0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
66 tayangan63 halaman
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) membahas tentang pengelolaan sumber daya manusia di organisasi. Dokumen ini menjelaskan tantangan MSDM seperti perubahan ekonomi dan teknologi, ketersediaan dan kualitas tenaga kerja, serta alasan mempelajari MSDM seperti mengembangkan potensi manusia dan memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dokumen ini juga membahas proses rekrutmen, seleksi, p
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) membahas tentang pengelolaan sumber daya manusia di organisasi. Dokumen ini menjelaskan tantangan MSDM seperti perubahan ekonomi dan teknologi, ketersediaan dan kualitas tenaga kerja, serta alasan mempelajari MSDM seperti mengembangkan potensi manusia dan memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dokumen ini juga membahas proses rekrutmen, seleksi, p
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) membahas tentang pengelolaan sumber daya manusia di organisasi. Dokumen ini menjelaskan tantangan MSDM seperti perubahan ekonomi dan teknologi, ketersediaan dan kualitas tenaga kerja, serta alasan mempelajari MSDM seperti mengembangkan potensi manusia dan memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dokumen ini juga membahas proses rekrutmen, seleksi, p
PASCASARJANA STIE AMKOP MAKASSAR Manajemen SDM dan Global
Manajemen Sumber Daya Manusia atau MSDM (Human Resouces
Manajemen) adalah bagian dari fungsi manajemen. Jikalau manejemen menitik beratkan bagaimana mencapai tujuan bersama dengan orang lain, maka MSDM memfocuskan pada orang baik sebagai subjek atau pelaku dan sekaligus sebagai objek dari pelaku. TANTANGAN MSDM
1. Perubahan ekonomi dan teknologi
2. Ketersediaan dan kualitas angkatan kerja 3. Pertumbuhan angkatan kerja tidak tetap 4. Persoalan demografi 5. Penyeimbangan pekerjaan / keluarga 6. Penyusunan ulang organisasional dan merger/akuisisi MENGAPA MEMPELAJARI MSDM
1. Menggali potensi manusia dalam organisasi sehingga dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin. 2. Manusia sebagai makhluk social yang unik harus menjadi focus perhatian terhadap keinginan (wants) dan kebutuhannya (needs) yang harus dipenuhi. 3. Manusia memiliki cita-cita untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui jalur karir yang ditempuhnya 4. Organisasi adalah kumpulan orang, kesuksesan orang-orang di dalamnya haruslah sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai. 5. Organisasi dibentuk bukan hanya jk.pendek melainkan juga jk.panjang, sehingga kebutuhan SDM harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara efektif. KONTRIBUSI MSDM – EFEKTIVITAS ORGANISASI (JHON IVANCEVICH, 2007)
1. MEMPEKERJAKAN KETERAMPILAN / KEMAMPUAN TENAGA KERJA
SECARA EFISIEN. 2. MEMENUHI ORGANISASI DALAM HAL PEGAWAI YANG TERLATIH DAN TERMOTIVASI. 3. MENINGKATKAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI SECARA PENUH DAN AKTUALISASI DIRI 4. MEMBANTU MEMELIHARA DAN MENGKOMUNIKASIKAN KEBIJAKAN SDM KEPADA SEMUA PEGAWAI/ KARYAWAN DAN PERILAKU MORAL ETIKAN SERTA TG.JAWAB SOCIAL 5. MENGELOLA PERUBAHAN TERHADAP KEUNGGULAN SALING MENGUNTUNGKAN DARI INDIVIDU, KELOMPOK, PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT ANALISIS JABATAN
FUNGSI MSDM PALING PERTAMA DILAKUKAN ADALAH ANALAISIS
JABATAN – NILAINYA ADALAH
1. Membagi habis masing-masing unit/divisi/individu.
2. Memberi batasan pemegang jabatan tentang wewenang. 3. Kepada siapa pemegang jabatan harus bertanggung jawab. 4. Kualifikasi untuk mengisi suatu jabatan. MANFAAT ANALISIS JABATAN 1. PERENCANAAN SDM 2. BEBAN KERJA 3. PENARIKAN/SELEKSI PEGAWAI 4. PELATIHAN 5. PENENTUAN KOMPENSASI 6. PERENCANAAN KARIR 7. PENILAIN KINERJA SECARA UMUM ALASAN DIPERLUKANNYA PERENCANAAN SDM ADALAH SBB :
1. Jangka Pendek .. Selesai dibuat job analisis, selanjutnya menghitung
jumlah SDM (Tenaga Kerja) yang dibutuhkan. misalnya suatu perusahaan terdapat direktur (1 orang), Wakil Direktur (2 orang), Manajer (4 orang), Supervisor (16 orang) .. sisanya adalah staf (80 orang) .. Total Kebutuhan SDM (103 orang). 2. Jangka Panjang .. Terjadi perubahan kebutuhan SDM dari waktu ke waktu disebabkan adanya turnover karyawan. Disebabkan banyak factor : pensiun, berhenti sendiri, diberhentikan, adanya investasi baru, dan penutupan aktivitas perusahaan. REKRUTMEN DAN SELEKSI
1. Perlu diperhatikan, sumber tenaga kerja potensial untuk
direkrut, membuat pelamar tertarik, memenuhi kualifikasi yang diinginkan, pertimbangan biaya. 2. Proses seleksi perlu diperhatikan: harus objektif, tidak diskriminasi, hindarkan Halo Effect, memenuhi aturan yang telah ditetapkan. PENEMPATAN 1. SEBELUM MEMASUKI DUNIA KERJA, MAKA CALON KARYAWAN HARUS MENYESUAIKAN DAN MENGENAL LINGKUNGAN KERJA YANG BARU. 2. SELAMA MASA ORIENTASI, CALON KARYAWAN DIHARAPKAN MAMPU UNTUK : MENGENAL RIWAYAT PERUSAHAAN, STRUKTUR ORGANISASI, PRODUK YANG DIHASILKAN, PELANGGAN, JABATAN, ATASAN LANGSUNG, TEMAN SEKERJA, PERALATAN KERJA, CARA KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN. MERENCANAKAN KARIER 1. Arti dan pentingnya perencanaan karier, serangkaian pengalaman peran diurut dengan tepat menuju kepada peningkatan tkt Tg. Jawab, status, kekuasaan, imbalan dan karier 2. Tkt kehidupan mempengaruhi perencanaan karier, tahap awal pencarian identitas, tahap kedua menetapkan jalur karier, tahap ketiga, melakukan penyesuaian (mempertahankan atau karier berubah), kekuatan/ kemampuan fisik mental berkurang, aspirasi dan motivasi seseorang menjadi menurun. UNSUR PROGRAM PERENCANAAN KARIER
