaram. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dalam rangka perbaikan mutu
akademik di jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin. Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar metoda
pembelajaran ini menjadi lebih baik dan menarik. Semoga modul mata kuliah biokimia
nutrisi ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa budidaya perairan.
Makasaar, Februari 2008
Penulis
RINGKASAN
Ilmu biokimia bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat zat-zat kimia yang terdapat
dalam jasad hidup, senyawa yang diproduksi, serta fungsi dan transformasi zat-zat kimia
tersebut, selanjutnya menelaah transformasi tersebut berhubungan dengan aktivitas
kehidupan. Dengan demikian, pemahaman tentang bagaimana kumpulan zat tak hidup
bercampur, bereaksi, dan berinteraksi menghasilkan zat yang disebut hidup, merupakan
dasar dalam mempelajari organisme sebagai zat hidup yang utuh. Hal penting lain yang
perlu dipahami, keterkaitan zat-zat tak hidup tersebut dengan kebutuhan zat gizi atau
nutrisi. Oleh karena itu, mata kuliah ini adalah mata kuliah dasar di program studi
budidaya perairan dan merupakan mata kuliah prasyarat untuk mengambil mata kuliah
nutrisi kultivan dan teknologi manajemen pakan.
Pokok bahasan mata kuliah meliputi pendahuluan, logika molekul organisme hidup
dan nutrisi ikan, karbohidrat, lipida, protein, vitamin, mineral, asam nukleat, enzim, dan
metabolisme energi.
Sub-pokok bahasan pada modul pendahuluan informasi kontrak dan rencana
pembelajaran, keterkaitan mata kuliah dengan kompetensi lulusan, dan ruang lingkup
mata kuliah.
Sub-pokok bahasan pada modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi ikan
meliputi sifat khusus benda hidup, makromolekul organik pada organisme hidup, sel,
fungsi biomolekul dalam sel, serta keterkaitan biomolekul dengan zat gizi pakan dan
proses nutrisi dalam tubuh ikan.
Sub-pokok bahasan pada modul karbohidrat adalah struktur karbohidrat, fungsi
karbohidrat, penggolongan karbohidrat, biokimia penting karbohidrat, dan metabolisme
karbohidrat meliputi glikolisis, siklus asam sitrat, sistem transpor elektron, glikogenesis,
dan glukoneogenesis
Sub-pokok bahasan pada modul lipida adalah struktur lipida, fungsi lipida,
pengelompokan lipida, sifat-sifat lipida, dan metabolisme lipida meliputi lipolisis dan
lipogenesis.
Sub-pokok bahasan pada modul protein adalah struktur protein, fungsi protein,
penggolongan protein, struktur asam amino, fungsi asam amino, penggolongan asam
amino, struktur peptida, dan metabolisme protein meliputi katabolisme dan sintesa protein
Sub-pokok bahasan pada modul vitamin meliputi pengelompokan vitamin, vitamin
sebagai koenzim, peran vitamin dalam metabolisme, metabolisme vitamin yang larut
dalam air, dan metabolisme vitamin yang larut dalam lemak.
Sub-pokok bahasan pada modul mineral meliputi penggolongan mineral, distribusi
mineral dalam organ dan jaringan, absorbsi, metabolisme, dan ekskresi mineral, serta
fungsi biokimia dan pengaturan mineral dalam tubuh.
Sub-pokok bahasan pada modul asam nukleat meliputi struktur asam nukleat, jenis
dan fungsi asam nukleat, peran asam nukleat dalam sintesa protein, serta peran asam
nukleat sebagai koenzim.
Sub-pokok bahasan pada modul enzim meliputi struktur dan fungsi enzim,
penggolongan enzim, enzim sebagai protein, sisi aktif dan efisiensi katalitik enzim,
kinetika reaksi enzim, serta faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.
Sub-pokok bahasan pada modul terakhir pada mata kuliah biokimia nutrisi adalah
metabolisme energi meliputi konsep bioenergetika, anabolisme dan katabolisme, tahapan
pembentukan energi dari makanan, energi bebas dan perangkaian reaksi eksegonik dengan
endergonik, senyawa-senyawa berenergi tinggi, dan pengontrolan metabolisme.
PETA KEDUDUKAN MODUL
09. Enzim
05. Protein • Struktur dan fungsi enzim
• Penggolongan enzim
• Struktur protein
• Enzim sebagai protein
• Fungsi protein
• Sisi aktif dan efisiensi katalitik enzim
• Penggolongan protein
• Kinetika reaksi enzim
• Struktur asam amino
• Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Fungsi asam amino aktivitas enzim
• Penggolongan asam amino
• Struktur peptida
• Metabolisme protein
07. Mineral
04. Lipida • Penggolongan mineral
• Struktur lipida • Distribusi mineral dalam organ dan
jaringan
• Fungsi lipida
• Absorbsi, metabolisme, dan ekskresi
• Pengelompokan lipida
mineral
• Sifat-sifat lipida
• Fungsi biokimia dan pengaturan mineral
• Metabolisme lipida
dalam tubuh
Oleh
Oleh
Universitas Hasanuddin
Makassar
14 September 2007
DAFTAR ISI
No Hal
1 Sampul
2 Halaman Pengesahan 1
3 Daftar Isi 2
5 Rancangan Pembelajaran 5
Matakuliah
6 8
Tabel Rencana Penilaian Kinerja
7 Mahasiswa 18
8
Kontrak Pembelajaran
9
Buku Panduan Kerja Keterampilan
10 Buku Pegangan Tutor
11
Buku Kerja Mahasiswa (Modul
12 Praktikum) 26
Lembar Penilaian Indikator
Pencapaian Kompetensi
Lembar Konsultasi
KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KOMPETENSI a b c d e
2 Mengembangkan serta √ √ √
menerapkan ilmu dan
teknologi Pakan kultivan
(organisme akuakultur) pesisir
3 Rancang bangun prasarana √ √ √
dan sarana akuakultur bahari
4 Pembenihan dan √ √ √
pembesaran kultivan pesisir
6 Kemampuan melakukan √ √ √
Penanganan terhadap
penyakit dan parasit ikan
8 Mampu mengembangkan √ √
teknologi budidaya perairan
yang berorientasi pada
pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
serta pembangunan
9 Mampu menerapkan √ √ √
teknologi budidaya perairan
pantai yang efisien,
berwawasan lingkungan,
dan berorientasi pasar
12 Memiliki kemampuan √ √ √
komunikasi, leadership dan
entrepreneurship
13 Kemampuan untuk √ √
mengembangkan diri
15 Mampu mengembangkan √ √ √
ilmu pengetahuan dan
teknologi budidaya perairan
pantai seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntutan
pembangunan
ELEMEN KOMPETENSI :
a. Landasan kepribadian
b. Penguasaan ilmu dan keterampilan
c. Kemampuan berkarya
d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai
e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KBK
JURUSAN: PERIKANAN
Semester: IV
Tempat Pertemuan: LT 1
1. MANFAAT MATA KULIAH
• Mata kuliah ini, juga menunjang pencapaian salah satu tujuan khusus
program studi budidaya perairan yaitu menjadikan luaran yang
mempunyai kompetensi dalam hal mengembangkan serta menerapkan
ilmu dan teknologi pakan kultivan (organisme akuakultur) pesisir
• Oleh sebab itu, mata kuliah ini ditawarkan untuk membantu mahasiswa
memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang biokimia nutrisi
yang dapat digunakan dalam pekerjaannya, terutama dalam
manajemen dan teknologi pakan
Mata kuliah ini membahas tentang logika molekul organime hidup, kebutuhan
dan metabolisme nutrisi ikan, konsep biokimia dan faktor-faktor yang meregulasi
metabolisme energi dalam tubuh hewan akuatik.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan :
05. Protein
07. Mineral
04. Lipida
06. Vitamin
03. Karbohidrat
Metode perkuliahan yang digunakan pada mata kuliah ini adalah metode
ceramah/kuliah, kajian pustaka, kerja kelompok, presentase, diskusi, dan tutorial.
Ceramah dilakukan selama satu jam perkuliahan dan dilanjutkan dengan
presentase dan diskusi selama satu jam perkuliahan, sedangkan kajian pustaka,
kerja kelompok, dan tutorial dilakukan diluar jadwal perkuliahan. Selain itu,
mahasiswa juga wajib mengikuti praktikum sebanyak satu kali seminggu selama
dua jam.
