di Jakarta Barat
DIAJUKAN OLEH
NIM: 115130292
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRUMANEGARA
JAKARTA 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar Belakang
Restoran cepat saji adalah salah satu industri di dunia yang berkembang
perubahan gaya hidup serta semakin diterimanya restoran cepat saji oleh
masyarakat, maka persaingan antar gerai restoran cepat saji terhadap kualitas
Jenis restoran yangmenyajikan makanan dengan sangat cepat atau siap saji
saji di kota Jakarta adalah Burger king. Burger king adalah perusahaan yang
bergerak pada industri fast food restoran terbesar di dunia. Restoran Burger king
pertama didirikan pada tahun 1953 oleh Jackson Ville, namun kemudian dibelinya
oleh dua waralaba dari kota miami David Edgerton dan James Mclamore.
bulan April 2007, dengan outlet pertamanya di Senayan City, Jakarta selatan. Saat
ini, Burger King memiliki cabang-cabang di Jakarta, Bandung, Bali dan Lombok.
2
Di Surabaya, Burger King hanya ada di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda.
Perkembangan Burger king di Indonesia sangat cepat. Saat ini Burger king
makanan dan minuman siap saji, yang sebelumnya sudah diolah terlebih dahulu.
Burger king juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng, ayam dan
Restoran cepat saji seperti Burger king identik dengan daya tarik
king. Oleh karena itu, lahirlah konsep drive thru yang diterapkan Burger king
pelanggan (Uncles et al., 2003) Kiran & Diljit(2011). Kualitas pelayanan adalah
sebuah elemen krusial untuk menghadirkan suatu pelayanan bisnis (Yussoff et al.,
faktor kualitas pelayanan (Clemes et al., 2008)(Cronin & Taylor, 1992; Gronroos,
kualitas pelayanan.
3
Dalam menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan dituntut untuk dapat
Menurut Zhou (2011) kepuasan merupakan sebuah konsep baru yang lebih
menggambarkan sebuah respons terhadap acara yang berlangsung setiap hari dan
terhadap brand yang diminati dan itu sangat menentukan keputusan konsumen
menunjukkan komitmen secara terus menerus untuk membeli produk yang sama
kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan. Menurut Chen & Chen menjelaskan
4
melalui kepuasan pelanggan. Menurut Kiran & Diljit’s (2011) kualitas pelayanan
Untuk itu, secara kompleks, Drive thru merupakan suatu konsep yang
memiliki kriteria kualitas pelayanan yang terdiri atas 5 dimensi di dalamnya yang
apabila diterapkan secara tepat dapat menumbuhkan rasa kepuasan dalam diri
Hal ini yang menumbuhkan rasa ingin tahu peneliti mengenai kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan yang diciptakan oleh Burger king memiliki
Barat”.
2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa masalah
5
c. Bagaimana kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kesetiaan
3. Pembatasan Masalah
king di Jakarta Barat dan agar penelitian ini dapat terarah dengan baik serta
adanya keterbatasan waktu biaya dan tenaga, maka pembatasan ruang lingkup
dalam skripsi perlu dibatasi. Untuk itu penelitian ini dibatasi oleh 3 variabel yakni
4. Rumusan Masalah
berikut:
6
c. Apakah terdapat pengaruh antara Kualitas Pelayanan terhadap Kesetiaan
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
7
terhadap Kesetiaan Pelanggan Burger king dengan Kepuasan Pelanggan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Variabel
1. Kualitas Pelayanan
relatif unggul terhadap harapan pelanggan (Zeithaml & Bitner, 1996 dalam Lee,
yang bagi penyedia layanan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan
baik.
2. Kepuasan Pelanggan
9
yang dibuat oleh konsumen untuk membandingkan imbalan yang diharapkan dan
konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
diharapkannya.
Menurut Kotler dan Keller (2006 : 136), kepuasan pelanggan adalah suatu
perasaan senang atau puas dan kekecewaan yang diperoleh pelanggan dari hasil
hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Apabila hasil yang
didapatkan dibawah harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa tidak puas,
sedangkan jika hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan pelanggan, maka
3. Kesetiaan Pelanggan
10
influences and marketing efforts having the potential to cause switching
behavior.”
