KRISIS HIPERTENSI
Oleh :
NIM : 2041094
PEKANBARU 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini hipertensi masih merupakan masalah kesehatan dikarenakan beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi, banyak pasien hipertensi yang belum mendapat
pengobatan, belum tercapainya target kendali tekanandarah meski telah diobati, serta komplikasi
yang berpotensi mengingkatkan morbiditas dan mortalitas.
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit vaskular jantung, saraf dan ginjal.
Diperkirakan, sekitar 1-2 % penderita hipertensi akan mengalami krisis hipertensi. Krisis
hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai denngan kenaikan tekanan darah yang
sangat tinggi dengan kemungkinan akan atau telah terjadinya kerusakan organ target. Pada
umumnya hal ini terjadi pada pasien hipertensi yang lalai minum obat atau bahkan tidak berobat.
Gejala pada krisis hiertensi pada umumnya adalah organ target yang terganggu, diantaranya
seperti nyeri dada, sesak nafas, mata kabur, sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, lateralisasi,
gagal ginjal akut, nyeri tengkuk. Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingginya tekanan darah,
geala dan tanda keterlibatan organ target.
Besarnya tekanan darah yang berpotensi menimbulkan krisis hipertensi tidak dapat
dipastikan, sebab bisa saja terjadi pada penderita yang sebelumnya normotensi atau hipertensi
ringan. Krisis hipertensi merupakan keadaan yang harus diwaspadai karena pasien yang jatuh
dalam keadaan seperti ini dapat membahayakan jiwa dan menimbulkan kematian bila tidak
ditangguangi dengan tepat
BAB II
KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Lian Nio
Umur : 43 tahun
Alamat : Jatisari Permai A.4 no. 2
Pekerjaan : karyawan swasta (Sri Ratu)
Status : menikah
Pembiayaan : JAMKESMAS
Tgl masuk RS: 24-5-2012 jam 10.00 WIB
II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan auto anamnesa tgl 24-5-2012
Keluhan utama : pusing sejak 4 hari SMRS
RPS / Kronologis :
Pasien datang dengan keluhan pusing (+) sejak 4 hari SMRS. Pusing dirasakan
kencang (+), diseluruh kepala (+), tiba-tiba (+), terus-menerus (+). Pasien mengeluh
tengkuk terasa kencang (+), batuk (-), demam (-), mual (+) hilang timbul, muntah (-),
sesak nafas (-), berkeringat dingin (-), pingsan (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-).
Badan terasa lemas (+), pandangan terasa sedikit kabur (+). BAB dan BAK tidak ada
keluhan. Saat datang di IGD, tekanan darah mencapai 210/140 mmHg.
2 jam setelah MRS pasien masih mengeluh pusing (+), pusing sedikit berkurang
(+), tengkuk masih kencang (+), badan lemas (+), pandangan sedikit kabur (+), mual
(+), muntah (-), sesak nafas (-), demam (-), batuk (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-).
RPD:
DM : disangkal
HT : sudah lama, tak terkontrol. Hanya berobat jika ada keluhan
pengelihatan sebelumnya kadang-kadang kabur, tapi belum pernah diperiksakan
RPK:
DM :disangkal
HT :disangkal
Riwayat Pribadi
Alcohol : disangkal
merokok : disangkal
Kebiasaan olah raga : disangkal
III.PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tgl 24 mei 2012 Jam 11. WIB
Keadaan Umum : tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
TD : 200/140 mmHg (di bangsal)
Nadi : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
Status nutrisi : IMT= 24, kesan cukup
Status Interna
Kepala : mesocepal
Mata : Ca .+/+, SI -/-, reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-,
pupil isokor 3mm/3mm
Hidung: nafas cuping (-) , deformitas (-) , secret (-)
Telinga: serumen (-) , nyeri mastoid (-) , nyeri tragus (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : limfonodi - , tiroid- , JVP N
Thorax
Cor I : ictus kordis tak terlihat
P : ictus kordis tak teraba
P : batas jantung dalam batas normal
A : BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
Dextra Sinistra
Depan
I statis dan dinamis simetris statis dan dinamis simetris
P stem fremitus kiri=kanan stem fremitus kiri=kanan
P sonor (+) sonor (+)
A SDV (+), wheezing (-), ronkhi SDV (+), wheezing (-), ronkhi
(-) (-)
Belakang
I statis dan dinamis simetris statis dan dinamis simetris
P stem fremitus kiri=kanan stem fremitus kiri=kanan
P sonor (+) sonor (+)
A SDV (+), wheezing (-), ronkhi SDV (+), wheezing (-), ronkhi
(-) (-)
Abdomen
I : ikterik (-), sianosis (-)
A : BU (+) 18 x/menit, metalic sound (-)
P : pekak sisi (+), timpani (+), pekak alih (-)
P : NT epigastrium (-), hepar dan lien tak teraba
Extremitas
Superior Inferior
Akral hangat +/+ +/+
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Gerak Tak diperiksa Tak diperiksa
Reflek fisiologis Tak diperiksa Tak diperiksa
Rflek patologis Tak diperiksa Tak diperiksa
CRT <2 detik <2detik
Hasil Nilai
Normal
Darah Rutin (WB EDTA)
Leukosit 11.00 3.6 - 11
Eritrosit 4.85 3.8 - 5.2
Hb 10.10 11.7 - 15.5
Ht 34.30 35 - 47
MCV 70.70 80 - 100
MCH 20.80 26 - 34
MCHC 29.40 32 - 34
Trombosit 496 150 - 440
RDW 17.00 11.5 - 14.5
Eosinofil absolute 0.19 0.045 - 0.94
Basofil absolute 0.01 0 - 0.2
Natrofil absolute 7.56 1.8 - 8
Limfosit absolute 2.65 0.9 - 5.2
Monosit absolute 0.69 0.16 - 1
Eosinofil 1.70 2-4
Basofil 0.10 0-1
Neutrofil 0.01 50 - 70
Limfosit 18.10 25 - 40
Monosit 0.69 2-8
Kimia Klinik
GDS 91 <126
Colesterol total 180 <200
Trigliserida 139 <150
Ureum 31.0 10-50
Creatinin 0.79 0.60-0.90
Kalium 3.7 3.5-5
Natrium 140 135-145
EKG : sinus rhythm
Non spesifik T abnormality
V. DIGNOSIS BANDING
- HT emergency
- Anemia
- Hipoglikemi
VI. DIAGNOSIS
HT emergency dan anemi
VII. PENATALAKSANAAN
a. farmakologis
- Infus D5% 1 fl + Catapres 6 amp mikrodrip 12 tpm
- inj. Ranitidine i.v 1 amp
- inj. Ketorolac i.v 1 amp
- aspilet
b. non farmakologi
- Diet rendah garam dan natrium
- Tirah baring dan istirahat
- Periksa ulang tekanan darah dalam 1 jam
- Pengawasan tiap 3-6 jam diturunkan menjadi 24 jam jika sudah stabil
c. edukasi
- bila sudah sembuh dan pulang dari mondok, pasien agar rajin dan rutin kontrol
ke dokter, RS, maupun puskesmas
- hipertensi tak dapat disembuhkan, penyakit seumur hidup, sehingga harus taat
minum obat agar TD stabil dan mencapai target kendali
- batasi penggunaan garam dan MSG/penyedap rasa dalam memasak
- batasi konsumsi makanan yang diawetkan/dikaleng seperti mi instan, sarden,
kecap dll
- hindari makanan berlemak tinggi seperti makanan yang digoreng, bersantan,
jeroan dll
- cukupi kebutuhan antioksidan dengan konsumsi buah dan sayur setiap hari
- cukupi kebutuhan zat besi dengan konsumsi daging, protein nabati
- jangan merokok dan berada di dekat orang yang merokok karena asap rokok
akan merusak dinding pembuluh darah dan memperparah penyakit
- cukup istirahat
- hindari stres
- olah raga bila pulang mondok dan kondisi sudah stabil dengan terlebih dahulu
berkonsutasi mengenai jenis olah raga yang diperbolehkan.
- bila memungkinkan, pasien memiliki alat pengukur teknan darah pribadi di
rumah untuk mengukur tekanan darah harian. Pengukuran dapat dilakukan oleh
keluarga pasien dengan terlebih dahulu mendapat pelatihan dari dokter atau
tenaga kesehatan lain.
USULAN:
- foto thorax
- konsul Sp. Mata
.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus ini merupakan kasus hipertensi emergensi dimana pasien dengan riwayat
hipertensi tak terkontrol datang dengan keluhan pusing sejak 4 hari SMRS, nyeri
tengkuk, mual tanpa muntah, lemas, dan pandangan sedikit kabur. Tekanan darah
200/140 mmHg.
Dilakukan penanganan dengan segera untuk menurunkan tekanan darah pasien
guna mencegah berlangsungnya kerusakan organ target secara progresif yang dapat
mengantarkan pada kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: PAPDI