6. MATERI/BAHAN BACAAN
8. KRITERIA PENILAIAN
Hal-hal yang menjadi faktor penilaian kelulusan pada mata kuliah ini adalah
9. NORMA AKADEMIK
1. Mahasiswa harus berpakaian rapih dan bersepatu
2. Mahasiswa tidak diperkenankan terlambat dan ribut dalam kelas
3. Wajib membaca materi yang akan disajikan pada pertemuan berikutnya
Metode SCL
No Pokok Sub-Pokok Dose
. Bahasan Bahasan n
1 3 4 5 6
2. Kuliah+tugas kajian H
- Sifat khusus
Logika benda hidup pustaka
molekul - Makromolekul
organisme organik pada
hidup dan organisme
nutrisi ikan hidup
- Sel
- Fungsi
biomolekul
dalam sel
- Keterkaitan
biomolekul
dengan zat
gizi pakan
dan
kebutuhan
nutrisi dalam
3-4 H
tubuh ikan
Kuliah+kerja
Karbohidrat kelompok+diskusi+tut
orial
- Struktur dan
fungsi
karbohidrat
- Penggolonga
n karbohidrat
- Biokimia
penting
karbohidrat
- Metabolisme
karbohidrat
meliputi
glikolisis, siklus
asam sitrat,
5-6 sistem ES
transpor Kuliah+kerja
Lipida elektron,
kelompok+diskusi+tut
glikogenesis,
dan orial
glukoneogen
esis
- Struktur dan
fungsi lipida
- Pengelompok
7-8 an lipida ES
- Sifat-sifat Kuliah+kerja
Protein
lipida kelompok+diskusi+tut
- Metabolisme
orial
lipida meliputi
lipolisis dan
lipogenesis
- Struktur dan
fungsi protein
- Penggolonga
n protein
- Struktur dan
fungsi asam
9- amino Z
10 - Penggolonga
Vitamin n asam amino PBL+presentasi
- Struktur
peptida
- Metabolisme
protein
meliputi
katabolisme
dan sintesa
protein
- Pengelompok
an vitamin
- Vitamin Z
sebagai
11- Mineral koenzim
12 - Peran vitamin
PBL+presentasi
dalam
metabolisme
- Metabolisme
vitamin yang
larut dalam
air
- Metabolisme
vitamin yang
larut dalam
lemak
SA
- Penggolonga
Asam n mineral
13 nukleat - Distribusi
mineral Kuliah+tugas kajian
dalam organ pustaka
dan jaringan
- Absorbsi,
metabolisme,
dan ekskresi
mineral
- Fungsi
biokimia dan
pengaturan SA
mineral
dalam tubuh
14- Enzim
15
- Struktur asam Kuliah+kerja
nukleat
kelompok+diskusi+tut
- Jenis dan
fungsi asam orial
nukleat.
- Peran asam
nukleat
dalam sintesa
protein
- Peran asam
nukleat
sebagai
koenzim SA
- Struktur dan
Metabolism fungsi enzim
e energi - Penggolonga
16 n enzim Kuliah+tugas kajian
- Enzim sebagai pustaka
protein
- Sisi aktif dan
efisiensi
katalitik enzim
- Kenetika
reaksi enzim
- Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi aktivitas
enzim
- Konsep
bioenergitika
- Anabolisme
dan
katabolisme
- Tahapan
pembentukan
energi dari
makanan
- Energi bebas
dam
perangkaian
reaksi
eksegonik
dengan
endergonik
- Senyawa-
senyawa
berenergi
tinggi
- Pengontrolan
metabolisme
MODUL I
Judul : Pendahuluan
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di dalam ilmu biokimia, memahami bagaimana kumpulan zat tak hidup itu
bercampur, bereaksi, dan berinteraksi menghasilkan zat yang disebut hidup. Hal
yang berkaitan dengan tujuan tersebut adalah mempelajari dan menyelidiki
kehidupan yang pertama kali terjadi di masa silam di atas bumi. Di dalam
biokimia dipelajari proses kimia yang terjadi dalam zat hidup. Jadi semua hukum
kimia dan fisika yang berlaku dalam proses kimia juga berlaku pada zat hidup,
atau dengan kata lain, proses biologi mengikuti prinsip kimia dan fisika. Disini,
molekul kimia yang terdapat di dalam zat hidup tidak hanya bercampur dan
bereaksi membentuk biomolekul dan berbagai komponen zat hidup lainnya,
tetapi juga mengadakan interaksi satu dengan lainnya mengikuti prinsip lain dari
hukum kimia dan fisika yang telah dikenal. Prinsip tersebut disebut “Prinsip Asas
Logika Molekul Zat Hidup” (Principles of Molecular Logic of Living State).
C. Kaitan Modul
Sub-pokok bahasan pada modul lipida adalah struktur lipida, fungsi lipida,
pengelompokan lipida, sifat-sifat lipida, dan metabolisme lipida meliputi lipolisis
dan lipogenesis.
Sub-pokok bahasan pada modul enzim meliputi struktur dan fungsi enzim,
penggolongan enzim, enzim sebagai protein, sisi aktif dan efisiensi katalitik enzim,
kinetika reaksi enzim, serta faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.
Sub-pokok bahasan pada modul terakhir pada mata kuliah biokimia nutrisi
adalah metabolisme energi meliputi konsep bioenergetika, anabolisme dan
katabolisme, tahapan pembentukan energi dari makanan, energi bebas dan
perangkaian reaksi eksegonik dengan endergonik, senyawa-senyawa berenergi
tinggi, dan pengontrolan metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA
Brody S. 1974. Bioenergetics and Growth with Special Reference to Efficiency
Complex in Domestic Animals. London: Collier-McMillan Publ.
Campbell PN,. Smith AD. 1982. Biochemistry illustrated. Edinburg London
Melbourne and New York.
Girindra, A. 1993. Biokimia I. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hepher B. 1990. Nutrition of Pond Fishes. New York: Cambridge University Press.
Houlihan D, Bounjard T, Jobling M. 2001. Food Intake in Fish. Oxford : Osney
Mead, Blackwell Science Ltd.
Haryati, 1998. Karbohidrat. Tugas matakuliah teknik penelitian biokimia. Bogor :
Program Pascasarjana, IPB
Lehninger. 1999. Dasar-Dasar Biokimia. Thenawijaya M., penerjemah. .Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 1999. Biokimia Harper. Hartono
A, penterjemah; Santoso AH, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
Stipanuk MH. 2000. Biochemical and Physiological aspects of Human Nutrition.
Philadelphia, PA 19106: W.B. Saunders Company. An Imprint of Elsevier
Science. The Curtis Center Independence Square West,.
Stryer L. 2000. Biokimia. Tim penerjemah bagian biokimia FKUI, penterjemah;
Soebianto SZ, Setiadi E., Editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soedarmo Dj. 1989. Biokimia Umum II. Bahan Pengajaran. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Tacon, AGJ. 1991. Vitamin nutrition in shrimp and fish. Dalam Akiyama, A.M and
Tan, R.K.H. (editor). Proceedings of the aquaculture, feed processing and
nutriton workshop.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA textbook the general
aquaculture course. Tokyo: Departement of Aquatic Biosciences, Tokyo
University of Fisheries.
MODUL II
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tubuh organisme hidup termasuk ikan tersusun dari beberapa unsur yang
bergabung membentuk sejumlah besar molekul. Karbon, oksigen, hidrogen, dan
nitrogen merupakan konstituen utama sebagian besar biomolekul. Fosfat
merupakan komponen asam nukleat serta molekul lainnya dan juga tersebar
secara luas dalam bentuk terionisasi di dalam tubuh organisme. Kalsium
memainkan peranan penting dalam banyak sekali proses biologik dan menjadi
pusat perhatian banyak riset.
Materi yang akan dibahas dalam modul logika molekul organisme hidup
dan nutrisi ikan meliputi :
C. Kaitan Modul
NH2 O
| |
– C – C – C – C – OH
NH2 O
| |
R – C – C – C – OH
Protein dan asam nukleat merupakan makromolekul yang terdiri atas unit
monomer yang tidak sama, oleh karena itu untuk membuat makromolekul itu
serupa setiap dirakit, diperlukan pengarahan yang tepat yang disebut
pengarahan genetik.
C. Sel
Inti sel, tempat terjadinya replikasi senyawa genetik (DNA), oleh karena itu
inti sel dianggap sebagai pusat kontrol dari pada sel. Di dalam inti sel juga
disintesa NAD (nicotinamide adenin dinucleotide). Bermacam-macam reaksi
oksidasi dan reduksi dapat terjadi jika enzim yang berfungsi terhadap reaksi
tersebut ditemani oleh NAD, oleh karena itu substansi tersebut disibut coenzyme.
E. Keterkaitan biomolekul dengan zat gizi makanan dan kebutuhan nutrisi dalam
tubuh ikan
1. Proses pencernaan
karbohidrase
Karbohidrat monosakarida
protease
2. Proses penyerapan
Protein
- Bentuk penyerapan
Larva : makro molekul (mis:dipeptida, tripeptida)
- proses : pinositosis
Lemak
Karbohidrat
Biomolekul utama dalam sel dan jaringan organisme adalah DNA yang
dibangun oleh deoksinukleotida, RNA dibangun oleh ribonukleotida, protein
dibangun oleh asam amino, polisakarida dibangun oleh glukosa, dan lipid.
dibangun oleh asam lemak.
Sifat khusus organisme hidup adalah sifat kompleks dan terorganisasi
secara baik, tiap komponen organisme hidup mempunyai fungsi dan tujuan
tertentu, mempunyai kemampuan untuk mengekstrak, mengubah, dan
menggunakan energi lingkungannya dalam bentuk zat gizi organik atau energi
sinar matahari, organisme hidup tidak pernah berada dalam keadaan seimbang
di dalam dirinya atau dengan lingkungannya, dan kemampuannya dalam
melakukan replikasi secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Campbell PN,. Smith AD. 1982. Biochemistry illustrated. Edinburg London
Melbourne and New York.
Haryati, 1998. Karbohidrat. Tugas matakuliah teknik penelitian biokimia. Bogor :
Program Pascasarjana, IPB
Girindra, A. 1993. Biokimia I. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lehninger. 1999. Dasar-Dasar Biokimia. Thenawijaya M., penerjemah. .Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
MODUL III
Judul : Karbohidrat
BAB I. Pendahuluan
F. Latar Belakang
a. Struktur karbohidrat
b. Fungsi karbohidrat
c. Penggolongan karbohidrat
d. Biokimia penting karbohidrat
e. Metabolisme karbohidrat
H. Kaitan Modul
A. Struktur Karbohidrat
Atom karbon diberi nomor dari rantai terakhir yang mengadung kelompok
karbonil reaktif.