“Loyalty are defined those customers who hold favorable attitudes toward
an organization, recommend the organization to other consumers and
exhibit repurchase behavior.”
Menurut Oliver (1997 dalam Lien & Yu, 2001), loyalitas pelanggan
produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa depan, meskipun pengaruh
dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang
dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap
11
B. Kerangka Teori
penampilan karyawan.
12
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan.
Menurut Dutka dalam Saidani dan Arifin (2012:6) terdapat tiga dimensi dalam
13
a. Product and Service Features
konsumen atas fitur produk ataupun jasa yang dirasakan. Fitur produk
b. Consumer Emotions
c. Attibutions
karena atribusi merupakan jembatan atas perasaan puas atau tidak puas.
atau keadilan yang terkait dengan produk atau jasa ditawarkan, kualitas
melakukan analisis rasio input yang diperoleh dengan rasio output yang
14
berbanding dengan biaya dan usaha konsumen yang telah dilakukan untuk
pesaing.
people)
rekomendasi positif tentang sebuah produk atau jasa kepada orang lain.
2007):
15
1. Kepuasan (Satisfaction). Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap
antara harapan pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang
dirasakan.
sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan
fungsi.
nyaman dengan sebuah kualitas produk dan merek ketika situasi mereka
16
6. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
“menunjukkan bahwa kualitas layanan yang diberikan harus sesuai dengan apa
yang diharapkan pelanggan. Semua tindakan, perlakuan, atau cara melayani orang
lain harus memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Hal ini
berarti kualitas pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan harapan pelanggan.
maksimal.”
penentu kesetiaan pelanggan. (Chow et al., 2007;. Fu dan Taman 2001) telah
semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu restoran, semakin
17
8. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kesetiaan pelanggan dengan
oleh penelitian yang dilakukan Ha dan Jang (2010) bahwa kualitas pelayanan
Context : A Thai Case”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
18
dimensi kualitas layanan : tangibles, reliabilities, responsiveness, assurance,
industri restoran cepat saji. Data diperoleh melalui kuesioner, analisis data
menggunakan SPSS.
loyalitas pelanggan.
19
Penelitian yang dilakukan oleh Made Irvan Hilmawan dan Alit Suryani
Kepuasan Konsumen Studi pada Trans Sarbagita”. Tujuan dari penelitian ini
pengguna jasa transportasi Trans Sarbagita yang ada pada wilayah Denpasar, Kuta
dan Nusa Dua. Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebagai metode
dan studi dokumentasi dipilih sebagai metode pengumpulan data pada penelitian
20
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa service quality dimensions
Penelitian yang dilakukan oleh I Gede Mahatma Yuda Bakti dan Sik
Sumaedi (2012) yang berjudul “An Analysis of Library Customer Loyalty : The
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap
mediasi.
D. Kerangka Pemikiran
hasil yang dirasakan melalui perbandingan kinerja dari sisi produk maupun
21
layanan yang diterima terhadap kesesuaian atas harapan pelanggan yang
diwujudkan dengan perasaan puas atau tidak puas. Apabila pelanggan merasa
tidak puas, maka akan menimbulkan perasaan kecewa, sedangkan pelanggan yang
merasa puas biasanya bersikap positif dan melanjutkan pembelian sehingga dapat
pembelian ulang suatu produk/jasa dari suatu perusahaan karena pelanggan telah
merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Kepuasan
Pelanggan
Kualitas
Pelayanan
Kesetiaan
Pelanggan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian serta tinjauan teoritis yang
22
H1 : Terdapat pengaruh antara Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Jakarta.
2. Sampel
Hal ini didasarkan pula pada pendapat Fraenkel dan Wallen dalam Aritonang
mendasar.
24
B. Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini akan meneliti apakah ada pengaruh antara variabel
independen yaitu kualitas pelayanan dengan variabel dependen yang terdiri dari
Tabel 3.1
25
tepat saat
pelanggan datang
pertama kali
5. Tidak mempunyai
catatan buruk di
mata pelanggan
Responsiveness 1. Pegawai Interval
memberikan
informasi yang
tepat tentang
produk yang
ditawarkan.
