BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
B.Identifikasi Masalah............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................5
ANALISIS..................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
Globex adalah suatu perusahaan Amerika yang menjual produk-produk makanan ke seluruh
dunia. Globex telah mengadakan kontrak dengan Macromex, sebuah perusahaan di Rumania,
dalam kontrak tersebut, Globex harus mengirimkan 112 kontainer ayam ke Ruman ia.
Kontrak tersebut diatur dalam ketentuan CISG. Dalam kontrak tersebut Globex menyebutkan
bahwa batas pengiriman terakhir dilakukan pada 29 Mei 2006. Namun pada tanggal 2 Juni
2006 terjadi kegagalan dalam mengirim 62 kontainer ayam ke Rumania. Dalam perjanjian
yang dibuat oleh kedua belah pihak, Globex dan Marcomex menetapkan arbitrase
Pada tanggal 2 Juni 2006, pemerintah Rumania m endeklarasikan tanpa memberitahu terlebih
dulu kepada Globex bahwa sampai pada tanggal 7 Juni 2006, tidak ada ayam yang dapat
diimpor ke Rumania kecuali apabila ada pengesahan pada tanggal terakhir yang telah
ditentukan. Antara tanggal pengumuman tersebut dibuat sampai pada tanggal 7 Juni 2006
Globex bergegas untuk mengirimkan 20 kontainer dari sisa 62 kontainer yang telah dikontrak
untuk dijual. Pada tanggal 7 Juni 2006 sisa 42 kontainer ayam tidak dapat dikirim ke
Rumania dikarenakan suatu peraturan pemer intah. Marcomex kemudian membawa perkara
ini ke proses arbitrase dengan dasar bahwa Globex telah melakukan suatu pelanggaran
Atas pengajuan arbitrase Macromex terhadap Globex tersebut, Globex kemudian mengajukan
2
karena adanya force majeure. Globex beragumen bahwa penundaan pengiriman tersebut tidak
sesuai dengan standar umum. Larangan tersebut tidak dapat diadapta si oleh pihak Globex
karena tidak ada peringatan terlebih dahulu, larangan tersebut benar-benar memblocking
efektif membuat pengiriman tidak terlaksana. Sesuai dengan keberadaan Pasal 79 CISG
yang dipakai seb agai dasar interpretasi oleh arbitrator. Kemudian arbitrase mencatat bahwa
selain Amerika sebagai supplier Macromex yang menyetujui secara lebih tidak terkait secara
langsung oleh larangan impor. Yang seharusnya Globex dapat mengambil keuntungan dari
Rusaknya harga pasar di Rumania dikarenakan tidak terkirimnya ayam senilai $606,323,00
yang menyebabkan kerugian pihak Macromex. Arbitrator membebankan semua biaya untuk
proses arbitrse dan b iaya pengacara kepada Globex sehingga total putusan sebesar
$876,310,58.
B.Identifikasi Masalah
Dalam kasus posisi di atas maka hal yang menjadi rumusan masalah ialah :
2.Apa yang menjadi titik taut primer (titik taut pembeda) kasus ini sehingga merupakan kasus
perdata internasional?
3
4.Apa yang menjadi titik taut sekunder (titik taut penentu) kasus ini untuk menentukan
4
BAB II
ANALISIS
Dalam perkara di atas, hakim atau badan peradilan yang berwenang menyelesaikan
Inggris sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang telah diatur dalam perjanjian yang
Hukum Perdata Internasional adalah sekumpulan kaidah hukum (perselisihan) nasional yang
dimaksudkan untuk menyelesaikan perkara-perkara yang mengandung unsur asing atau uns
ur-unsur yang melampaui batas-batas territorial negara. Yang perlu digarisbawahi dari
definisi tersebut ialah adanya unsur asing (foreign element) dalam perkara tersebut. Unsur-
unsur yang menandakan adanya unsur asing, sehingga ada kemungkinan suatu kaidah hukum
asing yang berlaku bagi suatu peristiwa hukum, dinamakan titik-titik taut. Titik taut primer
adalah unsur-unsur yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa hukum merupakan peristiwa
Hukum Perdata Internasional atau bukan. Jadi titik taut primer adalah t itik taut yang
membedakan Hukum Perdata Internasional itu dari peristiwa intern (bukan Hukum Perdata
Internasional). Oleh sebab itu, maka titik taut primer juga dinamakan titik taut
pembeda. Dalam sengketa perkara antara Globex dengan Marcomex tersebut, titik taut primer
yaitu : Apabila kita memandang dari posisi Arbitrase Inggirs, maka Globex yang merupakan
perusahaan Amerika dan Marcomex yang merupakan perusahaan Rumania adalah merupakan
5
C.Klasifikasi Kasus dalam Hukum Perdata Internasional.