1CHO 1CH2O
| |
H -2C-OH 2C =O
| |
OH -3C- H OH -3C- H
| |
H -4C- OH H -4C- OH
| |
OH -5C- H OH -5C- H
| |
6CH2OH 6CH2OH
Glukosa Fruktosa
B. Fungsi Karbohidrat
C. Penggolongan Karbohidrat
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Oligosakarida
4. Polisakarida
J. Metabolisme Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan
bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses metabolik lain.
Metabolisme karbohidrat pada hewan dapat dibagi sebagai berikut :
1.Glikolisis
Glikolisis adalah suatu seri reaksi yang hampir terjadi pada setiap sel, dari
karbohidrat melalui fruktose diphosphate menjadi piruvat. Glikolisis disebut juga
Embden Meyerhof Pathway. Karbohidrat yang dipecah bisa berasal ari makanan
(glukosa) atau dari simpanan di dalam badan (glikogen). Apabila glikogen yang
dipecah dibutuhkan 1 ATP, apabila glukosa yang dipecah dibutuhkan 2 ATP
Pentose
D- Galaktose
Cadangan utama karbohidrat dalam binatang,
terutama pada hati dan otot
Glikogen
Khitin
Glikogen
Phosphoglucomutase
Glukosa Hexokinase
ATP
ATP
Phosphoisomerase
ADP
Fruktosa-6 – (P)
(cadangan KH)
Butuh 1 ATP
(dari makanan)
Butuh 2 ATP
Aldolase
3. Glikogenolisis
Pemecahan glikogen, glukosa adalah hasil akhir utama glikogenolisis
dalam hati dan piruvat serta laktat adalah hasil utama dalam otot.
Acetyl CoA yang berasal dari katabolisme karbohidrat atau lemak masuk
TCA berkombinasi dengan senyawa yang mengandung atom C. Pada seluruh
TCA cycle, terjadi tiga kali reduksi NAD menjadi NADH yang dikatalisis oleh enzim
isocitrate dehydrogenase, alfa ketoglutarat dehydrogenase, dan malate
dehydrogenase. Selain itu, terjadi pula satu kali reduksi FAD menjadi FADH2 yang
dikatalisis oleh enzim succinate dehydrogenase. Setiap perubahan NAD menjadi
NADH dihasilkan 3 ATP, dan dari FAD menjadi FADH2 dihasilkan 2 ATP. Satu
molekul ATP terbentuk pada saat Succinyl CoA diubah menjadi succinate.
Dengan demikian, untuk satu cycle TCA dihasilkan 12 ATP.
Gambar 5. Tricarboxylic acid (TCA) cycle
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Campbell PN,. Smith AD. 1982. Biochemistry illustrated. Edinburg London
Melbourne and New York.
Haryati, 1998. Karbohidrat. Tugas matakuliah teknik penelitian biokimia. Bogor :
Program Pascasarjana, IPB
Girindra, A. 1993. Biokimia I. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lehninger. 1999. Dasar-Dasar Biokimia. Thenawijaya M., penerjemah. .Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
MODUL IV
Judul : Lipida
BAB I. Pendahuluan
K. Latar Belakang
Sifat umum lipid, pada suhu kamar lipid yang memiliki titik cair tinggi
bersifat padat, sedangkan lipid yang memiliki titik cair rendah bersifat cair. Lipid
yang padat pada suhu kamar disebut lemak, sedangkan yang cair pada suhu
kamar disebut minyak.
a. Struktur lipida
b. Fungsi lipida
c. Pengelompokan lipida
d. Sifat-sifat lipida
e. Metabolisme lipida
M. Kaitan Modul
A. Struktur Lipida
a. Asam lemak
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon
lurus yang pada satu ujunganya mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada
ujung lainnya berupa gugus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai
rantai dengan jumlah atom karbon genap yang berkisar antara 4 – 22 karbon.
CH3(CH2)nCOOH
n biasanya kelipatan 2.
- Titik cair asam lemak tidak jenuh lebih rendah dari asam lemak jenuh. Pada
umumnya asam lemak tidak jenuh cair pada suhu ruangan.
- Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lipida biasanya mengandung
campuran asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
- Titik cair asam lemak meningkat dengan bertambah panjangnya rantai
karbon.
Klasifikasi asam lemak berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat dalam
rantai gliserida adalah :
1. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang
mengikat semua hidrogen yang dapat diikat.
Lipida hewan terutama mengandung asam lemak jenuh rantai panjang,
yaitu asam palmitat (C16) dan asam stearat (C18), sedangkan asam lemak yang
terdiri atas 10 karbon atau kurang jarang terdapat pada lipida hewani, kecuali
lemak susu yang mengandung cukup banyak asam lemak dengan rantai
pendek.
2. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mengandung satu atau lebih
ikatan rangkap.
Umumnya berbentuk cair dan tidak dapat disentesis oleh tubuh. Semua
lipid asal hewani dan sebagian besar asal nabati mengandung asam lemak
rantai panjang. Asam lemak rantai sangat panjang terdapat dalam minyak ikan.
Suatu komponen yang terbentuk dari satu atau lebih asam-asam lemak
dan yang mengandung alkohol disebut ester. Ada 2 golongan ester, yaitu ester
gliserol dan ester kolestrol.
Ester kolestrol adalah ester yang terbentuk melalui reaksi kodensasi sterol,
kolestrol, dan asam lemak terikat dengan gugus alkohol.
Glikolipid merupakan komponen yang terdiri atas satu atau lebih molekul
gula, biasanya glukosa atau galaktosa yang mengandung asam lemak dan
nitrogen. Komponen ini mempunyai sifat fisik yang menyerupai lipid.
c. Sterol
B. Fungsi lipida
1. Penghasil energi, tiap gram lipid menghasilkan sekitar 9 – 9,3 kalori, energi
yang berlebihan dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa sebagai
energi potensial.
2. Pengatur temperatur tubuh.
3. Penghemat protein.
4. Penghasil asam lemak esensial.
5. Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
6. Pelumas bagi persendian dan membantu pengeluaran sisa-sisa makanan dari
dalam tubuh.
7. Penambah cita rasa dan memperpanjang rasa kenyang.
8. Pengantar emulsi.
9. Pemula dari progstaglandin yang berperan dalam pengaturan tekanan
darah, denyut jantung, dan lipolisis.
C. Pengelompokan lipida
- Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi, seperti ester sterol,
ester non-sterol, ester vitamin A, dan ester vitamin D.
3. Lipit turunan, yaitu asam lemak dan sterol, kolestrol dan ergosterol, hormon
streoida, vitamin D, garam empedu.
1. Lemak simpanan, terdiri atas trigliserida, merupakan zat gizi esensial di dalam
tubuh organisme hidup.
2. Lemak struktural, terdiri atas fosfolipid dan kolesterol. Di dalam jaringan lunak,
lemak struktural ini merupakan ikatan struktural paling penting di dalam tubuh
setelah protein. Di dalam otak lemak struktural terdapat dalam konsentrasi
tinggi.
Klasifikasi lipid berdasarkan sumbernya, yaitu :
D. Sifat-sifat lipida
Lipid mempunyai 3 sifat fisik. Pertama, tidak larut dalam air karena adanya
asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar. Kedua,
viskositas meningkat dengan meningkatnya rantai karbon, berkurang dengan
meningkatnya suhu dan tidak jenuhnya rantai karbon. Ketiga, berat jenisnya
lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat molekul rendah dan tidak jenuh, berat
jenis menurun dengan bertambahnya suhu, karena lipit (minyak dan lemak)
merupakan campuran trigliserida sehingga makin pendek rantai asam lemak
makin rendah titik cair trigliserida.
Sifat-sifat kimia lipid dapat dilihat pada beberapa proses.
Hidrolisis : lipid kalau dimasak menghasilkan gliserol dan sabun. Pada lipase,
lemak dihidrolisis menghasilkan campuran mono dan digliserida dan asam-asam
lemak bebas. Kebanyakan asam-asam lemak tidak mempunyai rasa dan tidak
berbau, kecuali asam nitrat dan kaproat. Lipase-lipase yang dihasilkan oleh
jamur dan bakteri menghasilkan ketengikan.
E. Metabolisme lipida
Enzim lipase yang berasal dari dinding usus halus dan pankreas mencerna
lemak dalam bentuk emulsi tersebut. Hampir setengah dari trigliserida berasal
dari makanan yang dihidrolisis secara sempurna oleh enzim lipase menjadi asam
lemak dan gliserol, selebihnya dipecah menjadi digliserida, monogliserida, dan
asam lemak.
Jika asam lemak memiliki jumlah atom ganjil, maka disamping dibentuk
asetil KoA juga propionil KoA (sama-sama ikatan KoA dengan ikatan 3-karbon).
Selanjutnya propionil KoA memasuki siklus TCA. Bila sel tidak membutuhkan
energi, asetil KoA yang berasal dari oksidasi asam lemak akan membentuk lemak,
seperti halnya asetil KoA yang dibentuk dari kelebihan karbohidrat.
Sel tubuh dapat membuat glukosa dari piruvat dan ikatan 3-karbon lain,
tetapi glukosa tidak dapat dibuat dari pecahan 2 karbon yang dihasilkan oleh
asam lemak. Oleh karena itu, asam lemak tidak dapat digunakan untuk
mebentuk glukosa. Hal ini berarti lemak tidak dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk organ-organ tubuh yang memerlukan glukosa sebagai bahan bakar,
seperti otak dan syaraf.