2. Pegawai
memberikan
pelayanan yang
cepat.
3. Pegawai selalu
bersedia untuk
melayani pelangan.
4. Pegawai selalu
bersedia membantu
pelanggan.
Emphaty 1. Pegawai Interval
memberikan
perhatian secara
personal.
2. Pelayan yang
diberikan selalu
menarik perhatian.
3. Pegawai mengerti
kebutuhan spesifik
pembelian.
4. Jam buka restoran
sesuai dengan
keinginan
pelanggan.
Assurance 1. Sikap pegawai Interval
membuat
pelanggan percaya
kepada mereka.
2. Pegawai bersikap
baik dan ramah.
3. Pegawai memiliki
pengetahuan
tentang produk
yang ditawarkan.
26
Kepuasan Attributes related 1. Harga yang Interval
Pelanggan to product ditawarkan sesuai
dengan kualitas
produk yang
diberikan.
2. Pelangganmerasa
puas dengan kualitas
produk yang
diberikan.
Attributes related 1.Pelanggan puas atas Interval
to service service yang
diberikan.
2. Pelanggan sangat
terkesan dengan
pelayanan yang
diberikan.
3. Pelayanan yang
diberikan membuat
pelanggan puas.
Attributes related 1. Pelanggan mudah Interval
to purchase mendapatkan
informasi harga
produk.
2. Pelanggan mudah
mendapatkan
informasi tentang
jenis produk yang
tersedia.
3. Pegawai selalu
sopan dalam
melayani.
4. Makan di restoran
tersebut adalah
pengalaman yang
terbaik.
5. Makan di restoran
tersebut adalah
pengalaman yang
sangat memuaskan.
Kesetiaan Repeat purchase 1. Pembelian lebih Interval
pelanggan intention dari dua kali.
2. Pembelian secara
teratur.
Self stated 1. Membeli rasa lain interval
intention dari produk yang
sama.
27
2. Usaha
mengkonsumsi
setiap produk.
Resistance to 1. Keyakinan pada Interval
counter keunggulan
persuation produk.
2. Penolakan untuk
mencoba produk
lain.
Positive 1. Merekomendasikan Interval
recommendation produk pada orang
to other people lain.
2. Usaha meyakinkan
keunggulan
produk.
Sumber: Parasuraman, et al. (1988:64) , Dutka dalam Saidani dan Arifin (2012:6)
antar dua nilai yang berdekatan dan memiliki nilai nol arbiter (berdasarkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
king di Jakarta Barat. Menurut Malhotra (2004: 280) kuesioner adalah sebuah
pertanyaan, baik tertulis maupun lisan yang dijawab oleh responden. Sejauh ini,
mengumpulkan data primer (Kotler & Keller, 2009: 106). Pertanyaan di mana
28
jawaban yang lebih mudah untuk diinterpretasikan dan dihitung. Kuesioner ini
Suatu alat ukur dapat dikatakan baik apabila alat ukur tersebut dapat
memberikan informasi seperti apa yang diharapkan oleh peneliti. Untuk itu suatu
alat ukur harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas alat ukur.
1. Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid (sah) jika pernyataan pada suatu kuesioner
dimana dalam pendekatan ini yang diuraikan adalah koefisien korelasi antara
masing-masing butir pernyataan yang ada dengan skor totalnya. Bila bersifat
positif dan besar atau signifikan maka butir ini dinyatakan valid. Bila koefisian
korelasinya negatif atau positif kecil (tidak signifikan), maka butir itu juga
dinyatakan tidak valid. Sehubungan dengan itu menurut Kuncoro (2009) validitas
yang dikoreksi dinyatakan valid apabila lebih besar atau sama dengan 0,3.
