Anda di halaman 1dari 37

MENTORING KEPEMIMPINAN

LAPORAN AKHIR DAN REFLEKSI DIRI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Softskills X : Kepemimpinan dan Komunikasi

Disusun Oleh :

Aeysha Indria Larasati

20/454838/EK/22802

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2021
Surat Keterangan Sesi Wawancara
Mata Kuliah Softskill X: Kepemimpinan dan Komunikasi

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Liana Indrawati, S.Sos.


Jabatan : Kepala Depo Cleo Cabang Surakarta
Alamat : Jalan Kahuripan Utara No.39 Kel. Sumber Kota Surakarta

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Aeysha Indria Larasati


NIM : 20/454838/EK/22802

Fakultas : Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Jurusan : Manajemen

Bahwa yang bersangkutan adalah Mahasiswi Universitas Gadjah Mada yang telah
melaksanakan sesi wawancara dengan Kepala Depo Cleo Cabang Surakarta pada bulan
September 2021. Sesi wawancara ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill X :
Kepemimpinan dan Komunikasi

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan dengan
semestinya.

Surakarta, 22 Oktober 2021

Kepala Depo Cleo Cabang Surakarta

(Liana Indrawati, S.Sos.)

II
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya yang

melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan serangkaian kegiatan dalam

program mata kuliah Softskills X: Kepemimpinan dan Komunikasi mulai dari

sesi wawancara bersama mentor, pembuatan video dan infografis, dan

pembuatan laporan ini dengan tepat waktu. Tak lupa, penulis juga berterima

kasih sebesar-besarnya kepada sang mentor, yaitu Ibu Liana Indrawati yang

telah berkenan menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk

diwawancarai. Selain itu, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih

kepada Pak Rangga serta Ibu Naya yang telah membersamai, membantu, serta

membimbing selama 1 semester ini di mata kuliah ini. Penulis menyadari bahwa

Laporan Akhir ini masih jauh dari kata sempurna karena mungkin terdapat

kekurangan dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat

terbuka terhadap berbagai macam kritik serta saran untuk perbaikan penulisan

saya di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Akhir ini

dapat diterima serta bermanfaat bagi seluruh pembaca dan dapat memenuhi

tugas akhir mata kuliah Softskill X: Kepemimpinan dan Komunikasi.

Kediri, 5 Desember 2021


Aeysha Indria Larasati
Penulis

III
Daftar Isi
Surat Keterangan Sesi Wawancara ......................................................................... II

Kata Pengantar ...................................................................................................... III

Daftar Isi................................................................................................................ IV

Daftar Gambar ....................................................................................................... VI

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... VII

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... VII

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................VIII

1.3. Tujuan Mentoring ................................................................................... IX

1.4. Manfaat Mentoring ................................................................................. IX

BAB II. TEORI KEPEMIMPINAN .......................................................................X

2.1. Teori Kepemimpinan Umum....................................................................X

2.1.1 Teori Sifat (Trait Theories of Leadership) .................................................X

2.1.2 Teori Tingkah Laku (Behavioral Theories of Leadership) ..................... XI

2.1.3 Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard ...................... XIV

2.1.4 Karakteristik Pemimpin Efektif ......................................................... XV

2.2. Teori Kepemimpinan Spesifik............................................................. XVI

BAB III. PROFIL MENTOR ............................................................................ XVIII

3.1. Profil Mentor ..................................................................................... XVIII

3.2. Profil Institusi Mentor ......................................................................... XIX

BAB IV. HASIL WAWANCARA .................................................................... XXI

4.1. Teori Intra-Individual .......................................................................... XXI

IV
4.1.1 Sifat dan Perilaku Kepemimpinan ........................................................ XXII

4.1.2 Pembuatan Keputusan.................................................................... XXIII

4.1.3 Manajemen Waktu ......................................................................... XXIII

4.1.4 Teknik Pengembangan Diri ........................................................... XXIII

4.2. Teori Dyadic ..................................................................................... XXIV

4.3. Teori Level Kelompok ....................................................................... XXV

4.4. Teori Level Organisasi ..................................................................... XXVI

BAB V. REFLEKSI DIRI ............................................................................. XXVIII

5.1. Deskripsi Pengalaman Mentoring .................................................. XXVIII

5.2. Pengetahuan serta Kemampuan yang Diperoleh .............................. XXIX

5.3. Budaya Organisasi .............................................................................. XXX

5.4. Etika Kerja Profesional .................................................................... XXXI

5.5. Aspirasi untuk Karir di Masa Mendatang ...................................... XXXIII

Daftar Pustaka ...............................................................................................XXXIV

Lampiran ........................................................................................................ XXXV

V
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Teori Sifat …………………………………………………………..XI

