Kelas XXXIV/E
Nama : ARIF MZ
NPM : 216080056
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
adalah waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu untuk
(Sari, 2010).
Jumlah kunjungan pasien pada pelayanan farmasi rawat jalan Rumah Sakit Sukadana tahun
2017 bulan Januari s/d Desember sebanyak 174.116 jiwa dengan rata-rata kunjungan perbulan
sebanyak 14.509 jiwa. Sedangkan, jumlah kunjungan pasien pada pelayanan farmasi rawat
jalan tahun 2018 bulan Januari s/d Agustus sebanyak 118.838 jiwa dengan rata-rata
kunjungan perbulan sebanyak 14.854 jiwa. Hasil study pendahuluan didapati bahwa terjadi
penumpukan pasien saat mengantri untuk mengambil obat yaitu pada hari senin-kamis pukul
09-00 s/d 11.00 yang merupakan puncak sibuk pelayanan. Penumpukan antrian pasien di
ruang tunggu farmasi rawat jalan, tidak terlepas dari meningkatnya jumlah kunjungan pasien
yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan daripada farmasi rawat jalan itu sendiri, sudah
seharusnya unit farmasi rawat jalan melakukan antisipasi agar tidak terjadi penumpukan
pasien pada saat mengantri untuk mendapatkan obat. Setiap pelanggan yang terkait dengan
institusi pelayanan kesehatan mempunyai keinginan atau harapan terhadap pelayanan yang
disediakan oleh institusi penyedia pelayanan kesehatan. Persyaratan pelangggan terhadap
institusi penyedia pelayanan kesehatan antara lain: efisien, terjangkau dari aspek biaya,
terjangkaudari aspek jarak, adil, dan cepat (Muninjaya, 2011). Penelitian diharapkan dapat
dimanfaatkan pihak rumah sakit umum daerah Sukadana Lampung timur untuk mengetahui
gambaran waktu tunggu dan sistem antrian yang lebih baik setelah dilakukannya upaya
mengidentifikasi dimensi mana di dalam layanan yang harus ditingkatkan. Dengan
mengunakan Metode Antrian Di Rumah Sakit Sukadana ”
4
Man
environment
Apoteker kurang
R.tunggu kurang
luas
Agak bising Asisten kurang
BAB II
SIM bpjs belum
briedging Komputer 3
Loket obat
Obat fornas kurang
Resep manual Etiket kosong
manual
Obat regular kosong
SIM RS error
Dokter terlambat
TINJAUAN TEORITIS
1. Problem Solving
Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa
yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan
5
Saat ini, vaksin Covid-19 tengah didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia.
Pemberian vaksin ini merupakan solusi yang dianggap paling tepat untuk mengurangi
jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Permasalahan
Selama kegiatan vaksinasi tahun 2021 pencapaian vaksinasi Covid-19 menggunakan
Pcare TNI baru mencapai kumulatif sampai bulan November 44.348 orang untuk
suntikan dosis pertama, dan 18.495 dosis ke dua. Sedangkan target pencapaian
perkabutan kota perhari 4.555 orang untuk Maluku dan Maluku utara yang menjadi
wilayah kerja jajaran Kesdam XVI/Pattimura. Hal ini terjadi karena dari 9
Faskes/FKTP TNI, hanya 5 Faskes/FKTP yang mempunyai Pcare. Kemudian
terkendala kurangnya SDM petugas kesehatan diwilayah yang jauh dari Faskes TNI
dan sulit dijangkau karna wilayah provinsi Maluku dan Maluku Utara berpulau2
sehingga transportasi juga menjadi kendala utama. Sehingga untuk target pencapaian
serbuan vaksinasi tidak tercapai maksimal sesuai tujuan yang diharapkan,
6
a. Menginventarisasi masalah
b. Menentukan masalah prioritas
c. Mengidentifikasikan factor penyebab masalah
d. Menentukan penyebab utama
e. Membuat alternative pemecahan
f. Membuat alternative yang paling baik
g. Mengidentifikasi hal – hal yang mungkin terjadi
h. Menetukan tindakan pencegahan.
3. Tabel Factors
7
5 Lingkungan Wilayah kerja jajaran Kesdam Sasaran
XVI/Pattimura di Maluku dan vaksinasi di
Malut berpulau2. desa-desa
4. Diagram Fish Bone : kurangnya target pencapaian vaksinasi Covid-19 di Provinsi Maluku.
Keinginian :
Waktu 1 bulan 1 1x5=5 1x3=3 1x4=4
Jumlah 50 30 40
Rangking I III II
Keputusan :
9
1 Merekrut tenaga 10 9 8 27
honor (Dokter dan
Perawat)
2 Menambah alat 6 1 3 10
penyimpanan
Vaccine box carrier
10
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu
sehingga jika suatu saat terpapar penyakit tersebut maka hanya akan mengalami gejala yang
ringan. Sebaliknya, apabila tidak melakukan vaksinasi maka tidak akan memiliki kekebalan
tubuh yang spesifik terhadap penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan pemberian
vaksin tersebut. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata, maka akan terbentuk suatu
kekebalan kelompok (herd immunity). Selain itu, vaksinasi Covid-19 juga dapat menjaga
produktivitas dan mengurangi dampak sosial serta ekonomi. Vaksinasi Covid-19 dilakukan
setelah kepastian keamanan dan keampuhannya ada.
Kesdam XVI/Pattimura ikut berperan aktif dalam pencapaian vaksinasi Covid-19 di provinsi
Maluku dan Maluku Utara dengan segala keterbatasan SDM tenaga medis maupun sarana dan
prasarana.
11
12