Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit. Secara
umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki kemampuan
autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang
termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya simetri radial dan kebanyakan mempunyai
endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri (Radjab, 2021). Filum
Echinodermata terdiri atas dua sub filum yaitu: (1) sub filum Eleutherozoa dan (2) sub filum
Pelmatozoa. Sub filum Eleutherozoa terdiri dari empat kelas yaitu: (a) Asteroidea (bintang laut),
(b) Ophiuroidea (bintang ular), (c) Echinoidea (landak laut), dan (d) Holothuroidea (teripang laut).
Sedangkan sub filum Pelmatozoa terdiri dari satu kelas yaitu: kelas Crinoidea atau lilia laut (Dahuri,
2003).

Class Asteroidea (Archaster typicus)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Archasteridae
Genus : Archaster
Spesies : A.typicus (Clark dan Rowe 2017).

Morfologi
Archaster typicus memiliki sisi aboral yang terdiri atas madreporit sebagai sistem sirkulasi air
dan anus. Pada bagian oral dapat ditemukan mulut, bukaan ambulakral dan kaki tabung
berbentuk silinder. Warna dari Bintang laut ini yaitu abu-abu dan cokelat bintik-bintik. Tubuh
Archaster typicus ditutupi oleh duri-duri pada bagian inferolateral. Bintang laut ini biasanya
memiliki lima buah lengan dengan tubuh yang pipih. Lengan Archaster typicus berbentuk
runcing dan umumnya terdapat belang cokelat yang melintang. Spesies ini memiliki warna duri
putih, berbentuk tumpul dan pipih (Clark dan Rowe 2017).

Habitat
Kondisi lengan yang 12 kaku serta menyukai habitat dengan substrat yang berpasir membuatnya
mudah dibedakan dengan bintang ular laut. Hewan ini sering ditemukan hidup dalam kelompok
kecil dengan membenamkan diri di dalam pasir. Jika air laut surut, seringkali biota ini terjebak di
genangan air yang dangkal (Clementhe and Amcete, 2019).

Reproduksi
Bintang laut dapat berkembangbiak secara aseksual dan secara seksual. Bintang laut dapat
berkembangbiak secara aseksual yaitu dengan fragmentasi dan secara seksual yaitu melalui
pembuahan eksternal atau bertemunya sel ovum dan sel sperma yang terjadi di dalam air.
Fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh) terjadi saat sel sperma yang dilepaskan jantan
menyatu dengan sel telur yang telah dilepaskan betina. Kemungkinan berhasilnya proses
fertilisasi tergantung pada jarak antara Tampak atas, Tampak bawah, Anus, Mulut, Duri beracun,
Lengan, dan Kaki tabung (Pedicellaria) individu jantan dengan individu betina (Mortensen,
2013).

Gambar Spesies
Class Ophiuroidea (Ophiactis savignyi)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiactidae
Genus : Ophiactis
Spesies : Ophiactis savignyi (Clark dan Rowe 2017).

Morfologi
Ophiactis savignyi memiliki karakteristik memiliki gigi yang luas berbentuk persegi. Bintang
mengular tidak memiliki anus sehingga pada bagian aboral hanya terdapat kulit bergranul yang
membungkus cakram. Pada bagian oral terdapat mulut yang bertindak sebagai organ pencernaan
dan organ ekskresi. Bintang mengular ini memiliki enam buah lengan dan warna tubuh hijau
keputihan (Campbell, 2012). Bintang mengular mempunyai kemiripan dengan bintang laut,
karena mempunyai bentuk tubuh yang bersimetri pentaradial. Tubuh berbentuk cakram, yang
dilindungi oleh cangkang kapur berbentuk keping (ossicle) dan dilapisi dengan granula dan duri-
duri. Terdapat 5 atau lebih tangan-tangan yang memanjang berbentuk silindris dan sangat
fleksibel. Gerakan tangan-tangan ini kadang-kadang mirip gerakan ular, oleh sebab itu biota ini
dikenal dengan nama umum bintang mengular (brittle star) (Aziz, 2019).

