Anda di halaman 1dari 10

TRI HITA KARANA

ESENSI PEMIMPIN DAN ETIKA KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU:
Prof.Dr. I Wayan Rasna, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Kadek Sadwi Sawitriyunita Dewi / 2012021167


Putu Galuh Nayayika Manik / 2012021201

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugerah-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Esensi Pemimpin Dan Etika
Kepemimpinan ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas dan
menambah ilmu pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana etika seorang pemimpin dan apa
saja etika agar menjadi pemimpin yang baik khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan sangat baik, namun
penulis juga menyadari bahwa penulis masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu jika di
dapat adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isi kami
mohon maaf, kritik dan saran dari dosen pengajar bahkan dari semua pembaca sangat
diharapkan untuk memberikan masukan agar dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
hal ini dapat meningkatkan pengetahuan kita bersama.

Singaraja, 21 Februari 2021

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………..……………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………...1
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Esensi Pemimpin…………………………………………………………………………..2
2.2 Etika Kepemimpinan………………………………………………………………………4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...6
3.2 Saran……………………………………………………………………………………….6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Wikipedia, Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu
keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk
"memimpin" atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi. Kepemimpinan
sebagai salah satu fungsi dan kewajiban yang dapat menggerakkan orang lain baik secara
perseorangan maupun kelompok di dalam sebuah organisasi dan dapat menimbulkan kemauan
dan kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Kepemimpinan memiliki fungsi sebagai penggerak dan motivator yang ada di suatu
organisasi tersebut sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
kehidupan kepemimpinan mengandung atau terdapat banyak hal serta dimensi seperti: tugas
dan fungsi kepemimpinan, syarat yang harus dipenuhi, serta profesionalitas dalam menjadi
seorang pemimpin. Pada tingkatan ilmiah, kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi
bukan jabatan, dudukan, ataupun bawaan seseorang. Pemimpin sebagai pembuat rencana,
berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-
orang lain. Ibaratnya pemimpin itu sebagai coordinator dalam kelompok, pelatih dalam
kelompoknya.
Dalam budaya Bali kepemimpinan Hindu dikenal dengan ajaran atau konsep Asta
Brata. Asta Brata adalah contoh kepemimpinan Hindu yang terdapat dalam Itihasa Ramayana.
Asta Brata yaitu delapan tipe kepemimpinan yang merupakan delapan sifat kemahakuasaan
Tuhan. Dalam ajaran agama Hindu dasar-dasar yang dijadikan pedoman oleh seorang
pemimpin adalah Konsep Tri Hita Karana. Dengan menerapkan konsep dari Tri Hita Karana,
yaitu Parahyangan, Pawongan, Palemahan, maka seorang pemimpin akan dapat
mempertanggungjawabkan (akontabilitas) kinerjanya serta dapat menciptakan suatu hubungan
yang harmonis dan seimbang pada tiga komponen yang ada sehingga akan memberikan
feedback positif kepada lingkungan masyarakat yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa itu esensi pemimpin?
2. Apa itu etika kepemimpinan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk dapat mengetahui apa itu esensi pemimpin dan
etika kepemimpinan bagi penulis serta dapat mengetahui cara agar bisa menjadi seorang
pemimpin yang baik.

1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini yaitu penulis dan pembaca mendapatkan informasi serta
pengetahuan baru mengenai esensi pemimpin serta etika kepemimpinan yang dapat membantu
penulis dan pembaca dalam mengemban tugas sebagai seorang pemimpin kedepannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Esensi Pemimpin

Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kelebihan di beberapa bidang, serta


dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. Pemimpin bukan hanya sekedar status, maupun simbol melainkan mempunyai
makna tanggung jawab, kekuasaan, fungsi dan hakekat yang mendasar. Seorang pemimpin
tidak bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan asal-asalan. Pemimpin harus
mempunyai karakter, ciri khas, dan sikap teladan yang dapat dicontoh oleh para bawahan atau
pihak yang dipimpinnya. Selain itu pemimpin juga harus mempunyai tingkat kecerdasan
intelektual dan emosional yang tinggi agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Seorang
pemimpin harus melaksanakan amanah yang diberikan dan tidak boleh melangar amanah
tersebut. Pemimpin yang baik harus dapat mengetahui segala kondisi yang terjadi sebelum
melakukan kegiatan serta mengetahui segala situasi yang akan terjadi. Pemimpin selalu
dihormati oleh anggotanya karena dianggap sebagai panutan yang baik maka untuk menjadi
pemimpin yang baik seseorang harus memiliki beberapa ciri-ciri seperti berikut:

1. Berani Mengambil Resiko


Dengan berani mengambil resiko berarti kita berani keuar dari zona nyaman dan berani
mencoba hal-hal baru. Hal tersebut dapat membuat kita mendapatkan lebih banyak
pengalaman serta dapat menemukan beragam hal-hal luar biasa yang belum pernah
dilihat.
2. Mau Mendengarkan
Kita sebagai seorang pemimpin harus bisa menghargai pendapat anggota kita yaitu
dengan mendengarkan setiap masukan yang diberikan karena kerja sama yang baik
dilakukan secara dua arah.
3. Komunikatif
Menjadi pemimpin yang baik harus dipastikan dapat menyampaikan arahan maupun
pesan dengan jelas, serta dapat diterima dan dipahami oleh anggota dengan baik agar
tidak terjadi kesalahpahaman maupun miskomunikasi.
4. Peduli
Menjadi pemimpin yang baik dapat dibiasakan peduli kepada anggota misalkan mulai
dari hal-hal yang sederhana seperti menanyakan kabar, menanyakan keadaan mereka,
maupun mengucapkan ulang tahun. Hal tersebut dapat membuat anggota merasa jika
mereka selalu diperhatikan.
5. Memberikan Apresiasi
Berikan apresiasi terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh anggota misalnya
mengucapkan terima kasih, mentraktir kopi, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya
membuat anggota merasa semangat lagi dan dihargai dalam bekerja.
6. Berpikir Strategis
Seorang pemimpin selalu berpikir bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan
bersama anggotanya. Setiap hal yang dilakukan tentunya diambil dengan Langkah yang
efektif dan efisien.
7. Memberi Contoh yang Baik
Sebagai seorang pemimpin tentunya ingin semua anggotanya bekerja dengan baik
sesuai arahan dan maksimal. Untuk membuat mereka bekerja dengan baik dan

2
maksimal tentunya sebagai pemimpin kita harus dapat memberikan contoh yang baik
sederhananya seperti datang lebih awal, datang tepat waktu, memberikan masukan
disetiap ide yang diberikan, memberikan saran, serta bersikap jujur.

Dari ciri-ciri tersebut diharapkan kita nantinya dapat menjadi pemimpin yang baik dan
dipercaya oleh anggota untuk memimpin. Selain pengertian tersebut ada juga beberapa paparan
mengenai apa itu pemimpin menurut para ahli yang tentunya dapat dijadikan acuan maupun
pedoman kelak jika ingin menjadi seorang pemimpin. Pemimpin merupakan sebuah peran yang
dilakukan oleh orang-orang terpilih dan dipercaya. Menurut Pandji Anoraga terdapat beberapa
peranan seorang pemimpin yaitu:

1. Sebagai Perencana
Diperlukan perencanaan yang baik dalam menghadapi serta dalam mengatasi suatu
masalah, untuk mendapatkan dan mencapai tujuan yang baik.
2. Sebagai Pembuat Kebijakan
Pembuatan kebijakan dapat dilakukan dari pihak yang lebih berkuasa, bawahan,
serta pimpinan sendiri. Serta pengaruh dari luar maupun dalam sangat berpengaruh
dan sangat berperan dalam pembuatan suatu kebijakan.
3. Sebagai Ahli
Pemimpin diharuskan menjadi sumber informasi, sumber kemampuan dan keahlian
yang tentunya berkaitan dengan bidang yang dilakukannya.
4. Sebagai Pelaksana
Pemimpin memiliki fungsi sebagai pelaksana dalam satuan kerja untuk mencapai
tujuan bersama.
5. Sebagai Pengendali
Pemimpin memiliki tugas untuk memimpin dan mengendalikan hal-hal yang
bersifat detail dan spesifik.
6. Sebagai Pemberi Hadiah dan Hukuman.
Pemberian hadiah dan hukuman dapat dilakukan oleh seorang pemimpin sesuai
dengan kedudukannya, fungsinya, dan sesuai dengan wewenangnya sebagai
seorang pemimpin di suatu kelompok.
7. Sebagai Teladan dan Lambang
Contoh dan teladan yang baik dari pemipin diharapkan dapat ditiru oleh para
anggotanya karena kebaikan dan keburukan perilaku seorang pemimpin dapat
menjadi panutan oleh para anggotanya.
8. Sebagai Tempat Menimpakan Segala Kesalahan.
Pemimpin selaku penanggung jawab setiap seluruh kinerja yang dilakukan oleh
aggotanya, serta pandangan yang terarahkan kepadanya, maka setiap kesalahan
yang dilakukan oleh para anggotanya menjadi tanggung jawab bagi pemimpinnya.
9. Sebagai Pengganti Peran Anggota Lain.
Pemimpin dapat menggantikan dan menempati peran atau kedudukan anggotanya
yang bersangkutan sesuai dengan kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawabnya
dalam keadaan tertentu.