Gambar 2.2 Teori Perilaku……………………………………………………...XIII

Gambar 2.3 Matriks Situasional ………………………………………………...XV

Gambar 3.1 Mentor Ibu Liana Indrawati ……………………………………..XVIII

Gambar 3.2 PT Sentralsari Primasentosa………………………………….........XIX

Gambar 4 Big Five Personality Chart…………………………………………XXII

VI
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang pemimpin lahir karena adanya proses pembentukan kepribadian,

sifat, serta berbagai macam pendukung lainnya. Pemimpin terbentuk dan terbentur

melalui berbagai pengalaman dalam hidupnya hingga muncul sebuah sifat

kepemimpinan. Menurut Taryaman (2016:7) kepemimpinan adalah suatu ilmu dan

seni yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok individu agar

saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang sulit, namun bukanlah

suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Terdapat beberapa karakteristik tertentu

yang harus dimiliki pemimpin seperti adaptif, responsif, bijaksana, memiliki

semangat tinggi, bertanggung jawab, dan lain sebagainya. Beberapa karakteristik

ini terkadang hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu dan tidak setiap

pemimpin memiliki karakteristik yang sama. Bahkan, satu orang yang sama dapat

memiliki karakter berbeda dalam memimpin tergantung dengan situasi serta kondisi

yang dihadapi. Seperti mentor saya yaitu Ibu Liana yang memiliki karakter berbeda

ketika menjadi pemimpin di perusahaan sekarang dan perusahaan sebelumnya

karena lingkungan organisasi yang berbeda.

Bukan hanya mengenai karakter pemimpin, pemimpin harus mampu

meluruskan tujuan mereka bahwa hal utama yang harus menjadi fokus mereka

adalah proses dalam pencapaian tujuan hingga menjadi hasil, bukan hanya hasil itu

sendiri. Pemimpin yang baik akan memberikan motivasi serta dorongan pada

VII
karyawan selama proses tersebut dan tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga

pada nilai yang bisa didapatkan dalam proses pencapaian tujuan tersebut.

Di era global seperti sekarang ini, semua orang dituntut untuk memiliki

kemampuan kepemimpinan, baik menjadi pemimpin dalam skala kecil maupun

besar. Menjadi seorang ketua dalam sebuah kelompok belajar juga merupakan salah

satu contoh pemimpin dalam skala kecil. Kepemimpinan adalah tentang bagaimana

pemimpin tersebut dapat bertanggung jawab dalam memberikan arahan, tugas, dan

perintah kepada orang di bawahnya serta bertanggung jawab terhadap berbagai

keputusan yang diambil. Selain itu, di era global seperti sekarang ini seorang

pemimpin harus memiliki ciri khasnya tersendiri yang membedakan gaya

kepemimpinannya dengan berbagai pemimpin lain, di mana hal ini akan cukup sulit

untuk dilakukan mengingat pemimpin juga harus menjadi pribadi yang adaptif

terhadap perubahan.

Laporan Akhir ini akan berisi berbagai macam teori mengenai

kepemimpinan, pengalaman mentoring yang saya lakukan yang berisi pengetahuan

baru yang didapatkan, manfaat yang diperoleh, serta aspirasi diri mengenai jenjang

karir selanjutnya yang diharapkan dapat membantu bertahan di era global ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara seorang pemimpin dapat menjadi pribadi yang adaptif

dengan tetap mempertahankan ciri khas kepemimpinannya?

2. Bagaimana peran pemimpin dalam proses pencapaian tujuan?

3. Bagaimana praktik teori kepemimpinan dalam perusahaan?

VIII
1.3. Tujuan Mentoring

Tujuan dari kegiatan mentoring adalah sebagai berikut :

1. Untuk menggali ilmu serta pengalaman baru mengenai praktik

kepemimpinan di dunia kerja

2. Untuk mempelajari budaya serta lingkungan kerja mentor di berbagai

macam perusahaan yang pernah dilalui

3. Untuk mendapatkan aspirasi baru mengenai jenjang karir ke depan

1.4. Manfaat Mentoring

Manfaat yang saya peroleh dari kegiatan mentoring adalah sebagai berikut :

1. Melatih serta meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal melalui

sesi wawancara

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan serta mengolah jawaban dari mentor

3. Menambah wawasan baru mengenai praktik teori kepemimpinan, budaya,

serta lingkungan dalam dunia kerja

IX
BAB II.

TEORI KEPEMIMPINAN

2.1. Teori Kepemimpinan Umum

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai kepemimpinan, di antaranya

adalah Teori Perilaku (Behavioral Theories of Leadership), Teori Sifat (Trait

Theories of Leadership), Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard, dan

pendapat Hodge mengenai 10 karakteristik pemimpin yang efektif.

2.1.1 Teori Sifat (Trait Theories of Leadership)

Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ciri khas pemimpin (fisik,

mental, kepribadian) dengan keefektifan kepemimpinan. Dasar dari teori ini adalah

pendapat bahwa terdapat pemimpin yang dilahirkan (alamiah) dan dianugerahi ciri

khas tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Teori ini juga berpendapat bahwa

keberhasilan dalam kepemimpinan dapat dicapai karena adanya kemampuan luar

biasa dari seorang pemimpin.

a. Kecerdasan (Intelegensia)

Adanya perbedaan yang signifikan antara intelegensia pemimpin

dengan karyawan akan menimbulkan sebuah gangguan. Ketika seorang

pemmpin dengan IQ rendah memimpin dan berusaha mempengaruhi

kelompok dengan IQ tinggi, hal ini akan menyebabkan pemimpin

tersebut sulit memberikan penjelasan pada karyawan dan karyawan

akan merasa tidak memahami apa yang dimaksud oleh pimpinannya.

X
b. Kepribadian

Sifat kepribadian seperti integritas, kepercayaan diri, cekatan, dan lain

sebagainya seringkali dikaitkan dengan keefektifan seorang pemimpin.

c. Karakteristik Fisik

Hasil dari studi mengenai pengaruh karakteristik fisik seperti usia, tinggi

badan, dan lain-lain terhadap keefektifan kepemimpinan menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh karakteristik fisik terhadap kepemimpinan,

artinya tidak ada hubungan apakah memiliki fisik lebih tinggi atau lebih

berat dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif.