Habitat
Habitat utama dari bintang mengular adalah di ekosistem terumbu karang atau hidup bebas di
dasar perairan lepas pantai (Chinn, 2010). Selain itu, hewan ini dapat ditemukan juga di wilayah
habitat berpasir, area makroalga, area lamun, dan pecahan karang mati (Chinn 2020). Hewan ini
memiliki sifat fototaksis negatif dan cenderung hidup bersembunyi di daerah persebarannya
(Aizenberg et al., 2021). Bintang Mengular memiliki adaptasi unik untuk bertahan hidup di
lingkungan yang berubah-ubah di wilayah perairan laut. Hewan ini cenderung bergerak cepat
dan bersembunyi di dalam pasir atau celah bebatuan jika terdapat predator atau menghadapi
cuaca ekstrim (Serrato dan O’hara, 2018). Selain itu, hewan ini juga dapat memutuskan
lengannya ketika sedang terancam (West, 2012).

Reproduksi
Bintang mengular mempunyai kelamin terpisah dan melkaukan reproduksi secara eksternal.
Hewan jantan dan hewan betina masing-masing melepaskan telur dan sperma ke massa air di
sekitarnya pada musim memijah. Fertilisasi terjadi di air laut. Telur yang telah dibUahi akan
tumbuh jadi zygote, kemudian tumbuh menjadi larva yang disebut ophiopluteu (Hendler, 2017).

Gambar Spesies

Campbell, 2012
Class Holothuroidea (Holothuria scabra)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra (Lee dan Shin 2014).

Morfologi
Holothuria scabra memiliki sistem vaskular air yang beroperasi dengan tekanan hidrostatik, yang
memungkinkan untuk bergerak dengan menggunakan banyak pengisap yang dikenal sebagai
kaki tabung. Holothuria scabra memiliki tubuh abu-abu hitam di sisi atas dengan kerutan
berwarna gelap tapi lebih pucat di bagian bawah. Holothuria scabra dapat tumbuh mencapai
panjang empat sentimeter atau lebih. Tubuh ditutupi oleh spikula berkapur dalam bentuk tablet
dan tombol. Spesies ini tersebar luar di perairan dangkal dengan dasar atau substrat lunak di
Wilayah IndoPasifik (Lee dan Shin 2014).

Habitat
Teripang menempati segala macam tipe dasar (substrat), seperti lumpur, lumpur pasiran, pasir,
pasir lumpuran, kerikil, pantai berbatu, karang mati, pecahan karang (rubbles), dan bongkahan
karang (boulders). Dengan kemampuan adaptasi yang baik teripang bisa menempati berbagai
macam tipe dasar. Selain membenamkan diri kedalam pasir atau melapisi diri dengan butir-butir
pasir halus, teripang tertentu aktif hanya di malam hari. Sedangkan di siang hari mereka
bersembunyi di bawah batu. Hal ini terlihat pada teripang yang hidup di tubir karang dan di zona
lereng terumbu. Bongkah batu, koloni karang mati merupakan mikrohabitat bagi teripang
tersebut (Aziz, 2015).

Reproduksi
Teripang secara umum bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan
melalui gametogenesis dan spawning sedangkan, reproduksi aseksual melalui fission. Fission
adalah proses pembelahan teripang menjadi 2 bagian dan akan tumbuh menjadi individu baru.
Pembelahan (fission) pada teripang dapat dirangsang (distimulasi) melalui pengikatan pada
bagian tubuh teripang (Muttaqin dkk., 2013).

Sumber : Lagio dkk., 2014

Class Echinoidea (Mespilia globulus)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Camarodonta
Famili : Temnopleuridae
Genus : Mespilia
Spesies : Mespilia globulus (Lee dan Shin, 2014).

Morfologi
Mespilia globulus salah satu bulu babi regularia yang memiliki tubuh yang membulat. Mespilia
globulus memiliki warna hitam pada lempengnya dan cokelat pada duri. Duri-duri primer yang
dimiliki bulu babi ini pendek, keras dan dituutpi oleh kulit yang tipis. Memiliki sisi aboral yang
terdapat anus sedangkan sisi oral yang terdapat mulut (Suryanti dan A’in, 2013).

Habitat
Landak laut atau juga dikenal dengan bulu babi (Echinoidea) umumnya hidup di daerah batu
karang, lamun, dan juga pasir. Bulu babi hidup berkoloni yang berfungsi agar dapat
mempertahankan diri dan ada juga yang hidup menyendiri yang membuat bulu babi rentan
terhadap predator. Keberadaan bulu babi pada suatu ekosistem tidak lepas juga dari pengaruh
faktor fisika kimia pada lingkungan tersebut (Alwi dkk., 2020).

Reproduksi
Bulu babi mempunyai kelamin yang terpisah dalam artian bahwa induk jantan mempunyai
kelamin jantan (testis) yang menghasilkan sperma dan induk betina mempunyai kelamin betina
(ovum) yang menghasilkan telur. Induk jantan biasanya terlebih dulu mengeluakan sperma
kemudian diikuti oleh pengeluaran telur oleh betina (Radjab, 2021).

