LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................2
Lampiran ................................................................................................................18
1. Perhitungan .....................................................................................................18
2. Data Percobaan ...............................................................................................21
3. Gambar ...........................................................................................................33
3
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
3. Gambar ..............................................................................................................33
5
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan .......................................................................................................18
3. Gambar ..............................................................................................................33
6
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan sampel yang akan dianalisis diinjeksi kemudian sampel akan turun ke
dalam kolom dan di elusi oleh eluen yang disediakan. Lalu detector akan
mendeteksi waktu retensi dalam bentuk kromatogram. Dari kromatogram itu kita
dapat meganalisis sampel (Ibnu Ghalib, 2012)
biaya. Detector yang paling umum didasarkan pada indeks bias dan eluat kolom,
karena hampir semua zat terlarut akan menghasilkan larutan dengan indeks bias
yang berbeda dengan indeks bias pelarut murni (Day, 2002)
Pada dasarnya instrumen HPLC terdiri dari tandon (reservoir) cairan fase gerak,
pompa, injector, kolom, detektor dan rekorder.
1. Tandon (Reservoir)
Reservoir yang baik disertai degessing system yang berfungsi untuk
mengusir gas-gas terlarut dalam solvent. Degassing dilakukan dengan
mengalirkan gas inert dengan kelarutan yang sangat kecil, misalnya helium.
Degassing dapat juga dibuat sendiri dengan erlermeyer yang dilengkapi
dengan pengaduk magnet, pemanas dan pompa vacum.
2. Pompa
Fungsi pompa adalah untuk memompa fase gerak (solvent) ke dalam
kolom dengan aliran yang konstan dan reproducible. Pompa harus memenuhi
persyaratann seperti dapat memberi tekanan sampai 6000 psi (360 atm),
tekanan yang dihasilkan bebas pulsa, dapat mengalirkan fase gerak dengan
kecepatan 0,1 sampai 10 ml/ menit, dapat mengalirkan fase gerak dengan
reprodusibilitas yang tinggi, tahan terhadap korosi (biasanya terbuat dari baja
atau teflon). Ada beberapa jenis pompa, antara lain:
a. Reciprocating pump
b. Displacement Pump
c. Pneumatic Pump
3. Katup Injector
Bagian ini merupakan tempat dimana sampel diinjeksikan untuk
selanjutnya dibawa oleh fase gerak ke dalam kolom.
4. Kolom (Column)
Kolom merupakan jantung dari HPLC, sebab kunci keberhasilan analisis
sangat tergantung pada efisiensi kolom sebagai alat untuk memisah-misahkan
senyawa dalam campuran yang kompleks. Kolom terbuat dari stainless steel
yang dibor halus atau dari gelas. Ada dua jenis packing kolom yang telah
9
digunakan dalam kromatografi cair. yaitu berupa partikel porous dan partikel
pelliculer.
5. Detektor
Setelah sampel melewati kolom maka komponen-komponennya akan
terpisah-pisah dan keluar dari kolom dengan waktu yang berbeda-beda.
Komponen yang sudah terpisah ini secara berturut-turut akan melewati suatu
detektor dan akan dibaca kadarnya. Detektor yang digunakan harus sesuai
dengan jenis zat yang dianalisis.
A. Detektor UV
Prinsip kerja detektor ini adalah spektrophotometri abssorbsi.
Sampel yang dianalisis harus menyerap sinar UV. Panjang gelombang
sinar UV yang biasa digunakan adalah 254 nm.
B. Detektor Fluoresensi
Prinsip kerja detektor ini adalah spektrophotometri. Detektor ini
lebih sensitif daripada detektor UV. Pemakaian sumber sinar laser
akan memberikan sensitivitas yang sangat tinggi. Derivatisasi sering
dilakukan terhadap asam amino.