Gambar 2.1
Teori Sifat
2.1.2 Teori Tingkah Laku (Behavioral Theories of Leadership)

Teori ini berangkat dari keyakinan bahwa seorang pemimpin yang baik merupakan

hasil dari bimbingan, bentukan, serta didikan yang diberikan selama proses

pendewasaan. Dari teori ini didapatkan bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah

nasib sejak dilahirkan, namun berasal dari proses pembentukan dan pembelajaran

XI
(Leader are made, not born). Teori ini juga memandang bahwa kepemimpinan

dapat dipelajari dari pola tingkah perilaku individu, bukan dari sifat-sifatnya. Hal

ini dikarenakan sifat individu sulit untuk diidentifikasi. Pada akhir tahun 1940-an,

para peneliti mulai melakukan studi mengenai pengaruh perilaku terhadap

keefektifan kepemimpinan. Beberapa studi yang dilakukan sebagai berikut.

a. Studi dari University of Michigan

Para peneliti berhasil mengidentifikasi pengaruh dua gaya kepemimpinan

yang berbeda terhadap karyawan.

1) Pemimpin job-centered

Pemimpin yang berorientasi pada tugas ini menerapkan sistem dengan

ketat sehingga bawahan cenderung menjalankan tugas sesuai prosedur

yang ditentukan. Pemimpin jenis ini menggunakan cara koersif, iming-

iming imbalan, dan punishment untuk mempengaruhi kepribadian serta

motivasi kerja karyawannya. Pemimpin jenis ini beranggapan bahwa

karyawan tidak memerlukan banyak afeksi serta motivasi dari

pemimpinnya.

2) Pemimpin people-centered

Pemimpin jenis ini berorientasi pada karyawannya sehingga dalam

praktiknya tidak jarang ia memberikan kepercayaan serta pendelegasian

tugas penuh pada karyawan. Tujuan dari pemimpin ini adalah agar dapat

mendorong motivasi karyawan sehingga kemajuan, perkembangan,

serta prestasi karyawan semakin meningkat.

XII
b. Studi dari Ohio State University

Penelitian ini dipimpin oleh Fleishman dan rekan-rekannya di Ohio State

University setelah Perang Dunia II. Penelitian ini menghasilkan

pengelompokan dua faktor kepemimpinan, yaitu struktur dan konsiderasi.

1) Pembentukan struktur

Pemimpin membangun pola dan alur komunikasi jelas, memberikan

arahan mengenai tugas dengan jelas, dan mengorganisasikan hubungan

antar individu dalam kelompok. Pemimpin jenis ini berfokus pada

tujuan dan hasil sehingga ia berusaha mempertahankan struktur yang

telah dibuat semaksimal mungkin.

2) Konsiderasi

Hubungan saling percaya, komunikatif, suportif dijunjung tinggi oleh

pemimpin ini. Pemimpin yang berorientasi pada konsiderasi akan

menekankan pentingnya hubungan serta komunikasi antar satu sama

lain di dalam kelompok.

Gambar 2.2
Teori Tingkah Laku

XIII
2.1.3 Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard

Model kepemimpinan yang telah dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard yang

telah mendapatkan banyak pengikut kuat di kalangan spesialis pengembangan

manajemen ini disebut teori kepemimpinan situasional. Teori ini menekankan pada

pengikut serta tingkat kematangan mereka. Pemimpin harus mampu memberikan

penilaian secara objektif untuk mengetahui tingkat kesiapan atau kematangan para

karyawannya dan mencoba melakukan penyesuaian gaya kepemimpinan dengan

karyawan. Kematangan yang dimaksudkan adalah kemampuan serta kemauan

karyawan tersebut untuk mengambil tanggung jawab atas diri mereka sendiri.

Hersey dan Blanchard menggunakan Studi dari Ohio State University untuk

mengembangkan lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan manajer, yaitu

a. Mengatakan/Telling

b. Menjual/Selling

c. Berpartisipasi/Participating

d. Mendelegasikan/Delegating

Menurut Hersey clan Blanchard, untuk mengubah gaya kepemimpinan terdapat

empat fase yang harus ditempuh yaitu :

a). Tahap pertama perhatian pimpinan pada tugas sangat tinggi, anggota diberi

instruksi yang jelas dan dibiasakan dengan peraturan, struktur serta prosedur kerja.

b). Tahap kedua adalah di mana anggota sudah mampu menangani tugas serta

perhatian pada tugasnya sangat penting karena bawahan belum dapat bekerja tanpa

struktur. Kepercayaan pimpinan pada bawahan semakin meningkat.