Sebagian besar atom karbon yang berasal dari glukosa dan asam amino
yang berlebihan akan disintesis menjadi trigliserida (lipogenesis). Lipogenesis
membutuhkan ATP serta vitamin-vitamin seperti biotin, niasin, dan asam
pantotenat.
Lipoprotein adalah alat angkut lipid, terdiri atas kilomikron, LDL (low density
lipoprotein), VLDL (very low density lipoprotein), dan HDL (high density lipoprotein).
Kilomikron mengangkut lipid dari saluran cerna ke dalam tubuh. Lipid yang
diangkut terutama trigliserida. Di dalam aliran darah, trigliserida yang ada pada
kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
lipoprotein.
Komposisi lipoprotein
VLDL 55 – 65 10 – 15 15 – 20 5 – 10
LDL 10 45 22 25
HDL 5 20 30 45 - 50
VLDL dan kolomikron dapat diangkut ke luar sel (ke ruang antar sel) baik
secara langsung oleh retikulum endoplasmik maupun melalui perantaraan badan
golgi (vacuola golgi).
Glikolisis
Siklus Kreb’s
Lipid yang padat pada suhu kamar disebut lemak, sedangkan yang cair
pada suhu kamar disebut minyak. Lipid terdiri atas unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Komponen utama lemak adalah asam-asam
lemak, turunan asam-asam lemak, meliputi ester gliserol (monogliserida,
digliserida, dan trigliserida), ester kolestrol, dan glikolipid; sterol dan turunan sterol
(kolestrol, garam empedu, dan steroid); dan komponen minor (vitamin yang larut
dalam lemak dan prostaglandin).
Banyak fungsi tubuh yang sangat tergantung pada lemak. Secara makro
fungsi lemak antara lain sebagai sumber energi, membantu transfor vitamin yang
larut dalam lemak, berfungsi sebagai bahan insulasi dan pelindung organ-organ
dan jaringan tubuh bagian dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Judul : Protein
BAB I. Pendahuluan
O. Latar Belakang
Istilah protein pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda
(1802 – 1880). Kata protein berasal dari kata Yunani, yaitu Proteos berarti yang
utama atau yang didahulukan. Jadi protein diartikan sebagai zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar sesudah air. Seperlima bagian tubuh makhluk hidup adalah protein
(separuhnya terdapat di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang
rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan
cairan tubuh).
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara 5000
hingga puluhan jutaan. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein mempunyai fungsi khas
yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
a. Struktur protein
b. Fungsi protein
c. Penggolongan protein
d. Struktur asam amino
e. Fungsi asam amino
f. Penggolongan asam amino
g. Struktur peptida
h. Metabolisme protein
Q. Kaitan Modul
F. Struktur Protein
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
berat molekul dan keanekaragaman unsur-unsur asam amino yang
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan
dengan berat glukosa hanya 180. Jenis protein sangat banyak sekitar 1010 – 1012.
Protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada
20 jenis asam amino yang diketahui sekarang, 10 jenis asam amino esensial dan
10 jenis non esensial
G. Fungsi Protein
Cairan tubuh terdapat pada intraselluler (di dalam sel), ekstraselluler atau
interselluler (di antara sel), dan intravaskuler (di dalam pembuluh darah). Bagian
atau kompartemen ini dipisahkan oleh membran sel. Distribusi cairan harus
seimbang atau homoestatis, keseimbangan tersebut diperoleh melalui sistem
kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit. Penumpukan cairan di dalam
jaringan (edema) merupakan tanda awal kekurangan protein.
5. Pembentukan antibodi
Kekurangan protein tubuh rentan terhadap serangan penyakit dan bahan-
bahan toksik lainnya.
7. Sumber energi
Protein sebagai sumber energi lebih mahal baik ditinjau dari harga
maupun jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.
H. Penggolongan Protein
Protein terdiri atas protein fibrous (protein bentuk serabut), protein globular
(protein berbentuk bola), dan protein konyugasi (protein sederhana yang terikat
dengan unsur-unsur lain).
2. Protein fibrous
Protein fibrous adalah protein berbentuk serabut, terdiri atas beberapa
rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
bahan yang kaku. Karakteristik protein fibrous adalah daya larut rendah, memiliki
kekuatan mekanis yang tinggi, dan tahan terhadap enzim pencernaan.
- Kolagen, merupakan protein utama jaringan ikat, tidak larut dalam air, mudah
berubah dalam bentuk gelatin jika dipanaskan di dalam asam encer atau
alkali. Kolagen tidak mengandung triptofan tetapi banyak mengandung
hidroksiprolin dan hidrosisilin.
- Elastin, terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastin
lainnya. Elastin tidak dapat berubah menjadi gelatin.
2. Protein globular
- Albumin, terdapat dalam telur, susu, ikan gabus, plasma, dan hemoglobin, larut
dalam air, mengalami koagulasi bila dipanaskan.
- Glubolin, terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuh-tumbuhan,
tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam encer dan garam dapu,
serta mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi, mengalami koagulasi
bila dipanaskan..
- Histon, didalam sel terikat dengan asam nukleat, terdapat dalam jaringan timus
dan pankreas.
3. Protein konyugasi
- Lipoprotein, protein larut dalam air yang berkonyugasi dengan lipida, seperti
lisitin dan kolestrol, terdapat dalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut
lipida dalam tubuh.
- Fosfoprotein, protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat seperti
pada kasein di dalam susu.
Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Beberapa asam amino disamping mengandung unsur-unsur tersebut juga
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, yodium, dan kobal.
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil
(-COOH). Satu gugus amino (-NH2), satu gugus hidrogen (-H), dan satu gugus
radikal (-R) atau rantai cabang.
H C R (gugus alkali)
Berdasarkan rantai cabang atau jumlah gugus asam (karboksil) dan basa
(amino), maka asam amino dapat diklasifikasikan dalam :
Asam amino yang mengandung satu gugus asam dan satu gugus amino,
terdiri atas asam amino dengan rantai cabang hidrokarbon atau asam amino
alifatik (gli, ala, fal, leu, eli), hidrosil (ser dan tre), aromatik (ven, tyr, dan trp), dan
yang mengandung sulfur (sis dan met).
5. Asam imino
Asam amino yang mengandung nitrogen imino pengganti gugus amino
primer, yaitu pro.
Tirosin Fenilalanin
Prolin Glutamat
Histidin Glutamat
Glisin Serin
L. Struktur Peptida
Struktur peptida terdiri atas struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
1. Struktur primer,
Struktur ini ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang
berurutan, yang membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat
digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa ditulis untuk senyawa organik.
Urutan, macam, dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida
adalah struktur primer protein.
2. Struktur sekunder
Struktur ini terjadi karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil
(C=O) dengan atom H dari gugus amino (N-H) dalam satu rantai polipeptida,
memungkinkan terbentuknya konformasi spiral yang disebut struktur helex. Bila
ikatan hidrogen tersebut terjadi antara dua rantai polipeptida, maka nasing-
masing rantai tidak mebentuk helex melainkan rantai paralel dengan bentuk
berkelok-kelok yang disebut konformasi β. Rantai polipeptida dengan
konformasi β dihubungsilangkan (cross-linked) oleh ikatan hidrogen sehingga
membentuk suatu struktur yang disebut lembaran berlipat (pleated sheets).
Struktur polipeptida dalam protein serabut pada rambut dan wol berbentuk
apiral yang berarah putaran kanan. Konformasi demikian disebut α-helex atau
α-keratin rambut atau wol, sedangkan berkelok-kelok disebut β-keratin.
3. Struktur tersier
Struktur ini terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai α-helex,
konformasi β, maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk
protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein
serabut.
4. Struktur kuartener
Sebagian besar protein berbentuk globular yang mempunyai berat molekul
lebih dari 50.000 merupakan oligomer, yang terjadi dari beberapa rantai
polipeptida yang terpisah. Rantai polipeprida ini yang juga disebut protomer
saling mengadakan interaksi membentuk struktur kuartener dari protein oligomer
tersebut.
H. Metabolisme Protein
1. Sumber protein
2. Ukuran partikel
3. Perlakuan terhadap bahan makanan sebelum atau pada saat prosesing
4. Jumlah makanan yang dikonsumsi
5. ukuran dan umur organisme hidup
6. Suhu, pH dan lain-lain.
7. Kelenjar pencernaan
8. Komponen non-protein dalam makanan
Metabolisme protein meliputi :
1AA* + 4.6 O2 4.5 CO2 + 1.2 NH3 + 2.5H20 + 0.03 H2S + 24.8 ATP
1 g AA + 1.25 g O2 1.7g CO2 + 0.17 g NH3 + 0.38 g H2O + 0.21 mol ATP
2. Untuk glukoneogenesis
1AA* + 42.6 O2 2.3 CO2 + 1.2 NH3 + 0.66H20 + 0.35 glukosa + ATP
Catatan : *AA = jumlah asam amino dengan berat molekul rata-rata 118 g dan BM
protein = n x 100 g, dimana n = jumlah asam amino
b. Kelenjar pencernaan
2. Pankreas
Pankreas memiliki 2 tipe sel (sel eksokrin dan endokrin). Enzim yang
disekresikan oleh pankreas eksokrin adalah protease (tripsin, khemotripsin,
elastase, karboksipeptidase), enzim amilase, khitinase, dan lipase pankreas
endokrin adalah kelompok sel-sel yang terdapat pada sel-sel eksokrin. Sel-sel
tersebut penghasil hormon sehingga selalu berhubungan dengan kapiler darah.