Sesuai dengan paparan tersebut dapat dijadikan pedoman dan panutan jika kelak dapat
menjadi seorang pemimpin di sebuah kelompok. Dalam Agama Hindu, seorang pemimpin
harus dapat mengamalkan Dharma Agama dan Dharma Negara dengan baik. Seperti
menirukan sifat kepemimpinan seperti Rama Dewa, Yudhistira, Raja Haricandra, Mahatma
Gandhi dan sebagainya. Pemimpin yang baik dan dapat dijadikan teladan adalah pemimpin
yang mengamalkan ajaran kepemimpinan dalam Asta Brata. Sejarah kepemimpinan Hindu

3
selalu menampilkan sosok pemimpin dari keturunan dewa yang dalam hal ini seorang
pemimpin dapat memimpin selayaknya memiliki sifat-sifat kedewataan.

2.2 Etika Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk memimpin, mengatur, menjalankan,


menggerakan, memanage suatu organisasi, lembaga, dan sebagainya. Kepemimpinan
berhubungan dengan kepemimpinan sebagai kewibawaan. Etika kepemimpinan adalah
sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Etika kepemimpinan adalah
perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-
baik. Dalam sebuah kepemimpinan terdapat pembagian kekuatan yang tidak seimbang antara
pemimpin dengan orang yang dipimpin. Seorang pemimpin harus melakukan sesuatu yang
lebih dari yang dipimpin karena pemimpin adalah panutan, teladan yang dicontoh oleh para
anggotanya.
Kepemimpinan menurut Agama Hindu banyak sekali dibahas di cerita-cerita Hindu
salah satunya Manawadharmasastra. Dalam Manawadharmasastra dijelaskan bahwa seorang
pemimpin harus menanamkan sifat dewa dalam dirinya yang disebut Asta Brata. Asta Brata
merupakan sebuah ajaran kepemimpinan yang diberikan Sri Rama kepada Wibhisana sebelum
ia menjadi pemimpin kerajaan Alengka pasca kemenangan Sri Rama melawan Rahwana. Asta
Brata merupakan delapan landasan kepemimpinan bagi seorang pemimpin. Adapun delapan
bagian Asta Brata tersebut yaitu:

1. Indra Brata
Kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan yang dimana hujan berasal dari
air yang menguap. Hal ini berarti bahwa pemimpin berasal dari rakyat yang harus
kembali mengabdi untuk rakyat.
2. Yama Brata
Kepemimpinan harus adil tanpa memandang status, tingkatan, golongan bagaikan Sang
Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma.
3. Surya Brata
Kepemimpinan yang dapat memberikan kecerahan, penerangan bagi masyarakatnya
bagaikan Sang Hyang Surya yang menyinari dunia.
4. Candra Brata
Pemimpin sebaiknya memiliki perilaku yang lembut dan menyejukkan terhadap
warganya, bagaikan Sang Hyang Candra yang memberikan sinar di malam hari.
5. Bayu Brata
Pemimpin harus mengetahui apa yang diinginkan rakyatnya dengan memberikan
mereka melakukan kegiatan yang baik untuk mereka khususnya bagi para remaja dan
anak-anak, sebagaimana sifat Sang Hyang Bayu yang berembus dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
6. Baruna Brata
Mengandung makna yaitu seorang pemimpin harus bisa menanggulangi penyakit
maupun musibah yang terjadi di masyarakat layaknya Sang Hyang Baruna yang
membersihkan segala bentuk kotoran di laut.
7. Agni Brata