Klasifikasi atau kualifikasi adalah penggolongan peristiwa atau hubungan hukum ke dalam
kaidah-kaidah Huku m Perdata Internasional dan hukum materiil. Dalam kaidah hukum
materiil Indonesia dikenal permasalahan hukum perdata internasional dibagi dalam empat
klasifikasi, yaitu :
a.Hukum Orang
b.Hukum Benda
c.Hukum perjanjian
hukum yang mengatur mengenai suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Merupakan
klasifikasi hukum perjanjian, dapat dilihat dari pokok permasalahan yang terjadi pada
Titik taut sekunder yaitu akan menent ukan hukum manakah yang harus berlaku bagi
peristiwa Hukum Perdata Internasional itu. Karena itu titik taut sekunder ini juga biasa
6
4.Tempat dilangsungkan perkawinan (lex celebrationis)
Dalam kasus di atas yang dapat menunjukkan adanya kaitan antara fakta-fakta yang ada di
dalam perkaradengan suatu tempat dan suatu sistem hukum yang harus atau mungkin
digunakan ialah :
Hukum manakah yang harus diberlakukan untuk mengatur atau menyelesaikan persoalan-
persoalan yuridis yang mengandung unsur asing. Dalam kasus ini yang menjadi Choice of
Solutionis), yaitu di Rumania sebagai tempat tujuan pengiriman ayam oleh Globex.
Rumania.
1.Pertama-tama harus ditentukan dahulu titik-titik taut primer dalam perkara dalam rangka
menentukan apakah peristiwa hukum yang dihadapi merupakan suatu peristiwa HPI. Apakah
7
ada unsur asing dari sekumpulan fakta yang dihadapi. Unt uk menjawab hal ini maka
penentuan unsur asing dalam perkara yang dianggap sebagai unsur asing haruslah dilihat dari
kacamata forum / hakim yang mengadili perkara. Dalam kasus di atas apabila kita
2.Setelah hal di atas ditentukan, langkah berikutnya adalah kualifikasi fakta yang dilakukan
berdasarkan Lex Fori, dalam rangka penetapan kategori yuridik dari perkara yang sedang
dihadapi.
kategori yuridik yang ada. Kualifikasi Lex Fori berdasarkan hukum dari pengadilan yang
mengadili perkara. Dalam kasus ini yang mengadili perkara ialah Arbitrase Inggris.
3.Setelah kategori yuridik ditentukan maka langkah berikutnya adalah penentuan kaidah HPI
mana dari Lex Fori yang harus digunakan untuk menetukan Lex Causae. Pada tahap ini
Titik taut sekunder ialah unsur-unsur dalam sekumpulan fakta yang menentukan hukum
manakah yang harus berlaku untuk mengatur peristiwa HPI yang bersangkutan. Dalam kasus
pihak..
dalam Lex Causae, hakim berusaha menetapkan kaidah-kaidah hukum internal apa yang akan
8
5.Apabila berdasar titik-titik taut dari Lex Causae hakim telah dapat menentukan Kaidah
hukum Internal atau material apa yang harus diberlakukan, maka barulah pokok-pokok
9
DAFTAR PUSTAKA
1992
1976
2007
10