Anda di halaman 1dari 2

Materi Screening yang Kami Dapatkan

Penyampaian materi oleh si bapak kadang agak loncat-loncat dan kurang runut. Tapi saya coba
sarikan di sini apa-apa yang saya catat selama 2 jam screening kami.

Tentang Prosedur Pernikahan

1. Sebuah pernikahan di Indonesia dianggap sah dilihat dari 3 sisi:


a. Sisi negara: sebagai WNI, pernikahan mesti taat dan patuh pada UU No. 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan.
b. Sisi agama: sebagai muslim, pernikahan mesti taat dan patuh pada hukum
munakahat dalam syariat Islam.
c. Sisi adat setempat: sebagai orang Minang, pernikahan tidak boleh bertentangan
dengan adat Minangkabau.
2. Sebuah pernikahan mesti tercatat karena ini akan terkait dengan dokumen-dokumen lain
yang nantinya membutuhkan buku nikah sebagai syarat, misalnya saat mengurus kartu
keluarga, akte kelahiran anak, dsb.

Tentang Fiqh Munakahat

1. Diingatkan kembali tentang rukun nikah dalam Islam yakni:


a. Calon suami.
b. Calon istri.
c. Wali nikah.
d. Dua orang saksi.
e. Ijab dan qabul.
2. Wali nikah itu ada wali nasab atau wali hakim. Jika tidak ada lagi wali nasab, maka
dipakai wali hakim yang biasanya adalah Kepala KUA bersangkutan (karenanya Kepala
KUA itu wajib laki-laki, ga boleh perempuan).

Tentang Hubungan Suami-Istri

1. Bersucilah sebelum melakukan hubungan dan berdoa (penting untuk menghapalkan doa
sebelum melakukan hubungan suami-istri).
2. Hubungan suami-istri tidak boleh dilakukan saat:
o Istri sedang haid atau nifas.
o Siang hari di bulan Ramadhan.
3. Haram bagi suami untuk melakukan zihar, yakni menyamakan istri secara fisik dengan
mahramnya. Kalau sudah kejadian, haram bagi keduanya untuk melakukan hubungan
suami-istri kecuali setelah membayar kifarat: memerdekakan budak, atau kalau tidak bisa
maka berpuasa selama 60 hari berturut-turut, atau kalau tidak bisa maka memberi makan
60 orang fakir miskin.
4. Setelah melakukan hubungan suami-istri, kondisinya adalah junub alias berhadats besar
(seperti halnya setelah mimpi basah pada laki-laki atau haid/nifas bagi perempuan). Oleh
karena itu diwajibkan mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar tsb. Kami
diingatkan lagi tentang tata cara mandi wajib yang benar.
Tentang Ijab Qabul

1. Beda tempat ternyata ada perbedaan juga di kalimat ijab qabul. Yang biasa kita dengar,
saat qabul diucapkan “Saya terima nikahnya …”. Di Baso ternyata kalimatnya “Saya
terima menikahi …”.
2. Beberapa kali juga saya dengar dalam qabul “… dengan mahar tersebut …” alias
maharnya tidak disebutkan ulang oleh calon suami. Di Baso ternyata maharnya mesti
disebutkan lagi, jangan diganti dengan kata “tersebut”.

Lain-Lain (Random)

1. Masing-masing harus siap menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Pahami


karakter pasangan.
2. Setelah menikah, seorang istri wajib minta izin ke suami untuk melakukan hal-hal yang
tidak rutin.
3. Hak dan kewajiban suami dan istri, ringkasnya bisa diformulasi sbb: hak suami =
kewajiban istri, kewajiban suami = hak istri.
4. Mempunyai anak sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dari segala aspek (ekonomi,
pendidikan, perhatian, dll.). Islam tidak melarang adanya perencanaan atau pembatasan
kelahiran seperti KB.
5. Dalam rumah tangga perlu ada perencanaan keuangan. Ingat-ingat apakah pengeluaran
sudah sebanding dengan pemasukan. Jangan lupa ada porsi zakat juga untuk mensucikan
harta.
6. Menikah adalah menyatukan dua keluarga besar. Jadi anggaplah keluarga pasangan
seperti keluarga sendiri. Perlakukan keluarga pasangan seperti halnya kita
memperlakukan keluarga sendiri.

Anda mungkin juga menyukai