29
2. Uji Reliabilitas
dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran).” Reliabilitas berbeda dengan
E. Analisis Data
linear sederhana, terlebih dahulu dilakukan uji Asumsi Klasik yang meliputi uji
Tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian apakah
model regresi yang didapatkan dapat diandalkan serta agar dapat menghasilkan
nilai parameter yang baik. Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini
a. Uji Normalitas
apakah, residual data berdistribusi normal atau tidak. Terdapat dua kriteria
pengujian normalitas yaitu, apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan
30
Sementara apabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Priyatno,
2009: 86).
b. Uji Heteroskedastisitas
koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. Model regresi yang baik
titik pada scatterplot regresi. Apabila titik-titik menyebar dengan pola yang
tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
c. Uji Multikolinearitas
hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antara dua variabel
31
penentuan terjadinya multikolinearitas adalah apabila VIF kurang dari 10
2. Analisis Regresi
variabel berdasarkan nilai dari variabel lainnya. Variabel yang diramalkan disebut
kriterium atau variabel dependen (VD atau dilambangkan dengan Y) atau variabel
Y’ = a + bX+ e
dimana:
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = Variabel independen
32
menganalisis pengaruh service quality terhadap customer satisfaction dengan
CS = a + bSQ + e
berikut:
CL = a + bSQ + e
3. Analisis Mediasi
menurut Baron dan Kenny (1986: 1177) yaitu: 1) meregresikan variabel mediator
independen dan variabel mediator. Koefisien regresi yang diperoleh pada tiap
33
persamaan regresi pertama; 2) variabel independen harus mempengaruhi variabel
dependen variabel pada persamaan ketiga harus lebih kecil dari pada persamaan
kedua.
Model A
c
X Y
Model B
a M b
c’
X Y
Gambar 3.1
Model Pengaruh Mediasi
Panel A Hubungan Langsung X mempengaruhi Y
Panel B Hubungan Tidak Langsung X Mepengaruhi Y, Melalui M
Dimana:
X = Variabel independen
M = Variabel mediator
34
Y = Variabel dependen
mediator
dependen
dependen
persamaan berikut:
a. Y = α + cX
b. M = α + aX
c. Y = α + c’X + bM
Dimana:
X = Variabel independen
M = Variabel mediator
Y = Variabel dependen
35
a = Nilai standardized koefisien betavariabel independen terhadap variabel
mediator
dependen
dependen
menjadi nol dengan memasukkan variabel mediator (M), maka terjadi mediasi
variabel dependen (Y) menurun tidak sama dengan nol dengan memasukkan
Model A
c
X Y
36
Model B
CS
a b
SQ c’ CL
Gambar 3.2
Service Quality terhadap Customer Loyalty dengan Customer Satisfaction
sebagai Variabel Mediator
Dengan persamaan:
a. CL = α + cSQ
b. CS = α + aSQ
c. CL = α + c’SQ + bCS
Dimana:
SQ = Service Quality
CL = Customer Loyalty
37
CS = Customer Satisfaction
customer satisfaction
customer loyalty
a. Uji-F
berikut:
38
Tingkat keyakinan (1-α) dalam penelitian ini sebesar 95% sehingga α =
5%.
Bila Sig. > α maka H 0 tidak ditolak, berarti variabel independen secara
tidakdiperlukan lagi.
b. Uji t
sebagai berikut:
39
Tingkat keyakinan (1-α) dalam penelitian ini sebesar 95% sehingga α =
5%.
Bila Sig. < α maka H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, terdapat pengaruh dari
Bila Sig. > α maka H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, terdapat pengaruh dari
pelanggan
kepuasan pelanggan.
pelanggan.
pelanggan
kesetiaan pelanggan.
40
Ha : β2 ≠ 0 , terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kesetiaan
pelanggan.
signifikan atau tidak. Tidak seperti R square, nilai adjusted R square dapat naik
atau turun apabila terdapat tambahan variabel independen ke dalam model. Oleh
4. Analisis Jalur
Menurut Ghozali (2011: 249) analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel (model casual) yang telah
41
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner. Langkah-langkah
a. Mencari nilai p1, p2, p3 yang merupakan nilai unstandardized coefficient beta.
- e1 = √ 1−R square
- e2 = √ 1−R square
c. Mencari standar error dari koefisien indirect effect (Sp2p3) dengan rumus:
p2 p3
t=
Sp 2 p 3
pengaruh mediasi apabila nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t table
42
43