XIV
c). Tahap ketiga di mana anggota mempunyai kemampuan lebih besar dan motivasi

berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang

lebih besar, pemimpin masih harus memberikan dukungan dan memberikan

perhatian tetapi tidak perlu lagi memberikan pengarahan.

d). Tahap yang terakhir adalah tahap di mana anggota mulai percaya diri, dapat

mengarahkan diri serta berpengalaman, penumpm dapat mengurangi jumlah

perhatian dan pengarahan

Gambar 2.3
Matriks Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard

2.1.4 Karakteristik Pemimpin Efektif

Menurut pendapat Gayla Hodge (“BAB II.pdf” t.t.), terdapat 10 karakteristik

seorang pemimpin dikatakan efektif, yaitu:

1. Memiliki misi

2. Fokus mencapai tujuan dengan membuat misi menjadi kenyataan

XV
3. Mendapat dukungan dari karyawan atas visinya dengan memanfaatkan gaya

serta aktivitas yang cocok dengan dirinya

4. Lebih berfokus untuk menjadi daripada melakukannya

5. Mengetahui bagaimana cara bekerja paling efisien dan efektif

6. Mengetahui bagaimana memanfaatkan kekuatan mereka untuk mencapai

tujuan

7. Tidak mencoba untuk menjadi orang lain

8. Mampu mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektivitas alam

9. Mampu menarik orang lain

10. Selalu mengembangkan kekuatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan baru

2.2. Teori Kepemimpinan Spesifik

Menurut Robbins pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi

orang lain dan mempunyai otoritas manajerial dalam suatu kelompok.

Kepemimpinan adalah proses memimpin sebuah kelompok untung mencapa

tujuan.

Menurut Taryaman kepemimpinan adalah ilmu dan seni untuk

mempengaruhi orang lain atau sekelompok individu untuk saling bekerja sama

dan tidak menjatuhkan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Sutrisno, kepemimpinan merupakan suatu proses kegiatan

seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing,

memengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu agar dapat mencapai hasil yang

diinginkan. (“File_13-BAB-II.pdf” t.t.)

XVI
Menurut mentor penulis, yaitu Ibu Liana Indrawati, kepemimpinan

merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi serta membuat orang lain atau

sekelompok individu saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan

organisasi serta mendapatkan manfaat dalam proses pencapaian tujuan.

Kepemimpinan bukan hanya mengenai bagaimana satu kelompok tersebut dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, melainkan juga mengenai bagaimana satu

kelompok dapat membangun hubungan kompak dan suportif satu sama lain.

Apabila dalam suatu kelompok tidak bersifat saling mendukung satu sama lain,

hasil yang dicapai tidak akan maksimal dan lingkungan kerja juga tidak kondusif.

XVII
BAB III.

PROFIL MENTOR

3.1. Profil Mentor

Gambar 3.1
Foto Mentor
Selama kegiatan mentoring untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill X:

Kepemimpinan dan Komunikasi, penulis dibimbing oleh mentor yang bernama Ibu

Liana Indrawati, S.Sos. Beliau merupakan sarjana ilmu komunikasi massa lulusan

Universitas Negeri Surakarta pada tahun 2005. Beliau sudah terjun di dunia kerja

sejak masih duduk di bangku perkuliahan dengan menjadi penyiar acara mandarin

di Radio Ria FM Solo, mencoba menjadi reporter di PT Solo Audio Utama, dan

banyak pengalaman kerja lain yang telah beliau coba di bangku perkuliahan.

Setelah menyelesaikan studinya, belia melanjutkan pekerjaan di PT Federal

International Finance (FIF) sebagai Store Alliance Officer dari tahun 2007-2015,

lalu pada tahun 2015 beliau berpindah menjadi Branch Manager di PT Honda

Prima Anaga Raina Kota Pekalongan. Dan pada tahun 2021 ini, beliau menjabat

sebagai Kepala Depo Cleo Air Minum Surakarta milik PT Sentralsari Prima

XVIII
Sentosa. Gambaran pekerjaan yang dilakukan Beliau sebagai Kepala Depo adalah

sebagai berikut:

1. Briefing setiap Pagi dengan bagian sales, driver, admin, dan lain-lain.

2. Checking dan membagi pesanan yang dikirimkan per hari

3. Menanggapi komplain eksternal, kunjungan ke outlet

4. Checking buku besar

5. Mencari klien outlet baru (Marketing)

6. Stock opname

7. Koordinasi dengan kantor pusat

3.2. Profil Institusi Mentor

Gambar 3.2
Foto Perusahaan
PT Sentralsari Prima Sentosa (SPS) yang telah didirikan sejak tahun 2003 ini

merupakan perusahaan mitra distribusi terpercaya yang mendistribusikan produk

Air Murni Cleo ke seluruh Indonesia. Pada bulan Agustus 2015, PT Sentralsari

Prima Sentosa memiliki 89 Depo yang tersebar di Indonesia. Perusahaan ini

XIX
merupakan perusahaan distributor produk konsumen khusus produk Cleo yang

dimiliki atau berada di bawah naungan Tanobel Foods.

XX
BAB IV.

HASIL WAWANCARA

Menurut Gary Yukl, kepemimpinan dapat dikonseptualisasikan menjadi empat

dimensi, yaitu proses intra-individual, proses dyadic, proses level kelompok, dan

proses level organisasi.

4.1. Teori Intra-Individual

Proses pada level ini menjelaskan tentang manajemen diri berupa proses

identifikasi tujuan serta prioritas masing-masing pribadi. Inti dari level ini adalah

bagaimana seorang pemimpin dapat mengatur dan memposisikan dirinya sendiri

sebelum masuk ke level berikutnya.