1. Perlu penilaian individu dan organisasi, tentang
kemampuan, minat, kebutuhan karier dan tujuan. 2. Informasi seleksi dan informasi riwayat pekerjaan, catatan promosi, kenaikan gaji, dan partisipasi berbagai program. 3. Komunikasi informasi kebebasan memilih dan kesempatan karier. 4. Penyuluhan karier, diberikan kepada penyelian dan pimpinan DEPARTEMEN PERSONALIA Keterlibatan pimpinan divisi sdm dalam perencanaan karier memberi manfaat:
1. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan,
perencanaan karier membantu mengembangkan persediaan intern karyawan potensial. 2. Mengurangi perpindahan karyawan, perhatian terhadap karier seseorang akan meningkatkan loyalitas terhadap organisasi. 3. Mengungkap potensi, mendorong pertumbuhan, dan memotivasi karyawan untuk berkembang 4. Membantu karyawan siap menduduki jabatan dan pelaksanaan rencana kegiatan. MANAJEMEN PERUBAHAN KOMPETENSI SDM
Arti dan Pentingnya Kompetensi
Kompetensi mencakup berbagai factor teknik dan non- teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft skills dan hard skills, dipergunakan sebagai aspek yang dinilai perusahaan untuk merekrut karyawan ke dalam organisasi. Competence (Kompetensi) antara lain berarti : 1. The ability and willingness to perform a task (Burgoyne, 1988). 2. The behavioural dimension that affect job performance (Wood-Ruffe, 1990) 3. The fundamental abilities and capabilities needed to do the job well (Furnham, 1990) 4. 4. Any personal trait characteristic or skill which can be shown to be directly linked to effective or outstanding jon performance (Armstrong, 1996). Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, menyimpulkan bahwa kompetensi adalah : 1. Konsep luas, memuat kemampuan mentransfer kemampuan dan keahlian kepada situasi baru dalam wilayah kerja.. Menyangkut organisasi dan perencanaan pekerjaan, inovasi dan mengatasi aktivitas rutin, kuaitas efektivas personel yang dibutuhkan di tempat berkaitan dengan rekan kerja, manajer serta pelanggan 2. Kemampuan dan kemauan melakukan tugas. 3. Dimensi perilaku yang mempengaruhi kinerja. 4. Karakteristik individu yang dapat diukur signifificant antara kinerja efektif dengan tidak efektif. 5. Bakat, sifat dan keahlian individu apapun yang dapat dibuktikan. KOMPETENSI Kompetensi merupakan factor kunci penentu bagi seseorang dalam menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan factor kunci penentu keberhasilaan organisasi. Berdasarkan penelitian dengan sampel 20 negara, maka jenis pekerjaan dan industry ditentukan 18 kompetensi bersifat “generic” yang umum ditemui pada berbagai bidang pekerjaan dan industry, yaitu : 1. Achievement orientation (Orientasi Pencapaian) 2. Analytical Thinking (Berpikir Analitis) 3. Conseptual Thinking (Berpikir konseptual) 4. Customer Service Orientation (Orientasi Layanan Pelanggan). 5. Developing Others (Mengembangkan lainnya). 6. Directiveness ((Penginstruksian). 7. Flexibility (Fleksibilitas) 8. Impact and Influence (Dampak dan Pengaruh). 9. Information Seeking (Pencarian Informasi) 10. Initiative (Inisiatif). 11. Integrity (Integritas). 12. Interpersonal Understanding (Pemahaman antar pribadi). 13. Organisastional Awareness (Kesadaran Organisasional) 14. Organisastional Commitment (Komitmen Organisasi) 15. Relationship Building (Menjalin Hubungan). 16. Self Confidence (Rasa Percaya diri). 17. Team Leadership (Kepemimpinan dalam Kelompok). 18. Teamwork and Cooperation (Kerjasama dan Kelompok kerja). APLIKASI DAN MANFAAT KOMPETENSI
1. Keakuratan pengukuran kompetensi karyawan, melalui seleksi calon
pemegang jabatan (Competency based selection). Sebagai hipotesis bahwa semakin baik kompetensi sesorang pejabat, maka sebaik kinerja dan kepuasan kerja pejabat ybs. 2. Manajemen kinerja, penilain bersifat kualitatif, berorientasi ke depan, dan berfokus pada pengembangan. 3. Berguna untuk perencanaan karier dan suksesi, pelatihan dan pengembangan, serta menghemat biaya diklat. 4. Penggajian, secara tradisional penggajian sesorang berdarkan bobot jabatan, maka competency based pay juga mempertimbangkan (keahlian, pengalaman, potensi, kreativitas) Pay = Job + Performance + Competency KOMPETENSI MASA DEPAN 1. Bagi Eksekutif Puncak, strategi berfikir, merubah kepemimpinan (mengkomunikasikan visi), mengelola hubungan/jaringan yang luas. 2. Bagi Para Pengajar, Fleksibility, manajemen perubahan (change implementation), Interpersonal Understanding, Empowering, Team Facilitation, beradaptasi lingkungan asing (Portability). 3. Bagi Karyawan, Flexibility, Information seeking, motivation and ability to learn, Achievement motivation, Work motivation under Pressure, Collaborativeness, dan Custmer Service Orientation. MANAJEMEN SDM UNGGUL 1. Mencapai Keunggulan, yaitu strategi mencapai sasaran, struktur organisasi, system informasi, staf yang dipekerjakan, Gaya manajer, Ketermpilan/kecakapan, dan Sasaran/nilai yang ingin dicapai 2. Pengembangan Organisasi, adalah memperbaiki efektivitas organisasi untuk berfungsi dan menjawab perubahan. Misalnya Organisasi dan bagian – bagiannya berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan lebih luas. 3. Kegiatan pengembangan organisasi yaitu cara organisasi berfungsi, khususnya program organisasi SDM adalah, kordinasi dan integrasi, kerjasama kelompok, mengatasi benturan. 