Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ACARA 7
PENGUKURAN MORFOLOGI DAN HIDROLIKA SUNGAI

7.1 TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran debit sungai di lapangan dengan menggunakan beberapa
metode terpilih.

7.2 DASAR TEORI


Sungai merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang berupa aliran air permukaan di atas
permukaan bumi. Air sungai dapat berasal dari aliran permukaan (run off), aliran bawah permukaan
(interflow), aliran airtanah (baseflow/groundwater flow). Fungsi sungai antara lain sebagai: a) Fungsi
Saluran Drainase yaitu membuang/ mengalirkan air kelebihan selambat-lambatnya ke sungai
(paradigma lama dalam konservasi air); b) Fungsi Saluran Irigasi yaitu Menyediakan air untuk
memenuhi kebutuhan air pertanian; dan c) Fungsi Ekologi yaitu Sebagai habitat flora dan fauna, sebagai
aerasi alamiah kandungan oksigen air.

Sungai sebagai suatu ekosistem memiliki 2 (dua) komponen. Komponen tersebut adalah: a) Komponen
Biotis yang berupa flora dan fauna yang ada pada wilayah sungai; dan b) Komponen Abiotis/Fisik yang
berupa kecepatan aliran sungai, substrat, kualitas air, iklim mikro, penyinaran matahari, perubahan
temperature udara dan air. Faktor penentu ekosistem sungai adalah struktur dinamika debit air yang
mengalir akibat pergantian musim secara periodik.

Gambar 7.1 Saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotic dalam ekosistem sungai
(Diester, 1996)

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Gambar 7.2 Perubahan klasik dari kondisi sungai alamiah ke kondisi buatan (Maryono, 2001)

Sebagian besar debit aliran sungai pada sungai yang kecil dan masih alamiah umumnya berasal dari
airtanah atau mataair, selebihnya dari air hujan atau limpasan permukaan. Pada sungai yang besar, debit
aliran sungai berasal dari sungai-sungai kecil dan sungai diatasnya. Perhitungan debit sungai bermanfaat
untuk: Prinsip dasar untuk menghitung debit aliran sungai adalah Q = A. V, dengan Q = debit aliran
(m3/det), V = Kecepatan Aliran (m/det), A = Luas penampang (m2).

Tabel 7.1 Assessment categories, features, and attributes comprising a standard hydromorphological
assessment according to EN 14614 (From Boon et al. 2010)
Assessment Generic features Examples of attributes assessed
categories
Channel
Channel geometry Planform Braiding, sinuosity
Modification to natural planform
Longitudinal section Gradient, long-section profiles
Cross section Variations in cross section shown by depth, width,
bank profiles, etc.
Substrates Artificial Concrete, bed-fixing
Natural substrate types Embedded (boulders, bedrock, etc.)
Large (boulders and cobbles)
Coarse (pebble and gravel)
Fine (sand)
Cohesive (silt and clay)
Organic (peat, etc.)
Management/catchment Degree of siltation, compaction
impacts

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Channel Structural form of Emergent, free-floating, broad-leaved submerged,