Seorang pemimpin dituntut untuk mampu memanajemen waktu dengan

baik serta menetapkan berbagai macam prioritas dalam tugasnya. Ketika seorang

pemimpin mampu memanajemen waktu dengan baik, kehidupan pekerjaan serta

pribadi pemimpin tersebut akan seimbang sehingga Work-life Balance dapat

tercapai. Seorang pemimpin yang mampu memberikan contoh baik berupa

keseimbangan antara waktu kerja dengan waktu pribadi akan memberikan inspirasi

bagi karyawannya untuk bertindak demikian pula. Selain mampu memanajemen

waktu serta menetapkan skala prioritas, pemimpin juga harus mampu menjadi

sosok yang teliti dan penuh persiapan. Persiapan yang dilakukan dapat dengan

menggunakan metode jurnalis, yaitu 5W+1H (What, When, Why, Where, Who, and

How). Pemimpin dapat mempersiapkan berbagai macam pertanyaan beserta

jawaban yang mungkin diutarakan oleh karyawan maupun orang luar.

XXI
Pemimpin yang percaya diri akan mampu membangkitkan semangat

karyawan. Selain menjadi sosok yang dapat diandalkan, pemimpin juga harus

mampu menjadi sosok yang dapat menjadi semangat karyawan untuk bekerja

dengan maksimal. Cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri adalah dengan selalu

berpikiran positif bahwa setiap masalah yang dihadapi pasti terdapat solusinya.

Apabila proses ini dibreakdown lebih lanjut, akan menghasilkan penjelasan

sebagai berikut:

4.1.1 Sifat dan Perilaku Kepemimpinan

Sifat serta perilaku dalam model OCEAN dapat menjadi pedoman bagi

pemimpin untuk menyesuaikan kepemimpinannya. Namun, seperti yang dijelaskan

oleh teori sifat, OCEAN atau Big Five Personality tidak dapat dijadikan patokan

dalam efektivitas kepemimpinan. Sebaliknya, tingkah laku dapat dijadikan tolok

ukur.

Gambar 4
Big Five Personality Chart

XXII
4.1.2 Pembuatan Keputusan

Dalam menentukan segala keputusan yang akan berdampak pada arah

organisasi, pemimpin diharuskan meminta pendapat dari berbagai perspektif.

Keterlibatan atau partisipasi karyawan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

berbagai macam kemungkinan yang terjadi ketika akan mengambil keputusan A,

B, maupun C. Selain meminta pendapat karyawan, pendapat atasan juga diperlukan

karena mereka lebih berpengalaman dibanding kita.

4.1.3 Manajemen Waktu

Ibu Liana merupakan tipikal pemimpin yang tidak suka menunda-nunda

pekerjaan. Beliau lebih memilih menghabiskan seluruh jam kerjanya untuk bekerja

secara maksimal dan jam istirahat di rumah digunakan untuk beristirahat dan

berbincang dengan keluarga. Beliau cenderung menulis berbagai macam kegiatan

yang harus dilakukan pada esok hari yang mengindikasikan beliau tipe terjadwal.

Fakta ini menunjukkan bahwa Ibu Liana berusaha mempertahankan work-life

balance dalam kehidupannya.

4.1.4 Teknik Pengembangan Diri

Pengembangan diri yang didapat oleh Ibu Liana merupakan hasil dari menjalani

atau terjun di berbagai pengalaman kerja. Banyaknya pengalaman magang serta

kerja yang pernah beliau ikuti menunjungan pengembangan diri beliau dari waktu

ke waktu sehingga dapat menjadi sosok pemimpin yang baik di masa sekarang.

Learning by doing adalah konsep yang beliau terapkan dalam menjalani

pekerjaannya selama ini. Namun, beliau juga menekankan bahwa belajar teori

untuk mengetahui dasar juga diperlukan.

XXIII
4.2. Teori Dyadic

Proses pada level ini terkait dengan bagaimana seorang pemimpin dapat

memberikan influence/pengaruh kepada orang lain agar menuruti apa yang

pemimpin perintahkan serta menyetujuinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan

membangun komunikasi yang efektif antar satu sama lain. Pemimpin harus mampu

menjadi penyampai serta pendengar pesan yang baik agar ia dapat dengan mudah

memahami maksud orang lain.

Dalam level ini, kita dapat mengetahui keefektifan kepemimpinan dari

bagaimana interaksi saling mempengaruhi antara pemimpin dan karyawan

terbentuk. Seorang pemimpin tunggal akan membentuk hubungan yang berbeda

dengan pengikut yang berbeda (hubungan heterogenitas).

Setelah mampu membangun kepercayaan diri sendiri, berikan kepercayaan

pada pengikut agar sebagai seorang pemimpin kita dapat dipercayai juga oleh

karyawan. Rasa saling percaya harus mulai ditumbuhkan karena ketika kita merasa

tidak mempercayai orang lain, sebagai pemimpin kita akan mengalami kesulitan

dalam menangani seluruh pekerjaan. Pemimpin dapat menetapkan target sehingga

kemampuan timnya akan terus berkembang. Selain itu, pemimpin juga harus

mengamati potensi terdapat dalam anggotanya dan mengembangkannya untuk

mencapai tujuan organisasi. Cara mengembangkan kemampuan karyawan dapat

dengan memberikan tantangan untuk menguji kepercayaan diri anggota sehingga

performa perusahaan akan meningkat.