Gambar Spesies
Sumber : Czihak, 2017.
Sumber : Radjab, 2021
Bulu babi menggunakan organ lentera Aristoteles secara aktif untuk memotong dan mengunyah
makanannya.
Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Aizenberg, J., Tkachenko, A., Weiner, S., Addadi, L., and Hendler, G. 2011. Calcitic
Microlenses As Part of the Photoreceptor System Inbrittlestars. Nature, 412(6849) : 819-822.
Alwi, Djainudin., Sandra H. M., dan Irwanto T. 2020. Karakteristik Morfologi dan Indeks
Ekologi Bulu Babi (Echinoidea) di Perairan Desa Wawama Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 4 No. 1 : 23-32.
Aziz, A. 2018. Makanan dan Cara Makan Berbagai Jenis Bulu Babi. Jurnal Oseana. Vol. 12 (4) :
91-100.
Aziz, Aznam. 2015. Beberapa Catatan Tentang Teripang Bangsa Aspidochirotida. Oseana, Vol,
20 (4) : 11 – 23
Aziz, Aznam. 2019. Beberapa Catatan Tentang Bintang Mengular (Ophiuroidea) Sebagai Biota
Bentik. Jurnal Oseana, Vol 16 (1) : 13 - 22
Campbell. 2012. Buku Ajar Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Chinn S. 2020. Habitat Distribution and Comparison of Brittle Star (Echinodermata:
Ophiuroidea) Arm Regeneration On Moorea, French Polynesia. Biology and Geomorphology of
Tropical Islands, 12, 1-11.
Clark, A. M. and Rowe 2017. Monograph of shallow-water Indo-Pacific echinoderms. British
Mus. (Nat. Hist.). London. 238pp.
Clemente, L.S. and B. Z. Amcete 2019. Studies On Sex-Ratio, Sexual Dimorphism and Early
Development Of Be Common Starfish. Archaster typicus Muller et Troschel (Family
Archasteridae). Nat. App. Sci. Bull. IX (31) : 297 - 318.
Czihak .G. 2017. Echinoids In Experimental Embryology of Marine and FreshWater
Invertebrates (G. Reverberi ed.). Nort-Holland Publishing Company Amsterdam, London: 363 -
506.
Hendler, G. 2017. Development of Amphioplus abditus (Echinodermata : Ophiuroidea) : 1.
Larval biology. Biol. Bull., 152 : 51 - 63.
Lagio, Syafludin., Lawrence J. L., Lumingas., dan Gaspar D. M. 2014. Struktur Komunitas
Teripang (Holothuroidea) di Kawasan Pantai Desa Ondong Kecamatan Siau Barat Kabupaten
Siau Tagulandang Biaro. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), 99-109
Lee T., and Shin S. 2014. Echinoderm fauna of Chuuk, the federated States of Micronesia.
ASED 30(2): 108-118.
Mortensen, T. 2013. Contribution To The Study Of The Development And Larval Forms Of
Echinoderms, 1-11, Mem. A cad. Roy. Sri. et Lett. Denmark. Sect. Sci., Ser.9(4): 1 -39.
Muttaqin, Aklif Reza., Retno H., dan Edi W. K. 2013. Stimulasi Fission pada Reproduksi
Aseksual Teripang Holothuria atra. Journal Of Marine Research. Vol.2, (1) : 96-102.
Ohshima, H and Ikeda. 2014. Sexual Size-Dimorphism and Early Development of the Common
Starfish, Archaster Typicus Muller Et Troschel. Proc. imp. Acad.Tokyo 10 (3): 180- 183.
Radjab, Abdul Wahab. 2021. Reproduksi dan Siklus Bulu Babi (Echinoidea). Oseana, Vol 27 (3)
: 25 -36.
Suryanti, dan A’in. 2013. Perbedaan Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Substrat yang
Berbeda di Legon Boyo Karimunjawa Jepara. Prosiding Semnas Ke III.Hasil-hasil Perikanan dan
Kelautan. FPIK . UNDIP. Semarang. Vol. 4 :165- 172.
West, E. A. 2012. Adaptive Regeneration of Ophiocoma Scolopendrina (Echinodermata:
Ophiuroidea) Under Two Feeding Treatments In Moorea, French Polynesia. Biology and
Geomorphology of Tropical Islands, 12, 1-11.

Anda mungkin juga menyukai