C. Detektor Indeks Refraksi (Refraksi Index Detector = RID)
Detektor ini bekerja atas dasar perbedaan indeks refraksi sampel
dengan solvent. Semua larutan suatu zat mempunyai indeks bias yang
spesifik, oleh karena itu detektor ini dapat digunakan untuk hampir
semua zat.
6. Recorder
Hasil pembacaan detektor kemudian diolah oleh suatu processor kemudian
dikirim ke recorder. Recorder akan membuat suatu tampilan. Dalam
kromatografi tampilan ini disebut chromathogram. Untuk HPLC dilengkapi
seperangkat software yang dapat menghitung luas kromatogram dan bahkan
sekaligus menghitung kadarnya.
HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar senyawa aktif
pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk
10
BAB III
METODE KERJA
1. Alat 2. Bahan
- Alat degassing - Air
- Aluminium Foil - Aquadest
- Beker glass - Asetaminofen
- Bulp - Parasetamol
- Corong - Metanol
- Erlenmeyer
- Kaca arloji
- Labu ukur
- Mikropipet
- Pipet gondok
- Pipet kaca
- Timbangan analitik
- Syringe filtrer
BAB IV
4. 1 Pembahasan
Sistem kromatografi yang digunakan pada percobaan ini yaitu fase balik,
dimana fase diam yang digunakan bersifat non polar sedangkan fase geraknya
bersifat polar. Fase diam yang digunakan adalah ODS atau Okta Desil Silica.
ODS merupakan kolom berisi silika yang bersifat polar yang kemudian
ditambahkan 18 atom C sehingga ODS bersifat non polar. ODS banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa dari tingkat kepolaran
terendah hingga tertinggi. ODS digunakan karena parasetamol bersifat polar
sehingga senyawa parasetamol tidak akan tertahan pada fase diam tetapi ikut
keluar bersama fase gerak yaitu methanol : air.
Dari hasil pengamatan, setelah dilakukan analisis standar dan sampel pada
HPLC %Kadar Paracetamol dan dihitung kadar Paracetamol berturut – turut
yaitu 98,0421%, 109,687%, 106,936%, 102,7946%, 98,4990%, dan
102,2138% memenuhi syarat. Karena berdasarkan Farmakope Indonesia IV,
kadar parasetamol dalam tablet tidak boleh < 90% dan >110
4.3 Sampel
4.4 Kadar
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hayun, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2006. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
LAMPIRAN
1. Perhitungan
1. Preparasi fase gerak air dan metanol (3 : 1) 600ml
600ml = air (450ml) + metanol (150ml)
= 10,4 ppm
3. Kadar Paracetamol
Diketahui: 5ml ~120mg
2ml ~ 48mg
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
a. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
692547
= 765242 × 10,4 × 100
= 941,2041 ppm
47,0602
%Kadar = × 100%
48
= 98,0421%
19
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
b. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
746210
= 737000 × 10,4 × 100
= 1052,996 ppm
52,6498
%Kadar = × 100%
48
= 109,687%
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
c. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
753579
= 763425 × 10,4 × 100
= 1026,5869 ppm
51,3293
%Kadar = × 100%
48
= 106,936%
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
d. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
725918
= 765031 × 10,4 × 100
= 986,8289 ppm
= 0,0986828289 Kg/100ml ~ 49,3414mg/50ml
49,3414
%Kadar = × 100%
48
= 102,7946%
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
e. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
694986
= 764375 × 10,4 × 100
= 945,5901 ppm
= 0,09455901 Kg/100ml ~ 47,2795mg/50ml
20
47,2795
%Kadar = × 100%
48
= 998,4990%
𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
f. Csampel = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙 × 𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑓𝑝
718698
= 761726 × 10,4 × 100
= 981,2529 ppm
= 0,09812529 Kg/100ml ~ 49,0626mg/50ml
49,0626
%Kadar = × 100%
48
= 102,2138%
21
2. Data Percobaan
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
3. Gambar
Alat HPLC
34