Pada hewan tingkat tinggi sel A (alfa) yang mensekresikan glukagon, sel B
(betha) yang mensekresikan insulin, dan sel D (gamma) yang mensekresikan
somatostatin. Insulin dapat memacu sentesis dengan memacu peningkatan
asam amino ke dalam hati.
d. Pembagian protease
Persyaratan zat makanan yang dapat dicerna atau diserap oleh dinding
alat pencernaan adalah :
Ada dua macam tenaga pengangkut zat untuk dapat melewati membran
sel, yaitu
Protein tersusun dari rantai panjang asam amino, asam aminonya (-NH2)
berkaitan dengan kelompok karbnoksil 9-COOH). Pada proses pencernaan,
ikatan tersebut diputus menjadi molekul-molekul asam amino atau peptida
dengan rantai yang lebih pendek.
i. Kelebihan protein
DAFTAR PUSTAKA
Judul : Vitamin
BAB I. Pendahuluan
S. Latar Belakang
Dalam jumlah yang sedikit, vitamin tidak digunakan secara habis dalam
satu reaksi biokimia, namun dari satu molekul akan digunakan berulang-ulang.
Secara bertahap vitamin mengalami degradasi dan memerlukan penggantian
dengan molekul vitamin yang baru.
a. Pengelompokan vitamin
b. Vitamin sebagai koenzim
c. Peran vitamin dalam metabolisme
d. Metabolisme vitamin yang larut dalam air
e. Metabolisme vitamin yang larut dalam lemak
U. Kaitan Modul
A. Pengelompokan Vitamin
Tabel 1. Perbedaan vitamin yang larut dalam air dan yang larut dalam lemak
Komposisi kimia
Awal terjadinya
Fungsi fisiologis
Bersamaan dg penyerapan air dari usus Diserap dlm saluran usus halus dg
Mekanisme penyimpanan
sama
Mekanisme ekskresi
Hampir semua vitamin, terutama vitamin yang larut dalam air mempunyai
aktifitas katalitis (catalytically active), untuk mempercepat suatu reaksi. Oleh
karenanya, vitamin mempunyai fungsi sebagai koenzim. Vitamin B-komplek selalu
berhubungan dengan fungsinya untuk mentransfer energi. Dalam hal ini, vitamin
selalu terlebih dahulu diubah menjadi molekul-molekul yang lebih komplek yang
disebut koenzim. Koenzim adalah suatu sistem yang disebut juga sebagai
holoenzim dan terdiri atas apoenzim yang terdiri atas protein dan kofaktor yang
terdiri atas ion-ion inorganik dan atau koenzim.
Tidak semua koenzim mempunyai kedua tipe ini (apoenzim dan kofaktor).
Ada tiga jenis koenzim atau grup prostetik, yaitu asam adenilat (adenylic acid)
atau satu komponen dari turunan-turunan komponen-komponen yang
mengandung fosfor, komplek metalik dari porphyrin, dan turunan-turunan vitamin-
vitamin B-komplek.
Umumnya vitamin yang larut dalam air berfungsi sebagai koenzim dalam
metabolisme energi, protein (asam amino) dan asam nukleat. Peran yang lain
adalah sebagai kosubstrat dalam reaksi enzim (asam askorbik dalam proses
redoks), serta komponen struktural (contohnya kolin dan inositol dalam fosfolipid).
Niasin dapat disintesis dari asam amino triptopan, terdiri atas gugus amida
yang secara fisiologis mempunyai aktivitas dalam tubuh. Niasin merupakan
komponen yang terdiri atas dua koenzim yang aktif untuk mentransfer energi,
yaitu Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD) dan Nicotinamide Adenine
Dinucleotide Phosphate (NADP).
2. Asam Pantotenat
Oksidatif dekarboksilasi
- Sintesis lemak
5. Biotin
7. Asam Folat
Vitimin C atau asam askorbik diserap diusus halus dan diekskresi melalui
urin. Status vitamin C pada tubuh dapat dievaluasi melalui plasma darah.
9. Kolin
10. Inositol-Myoinositol
1. Vitamin A
2. Cholecalciferol (Vitamin D)
3. Vitamin E
- Alpha-tocopherol
- Beta-tocopherol
- Gamma-tocopherol
- Delta-tocopherol
4. Vitamin K
Hampir semua vitamin, terutama vitamin yang larut dalam air mempunyai
aktifitas katalitis (catalytically active), untuk mempercepat suatu reaksi, sehingga
vitamin mempunyai fungsi sebagai koenzim. Peran sebagai koenzim dalam
proses metabolisme energi, protein (asam amino), dan asam nukleat. Peran yang
lain adalah sebagai kosubstrat dalam reaksi enzim (asam askorbik dalam proses
redoks), serta komponen struktural (contohnya kolin dan inositol dalam fosfolipid).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Tacon, AGJ. 1991. Vitamin nutrition in shrimp and fish. Dalam Akiyama, A.M and
Tan, R.K.H. (editor). Proceedings of the aquaculture, feed processing and
nutriton workshop.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
MODUL VII
Judul : Mineral
BAB I. Pendahuluan
W. Latar Belakang
Dari 109 unsur mineral yang terdapat di alam, hanya beberapa yang
dianggap penting untuk digunakan dalam tubuh, yaitu kurang lebih 40 elemen.
Unsur-unsur mineral terdapat dalam jumlah relatif sedikit dalam tubuh namun
sangat essensial untuk kelangsungan metabolisme yang normal dalam tubuh.
a. Penggolongan mineral
b. Distribusi mineral dalam organ dan jaringan
c. Absorbsi, metabolisme, dan ekskresi mineral
d. Fungsi biokimia dan pengaturan mineral dalam tubuh
Y. Kaitan Modul
A. Penggolongan Mineral
Hasil absorpsi kalsium (Ca) dideposit pada tulang dan kulit. Ion Ca
diekskresi melalui insang dan ginjal. Mineral fosfor (P) setelah diabsorpsi akan
dideposit pada jantung, hati, ginjal, dan darah, sedangkan kkskresi P melalui renal
dan ginjal. Pada magnesium (Mg) proses absorbsi terjadi usus halus dan
ekskresinya melalui urin dan feses. Natrium (Na) diabsorpsi di usus halus dan
lambung, sedangkan proses diekskresi melalui urin. Kalium (K) diabsorpsi dalam
usus halus dan diekskresi melalui urin. Absorpsi zat besi (Fe) oleh ikan rainbow trout
terjadi pada organ peritonial cavity dan disimpan pada organ hati, limpa, dan
ginjal. Ekskresi Fe dilakukan melalui urin dan feses. Distribusi mangan (Mn) dalam
tubuh ikan adalah di tulang, hati, kulit, ginjal, jaringan gonad, dan otot. Absorpsi
Zn lewat insang dan saluran usus sedangkan ekskresinya melalui ginjal dan insang
(pd sel-sel clor).
2. Magnesium (Mg)
5. Cuprum (Cu)
Fungsi biokimia Cu adalah transfor elektron bersama dengan oksidasi
cytocrome, berperan dalam aktivitas enzim, aktivitas hormon (tripsin, dopamin),
dan membawa O2 dalam hemolimph.
Kadar Cu banyak ditemukan pada organ otak, jantung, hati dan mata
(iris). Organisme laut yang banyak mengandung Cu adalah moluska dan
krustasea.
6. Mangan (Mn)
7. Seng (Zn)
8. Selenium (Se)
Mineral terdistribusi pada jaringan tulang (osteotropik), contohnya Ca, Mg, Sr,
Be, P, F, Va, Ba, Ti, dan Ra. Disribusi mineral pada sistem retikuloendotelial.
contohnya I, Cu, Mn, Si, Cr, dan Ni, serta distribusi mineral sebagai partikel non
spesifik pada jaringan, contohnya Na, K, S, Cl, Li, dan Rb.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
Davis DA, Gatlin III DM. 1991. Dietary mineral requirements of fish and shrimp.
Dalam. Akiyama AM, Tan RKH. (editor). Proceedings of the aquaculture,
feed processing and nutriton workshop. Hal. 10-48.
Lall, S.P. 1989. The minerals. Dalam : Halver JE. (editor). Fish Nutrition. Second
edition. San Diego : Academic Press. Inc. p. 220-252.
MODUL VIII
BAB I. Pendahuluan
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Dalam sel, terdapat lebih dari
90% massa (termasuk air) terdiri atas molekul-molekul besar yang disebut dengan
makromolekul. Makromolekul merupakan komponen penting dalam kehidupan,
meliputi protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Asam nukleat adalah
satu diantara makromolekul yang tidak essensial, karena dapat disintesis dalam
tubuh dari senyawa-senyawa amfibolik.
2. Basa nitrogen
Basa nitrogen adalah suatu struktur cincin yang mengandung nitrogen, terikat
pada atom karbon 1' dari pentosa. Disebut basa disebabkan pada atom
nitrogen terdapat sepasang elektron yang tidak terbagi, sehingga dapat
menarik proton. Basa nitrogen. dapat dibedakan menjadi dua, yaitu purin
dan pirimidin. Purin adalah basa nitrogen yang mempunyai struktur cincin
ganda meliputi adenin (A) dan guanin (G). Pirimidin adalah basa nitrogen
yang mempunyai struktur cincin tunggal meliputi timin (T) atau urasil (U) dan
sitosin (C).
