Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Pemasaran Strategik


Kode Mata Kuliah : EKM4475
Jumlah sks : 3
Nama Pengembang : Eco Femiandini, SE., M.Si.
Nama Penelaah : Ramdhan Kurniawan, S.Tr.Par.,MM.
Status Pengembangan : Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)
Tahun Pengembangan : 2019
Edisi Ke- : 1

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Rantai dingin atau cold chain adalah rantai pasokan yang 100 Modul 6
mengontrol suhu. Rantai dingin yang tidak terputus adalah
serangkaian kegiatan produksi, penyimpanan dan distribusi
yang tidak terputus, bersama dengan peralatan dan logistik
terkait, yang mampu mempertahankan kisaran suhu rendah
yang diinginkan. Ini digunakan untuk menjaga dan
memperpanjang serta memastikan masa simpan produk,
seperti hasil pertanian segar, makanan laut, makanan beku,
bahan kimia, dan obat-obatan farmasi. Carilah artikel atau
jurnal mengenai cold chain distribution pada suatu
perusahaan/komoditi. Berikan satu (1) contoh
perusahaan/komoditi yang mengimplementasikan cold
chain distribution! Kemudian Anda diminta untuk:
A. Jelaskan bagaimana proses pendistribusian mulai dari
produsen hingga konsumen!
B. Buat kesimpulan dan gambarkan bagaimana bentuk
saluran pemasarannya!
* coret yang tidak sesuai

Jawab

Sistem Rantai Dingin (Cold Chain) dalam Implementasi Sistem Logistik Ikan Nasional
(SLIN)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengembangkan dan mengimplementasikan


program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN). Program ini ditetapkan dengan Peraturan
Menteri KKP No. 5/Permen-KP/2014 tentang Sistem Logistik Ikan Nasional. Mengacu peraturan
tersebut, SLIN bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi dan
pemasaran perikanan nasional, memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra produksi
hulu, produksi hilir dan pemasaran secara efisien, dan meningkatkan efisiensi manajemen rantai
pasokan ikan, bahan dan alat produksi, serta informasi dari hulu sampai dengan hilir.
Implementasi SLIN menghadapi beberapa tantangan mendasar seperti karakteristik komoditas
yang mudah rusak (perishable), keterpencilan (remoteness), dan faktor musim. Sejumlah
tantangan tersebut mengakibatkan kesenjangan antar wilayah, mencakup kesenjangan
ketersediaan komoditas, kesenjangan harga akibat rantai distribusi yang panjang, dan
kesenjangan mutu ikan.

Berkaitan dengan hal-hal di atas, dalam implementasi SLIN diperlukan suatu struktur dan sistem
rantai dingin yang terintegrasi guna mengatasi permasalahan kesenjangan, terutama yang terjadi
karena wilayah Indonesia yang sangat luas dan sebagian besar merupakan lautan. Dalam sistem
rantai dingin, komoditas ikan ditangani dalam kondisi beku, baik pada kegiatan penyimpanan
maupun transportasi.

Rantai Dingin (Cold Chain)

Sondoro (2011) menjelaskan bahwa pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di
dalam suhu rendah (cold storage). Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan untuk
mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu
jauh di bawah titik beku ikan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada ikan
menjadi es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan ikan
harus kembali seperti sebelum dibekukan. Ikan-ikan yang dibekukan untuk dikonsumsi mentah
(sashimi) mutlak memerlukan terpeliharanya sifat-sifat ikan segar yang dibekukan, agar ketika
dilelehkan tidak dapat dibedakan dari ikan segar.

Simatupang (2016) menjelaskan bahwa rantai dingin adalah bagian dari rantai pasok (supply
chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses
pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen, sedangkan
manajemen rantai dingin adalah seluruh aktivitas rantai pendingin yang dianalisis, diukur,
dikontrol, didokumentasikan, dan divalidasi agar berjalan secara efektif dan efisien baik secara
teknis dan ekonomis.

Logistik rantai dingin sendiri merupakan gabungan antara kegiatan logistik dan pengendalian
suhu. Dalam logistik rantai dingin tersebut, cold storage sebagai alat pembeku dan tempat
penyimpanan ikan sangat penting. Cold storage ini harus dirancang dan digunakan secara tepat
agar bisa berfungsi secara optimal.