XXIV
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan harus bersifat mutual

sehingga antara keduanya dapat saling memberikan pendapat serta saran mengenai

tugas yang dikerjakan. Pemimpin diharuskan mengevaluasi kinerja karyawan dan

karyawan juga dapat memberikan evaluasi pada pemimpin mengenai bagaimana

kinerja kepemimpinannya selama ini.

4.3. Teori Level Kelompok

Kemampuan yang sudah berhasil didapatkan pada level ini sudah lebih

beragam dibandingkan sebelumnya. Pemimpin sudah mampu berkomunikasi

dengan baik, melakukan evaluasi pada karyawan, menanamkan kepercayaan, dan

banyak kemampuan lain yang sudah didapatkan dari level sebelumnya. Seluruh

kemampuan ini akan menunjang cara kepemimpinan seorang pemimpin dan

menjadikannya seorang pemimpin yang baik bagi kelompok.

Pada level ini, pemimpin diharuskan mampu memimpin serta mengontrol

kelompok di dalam organisasinya agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui

proses pencapaian yang sesuai dengan etika atau budaya organisasi. Dalam

prosesnya, komunikasi yang efektif perlu dilakukan agar tidak terjadi

kesalahpahaman serta miskoordinasi satu sama lain. Selain komunikasi, anggota

organisasi juga memerlukan motivasi dalam bekerja. Motivasi ini dapat diberikan

pemimpin dengan membuat anggota merasa penting dan dibutuhkan dengan

meminta pendapat serta saran anggota, memasang target yang tidak terlalu rendah

maupun tinggi atau dapat juga dengan memberikan bonus bagi anggota yang ikut

serta dalam tugas. Motivasi juga dapat diberikan dengan pemimpin memberikan

motivasi secara langsung kepada anggota dan juga memberikan teguran kepada

XXV
yang melanggar peraturan agar karyawan termotivasi untuk selalu bertindak sesuai

peraturan.

4.4. Teori Level Organisasi

Memasuki level terakhir kepemimpinan dengan level tertinggi dan tingkat

kesulitan tinggi yaitu level organisasi. Tingkat kesulitan tinggi ini dikarenakan

jumlah anggota serta orang yang dihadapi akan lebih banyak. Dalam satu

organisasi, dimungkinkan adanya anak organisasi atau anak perusahaan, dimana

setiap perusahaan tersebut memiliki karyawan masing-masing. Tantangan

pemimpin adalah harus mampu berbaur serta memimpin keseluruhan anggota

tersebut agar dapat menjalankan tugas serta mencapai tujuan perusahaan dengan

maksimal.

Selain harus mampu memimpin dengan baik, pemimpin diharuskan dapat

mengambil keputusan dengan tepat. Pemimpin akan dihadapkan dengan berbagai

macam permasalahan yang mengharuskannya mengambil keputusan terbaik untuk

menyelesaikannya. Dalam mengambil keputusan, pemimpin harus

mempertimbangkan berbagai aspek baik untuk tujuan organisasi maupun

kesejahteraan karyawan itu.

Di level organisasi, akan semakin banyak rintangan serta permasalahan

yang dihadapi pemimpin. Untuk memecahkan masalah tersebut, tentu saja

diperlukan dukungan dari keseluruhan anggota organisasi. Dukungan ini dapat

diberikan apabila seluruh anggota merasa ikut menjadi bagian dari keluarga

organisasi. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin membangun hubungan

XXVI
kekeluargaan dengan karyawan dengan bersikap pengertian pada karyawan dan

menempatkan pekerjaan karyawan sesuai porsinya masing-masing.

XXVII
BAB V.

REFLEKSI DIRI

5.1. Deskripsi Pengalaman Mentoring

Sesi mentoring bersama Ibu Liana Indrawati memberikan banyak sekali

ilmu serta pengalaman yang belum pernah penulis dapatkan sebelumnya. Berbagai

macam pengalaman kerja yang Ibu Liana ceritakan sedikit banyak memberitahu

saya mengenai bagaimana cara kerja di dunia professional. Saya dapat menggali

banyak tips mengenai bagaimana cara agar mudah beradaptasi di lingkungan kerja

yang berbeda, cara berkomunikasi yang baik, dan lain sebagainya. Ibu Liana juga

bercerita mengenai pengalamannya yang selama ini bekerja di perusahaan swasta,

yaitu mengenai kekurangan serta kelebihan bekerja di perusahaan swasta. Selama

sesi wawancara, tak lupa Ibu Liana juga berpesan mengenai pentingnya menjaga

loyalitas serta integritas. Penulis sangat setuju dengan pesan yang disampaikan oleh

Ibu Liana karena sejatinya kepercayaan serta kesetiaan merupakan kunci penting

dalam menjalani berbagai macam pekerjaan. Ketika telah berani melakukan satu

tindakan yang tidak jujur, hal ini akan mendorong kita melakukan berbagai

tindakan curang lain untuk menutupi kebohongan awal.

Selama sesi wawancara yang cukup singkat, banyak sekali hal serta

pengalaman baru yang coba penulis implementasikan dari sekarang. Penulis juga

merasa bahwa masih banyak kekurangan yang penulis punya untuk terjun di dunia

kerja. Oleh karena itu, penulis berharap sesi seperti ini dapat dilanjutkan agar

banyak mahasiswa yang semakin menyadari tantangan di dunia professional.