3. Gugus fosfat
Satu, dua, atau tiga gugus gugus fosfat yang terikat pada atom karbon 5' dari
pentosa.
NH2
Purin O
N N
C C
Pirimidin
C C O
N CH HN CH
C
HC C C C
N H2N N C CH3
N N HN
Adenin Guanina O C CH
N Timin
NH2
Basa purin/ C
CH
pirimidin N
OH O C CH
5’
HO P O O N
CH Sitosin
O 4’C O
2 C1’
H H C
H 3’ 2’ H
C N CH
H HN
DEOKSIRIBONUKLEOTIDA OH
OH
O C CH
(DALAM RIBONUKLEOTIDA)
N Urasil
DNA adalah asam nukleat yang molekulnya tersusun oleh gula berkarbon
5' dengan kekurangan 1 atom oksigen (deoksiribosa), basa nirogen, dan gugus
fosfat, merupakan polimer linear yang tidak bercabang, mempunyai berat
molekul berkisar antara 25.000 – 50 milyar, terutama dijumpai pada inti sel,
penyusun utama kromosom, serta merupakan pengemban kode genetik dan
dapat merepliksi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru. Basa penyusun
DNA adalah adenin, guanin, timin, dan sitosin, yang terikat pada deoksiribosa di
posisi 1 dari pirimidin dan posisi 9 dari purin.
DNA merupakan helek ganda (double helex) dari dua rantai antiparalel
(saling berlawanan) yang mempunyai sekuen (urutan) nukleotida yang
komplementer (Gambar 2). Helek ganda (double helex) artinya DNA mempunyai
2 rantai nukleotida. Dua rantai antiparalel (saling berlawanan) berarti bahwa
nukleotida (DNA maupun RNA) secara berurutan disatukan ikatan ester antara 5
fosfat dari satu unit dan gugus 3 hidroksil dari unit berdekatan, dimana kalau
untaian rantai I dari ikatan fosfodiester 3 - - - -5 maka nukleotida
komplementernya disatukan oleh ikatan fosfodiester 5 - - - -3. Komplementer
maksudnya adalah adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan
dengan sitosin. Hasil penelitian membuktikan bahwa jumlah adenin selalu sama
dengan jumlah timin dan jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin dalam
satu spesies.
Untaian I
3' 5'
T G A C
G A G T G A
A
A
T T C T C A C T
A C T G
Untaian II 5' 3'
RNA adalah asam nukleat yang molekulnya tersusun oleh gula berkarbon
5' (ribosa), basa nirogen urasil, dan gugus fosfat, serta berperan penting dalam
sintesa protein. Basa penyusun RNA adalah adenin, guanin, urasil, dan sitosin.
Dengan demikian, yang membedakan antara RNA dan DNA adalah pada gugus
gula (pentosa) dan basa nitrogen penyusunnya, yaitu ribosa pada RNA dan
deoksiribosa pada DNA. Basa nitrogen pada DNA adalah adenin, guanin, timin,
dan sitosin. Basa nitrogen pada RNA sama dengan yang terdapat pada DNA,
tetapi basa nitrogen timin diganti oleh urasil.
1. Transkripsi (penggandaan)
Transkripsi adalah sintesa rantai molekul mRNA. Informasi yang terdapat
pada DNA digandakan dalam bentuk mRNA berdasarkan salah satu urutan
nukleotida pada rantai DNA. Pada proses transkripsi 3 proses yang terjadi, yaitu
inisiasi, elongasi (pemanjangan), dan terminasi (Gambar 3).
2. Translasi (penterjemahan)
Pada proses translasi (Gambar 4), mRNA bertindak sebagai templat,
dimana urutan basa pada mRNA memberikan informasi yang diperlukan oleh
tRNA dan rRNA untuk mensintesis suatu protein dengan urutan asam amino yang
sesuai dengan informasi yang terdapat pada DNA.
5’ 3’
Translasi 3’ 5’
RNA inisiasi
DNA lepas Untaian templat DNA
elongasi
Nukleotida RNA
RNA 2. elongasi
polimerase
5’ 3’
3’ 5’
3’ G T T 3’ 3’
G C
A
T
A AC A G 5’
A C
G T
CA GC
T T C 3. terminasi
TC AT
G C A
5’ G
A
T Arah transkripsi
G Untaian 5’ 3’
templat DNA 3’ 5’
5’ 3’
RNA baru
5’ terbentuk Proses Transkripsi
mRNA
Ribosom
Translasi
tRNA dengan
asam amino
yang melekat
polipeptida
trp
ribosom
phe
tRNA
Anti kodon
3’
5’ mRNA
Proses Translasi
Nukleotida
Nukleosida
Nukleosida Nukleosida Nukleosida
Basa (Basa +
pentosa) Monofosfat/ Difosfat/ Trifosfat/
Mononukleosida Dinukleosida Trinukleotida
Timin (T)
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul dalam sel makhluk hidup
yang merupakan komponen penting dalam kehidupan. Struktur asam nukleat
merupakan suatu polimer yang mengandung nukleotida, terdiri atas gula
berkarbon 5 (pentosa), basa nitrogen purin (adenin dan guanin) dan pirimidin
(timin/urasil dan sitosin), dan gugus fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
Komball JW. 1983. Biologi. Jilid 1. Edisi kelima.Tjitrosomo SS, Sugiri N, penterjemah.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 1999. Biokimia Harper. Hartono
A, penterjemah; Santoso AH, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Stryer L. 2000. Biokimia. Tim penerjemah bagian biokimia FKUI, penterjemah;
Soebianto SZ, Setiadi E., Editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiri N. 1992. Biologi Sel. Volume I. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat,
Institut Pertanian Bogor.
Wirahadikusumah M. 1989. Biokimia. Protein, Enzim, dan Asam Nukleat.
Bandung : Penerbit IPB.
MODUL IX
Judul : Enzim
BAB I. Pendahuluan
B. Latar Belakang
Pada sel hidup, terjadi ribuan reaksi kimia yang berlangsung secara sinkron.
Hampir semua reaksi tersebut membutuhkan suatu katalis yang merupakan
protein khas yang disebut dengan enzim. Diperkirakan sebuah sel rata-rata
mengandung sekitar 3000 macam enzim. Ketidakhadiran enzim menyebabkan
reaksi berlangsung jauh lebih lambat.
d. Penggolongan enzim
e. Enzim sebagai protein
f. Sisi aktif dan efisiensi katalitik enzim
g. Kinetika reaksi enzim
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
D. Kaitan Modul
Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein, dan
aktivitas katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein.
Enzim, seperti protein lainnya, mempunyai berat molekul yang berkisar dari sekitar
12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh karena itu, enzim berukuran amat besar
dibandingkan dengan substrat atau gugus fungsional targetnya.
Peran enzim sebagai katalisator, yaitu dalam proses kimia dan biokimia
dalam tubuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme.
Pemanfaatan enzim dalam rekayasa genetik, seperti enzim retriksi, ligase, DNA
polimerase, RNAase, fosfatase; dalam industri sebagai katalis anorganik, obat-
obatan (kedokteran), pengolahan makanan dan minuman, analisis kimia, bahan
detergen.
Logam Enzim
Fe2+ atau Fe3+ Sitokrom oksidase
Katalase
Peroksidase
Karbonan anhidrase
Alkohol dehidrogenase
Mg2+ Heksokinase
Glukosa 6-fosfatase
Mn2+ Arginase
K+ Piruvat kinase
Ni2+ Urease
Mo Nitrat reduktase
Se Glutation perosidase
B. Penggolongan Enzim
Kelas 1 oksidoreduktase
2. gugus aldehid
3. gugus CH—CH
6. g NADH/NADPH
7. dst
2. sitokrom
3. oksigen
2. Eksoenzim, yaitu enzim yang menghidrolisis atau memecah dari bagian ujung
makromolekul. Contohnya adalah ß-amilase yang memecah ikatan glikosida
α 1-4 eksoglukosidase.
1. Enzim konstitutif adalah enzim yang diproduksi setiap saat. Contohnya adalah
enzim yang umumnya berperan dalam metabolisme.
Molekul substrat yang khas diikat pada bagian tertentu dari enzim yang
disebut dengan sisi aktif. Sisi aktif suatu enzim dibentuk oleh sejumlah residu asam
amino yang cabang sampingnya mempunyai dua peranan. Pertama berguna
untuk menarik dan mengorientasikan substrat dengan cara yang khas pada sisi
aktif tersebut (asam amino demikian disebut residu kontrol yang menyebabkan
kespesifikan substrat). Kedua ikut serta dalam pembentukan ikatan sementara
dengan molekul substrat, ikatan yang membuat substrat bermuatan,
memasukkan tekanan dalam ikatan tertentu, dan memulai terjadinya perubahan
katalitik (asam amino tersebut disebut residu katalitik).
Sisi aktif
ikatan
glukosa
enzim fruktosa
Substrat
Ex. sukrosa
H2O
Residu katalitik dan residu kontrol yang membentuk sisi aktif dapat berada
di bagian struktur primer yang terpisar jauh. Namun demikian, karena melipatnya
rantai polipeptida yang distabilkan, tempat-tempat tersebut terletak berdekatan
dan sesuai. Contohnya pada enzim lisozim asam amino yang membentuk sisi
aktif terpisah jauh dalam struktur primer. Ikatan yang terjadi antara substrat
dengan rantai samping asam amino dalam membentuk sisi aktif dapat kovalen
atau nonkovalen. Interaksi antara enzim dan substrat seperti model gembok dan
kunci disajikan pada Gambar 1, dimana enzim dan substrat mempunyai bentuk
yang komplementer.
