Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH REKAYASA KROMOSOM PADA TANAMAN SEMANGKA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Teknologi Pemuliaan
Tanaman yang di ampu oleh:

Prof. Dr. Ir. Sri Hartati, M.P.

Disusun Oleh :

Nama : Ixora Parameswati

NIM : H0717075

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
\
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu
maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman merupakan
salah satu teknik yang digunakan dalam budidaya pertanian. Tujuan dalam
program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk
mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan.
Semakin maju zaman maka kegiatan pemuliaan tanaman memiliki teknik aau
metode yag juga semakin berkembang.
Berkembangnya metode atau teknik pemuliaan tanaman berjalan cepat.
Perkembangan dimulai dari teknik paling sederhanahingga sampai pada teknik
paling mutakhir. Teknik atau etode tersebut antara lain yaitu domestikasi serta
seleks terhadap populasi alam, persilangan buatan dilanjutkan seleksi, mutasi
buatan, rekayasa kromosom, teknik kultur invitro, dan teknologi tanaman
transgenik. Pada makalah ini akan dibahan mengenai pemuliaan tanaman
dengan metode rekayasa kromosom.
Rekayasa kromosom merupakan bagian dari rekayasa genetik dimana
rekayasa genetika juga disebut modifikasi genetika adalah manipulasi
langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Rekayasa genetika
merupakan satu set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan
genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-
batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat. Rekayasa
kromosom yang dilakukan pada buah semangka yaitu dalam budidaya
pembuatan semangka tanpa biji.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu pemuliaan tanaman?
b. Apa itu metode/teknik pemuliaan tanaman melalui rekayasa kromosom
c. Rekayasa kromosom apa yang diterapkan pada tanaman semangka?
3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian pemuliaan tanaman
b. Mengetahui teknik pemuliaan tanaman rekayasa kromosom
c. Mengetahui rekayasa kromosom yang diterapkan dalam tanaman semangka
BAB 2

PEMBAHASA

Menurut Nuraida (2012) Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan untuk