XXVIII
5.2. Pengetahuan serta Kemampuan yang Diperoleh

Kegiatan Mentoring selama kurang lebih empat sesi memberikan banyak

ilmu, nasihat, serta tips untuk terjun di dunia kerja. Di antaranya adalah mengenai

bagaimana kejujuran serta kesetiaan dapat membantu kita untuk tetap bertahan di

dunia kerja. Menjadi pribadi yang jujur di tengah lingkungan yang cukup tidak

kondusif (dalam artian banyak tindak curang terjadi) merupakan suatu tantangan

tersendiri bagi individu. Individu, yang merupakan pemimpin bagi diri sendiri,

harus mampu mengendalikan nafsu serta keserakahan sesaat dan memilih untuk

menjadi pribadi yang berintegritas. Penulis sependapat dengan hal ini. Dapat kita

lihat bahwa pada kenyataannya, banyak sekali individu yang mengabaikan

integritas dan berakhir dengan tindakan pidana maupun sanksi sosial dari

masyarakat. Dalam dunia kerja, tidak luput dari berbagai macam tindakan curang

yang mungkin akan merugikan kita dan membuat kita tersingkir apabila tetap pada

pendirian menjadi pribadi yang berintegritas. Namun, hal ini pasti akan terbayar

dengan baik di masa mendatang. Seperti yang diceritakan Ibu Liana bahwa banyak

sekali orang di lingkungan kerja beliau yang berakhir dengan pemecatan karena

melakukan penggelapan dana perusahaan.

Selain pengetahuan mengenai sifat yang harus dijunjung tinggi di dunia

kerja, Ibu Liana juga memberikan nasihat mengenai pentingnya kemampuan

berbicara di depan umum dan pemecahan masalah. Menjadi seorang pemimpin

yang dihadapkan dengan ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan karyawan

membutuhkan keberanian serta kemampuan untuk mempengaruhi dan memberikan

arahan kepada mereka semua. Ibu Liana berpesan untuk selalu mempelajari ilmu

XXIX
mengenai bagaimana cara berbicara di depan umum yang baik benar sebagai basic

skill.

5.3. Budaya Organisasi

Berbagai macam lingkungan, budaya, serta orang di berbagai organisasi

berbeda telah dirasakan oleh Ibu Liana. Saat bekerja di perusahaan perkreditan

yaitu FIF, Ibu Liana bercerita mengenai tekanan kerja yang besar, beban kerja yang

berat serta target yang tinggi. Beliau bercerita mengenai seberapa sering

pengalaman beliau lembur (bahkan hampir setiap hari) untuk mencatat penjualan,

melakukan pemasaran, dan strategi untuk mencapai target di esok hari. Selain itu,

atasan beliau cenderung bersifat keras dan menekan karyawan agar dapat mencapai

target yang telah ditentukan. Walaupun demikian, rekan tim yang dimiliki beliau

sangat suportif dan saling membantu satu sama lain sehingga walaupun terdapat

tekanan kerja, beban kerja, serta target yang tinggi, beliau tetap bertahan dengan

cukup lama di FIF yaitu selama 7 tahun. Setelah mengundurkan diri dari FIF, beliau

mencoba pengalaman baru dengan menjadi Manajer Cabang PT Honda Prima

Anaga Raina Kota Pekalongan. Beliau bercerita bahwa tekanan kerjanya justru

lebih besar dan atasan beliau lebih menekan beliau dibanding atasan sebelumnya

saat di PT FIF. Beban kerja yang terlalu berat serta tekanan mental dan fisik

membuat ibu Liana hanya bertahan selama satu tahun. Setelah itu, Ibu Liana

melanjutkan karirnya dengan menjadi Kepala Depo Cleo Cabang Surakarta. Beliau

bercerita bahwa tekanan kerja serta beban kerja beliau tidak terlalu berat, akan

tetapi beliau memiliki tipe atasan yang suka menekan karyawannya dan dengan

sembarangan melakukan pemecatan karyawan.

XXX
Dari keseluruhan pengalaman ini, Ibu Liana bercerita bahwa bekerja di

perusahaan swasta merupakan suatu hal yang cukup berat. Tidak adanya standar

yang tetap seperti ketika menjadi pegawai negeri, membuat atasan terkadang

bersikap semena-mena dan kurang menghargai karyawannya. Di sinilah Ibu Liana

bercerita bahwa beliau mencoba untuk mengubah budaya organisasi yang terlalu

kaku menjadi lebih bersahabat di kemudian hari.

5.4. Etika Kerja Profesional

Terjun di dunia professional berarti harus mampu bersikap serta bertindak sesuai

dengan etika kerja yang berlaku. Cleo sendiri memiliki standar etika kerja sebagai

berikut :

1. Komitmen Individu

2. Etika dalam Melakukan Komunikasi

3. Etika dalam Menyampaikan Informasi

4. Kerahasiaan Data dan Informasi Perseroan

5. Penggunaan Email dan Internet

6. Kerjasama Antar Insan Perseroan

7. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan

8. Penerimaan Hadiah

9. Pemberian Hadiah

10. Perlindungan Aset

XXXI
11. Perencanaan dan Penggunaan Anggaran

12. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan

13. Benturan Kepentingan

Apabila terdapat anggota yang melakukan pelanggaran, alur penegakannya adalah

sebagai berikut:

1. Pelaporan Pelanggaran Untuk menyelesaikan pelaporan pelanggaran,

Perusahaan telah menetapkan kebijakan dan prosedur setiap pengaduan terhadap

pelanggaran Etika Bisnis dan Etika Kerja yang dilakukan oleh Insan Perseroan

dapat dilaporkan secara tertulis kepada Corporate Secretary.