4
Memiliki maksud jika pemimpin harus dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah
serta membakar musuh yang membuat kerusakan di masyarakat layaknya Sang Hyang
Agni.
8. Kwera atau Prthiwi Brata
Memiliki maksud jika seorang pemimpin diharuskan memikirkan kesejahteraan
masyarakatnya layaknya bumi pertiwi memberikan kesejahteraan bagi manusia serta
dapat menjadi pemimpin yang menghemat keperluan dana dan menggunakan dana
tersebut untuk hal yang diperlukan sebagaimana layaknya Sang Hyang Kwera dalam
menata kesejahteraan di kahyangan.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Esensi Pemimpin memiliki 7 ciri
yaitu, berani mengambil resiko, mau mendengarkan, komunikatif, peduli, memberikan
apresiasi, berpikir strategis dan memberi contoh yang baik. Selain memiliki ciri pemimpin juga
memiliki peranan yang sangat penting diantaranya, sebagai perencana, sebagai pembuat
kebijakan, sebagai ahli, sebagai pelaksana, sebagai pengendali, sebagai pemberi hadiah dan
hukuman, sebagai teladan dan lambang, sebagai tempat menimpakan segala kesalahan dan
sebagai pengganti peran anggota lain.
Sesuai dengan paparan tersebut dapat dijadikan pedoman dan panutan jika kelak dapat
menjadi seorang pemimpin di sebuah kelompok. Dalam Agama Hindu, seorang pemimpin
harus dapat mengamalkan Dharma Agama dan Dharma Negara dengan baik. Seperti
menirukan sifat kepemimpinan seperti Rama Dewa, Yudhistira, Raja Haricandra, Mahatma
Gandhi dan sebagainya.
Etika kepemimpinan memiliki arti yaitu, sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Etika kepemimpinan adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-
nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Adapun Asta Brata yang merupakan delapan landasan kepemimpinan bagi seorang pemimpin.
Bagian-bagiannya yaitu, Indra Brata yang berarti kepemimpinan bagaikan Dewa Indra, ini
berarti bahwa pemimpin berasal dari rakyat yang harus kembali mengabdi untuk rakyat. Yama
Brata yang berarti kepemimpinan harus adil tanpa memandang status, tingkatan, golongan
bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma. Surya Brata yang berarti
kepemimpinan yang dapat memberikan kecerahan, penerangan bagi masyarakatnya bagaikan
Sang Hyang Surya yang menyinari dunia. Candra Brata yang berarti pemimpin sebaiknya
memiliki perilaku yang lembut dan menyejukkan terhadap warganya, bagaikan Sang Hyang
Candra yang memberikan sinar di malam hari. Bayu Brata yang berarti pemimpin harus
mengetahui apa yang diinginkan rakyatnya dengan memberikan mereka melakukan kegiatan
yang baik untuk mereka khususnya bagi para remaja dan anak-anak, sebagaimana sifat Sang
Hyang Bayu yang berembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah. Baruna Brata mengandung makna yaitu seorang pemimpin harus bisa menanggulangi
penyakit maupun musibah yang terjadi di masyarakat layaknya Sang Hyang Baruna yang
membersihkan segala bentuk kotoran di laut. Agni Brata memiliki maksud jika pemimpin harus
dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah serta membakar musuh yang membuat kerusakan
di masyarakat layaknya Sang Hyang Agni. Kwera atau Prthiwi Brata memiliki maksud jika
seorang pemimpin diharuskan memikirkan kesejahteraan masyarakatnya layaknya bumi
pertiwi memberikan kesejahteraan bagi manusia serta dapat menjadi pemimpin yang
menghemat keperluan dana dan menggunakan dana tersebut untuk hal yang diperlukan
sebagaimana layaknya Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan.

3.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah ini penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1755845&val=18671&title=KON
SEPSI%20ASTA%20BRATA%20DALAM%20KEPEMIMPINAN%20BERLANDASKAN
%20TRI%20HITA%20KARANA#:~:text=Dari%20uraian%20diatas%20dapat%20ditarik,ya
ng%20baik%2C%20hubungan%20yang%20harmonis

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=pengertian+etika+kepemimpinan

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=didapat+atau+di+dapat

https://lektur.id/penulisan-tauladan-atau-teladan/

Anda mungkin juga menyukai