Enzim terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan
demikian, enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi yang
diperlukan) dari reaksi, sehingga reaksi dapat berlangsung dengan cepat.
Katalisator menurunkan pembatas energi aktivasi reaksi kimia, tanpa mengubah
keseluruhan perubahan energi bebas reaksi atau letak keseimbangan akhir.
Pada puncak pembatas energi aktivasi, terjadi keadaan transisi. Energi aktivasi
suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa
semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi
pada puncak batas energi. Pada tahap ini, terdapat peluang yang sama bagi
molekul-molekul tersebut untuk mengalami reaksi, membentuk produk, atau untuk
kembali menuju kumpulan molekul awal yang tidak reaktif. Kecepatan setiap
reaksi sebanding dengan konsentrasi senyawa pada keadaan transisi. Reaksi
katalitik yang dilakukan enzim dapat dilihat pada Gambar 2.
Ea tanpa katalisis
Dengan katalisis
Energi bebas
Ea
Awal
G
Akhir
Keterangan
Ea : energi
Perkembangan reaksi
aktivasi
Gambar 2. Reaksi katalitik yang dilakukan oleh enzim
Analisa kuantitatif kinetika reaksi enzim dapat dilakukan dengan dua asas
pendekatan, yaitu asas keseimbangan dan asas teori keadaan tunak (steady
state theory).
k1 k3
E + S ↔ ES → E + P (1)
k2
Enzim E berikatan dengan S membentuk kompleks ES dengan suatu tetapan kecepatan k1.
Kompleks ES mempunyai dua kemungkinan, terurai kembali menjadi E + S dengan suatu
tetapan kecepatan k2, atau melanjutkan reaksi membentuk produk P, dengan tetapan
kecepatan k3, dianggap pula, bahwa tidak tidak ada produk yang diubah kembali menjadi
substrat awal. Keadaan pada tahap awal reaksi, sebelum konsentrasi produk menjadi cukup
besar.
Perumusan yang menghubungkan laju katalisis dengan konsentrasi substrat dan
enzim dan dengan laju tiap langkah reaksi. Titik tolak yang digunakan ialah bahwa laju
katalisis sama dengan hasil perkalian konsentrasi kompleks ES dengan k3.
V = k3 [ES] (2)
[ES] ini haruslah dinyatakan dalam suatu jumlah yang telah diketahui. Laju pembentukan
dan laju pemecahan ES diketahui dari
Dalam keadaan tak berubah, konsentrasi zat antara ES tidak berubah, sedangkan
konsentrasi senyawa awal dan konsentrasi produk berubah. Ini terjadi bila laju
pembentukkan kompleks ES sama dengan laju penguraian ES menjadi P dan E.
Dalam keadaan tunak, bertambahnya ES per satuan waktu adalah nol, jadi
d[ES]
= 0 = k1 [E] [S] – (k2 [ES] + k3 [P])
dt
Apabila harga[E] = [E]o – [ES] dan [P] = [ES], diperoleh
k1([E]0 - [ES] [S] = (k2 + k3)[ES] k1
k1 [E]o [S]
[ES] = (6)
k1 [S] + (k2 + k3)
[E]o [S]
[ES] =
1/k1(k1 [S]) + 1/k1(k2 + k3)
[E]o [S]
[ES] =
[S] + 1/k1 (k2 + k3)
[E]o [S]
[ES] = (7)
[S] + (k2 + k3)/k1
karena k2 + k3
k1
k2 + k3
KM = (8)
k1
[E]o [S]
[ES] = (9)
[S] + KM
Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 2 untuk menggantikan faktor [ES],
diperoleh
[S]
V = k3 [E]o (10)
[S] + KM
Konstanta disosiasi :
[E] [S]
KM = (11)
(ES)
[E], [S] dan [ES] adalah konsentrasi dalam keadaan keseimbanganm masing-masing E, S
dan ES. Jika konsentrasi enzim semula adalah [E]o maka konsentrasi enzim bebas yaitu :
[ES] = konsentrasi enzim yang berikatan dengan substrat, yang juga sama dengan
konsentrasi produk [P]. Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 11, maka
Bila [ES] pada persamaan 14 dikumpulkan pada ruas kiri persamaan, diperoleh
[E]o [S]
[ES] =
[S] + KM
[S]
[ES] = [Eo] (15)
[S] + KM
atau
[S]/KM
[ES] = [Eo]
[S] + KM/KM
[S] / KM
[ES] = [Eo] (16)
1 + [S] / KM
Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 2 untuk menggantikan faktor [ES],
diperoleh
[S]
V = k3 [Eo] (17)
[S] + KM
Sampai pada persamaan (17) hasil analisis dengan kedua cara pendekatan tersebut di atas
adalah sama, menghasilkan persamaan yang sama untuk hubungan antara laju reaksi enzim
dan konsentrasi substrat.
Kecepatan maksimum Vmaks, dicapai bila seluruh situs katalitik enzim jenuh substrat,
artinya, bila [S] jauh lebih besar dari pada KM. Akibatnya, [S] / [S] + KM) mendekati 1,
sehingga
Vmaks = k3 [E]o (18)
[S]
V = Vmaks (19)
[S] + KM
Persamaan ini memperjelas data kinetik yang tampak pada gambar 1. Pada
konsentrasi substrat yang sangat rendah, bila [S] jauh lebih kecil dari pada KM, V = [S]
Vmaks / KM. Ini berarti, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi substrat. Bila
konsentrasi substrat tinggi, [S] jauh lebih besar dari pada KM, sehingga V= Vmaks, artinya,
laju reaksi maksimum dan tidak tergantung lagi pada konsentrasi substrat,
Dari persamaan 19, arti KM menjadi jelas. Bila [S] = KM, maka
V = Vmaks / 2. Jadi KM konsentrasi substrat yang menyebabkan kecepatan reaksi sama
dengan separuh kecepatan maksimum. Satuan KM adalah mol per liter.
Gambar 3. Diagram kecepatan reaksi V sebagai fungsi dari konsentrasi substrat [S] untuk
suatu enzim yang tunduk akan kinetika Michaelis-Menten (Vmaks adalah
kecepatan maksimum dan KM adalah tetapan Michaelis)
1. Suhu dan pH
Suhu dan pH faktor penting yang mempengaruhi aktivitas enzim. Hal ini
erat kaitannya dengan struktur molekul enzim adalahkarena protein. Aktivitas
enzim meningkat sejalan dengan peningkatan suhu lingkungan karena
tumbukan antara substrat dengan sisi aktif meningkat seiring dengan
meningkatnya pergerakan molekul. Akan tetapi, kemampuan kerja enzim akan
menurun diatas suhu tertentu. Hal ini disebabkan oleh panas mengganggu
ikatan hidrogen, ion, dan berbagai ikatan yang menstabilkan bentuk aktif enzim
sehingga enzim mengalami proses denaturasi. Setiap enzim mempunyai suhu
dan pH optimum kecepatan reaksi mencapai titik tertinggi, jumlah molekul yang
berikatan dengan sisi aktif mencapai titik tertinggi tanpa terjadi proses denaturasi
protein enzim. Sebagai contoh aktivitas enzim pepsin maksimal pada pH 1,5 – 2
dan suhu 25oC, sedangkan tripsin pada pH 7,7 pada suhu yang sama. Enzim
urease pada pH 8 dan suhu 20oC mempercepat kecepatan hidrolisis urea sampai
1014 kali. Pada Gambar 4 disajikan pengaruh suhu dan pH pada laju reaksi yang
dikatalisis oleh enzim.
A B
Jumlah substrat yang
E3
ditransformasi
E2
E1 V
V
1x 2x 3x
t0 t1 t3 waktu
Gambar 5. Pengaruh konsentrasi enzim (A) dan konsentasi substrat (B) pada
aktivitas enzim
3. Konsentrasi inhibitor
4. Modulator (aktivator/represor)
5. Waktu
Setiap sel terdapat ribuan enzim yang berbeda-beda yang secara khusus
mengkatalisis semua kegiatan kimiawi esensial suatu sel. Enzim adalah protein,
sebagian besar perlu bantuan koenzim dan kofaktor untuk menjadi aktif. Enzim
dapat diklasifikasikan berdasarkan reaksi yang dikatalisis, tempat bekerjanya,
biosintesisnya, fungsinya, dan komponen penyusunnya.
Aktivitas enzim pada substratnya terjadi pada sisi atau situs aktif pada
bagian permukaan enzim. Proses ini menurunkan energi aktivasi pada suatu
reaksi kimiawi dan memungkinkannya berlangsung pada laju yang cepat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu dan pH, hal
berhubungan dengan struktur enzim sebagai protein, konsentrasi enzim dan
substrat, konsentrasi inhibitor, modulator (aktivator/represor), dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. Pendahuluan
C. Latar Belakang
Energi kimia dapat diubah menjadi panas, listrik, energi cahaya, atau
energi osmotik. Energi cahaya dapat diubah menjadi energi listrik atau energi
kimia. Energi listrik dapat pula diubah menjadi energi kimia. Berarti bahwa suatu
bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain atau dikenal
dengan proses transformasi energi. Pemahaman tentang transformasi energi
dipelajari dalam bioenergetika. Ilmu ini memberikan prinsip dasar untuk
menjelaskan mengapa sebagian reaksi dapat terjadi, dan sebagian yang lain
tidak. Bahan bakar yang sesuai dan diperlukan untuk memberikan energi yang
memungkinkan organisme untuk melaksanakan berbagai proses normal dalam
tubuhnya. Bagaimana organisme memperoleh energi dari makanannya
merupakan pemahaman pada nutrisi dan metabolisme normal.
a. Konsep bioenergetika
E. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul terakhir dalam mata kuliah Biokimia Nutrisi.