4. Mengatasi Perubahan dan Penolakan Terhadap Perubahan. Penolakan akan perubahan merupakan hal biasa. Oleh karena itu perubahan menawarkan jenis pengalaman baru dan bukan menambah beban. 5. Peranan Kepemimpinan, ada dua fungsi kepemimpinan, Fungsi (utama): pemandang ke depan, eksekutif, perencana, pembuat kebijakan, tenaga ahli, pengendali, dan pemberi pengahargaan. Fungsi kedua (Fungsi hiasan) yaitu sebagai panutan, symbol kelompok, ayah angkat, dan sebagai kambing hitam (dari kelompok frustrasi). 6. Keahlian Kepemimpinan, pemimpin efektif harus melakukan enam hal, kenali dirimu sendiri, kenali situasi yang dihadapi, pilih gaya kepemimpinan, penuhi kebutuhan tugas, kebutuhan kelompok, dan kebutuhan individu. RUBAH BENCANA MENJADI NIKMAT SETIAP BENCANA ADA BERKAH DIDALAMNYA, SETIAP PERISTIWA ADA “Blessing Indisgues”. Contoh Setelah Pandemi Covid.19 (Tahun 2020) terjadi penyesuaian (Kenormalan baru). Sebagai SDM Unggul harus Adaptif New Normal , Responsif, Inovatif, Kreatif (ARIF). Globalisasi sebagai tantangn, penggunaan cara-cara cerdas (Smart Power), Generasi Milenial (Digital Native) memanfaatkan teknologi, mrmbuka cara berfikir, memandang teknologi sebagai peluang meningkatkan kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap). Kondisi Global menyebabkan informasi melimpah (Paradox of Plenty/ tidak dimanfaatkan / disalah gunakan). SDM unggul harus memilah menjadikan ilmu yang berharga, jangan teknologi mengatur kita. Generasi Milenial yang suka kerja cepat, fleksibel, dinamis, harus bisa berkolaborasi dengan generasi terdahulu yang berpengalaman. Generasi Milenial kerap melontarkan ide/gagasan segar untuk meningkatkan kinerja organisasi, namun perlu dialog dengan generasi terdahulu untuk kesepakatan. SDM Milenial harus menjadi Bridge Builder antara generasi yang ada melalui kolaborasi dan komunikasi. Ada tiga hal bisa dilakukan SDM Unggul menghadapi SDM berkelas dunia (World Class): 1. Keluar dari Zona nyaman (Comford Zona) – tangkap kesempatan – raih sesuatu, bukan mendapat imbalan / penghargaan melainkan memperkaya ilmu / pengalaman, lebih Rewarding, jangan takut mencoba hal baru. 2. Constant Learning, SDM yang professional menuntut ilmu sebanyak-banyaknya terus menerus. Contoh SDM latar belakang Hukum namun bertugas di bidang ekonomi, jadi harus belajar ilmu baru. 3. Harus bisa melakukan pekerjaan di luar Tupoksi, berpeluang mendapatkan pengalaman dan skill baru . Ini disebut “Beyond The Call of Duty), kita harus sigap ketika melakukan tugas dengan totalitas. MOTIVASI KERJA 1. Physiologi needs, yaitu kebutuhan akan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan bebas dari sakit. Kebutuhan fisik ini merupakan kebutuhan dasar (basic needs) untuk mempertahankan hidup. 2. Safety and Security needs, kebutuhan keamanan dan rasa aman, bebas ancaman, dan terjaminnya keselamatan. 3. Social belongingness needs, kebutuhan social, yaitukebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan cinta. 4. Esteem needs, kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain. 5. Self actualization needs, kebutuhan akan kepuasan diri dengan memaksimalkan potensi, kemampuan dan keterampilan. KOMPENSASI 1. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas kerja mereka. Tujuan system kompenasi adalah menghargai kinerja, menjamin keadilan, memperoleh karyawan bermutu, mengenda;ikan biaya, memenuhi peraturan. 2. Sistem insentif, menghubungkan kompensasi dengan prestasi kerja, bukan senioritas dan jam kerja.Pembagian keuntungan dengan menyesuaikan perbaikan perolehan dan pendistribusian keuntungan. Kompensasi no 1 dan no 2 adalah jenis kompensasi langsung. 3. Kompensasi Tidak Langsung, meliputi Jaminan asuransi, Jaminan keamanan pegawai 9keamanan pension), Jaminan Cuti, Jaminan Cafetaria (waktu lebih pendek/wanita hamil dst), dan Pelayanan Karyawan (bantuan peendidikan, keuangan, pelayanan social). 4. Kompensasi Pelengkap. Contoh Penyediaan Friinge Benefits, yaitu tunjangan tidak bekerja (time of benefifits) merupakan periode waktu tidak bekerja tapi dibayar. KONFLIK DALAM ORGANISASI 1. Konflik timbul dalam suatu organisasi, masalah komunikasi, masalah struktur organisasi, masalah pribadi. 2. Konflik Struktural, dalam organisasi terdapat empat daerah structural, yaitu : konflik hirarki, konflik fungsional, konflik lini staf, konflik formal – informal. 3. Metode Penanganan Konflik, langkah awal mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan, kriteria keberhasilan, menjabarkan alternative tindakan, memilih terbaik, percobaan penyempurnaan. 4. Tiga bentuk manajemen konflik : metode stimulasi konflik, metode pengurangan konflik, dan metode penyelesaian konflik PENILAIAN KINERJA 1. Kinerja (Performance) meruapakan kata benda (noun) dimana salah satu arti adalah “thing done” sesuatu hasil yang telah dikerjakan. 2. Secara spesifik kegunaan system penilain kinerja : mempromosikan pekerjaan yang berprestasi, menindak pekerja yang kurang berprestasi, , melatih memutasikan/mendisiplinkan pekerja, memberi/menunda kenaikan imbalan/balas jasa, dan masukan pokok dalam penerapan system penghargaan/pemberian hukuman. 3. Aspek penilain : Tk. Operator meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama; Tk. Supervisor = oprator + inisiatif dan kepemimpinan; Tk. Pimpinan = Supervisor. 4. Standar Kinerja : Output kerja dalam menit standar dibagi (per) input waktu kerja dan waktu mesin dalm menit jam DIKALI 100 …. 