mengubah susunan genetic tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat
atau penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya/pemulianya.
Seperti dikemukakan bahwa pemuliaan tanaman dapat diartikan sebagai ilmu dan
seni yang mempelajari adanya pertukaran dan perbaikan karakter tanaman yang
diwariskan pada suatu populasi baru dengan sifat genetic yang baru. Pemuliaan
tanaman umumnya mencakup tindakan penangkaran, persilangan, dan seleksi.
Dasar pengetahuan mengenai prilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam
budidaya diperlukan dalam kegiatan ini.
Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman yaitu, peningkatan
kepastian terhadap hasil yang tinggi serta perbaikan kualitas produk yang
dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada
peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme
pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian
terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Usaha perbaikan kualitas
produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat diarahkan pada
perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta
penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai,
ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.
Teknik pemuliaan tanaman melalui rekayasa kromosom atau
manipulasi ploidi, baik poliploidisasi (penggandaan genom) maupun pengubahan
jumlah kromosom. Menurut Kadi (2007) Manipulasi poliploidi dilakukan untuk
mendapatkan jenis yang mempunyai lebih dari 2 set kromosom (2n), berdasarkan
pertimbangan pemuliaan terhadap flora dan fauna untuk memperbaiki mutu yang
lebih baik dari jenis atau organisme sebelumnya. Manipulasi poliploidi
menghasilkan individu triploid, tetraploid dan ploid yang lebih tinggi. Poliploid
ini dapat tumbuh lebih pesat dibandingkan individu diploid dan haploid. Individu
triploid memiliki sifat steril dan individu tetraploid bersifat fertil.
Menurut Jusup (1988) Poliploidi terbentuk dalam dua kelompok, yaitu
Kelompok pertama adalah autopoliploidi yaitu penggandaan ploidi melalui
penggabungan genom-genom yang sama. Ploid yang dihasilkan dari proses ini
adalah aneuploid (kromosom abnormal) yakni dalam bentuk triploid, tetraploid
dan pentaploid. Kelompok kedua alopoliploidi adalah penggandaan kromosom
yang terjadi melalui penggabungan genom-genom yang berbeda. Manipulasi ini
banyak dilakukan pada tanaman, dari dua jenis tanaman berbeda digabungkan,
keduanya menghasilkan organisme alopoliploid dengan jumlah kromosom 2x+2y.
Menurut Kwon et al. (2013) organisme poliploid memiliki banyak set genom yang
sama dibandingkan dengan diploid dimana tidak ada perubahan kualitatif pada
informasi genetik tapi karena peningkatan kualitatif dari material genetik, bentuk
dan karakter psikologi dari tanaman akan berubah..
Menurut Hidayati et al. (2012) Manipulasi kromosom dapat dilakukan
dengan induksi dengan radiasi sinar gamma maupun senyawa kimia EMS. Selain
itu manipulasi kromosom juga dapat dilakukan dengan penambahan senyawa
kimia kolkhisin. Manipulasi kromosom dapat dilakukan pada berbagai jenis
tanaman salah satunya adalah tanaman semangka. Rekayasa kromosom pada
tanaman semangka yaitu ditujukan untuk menghasilkan semangka dengan suatu
keunikan yaitu tidak mempunyai biji atau disebut partenokarpi.
Menurut Pamuji et al. (2017) semangka merupakan buah yang digemari
masyarakat Indonesia karena memiliki rasa yang manis, tekstur yang renyah, serta
memiliki kandungan air yang banyak. Kulitnya eras dan berwarna hijau pekat atau
hijau muda dengan garis hijau tua tergantung varietasnya. Daging buahnya berair
dan berwarna kuning atau merah. Salah satu varietas yang dikembang melalui
rekayasa kromosom pada semangka yaitu varietas semangka tanpa biji (seedless).
Semangka tanpa biji merupakan rekayasa genetika dari tanaman semangka berbiji.
Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah semangka
hibrida F-1 juga. Berasal dari tetua atau induk yang masing – masing berasal dari
tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh
karena itu semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid. Untuk
memperoleh tetua yang tetraploid dilakukan melalui pelipat gandaan jumlah
kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering di sebut dengan mutasi duplikasi.
Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka
triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Menurut
Rezaldi et al. (2019) Perkembangan embrio maupun endosperm digabung oleh
kondisi triploid yang dimanfaatkan untuk menghasilkan buah partenokarpi. Pada
buah semangka tanpa biji, hanya residu integumen diperoleh dari garis keturunan
pertama dan tanaman yang dikembangbiakan berasal dari persilangan pada
kondisi tetraploid dengan induknya pada kondisi diploid.
Pembentukan semangka tanpa biji dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut yaitu pertama-tama menyediakan benih semangka berbiji atau diploid (2n)
yang direndam pada larutan kolkisin selama 24 jam kemudian dilakukan
penyemaian. Setelah berkecambah dan muncul tunas maka akan ditetesi
menggunakan larutan kolkisin 0,05% pada empat hari pertama sehingga dapat
menghasilkan individu semagka dengan komosom tetraploid (4n) dengan jumlah
kromosom 44. Menurut Sotopo et al. (2016) Manipulasi genom dapat dilakukan
dengan pemberian mutagen berupa bahan kimia seperti kolkhisin. Kolkhisin
merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
polipliodi. Dimana organisme akan memiliki tiga atau lebih kromosom dalam sel-
selnya. Kolkisin bekerja dengan menghambat terbentuknya dinding sel.
Menurut Kwon et al. (2016) kolkisin merupakan komponen alkaloid yang
terkandung dalam biji atau umbi dari tanaman Liliaceae yang apabila diberikan
pada tanaman yang sedang bermitosis akan menekan pembentukan serat
gelendong dan mengganggu pergerakan kromosom. Menurut Kim et al. (2003)
induksi buatan dari kromosom tanaman tetraploid biasanya berdasarkan
konsentrasi, waktu pemberian, dan metode pemberian kolkisin. Menurut Aina et
al. (2012) efek dari kolkisin untuk penggandaan kromosom in vitro berbeda
berdasarkan konsentrasi, metode dan durasi pemberian serta adanya faktor genetik
pada tanaman yang di aplikasikan.
Menurut Sartika dan Basuki (2017) tanaman tetraploid memiliki
karakteristik yang lebih besar dan lebih kekar dibanding tanaman diploid.
Tanaman tetraploid memiliki daging lebih tebal, daun lebih tebal, memiliki batang
yang lebih besar, warna daun lebih gelap kehijauan, bunga jantan dan betina lebih
besar sehingga bijinya juga lebih besar. Semangka tertaploid (4n) yang dihasilkan
selanjutnya akan ditanam sebagai indukan seleksi sedangkan semangka diploid
(2n) dijadikan sebagai jantan . kedua semangka tersebut kemudian disilangkan
dengan melakukan penyerbukan dengan cara menggabungkan sel telur semangka
4n dan sari dari semangka 2n sehingga dihasilkan semangka yang memiliki
kromosom triploid (3n) atau dihasilkan semangka seedless.
Tanaman hasil rekayasa kromosom tersebut merupakan suatu trobosan baru
pada buah semangka pada saat itu. Semakin berjalannya waktu masyarakat lebih
berminat pada semangka unik ini karena dianggap lebih mudah dan nyaman untuk
dikonsumsi. Itulah salah satu manfaat dari penggunaan teknik pemuliaan tanaman
dengan melakukan rekayasa kromosom atau manipulasi kromosom pada tanaman
semangka agar dihasilkan produk yang lebih baik.
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai rekayasa genetik
melalui manipulasi kromosom pada tanaman semangka adalah :
a. Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan untuk mengubah susunan
genetic tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau
penampilan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
pelakunya/pemulianya
b. Teknik pemuliaan tanaman melalui rekayasa kromosom atau
manipulasi ploidi, baik poliploidisasi (penggandaan genom) maupun
pengubahan jumlah kromosom.
c. Rekayasa kromosom pada tanaman semangka yaitu ditujukan untuk
menghasilkan semangka dengan suatu keunikan yaitu tidak
mempunyai biji atau disebut partenokarpi.
DAFTAR PUSTAKA