Menurut Sondoro (2011), desain yang benar dan penggunaan yang benar dari cold storage dapat
meminimalisasikan kerusakan selama penyimpanan dan memperpanjang masa simpan produk.
Faktor design yang paling penting adalah:
- Suhu rendah
- Keseragaman suhu dalam seluruh ruangan cold storage
- Kestabilan suhu dengan fluktuasi yang minimal
- Distribusi udara yang baik untuk mempertahankan keseragaman suhu
- Sirkulasi udara minimum untuk mencegah dehidrasi
- Minimum ingress udara untuk meminimalkan fluktuasi
Penyimpanan komoditas ikan pada suatu suhu tertentu tersebut akan mempengaruhi kondisi
komoditas itu, sehingga pengendalian atau pengaturan suhu tersebut dapat memperpanjang
umur komoditasnya (extended shelf life), seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Menurut Simatupang (2016), untuk mendapatkan sebuah sistem rantai dingin yang tepat, ada
empat tahap kritis yang harus dicermati dalam sistem rantai pendingin produk beku, yaitu:
- Penanganan saat diproses awal
- Penyimpanan dan pengolahan saat tiba di darat
- Penanganan saat transportasi ke lokasi tujuan
- Penanganan saat bongkar muat dan sistem distribusi ke konsumen.

Permasalahan dan Rekomendasi Implementasi Rantai Dingin

Dalam implementasi rantai dingin, terdapat beberapa permasalahan pada setiap tingkatan
atau tahapan kegiatan dalam rantai pasok. Pada tahap produksi (pengadaan), yang menjadi
permasalahan adalah ketersediaan modal serta kurangnya pemahaman terhadap cold chain.
Kemudian permasalahan pada tahap pengumpulan dan penyimpanan adalah ketersediaan
sarana (cold storage) serta ketersediaan infrastruktur dasar seperti, listrik, air bersih dan
lainnya. Ketersediaan sarana (unplug reefer) menjadi permasalahan tersendiri pada tahap
pengangkutan/transportasi.

Pada tahap penjualan (pengecer), permasalahan antara lain berupa kurangnya pemahaman
terhadap cold chain, serta ketersediaan sarana dan permodalan. Pada tahap akhir, yaitu tahap
konsumsi, yang masih menjadi permasalahan adalah kurangnya pemahaman terhadap
kualitas produk sehingga berdampak pada pemilihan komoditas yang tentunya berpengaruh
pada risiko kesehatan masyarakat.

Rekomendasi pada tahap produksi (pengadaan) adalah penyiapan sistem cold chain,
pengembangan infrastruktur di sentra produksi, misalnya pabrik es, serta ketersediaan energi
(listrik). Untuk tahap pengumpulan dan penyimpanan pun rekomendasinya serupa pada
tahap produksi, hanya saja pengembangan infrastruktur dilakukan di sentra pengumpulan
dan penyimpanan.

Pada tahap pengangkutan/transportasi, selain penyiapan sistem cold chain, pengembangan


infrastruktur pendistribusian menjadi fokus utama, misalnya pelabuhan dan terminal dengan
unplug reefer, pemberian insentif untuk mendorong pengembangan usaha dan investasi jasa
logistik perikanan. Untuk pendistribusian, pengawasan keamanan komoditas menjadi
rekomendasi atas menurunnya kualitas komoditas yang tentunya mengharuskan masyarakat
sebagai pengkonsumsi meningkatkan pemahaman terhadap kualitas komoditas.

Bandung, 18 Juli 2016.

Referensi:

Sondoro, Yunias (2011). Pengawetan Ikan dengan Menggunakan Metode Pembekuan (Cold
Storage). http://yunias19ocean.blogspot.co.id/2011/05/ pengawetan-ikan-dengan-
menggunakan.html diakses pada 18-07-2016 pk.09.00.

Simatupang, T.M. (2016). Struktur dan Sistem Rantai Pendingin Ikan dalam Rangka
Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).

a. Jelaskan bagaimana proses pendistribusian mulai dari produsen hingga konsumen!


Pada saat proses pendistribusian, selain penyiapan sistem cold chain, pengembangan
infrastruktur pendistribusian menjadi fokus utama, misalnya pelabuhan dan terminal
dengan unplug reefer, pemberian insentif untuk mendorong pengembangan usaha dan
investasi jasa logistik perikanan. Untuk pendistribusian, pengawasan keamanan
komoditas menjadi rekomendasi atas menurunnya kualitas komoditas yang tentunya
mengharuskan masyarakat sebagai pengkonsumsi meningkatkan pemahaman terhadap
kualitas komoditas.

b. Buat kesimpulan dan gambarkan bagaimana bentuk saluran pemasarannya!

Anda mungkin juga menyukai