5. Kriteria Penilaian : (1) Istimewa, tingkat prestasi jauh diatas normal (nilai 5); (2) Sangat Baik, tingkat prestasi agak diatas normal (nilai 4); (3) Normal, tingkat prestasi sesuai standard (nilai 3); (4) Kurang memuaskan, Tingkat prestasi agak dibawah normal (nilai 2); (5) Tidak memuaskan, Tingkat prestasi dibawah persyaratan umum (nilai 1). 6. Penilaian Berorientasi Masa Depan, ada empat cara, Penilain diri, Penilaian psikologis, pendekatan MBO manajemen berdasar sasran, dan teknik pusat penelitian. 7. Hindari Kesalahan Penilain, Efek Halo, Kesalahan kecenderungankesalahan terpusat (ambil nilai rata2), dan hindari bias (standar kerja yang tidak jelas), prasangka pribadi, dan pengaruh kesan/kegiatan terakhir (cenderung lebih diingat oleh penilai). PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Empowerment/pemberdayaan asalnya dari kata “power” yang artinya
“control, authority, dominion”. Awalan “emp” artinya on put to” atau “”,
jelasnya “more power”. Jadi empowering art in to cover with
is passing on authority and responsibility, yaitu lebih berdaya dari sebelumnya dalam arti wewenang dan tanggung jawabnya termasuk kemampuan individual yang dimilikinya. Pemberdayaan SDM adalah suatu proses kegiatan usaha untuk lebih memberdayakan “daya manusia” melalui perubahan dan pengembangan manusia itu sendiri, berupa kemampuan, kepercayaan, wewenang, dan tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan kegiatan – kegiatan organisasi untuk meningkatkan kinerja sebagaimana diharapkan. Pemberdayaan , memperlakukan pegawai secara dewasa, tidak diberlakukan seperti anak kecil (selalu dituntun, dibimbing dan diajari dalam setiap pelaksanaan tugas). Orang Dewasa dalam suatu organisasi menunjukkan ciri mepunyai kemampuan dan dipercaya menjalankan tugas, mengembanga tugas, dan mengambil keputusan, memanfaatkan berbagai peluang, mengembangkan hubungan/jaringan kerja, mengetahui dampak baik/buruh terhadap misi organisasi, mempunyai martabat/harga diri, guna peningkatan kinerja dan efisiensi organisasi. PERENCANAAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Perencanaan pemberdayaan SDM mempunyai tujuan dan korelasi yang sangat significant terhadap organisasi : (1) Produktivitas kerja; (2) Efisiensi; (3) Pelayanan; (4) Keruskan; (5) Konseptual; (6) Kepemimpinan. 2. Dalam pengertian perencanaan sdm terdapat beberapa aspek pokok, yaitu : (1) merupakan proses sistematis dan terencana bukan secara tiba-tiba; (2) Proses terus menerus baik jangka pendek dan jangka panjang dengan lingkungan yang selalu berobah; (3) Berhubungan integral dengan mengembangkan dan atau kebijakan organisasi; (4) nTingkat kemampuan Sumberdaya; (5) sumber – sumber daya harus memenuhi persyaratan demi keefektifan organisasi. 3. Empat Langkah pokok dalam Perencanaan SDM : (1) Perencanaan untuk kebutuhan masa depan; (2) Perencanaan untuk keseimbangan masa depan; (3) Perencanaan pengadaan, seleksi atau untuk pemberhentian sementara; (4) Perencanaan untuk pengembangan. 4. Proses perencanaan SDM menekankan pada dua kegiatan utma : (1) Kegiatan analisis volume dan beban kerja (memilih teknik peramalan) untuk menetapkan tenaga kerja yang dibutuhkan; (2) Kegiatan analisis kekuatan/kemampuan SDM yang dimiliki organisasi (analisis jumlah dan keterampilan/keahlian sumberdaya manusia yang dimiliki organisasi. Hasil analisis bisa merumuskan perkiraan persediaan SDM baik dari dalam maupun dari luar organisasi 5. Sebagai pegangan informasi ketenagakerjaan, untuk dapat memanfaatkan SDM yang sudah ada, juga bahan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja di masa depan baik jumlah dan kualifikasi dalam menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak. PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM 1. Kompetensi dibedakan menjadi empat, yaitu : (1) Kompetensi tehnis, bidang tugas pokok organisasi; (2) Kompetensi manajerial; (3) Kompetensi social dalam melakukan komunikasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya; (4) Kompetensi intelektual/Stratejik yaitu kemampuan untuk berpikir dengan visi jauh ke depan. 2. Dalam kaitan Pengembangan Kompetensi, kompetensi SDM dikelompokkan menjadi dua : (1) Kompetensi umum, level eselon yang setingkat , kemampuan manajerialnya adalah sama. (2) Kompetensi Khusus, tidak dapat disamakan jenis kompetensinya, karena latar belakang teknis substantive. 3. Pokok – Pokok Kompetensi dapat dikembangkan : (1) Kompetensi kerjasama tim; (2) Kompetensi komunikasi; (3) Kompetensi adaptasi terhadap perubahan; (4) Kompetensi kepuasan pelanggan; (5) Kompetensi pemecahan masalah; (6) Kompetensi kepemimpinan; (7) Kompetensi pencapaian tujuan; (8) Kompetensi teknis operasional; (9) Kompetensi efektifitas pribadi. Beberapa Piranti Konsep Pemberdayaan : (1) Das Sollen selisih das sein; (2) SWOT; (3) Analisis manfaat; (4) Analisis biaya dan manfaat; (5) Analisis untung rugi; (6) Analisis logical framework; (7) Analisis Persepsi, aspirasi dan deskripsi, (8) Berfikir sistematis. Tahap Pemberdayaan yang perlu diperhatikan: 1. Memahami visi – misi, mengecek apakah visi organisasi sudah tepat. Visi yang benar adalah menarik keterlibatan dan menggelitik untuk meningkatkan potensi orang, menciptakan sesuatu yang berarti dalam kehidupan karyawan, membangun standart terbaik, menjembatani masa sekarang dan yang akan dating. 