Aina, O., K. Quesenberry and M. Gallo. 2012. In vitro induction of tetraploids in


Arachis paraguariensis. Plant Cell Tiss. Org. 111(2):231-238.
Hidayati N, Sukamto L A, Juhaeti T. 2012. Pengujian Ketahanan Kekeringan
pada Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Hasil Mutasi Dengan
Radiasi Sinar Gamma. J Biologi Indonesia 8(2):303-315.
Jusup M. 1988. Genetika I; Struktur dan ekspresi gen. Bogor(ID) : Institut
Pertanian Bogor Pers.
Kadi A. 2007. Manipulasi poliploidi untuk memperoleh jenis baru yang unggul. J
Oseana 22(4):1-11
Kim, I.H., H.H Kim, E.Y. Hong, J.S. Yun, T.Y. J.K. Hwang and C.H. Lee. 2003.
Breeding of tetraploid in Platycodon grandiflorum (Jacq.) A. DC. by
colchicine treatment. Plant Resources 6(3):188-194.
Kwon S Y, Seo D Y, Cho G Y, et al. 2016. Effect of Colchicine on Chromosome
Doubling in Codonopsis lanceolata. J Korean Plant Res 29(3):347-354
Kwon, S.J., G.Y. Cho and H.H. Kim. 2013. A tetraploid induction in Hypericum
patulum Thunberg by colchicine soaking treatment. Korean J. Plant Res.
26(2):284-288.
Nuraida D. 2012. Pemuliaan tanaman cepat dan tepat melalui pendekatan marka
molekuler. J Pemuliaan Tanaman Cepat 2(2):97-103.
Pamuji A, Saptadi D, Respatijarti. 2017. Uji daya hasil semangka hibrida kuning
berbiji (Citrullus vulgaris). J Produksi Tanaman 5(4):576-581.
Rezaldi F, Qonit MAH, Mubarok S, et al. 2019. Pemanfaatan fenomena
pembentukan buah partenokarpi pada perspektif pertanian di Indonesia. J
Kultivasi 18(2):859-868.
Sartika T V, Basuki N. 2017. Pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap perakitan
putative mutan semangka (Citrullus lanatus). J Produksi Tanaman
5(10):1669-1677.
Soetopo L, Siahaya CA, Basuki N. 2016. Induksi poliploidi pada anggrek bulan
(phalaenopsis hieroglyphica l). J Prosding 1(1):1-3.

Anda mungkin juga menyukai