Modul metabolisme energi diberikan setelah mahasiswa memahami modul logika
molekul organisme hidup dan nutrisi ikan, karbohidrat, lipida, protein, vitamin,
mineral, asam nukleat, dan enzim, serta sebelum mahasiswa mempelajari modul
terakhir, yaitu metabolisme energi.
A. Konsep Bioenergetika
ATP ADP
Fotosintesis atau
oksidasi molekul-molekul
Terdapat dua macam jalur yang dimiliki sel, yaitu jalur anabolik atau
anabolisme dan jalur katabolik atau katabolisme. Anabolisme adalah proses
yang memerlukan energi untuk membentu senyawa-senyawa kompleks dari
senyawa sederhana. Merupakan reaksi reduksi atau penyimpanan energi
(endorgenik), bila dalam bentuk panas disebut endoterm. Sebagai contoh, yaitu
sintesa protein.
Tahap ketiga terdiri atas daur asam sitrat dan fosforilasi oksidatif, yang
merupakan jalur akhir bersama oksidasi molekul bahan bakar. Asetil KoA
membawa unit-unit asetil ke dalam daur ini, tempat unit-unit ini dioksidasi lengkap
menjadi CO2. Empat pasang elektron dipindahkan (tiga ke NAD+ dan satu ke
FAD) untuk setiap gugus asetil yang dioksidasi. Kemudian, ATP dihasilkan selama
elektron mengalir dari bentuk-bentuk tereduksi, NAD+ dan FAD ke O2 pada proses
yang disebut fosforilasi oksidatif. Lebih dari 90% ATP yang dihasilkan pada
pemecahan bahan makanan terbentuk pada tahap ketiga ini.
Tahap
Tahap
II
Asetil KoA
KoA
ATP ADP
Daur asam sitrat
Tahap
O2 e¯
Fosforilasi
III
oksidatif
2CO2
G. Energi Bebas dan Perangkaian Reaksi Eksergonik dengan Endergonik
Makhluk hidup memerlukan energi bebas untuk tiga tujuan utama, yaitu
pelaksanaan kerja mekanis, kontraksi otot, dan gerakan sel lainnya, transpor aktif
molekul-molekul dan ion-ion, dan sintesis makromolekul dan biomolekul lainnya
dari zat mula yang sederhana. Untuk mempertahankan proses kehidupan
tersebut, makhluk hidup harus memperoleh pasokan energi bebas dari
lingkungannga. Organisme autotrofik merangkaikan metabolismenya dengan
proses eksergonik sederhana tertentu dalam lingkungan sekitar, misalnya
tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya matahari, dan sebagian bakteri
autotrofik menggunakan reaksi Fe2+ Æ Fe3+. Sebaliknya organisme heterotrofik
memperoleh energi bebas melalui perangkaian metabolismenya denga
pemecahan molekol organik kompleks dalam lingkungannya. Pada semua
proses ini, ATP memain peranan sentral dalam pengalihan energi bebas dari
proses eksergonik ke proses endergonik.
∆G = ∆H – T∆S
∆G = ∆E - T∆S
dimana : ∆E : perubahan total energi internal dalam reaksi dan T∆S : suhu
absulut
∆G yang aktual dapat lebih besar atau lebih kecil dibandingkan ∆G0’ yang
bergantung pada konsentrasi berbagai reaktan, solven, berbagai ion, dan
protein.
Panas
Eksegoni
Energi
b b
Energi
Endergonik kimia
C A + C Æ B + D + panas B
ATP adalah nukleotida yang terdiri atas adenin, ribosa, dan trifosfat.
Bentuk aktif ATP biasanya adalah kompleks ATP dengan Mg2+ atau Mn2+. ATP
adalah pengemban energi pada bagian trifosfatnya, merupakan molekul kaya
energi karena unit trifosfatnya mengandung ikatan fosfoanhibrida (Gambar 4).
Sejumlah besar energi bebas dilepaskan ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin
difosfat (ADP) dan ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin
monofosfat (AMP) dan pirofosfat (PPi). Enzim yang mengkatalisis konversi ATP,
AMP, dan ADP adalah adenilat kinase (miokinase)..
∆G0’ tergantung pada kekuatan ion dalam medium, konsentrasi Mg2+ dan Ca2+
dan protein (enzim). Pada keadaan sel yang khas, ∆G yang sesungguhnya untuk
hidrolisis ini sekitar -12 kkal/mol.
ATP terus menerus dibentuk dan dipakai, dimana pergantian ATP sangat
cepat. ATP lebih banyak bertindak sebagai donor langsung energi bebas yang
utama dari pada sebagai bentuk simpanan jangka panjang. Aktivitas (gerakan,
transpor aktif, biosintesis, sinyal) terjadi jika ATP terus menerus kembali dibentuk
dari ADP. Pada sel yang khas, molekul ATP dipakai dalam satu menit sesudah
pembentukkannya,
NH2 NH2
N N
C
C
C C
CH N
N
HC C
HC C
N
N O O
O N
N 5’
5’ O
P O ¯O P O P O
¯O O
CH2
CH2 ¯O 4’C
¯O 4’C NH2 ¯O C1’
C1’
H H H
H N H H
H H C 3’ 2’
3’ 2’ C N
C N
C
AMP (adenosin HO OH N CH HO OH
2. Nukleotida trifosfat
Nukleotida trifosfat adalah senyawa berenergi tinggi yang analog dengan ATP,
dimana beberapa reaksi biosintesis dijalankan olehnya. Nukleotida trifosfat
seperti guanosin trifosfat (GTP), uridin trifosfat (UTP), dan sitidin trifosfat (CTP).
Bentuk difosfat nukleotida-nukleotida terbut adalah guanosin difosfat (GDP),
uridin difosfat (UDP), dan sitidin difosfat (CDP). Bentuk bentuk monofosfatnya
adalah guanosin monofosfat (GMP), uridin monofosfat (UMP), dan sitidin
monofosfat (CMP). Enzimienzim dapat mengkatalisis transfer gugus fosforil terminal
dari satu nukleotida ke nukleotida yang lain, seperti pada reaksi :
3. Asil – Fosfat
4. Fosfat Enolik
5. Guadinium – Fosfat
Guadinium fosfat adalah senyawa berenergi tinggi yang berperan dalam
mentransfer maupun dalam penyimpanan energi biologis. Struktur guadinium
fosfat terdapat pada molekul kreatin fosfat/fosfokreatin, serta argininafosfat yang
berperan sebagai fosfagen. Fosfagen terbentuk dari reaksi antara kreatin atau
arginin dengan ATP dikatalisis oleh enzim kreatin kinase.
NAD+ + R – C – R ↔ NADH + R – C – R’ + H+
OH O
FAD dan FADH2 Æ Bagian reaktifnya cincin isoaloksazim
FAD + R – C – C – R’ ↔ FADH2 + R – C = C – R’
H H H H
ATP Fosforil
FADH2 Elektron
FMNH2 Elektron
Koenzim A Asil
Lipoamid Asil
Biotin CO2
S-adenosilimetionin Metil
7. Ester Tiol
Ester tiol adalah senyawa berenergi tinggi yang dapat memulihkan ATP
dari ADP. Contohnya adalah asetil KoA atau asetil koenzim A yang merupakan
pengemban universal gugus asil. Gugus atau situs reaktifnya adalah gugus
sulfidril. Hidrolisis asetil KoA memberi perubahan energi bebas sekitar 7,5 kkal.
Asetil KoA berpartisipasi dalam suatu reaksi penghasil energi yang terbesar
yang disebut dengan Kreb’Cycle. Mengenai Kreb’s cycle ini telah dibicarakan
pada modul karbohidrat.
I. Pengontrolan Metabolisme
Metabolisme diatur dengan pengontrolan
1. Jumlah enzim
Jumlah enzim tergantung pada kecepatan sintesis dan kecepatan degradasinya.
Kadar sebagian besar enzim terutama disesuaikan dengan mengubah
kecepatan transkripsi gen yang menyandikan. Contohnya pada laktosa yang
mengindoksi lebih dari 50 kali peningkatan kecepatan sintesis β-galaktosidase,
enzim yang diperlukan untuk pemecahan disakarida ini.
3. Tersedianya subtrat
Metabolisme juga diatur dengan pengontrolan arus substrat. Contohnya
hormon insulin yang mempermudah masuknya glukosa dalam sel. Transfer
substrat dari satu ke lain kompartemen sel (misalnya dari sitosol ke mitokondria)
dapat bertindak sebagai alat kontrol.
[ATP] + ½ [ADP]
Muatan energi =
Terdapat dua macam jalur metabolisme yang dimiliki sel, yaitu jalur
anabolik atau anabolisme dan jalur katabolik atau katabolisme. Metabolisme
diatur dengan pengontrolan pada jumlah enzim yang tergantung pada
kecepatan sintesis dan kecepatan degradasinya. Pengontolan aktivitas katalisitik
enzim, yaitu dengan pengontrolan allosterik yang riversibel dan modifikasi kovalen
yang reversibel. Metabolisme juga diatur dengan pengontrolan arus substrat.
DAFTAR PUSTAKA