2. Mengembangkan Tim dan memperkuatnya melalui Learning Organization (LO) dan Organization Learning (OL). LO menjelaskan mengenai system anggota terus menerus belajar; OL perhatiannya organisasi memberdayakan orang dan mengintegrasikan kualitas dan kuantitas. PERENCANAAN DAN PENINGKATAN KINERJA (PPK) 1. Perencanaan Kinerja , langkah pertama adalah menciptakan model (individual atau tim – terhadap kinerja organisasi. Rencana kerja berisi tiga komponen utama: (1) uraian jabatan; (2) Sasaran kinerja; (3) Rencana tindakan kinerja; (4) memadukan masukan ke dalam rencana kerja individual. 2. Menyusun Rencana Kinerja Karyawan, ada tiga aspek perlu dipahami karyawan/pimpinan organisasi/unit kerja yaitu: (1) kejelasan tugas dan tanggung jawab; (2) Kejelasan hasil dari suatu pekerjaan atau fungsi; (3) Waktu yang diperlukan penyelesaian pekerjaan agar hasil terwujud. 3. Perencanaan Peningkatan Kinerja,, adalah teknik manajemen untuk peningkatan kinerja, mengutamakan daya analisis/ kekuatan pendorong dan penghambat kinerja, guna menentukan strategi serta langkah kegiatan terkordinasi pencapaian tujuan organisasi. 4. Mengatur Pelaksaannya, setelah terdapat persyaratan pokonnya, meliputi kejelasan rumusan tujuan spesifik, terukur dapat dicapai dalam waktu tertentu, dukungan komunikasi terbuka antar pimpinan dengan staf, serta adanya data dan informasi akurat dalam 5. Bentuk Perubahan yang ada hubungannya dengan perubahan : (1) Inovasi penemuan baru yang dapat memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, (2) Re-engineering (rekayasa ulang) ; merombak keseluruhan organisasi dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai organisasi; (3) Transformasi : pemunculan nilai baru dalam tatanan yang ada; (4) Reformasi : perubahan / pembauran total menuju nilai baru yang menuju perbaikan atau menyempurnakan nilai – nilai lama. REFORMASI BIROKRASI Birokrasi adalah suatu organisasi yang memiliki jenjang, setiap jenjang diduduki oleh seorang pejabat yang ditunjuk atau diangkat, disertai dengan aturan tentang kewenangan dan tanggung jawabnya, dan setiap kebijakan yang dibuat harus diketahui oleh pemberi mandate. Birokrat adalah pegawai yang bertindak secara birokratis. Sistem pemerintahan yang berpegang pada hierarki/jenjang jabatan, cara kerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, menurut tata aturan yang banyak liku-likunya. CIRI BIROKRASI 1. Sentralisasi kekuasaan pada pimpinan. 2. Hubungan paternalistic antara birokrasi dengan masyarakat maupun hubungan internal birokrasi 3. Cenderung memandang korupsi sebagai hal wajar. 4. Adanya kecenderungan egosektoral yang tinggi 5. Warisan birokrasi menjadi hambatan untuk mewujudkan good governance (birokrasi yang berbudaya pelayanan). KEBIJAKAN REFORMASI DAN GOOD GOVERNANCE (KEPEMERINTAHAN YANG BAIK 1. Banyak permasalahan, yairu : manajemen perencanaan dalam pemerintahan belum diselenggarakan terpadu/terintegrasi; Peranan lembaga pusat system administrasi negara (Menpan, LAN dan BKN) dalam melaksanakan tupoksinya mengutamakn taat aturan daripadi meningkatkan kinerja; Kinerja PNS kurang menghargai profesionalisme dan kinerja (senioritas lebih dipentingkan dari kemampuan teknis/kepemimpinan/kematangan emosional), dst. 2. Berbagai kebijakan antara lain Ketetapan MPR Nomor VI/2002, merekomendasikan kepada Presiden agar membangun kultut birokrasi Indonesia yang (Transparan, Akuntabel, Bersih, Bertanggung jawab, pelayan masyarakat, abdi negara, dan teladan masyarakat). 3. Visi dan Misi yang panjang diatas, dijabarkan menjadi Visi dan Misi RPJM Nasional (RPJMN 2004 – 2009), ditetapkan dengan Perpres nomor 7/2005. Vissi : (1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai; (2) Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hokum, kesetaraan, dan hak asasi manusia; (3) Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan fondadi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
VISI PEMBANGUNAN INDONESIA 2005 – 2025 (JANGKA
PANJANG) ADALAH INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI, ADIL DAN DEMOKRATIS, SERTA AMAN DAN BERSATU DALAM WADAH NKRI. 4. Selanjutnya RPJMN 2004 – 2009 dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahunan. Tema Pembangunan Nasional pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 (RKP 2006), ditetapkan dengan Perpres nomor 39/2005, “menyelesaikan reformasi menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat”, dengan empat pengarusutamaan : (1) Partisipasi masyarakat; (2) Pembangunan berkelanjutan; (3) Gender; (4) Tata kelola pemerintahan yang baik. 5. Ada tiga strategi dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya di bidang pendayagunaan aparatur negara : (1) meningakatkan percepatan pemberantasan korupsi; (2) penyelesain masalah pegawai honorer, pegawai harian lepas dan pegawai tdk tetap (sekitar 750.000 orang), secara bertahap (2005 – 2009); (3) Peningkatan Kinerja Aparatur Negara secara sistematis melalui penerapan merit system, pengaturan imbal jasa, sanksi, dan insentif yang adil, layak dan proporsional. MANAJEMEN SDM SEKTOR PUBLIK 1. Banyak makna yang melekat pada pengertian kata Publik. Pendapat Frederickson, terdapat lima sudut pandang dari makna public, yaitu : pluralis, pilihan public keterwakilan legislative, penyelengaaraan pelayanan, dan kewarganegaraan. 