2. Sanksi Pelanggaran Atas pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja

Perusahaan terdapat konsekuensi-konsekuensi.

Masing-masing perusahaan memiliki standar etika kerja tersendiri. Untuk

perusahaan swasta seperti Cleo, mereka menetapkan standar etika kerja tersendiri

yang sesuai dengan kondisi perusahaannya. Etika kerja merupakan pedoman yang

harus dijunjung tinggi serta ditaati oleh seluruh anggota organisasi. Contoh

pelanggaran kerja yang pernah terjadi di Cleo dan diceritakan oleh Ibu Liana adalah

adanya tindak penggelapan dana perusahaan sehingga pihak yang bersangkutan

pada akhirnya dikeluarkan dengan tidak hormat. Menjaga etika penting untuk

keselamatan serta nama baik diri sendiri serta perusahaan. Ketika melakukan satu

saja pelanggaran, bukan hanya individu tersebut yang terkena dampak, melainkan

satu perusahaan merasakan dampak dari tindakan curang individu tersebut.

XXXII
5.5. Aspirasi untuk Karir di Masa Mendatang

Sebagai seorang mahasiswi semester ketiga, banyak sekali hal yang cukup

mengganggu pikiran penulis, terutama mengenai masa depan. Sedikit banyak

penulis mengkhawatirkan tentang apakah penulis dapat memperoleh pekerjaan

sesuai yang diinginkan sekarang atau membangun bisnis yang diimpikan.

Kegagalan merupakan hal cukup mengerikan bagi penulis pribadi karena hal itu

akan terus membekas dalam hati serta pikiran. Penulis belum menemukan motivasi

untuk terus berjuang dan menentukan karir di masa mendatang hingga akhirnya sesi

mentoring ini dilaksanakan.

Sesi mentoring bersama Ibu Liana memberikan saya pengetahuan mengenai

suka duka bekerja di perusahaan swasta. Melihat kondisi ini, di mana atasan Ibu

Liana kebanyakan bertindak semena-mena, di masa mendatang saya telah

memantapkan diri untuk meniti karir di perusahaan negara, baik bekerja di

kementerian, BUMN, dan lain sebagainya. Setidaknya dengan bekerja di

perusahaan negara, terdapat standar jelas sehingga pemimpin tidak dapat

sewenang-wenang seperti saat di perusahaan swasta (walaupun pada

implementasinya masih ada yang sewenang-wenang).

Kegiatan ini juga memberikan saya pengalaman serta pengetahuan tentang

bagaimana dapat menjadi seorang pemimpin yang baik. Setelah menentukan arah

karir di perusahaan negara, saya ingin dapat menjadi seorang pemimpin yang baik

seperti Ibu Liana di tempat saya bekerja nantinya. Dengan terus berusaha dan

belajar, tidak akan ada kata tidak mungkin karena sejatinya pemimpin itu bukan

dilahirkan, melainkan dibentuk. “Leader are made, not born”

XXXIII
Daftar Pustaka

“282861-teori-kepemimpinan-fd9d688e.pdf.” t.t. Diakses 12 Desember 2021.


https://media.neliti.com/media/publications/282861-teori-kepemimpinan-
fd9d688e.pdf.
“AR_CLEO_2018_-_final_R.pdf.” t.t. Diakses 13 Desember 2021.
https://tanobel.com/wp-content/uploads/2019/09/AR_CLEO_2018_-
_final_R.pdf.
“BAB II.pdf.” t.t. Diakses 6 Desember 2021.
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/15/4/BAB%20II.pdf.
“File_13-BAB-II.pdf.” t.t. Diakses 6 Desember 2021.
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/218086/File_13-BAB-
II.pdf.
Hidayatullah, Resky Gerhana. t.t. “KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN,” 7.
“Level Konseptualisasi Kepemimpinan dan Keahlian Manajerial - Psikologi
Multitalent.” t.t. Diakses 13 Desember 2021.
https://www.psikologimultitalent.com/2015/09/level-konseptualisasi-
kepemimpinan-dan.html.
“PT. Sentralsari Primasentosa.” t.t. Diakses 6 Desember 2021. https://sps-
distribution.com/.
“Teori Perilaku Kepemimpinan | PDF.” t.t. Scribd. Diakses 12 Desember 2021.
https://id.scribd.com/doc/142934902/Teori-perilaku-kepemimpinan.
"AQR International. Diakses 6 Desember 2021. https://aqrinternational.co.uk/big-
5-personality-model-4cs-mental-toughness-concept.
"Teori dan Konsep Kepemimpinan. Diakses 12 Desember 2021.
https://slideplayer.info/slide/12141914/.

XXXIV
Lampiran

Bukti Foto Mengirimkan Ucapan Terima Kasih sekaligus Permohonan

Pengisian Form Evaluasi Mentor

Bukti Upload Video

https://youtu.be/-05eUzwIjkc

XXXV
Bukti Upload Infografis

https://www.instagram.com/youngbaechan/p/CWIxclJvM7-

/?utm_medium=copy_link

XXXVI
Foto saat Sesi Mentoring

Sesi wawancara 1 & 2

Sesi wawancara 3 & 4

XXXVII

Anda mungkin juga menyukai