2. Perbedaan perinsip antara organisasi public dan swasta : (1) Faktor lingkungan; (2) Transaksi organisasi dan lingkungan; (3) Struktur dan proses internal. Sektor Publik : Pilihan kolektif berdasar kesepakatan politik – Sektor swasta (masyarakat terhadap pasar,; Sektor public pencarian keadilan – Swasta pencarian kepuasan terhadap pasar; dst. 3. Organisasi public sebagai lembaga negara, instansi pemerintah yang memiliki legalitas formal, difasilitasi oleh negara untuk menyelenggarakan kepentingan rakyat di segala bidang, sifatnya sangat complex tentang pemenuhan sejumlah kepentingan. 4. Pendekatan Total Quality Manajemen (TQM) adalah prinsip memberi kontribusi positif pada penyelenggaraan organisasi politik, yaitu : (1) Pencapaian kepuasan pelanggan; (2) Peduli pada kualitas; (3) Pendekatan secara ilmiah; (4) Komitmen jangka panjang; (5) Memprioritaskan Kerjasama Tim; (6) Perbaikan secara berkesinambungan; (7) Keterlibatan/pemberdayaan SDM. 5. TQM seharusnya diterapkan pada organisasi public, meningkatkan produktivitas kerja, menekan biaya operasional. Total mempunyai konotasi seluruh system, seluruh proses, seluruh pegawai termasuk pemakai produk dan jasa serta pemasok. Kualitas berarti karakteristik memenuhi kebutuhan pemakai. Manajemen berarti proses komunikasi vertical – horizontal – top down dan buttom up, guna mencapai mutu dan produktivitas. 6. Kualitas kekaryaan diukur dengan : (1) Overall job satisfaction (kepuasan kerja seluruh pegawai); (2) Intention to turnover (niat ingin pindah kerja); (3) Internal work motivation (pegawai memberi rasa senang); (4) Pay (gaji yang memuaskan); (5) Organizational involvement (pegawai sebagai bagian organisasi); (6) Supervision (gaya kepemimpinan supervisor; (7) Work group (kelompok social dalam bekerja). 7. Kualitas ditinjau dari segi pengguna : (1) Produktivity (perimbangan input – output); (2) Waste and Scrap (barang yang tidak terpakai); (3) Quality record (record kualitas); (4) Absenteeism & tardinees (ketidakhadiran/keterlambata) Grievencen); (5) Report from counselor (laporan penasehat); (6s (keluhan karyawan); (7) Accident report (catatan kecelakaan kerja karyawan); (8) medical report (catatan kunjungan ke dokter). PELAKSANAAN SECARA KUALITAS 1. Tahap Persiapan : Terdapat sebelas (11) langkah , (1) Kesepakatan terhadap kualitas keseluruhan (Commitmen to total quality); (2) Membuat panitia pelaksana kualitas keseluruhan (Form total quality steering commitment); (3) Pembentukan team (Team Building); (4) Pelatihan kualitas keseluruhan (Total quality training); (5) Menciptakan Prinsip Pedoman Visi (Create Vision Guiding Principles); (6) Menyusun Sasaran Pimpinan (Set Broad Objectives); (7) Komunikasi dan Publikasi; (8) Mengenali Kekuatan dan Kelemahan (Identify Strengths and Weaknesses); (9) Mengenali Penghambat dan Pendukung (Identify Advocates and Resistors); (10) Mengenali sifat dasar pegawai (Identify Baseline Employer Attitude); (11) Mengenali Kepuasan Dasar Pelanggan (identify Baseline Customer Satisfaction). 2. Tahap Perncanaan : Terdiri lima langkah, yaitu (1) Merencanakan Proyek Pengenalan Pendekatan Pelaksanaan/Siklus PDCA (Plan Implementation Approach/PDCA Cicle); (2) Identifikasi Proyek (Identify Project); (3) Komposisi Team (Team Composition); (4) Pelatihan Tim (Team Training); (5) Pengarahan dan Pengaktifan Tim (Team Activation and Direction) ((Siklus PDCA/PDCA Cicle). 3. Tahap Pelaksanaan Mencakup tiga (3) Hal, yaitu : (1) Umpan Balik terhadap Panitia Pelaksana (Feed Back to Steering Committee); (2) Umpan Balik Pelanggan (Customer Feed Back). ANALISIS DAN KLASIFIKASI KARYAWAN 1. H.J.Benardin dan J. E. Russel (Sedarmayanti, 2016), Analisis Karyawan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilaakukan oleh seorang karyawan, dengan cara mengamati/mengadakan interview terhadap karyawan, dengan bukti yang benar dari Supervisor. Informasi yang diperoleh dari aktivitas pegawai adalah : (1) Aktivitas kerja actual; (2) Perilaku karyawan; (3) Mesin/Alat serta teknologi yang digunakan; (4) Standar Prestasi; (5) Konteks pekerjaan; (6) Persyaratan kepegawaian. 2. Tujuan Analisis Pegawai : (1) Job description (uraian pekerjaan); (2) Job classification (klasifikasi pekerjaan); (3) Job evaluation (evaluasi pekerjaan); (4) Job designing restructuring(restrukturisasi desain pekerjaan); (5) Personel requiretmen/specification (persyaratan/spesifikasi personalia); (6) Performance appraisal (penilaian kinerja); (7) Worker training (pelatihan pegawai); (8) Worker mobility (mobilitas pegawai); (9)Effisiency (efisiensi); (10) Safety (Keselamatan); (11) Human resource planning (perencanaan SDM); (12) Legal/quasi legal requirement (persyaratan resmi/tidak resmi); 3. Langkah pokok dalam analisis karyawan : (1) penentuan tugas utama, perilaku/kewajiban yang akan dilaksanakan dalam system kepegawaian; (2) Penetapan pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan karakteristik lain seperti factor kepribadian, sikap, ketangkasan, karakteristik fisk dan mental yang diperlukan/dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas. 4. Ada beberapa alasan mendorong suatu organisasi melakukan reqrurmen karyawan, antara lain : berdirinya organisasi baru, adanya karyawan berhenti, dst. 5. Saluran Rekrutmen : (1) Job posting (penempatan pegawai) ; (2) Skills inventory (inventarisasi keahlian); (3) Referrals (Rekomendasi karyawan); (4) Walks in (Pelamar dating langsung diwawancara/ditest); (5) Writes in (Pelamar menulis langsung tanpa iklan); (6) Rekrutmen dari perguruan tinggi; (7) Oven house (terbuka untuk umum); (8) Advertising (pengiklanan); (9) Employment agencies (Agen tenaga kerja); (10) Perusahaan konsultan manajemen. 5. Faktor Penentu Produktivitas : (1) Knowledge (Pengetahuan); (2) Skills (Keterampilan); (3) Abilities (Kemampuan); (4) Attitude (Sikap); (5) Behaviors (Perilaku). 6. Pertimbangan Berdasarkan Penilaian Kinerja, ada beberapa dimensi harus diikuti : (1) Quantity of work (banyaknya pekerjaan); (2) Quality of work (kualitas pekerjaan); (3) Job knowledge (pengetahuan tentang pekerjaan); (4) Creativeness (kreativitas); (5) Cooperation (kerjasama); (6) Dependability (dapat diandalkan); (7) Initiative (inisiatif); (8) Personal qualities (kualitas pribadi). 7. Penilaian oleh seorang penilai (pimpinan) hendaknya berpedoman pda ketentuan : (1) bersifat objektif; (2) Adil; (3) Konsekuen; (4) Mengikuti langkah yang ditentukan. MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 1. Manajemen PNS (menurut UU No. 43/1999 pasal 1) adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tupoksi dan kewajiban kepegawaian meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan , dan pemberhentian. 2. Tujuan manajemen PNS yaitu untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan PNS yang professional, bertanggung jawab, jujur, adil, melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan system prestasi kerja dan system karir yang dititikberatkan pada system prestasi kerja. ERA REFORMASI (1998 – 2004) 1. Perubahan landasan pembinaan PNS. Tujuan pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang ingin dicapai adalah menciptakan aparatur negara yang profesional, netral dari kegiatan dan pengaruh politik, bermoral tinggi, berwawasan global, mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, serta memiliki tingkat kesahteraan material dan spiritual. 2. Perubahan dan tambahan pasal baru, yang mengatur jenis kepegawaian menjadi sbb. : (1)Jenis pegawai negeri (Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota POLRI; (2) Pegawai Negeri Sipil terdiri dari (PNS Pusat dan PNS Daerah). 3. Disamping PNS dimaksud, pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap (PTT), dengan maksud untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan/pembangunanyang bersifat teknis professional dan administrative, sesuai kebutuhan dan kemampuan organisasi dan tidak berkedudukan sebagai pegawai negeri. KEDUDUKAN, KEWAJIBAN DAN HAK PEGAWAI NEGERI 1. Rumusan kedudukan Pegawai Negeri (PN) diubah sbb. : (1) PN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk pelayanan kepada masyarakat (profesional, jujur, adil dan merata), dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan; (2) PN harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik; (3) PN dilarang menjadi anggota dan pengurus partai politik. 2. Kewajiban PN, Setiap PN wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan republic Indonesia. 3. Hak Gaji. Rumusan mengenai Gaji PN diubah sehingga menjadi sbb. : (1) Setiap PN berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya; (2) Gaji PN harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraanya; (3) Gaji PN yang adil dan layak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. PEGAWAI NEGERI YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA 1. Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 8 Tahun 1947, pejabat negara tdd. : (1) Presiden dan wakil Presiden; (2) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota MPR-RI; (3) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPR-RI; (4) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan Peradilan; (5) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPA; (6) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota BPK- RI; (7) Menteri dan Pejabat yang setingkat Menteri; (8) Kepala Perwakilan RI di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; (9) Gubernur dan Wakil Gubernur; (10) Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota; (11) Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang. 2. Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri, dan ybs tetap berhak untuk mendapatkan kenaikan pengkat apabila telah 4 tahun dalam pangkatnya, dan bisa mencapai pangkat hingga Pembina Utama (IV/e), tanpa terikat jenjang pangkat yang dipangku sebelumnya. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) 1. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan perangkat pemerintah daerah (Kepres No. 159 Tahun 2000), dibentuk untuk kelancaran manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah. 2. BKD berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Wilayah Daerah. 3. Tugas Poko BKD adalah membantu pejabat Pembina kepegawaian daerah dalam melaksanakan manajemen PNS Daerah , yaitu antara lain : (1) Menyiapkan peraturan perundang-undangan daerah di bidang kepegawaian, sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Menyiapkan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah dan lain-lain. 4. Di setiap Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota) dibentuk BKD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Susunan organisasi dan tata kerja BKD ditetapkan sesuai kebutuhan daerah yang unsurnya tdd. : (1) Kepala; (2) Sekretariat; (3) Bidang ; (4) Kelompok Jabatan Fungsional. PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Kebijakan pembinaan PNS berada ditangan Presiden dan dilaksanakan secara menyeluruh, system pembinaan PNS dimulai sejak saat diterima menjadi PNS sampai dengan pemberhentian atau pension, dan dilaksanakan berdasarkan perpaduan antara system prestasi kerja dan system karir yang dititikberatkan pada system prestasi kerja. 2. Pembinaan PNS dilaksanakan menyeluruh : (1) Perencanaan kebutuhan dan formasi; (2) Pengadaan Pegawai; (3) Penempatan posisi (Promosi/Mutasi/Demosi), dalam jabatan (structural / fungsional). 3. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat), berfungsi dalam rangka membantu pejabat yang berwenang untuk mewujudkan obyektivitas penilaian dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan serta pengangkatan dalam pangkat untuk PNS. 4. Bagi Jabatan Struktural Eselon 1 PNS, penetapannya dilakukan oleh Presiden atas usul pimpinan instansi setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Komisi Kepegawaian Negara. 5. Penilaian kinerja dan instrument pengukuran kinerja, harus berdasarkan perinsip dasar : (1) Keadilan; (2) Transparansi; (3) Independensi; (4) Pemberdayaan; (5) Non Diskriminasi; (6) Semangat Berkompetisi. Instrumen Pengukuran Kinerja yang diukur adalah Prestasi kerja, Keahlian, Perilaku, dan Kepemimpinan. 6. Kesejahteraan Pegawai, adalah kondisi kehidupan yang mewujudkan motivasi kerja tinggi secara berkesinambungan. Beberapa perinsip yang perlu diperhatikan dalam penggajian : (1) Didasarkan pada kinerja pegawai; (2) Bersaing; (3) Keahlian; (4) Kenaikan gaji yang dikaitkan dengan kinerja perorangan; (5) Didasarkan pada kemampuan keuangan organisasi. 7. Sistem Penggajian PNS : (1) Sistem skala tunggal; (2) Sistem skala Ganda; (Sistem Skala Gabungan). Disamping penggajian, terdapat tunjangan dan penghargaan. PERKEMBANGAN KARIR 1. Karir : perjalanan pekerjaan seseorang pegawai dalam suatu organisasi, dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru dan berakhir pada saat ybs tidak bekerja lagi dalam organisasi tersebut. 2. Pola Karir : adalah pola pembinaan pegawai yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antar jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan, serta masa jabatan sesorang pegawai, sejak pengangkatan pertama sampai dengan pension. 3. Pengembangan Karir : Proses identifikasi Potensi karir pegawai dan mencari/menerapkan cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Pengembangan Karir merupakan peningkatan potensi diri yang dilakukan seseorang untuk mencapai rencana karir. 4. Jalur Karir : Suatu pola yang menggambarkan kemungkinan urutan jabatan yang berkesinambungan dari beberapa pekerjaan/jabatan yang membentuk karir seseorang, sehingga mencapai jabatan yang tertinggi. 5. Manfaat pola karir bagi Pegawai, antara lain meningkatkan dan memperbaiki kinerja pegawai, manfaat pola karir bagi organisasi memudahkan bagi manajemen kepegawaian dalam melakukan kaderisasi. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) 1. Arti dan Risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) : adalah suatu kondisi tidak bekerjanya lagi karyawan pada suatu perusahaan karena hubungan kerja antara ybs dengan perusahaan terputus, atau tidak diperpanjang lagi. Risiko PHK bagi perusahaan (melepas karyawan yang berpengalaman dan setia, harus mencari pengganti, dan perlu biaya besar guna merekrut). Risiko PHK bagi karyawan (Hilang/berkurangnya penghasilan, dan kurang nyaman bagi orang yang suka beraktifitas). 2. Peraturan Perundang-undangan mengatur bahwa seseorang terkena PHK, bila karyawan : (1) Mencapai batas usia; (2) Melanggar peraturan yang berlaku; (3) Berakhirnya kontrak dengan perusahaaan; (4) Terlibat kegiatan yang menentang pemerintah. 3. Macam PHK : (1) PHK Bersifat sementara (karyawan tidak tetap, produk secara musiman, dan karyawan terkena tahanan oleh yang berwajib); PHK Bersifat Permanen disebut pemberhentian yaitu terputusnya ikatan kerja antara karyawan dengan perusahaan tempat bekerja. 4. Pemberhentian dengan hormat meliputi : permintaan sendiri, telah mencapai usia pension, adanya penyederhanaan organisasi, tidak cakap jasmani atau rohani, meninggal dunia/hilang, tidak melapor setelah habis cuti diluar tanggungan perusahaan/negara, tidak ada lowongan. 5. Pemberhentian atas permintaan sendiri : (1) Ditunda 1 tahun apabila masih dibutuhkan kepentingan dinas yang mendesak, dan atau ditolak apabila karyawan ybs masih terikat dalam kewajiban bekerja pada pemerintah/perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (ikatan dinas, wajib militer dsb. MENCAPAI USIA PENSIUN 1. Pasal 9 UU No. 11 Tahun 1969 menyatakan bahwa karyawan yang diberhentikan dengan hormat, berhak untuk pension bila : (1) Telah berusia 50 tahun (masa kerja 20 tahun) dapat diberhentikan atas permintaan sendiri; (2) Berusia 50 tahun (masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun) diberhentikan dengan hormat, karena terkena penghapusan jabatan, perubahan susunan pegawai, penertiban aparatur negara. 2. Batas usia PNS telah mencapai usia pension adalah : (1) 56 tahun, dapat diperpanjang bagi karyawan yang memangku jabatan tertentu; (2) 58 tahun bagi karyawan yang memangku jabatan hakim dan jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden; (3) Sampai 60 tahun (Eselon 1 dalam jabatan Struktural, Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Anggota Mahkamah Agung, Dokter yang bertugas pada Lembaga Kedokteran Negara, Pengawas SLTA dan SLTP, Guru yang ditugaskan penuh pada sekolah lanjutan dan SD, Penilik Taman Kanak-kanak, SD dan Penilik Pendidikan Agama, dan jabatan lain yang ditentukan Presiden; (4) Sampai 70 tahun bagi guru besar. TERIMA KASIH