vegetation and macrophytes bryophytes, macro-algae
organic debris Leafy and woody debris Type and size of feature/material
Weed cutting
Erosion/deposition Features in channel and Point bars, side bars, mid-channel bars and islands
character at base of bank (vegetated or bare)
Stable or eroding cliffs, slumped or terraced banks
Flow Flow patterns Free-flow, rippled, smooth
Effect of artificial structures (groynes, deflectors)
Flow features Pools, riffles, glides, runs
Discharge regime Off-takes, augmentation points, water transfers,
releases from hydropower dams
Longitudinal Artificial barriers Weirs, dams, sluices across beds, culverts
continuity as affecting continuity of
affected by flow, sediment transport,
artificial structures and migration for biota
Riverbanks/riparian zone
Bank structure and Bank materials Gravel, sand, clay, artificial
modifications Types of revetment/bank Sheet piling, stone walls, gabions, rip-rap
protection
Vegetation Structure of vegetation Vegetation types, stratification, continuity
type/structure on Vegetation management Bank mowing, tree felling
banks and adjacent Types of land use, Agriculture, urban development
land extent, and types of
development
Floodplain
Adjacent land use Types of land use, Floodplain forest, agriculture, urban development
and associated extent, and types of
features development
Types of open Ancient fluvial/floodplain features (cutoff
water/wetland features meanders, remnant channels, bog)
Artificial water features (irrigation channels, fish
ponds, gravel pits)
Degree of lateral Degree of constraint to Embankments and levees (integrated with banks or
connectivity of potential mobility of set back from river), flood walls, and other
river and river channel and water constraining features
floodplain and flow across floodplain
degree of lateral Continuity of floodplain Any major artificial structures partitioning the
movement of river floodplain
channel
(Source: Hohensinner S., Hauer C., Muhar S. (2018) River Morphology, Channelization, and Habitat Restoration. In:
Schmutz S., Sendzimir J. (eds) Riverine Ecosystem Management. Aquatic Ecology Series, vol 8. Springer, Cham)

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

7.3 LANGKAH KERJA


7.3.1 Pengukuran Debit Mataair yang Masuk ke Sungai
1. Siapkan wadah dengan mulut wadah yang lebar
(dapat berupa ember, dan sejenisnya), stopwatch, dan
kertas kerja; Gunakan wadah yang telah diketahui
volumenya, atau terdapat garis ukur dalam wadah.

2. Tampung air yang mengallir dari mataair di dalam


wadah dalam period waktu tertentu hingga penuh.
Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air
dalam wadah. Ulangi prosedur yang sama sebanyak Gambar 7.3 Pengukuran debit mataair
2-3 kali.

3. Hitung debit (m3/detik) mataair dengan cara


membagi volume (m3) per satuan waktu (detik).
Hitung debit reratanya.

7.3.2 Pengukuran Debit Sungai


1. Alat yang dibutuhkan: pita ukur, penanda pelampung (missl: bendera), stopwatch, pelampung
(missal: bola pingpong), kertas kerja;
2. Perkirakan luas penampang saluran, dengan cara mengalikan kedalaman saluran kali lebar
saluran.
3. Untuk menentukan segmen posisi pelampung, tandai bagian 0,2W; 0,4W, 0,6W dan 0,8W dari
lebar (Width) saluran yang akan diukur. Misal: jika lebar saluran 10 meter, maka posisi penanda
ukur adalah 2-meter, 4-meter, 6 meter, dan 8 meter dari tepi ke seberang saluran.
4. Lepaskan pelampung ke dalam saluran dari hulu/awal bagian yang diukur, pada bagian tengah
segmen, hingga bergerak ke hilir.
5. Ukur jumlah waktu yang dibutuhkan pelampung untuk melakukan perjalanan bagian yang telah
ditandai. Ulangi ini proses setidaknya tiga kali dan hitung waktu rata-rata.
6. Hitung kecepatan rata-rata pelampung dengan cara membagi waktu perjalanan dari hulu ke hilir
pada bagian yang diukur.
7. Jika menggunakan currentmeter, maka pelampung digantikan oleh currentmeter, dengan
prosedur penentuan segmen yang sama.

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

8. Untuk mendapatkan debit segmen saluran, maka kecepatan dikalikan luas penampang. Debit
saluran total yaitu dengan menambahkan semua debit segmen saluran.
9. Hitung volume saluran dengan cara luas bagian saluran dikalikan kedalaman.

Gambar 7.4 Pengukuran debit sungai dengan menggunakan pelampung

Gambar 7.5 Pengukuran debit sungai dengan menggunakan Flowmeter/currentmeter

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id
PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

7.4 Pemilihan Lokasi Pengukuran

1. Praktikan mengambil salah satu segmen sungai/saluran yang dangkal, dapat diakses, cukup aman
untuk diambil datanya, dan peralatan cukup memadai.
2. Sungai/saluran dangkal kira-kira hanya (dan maksimal) sedalam lutut orang dewasa, dengan aliran
yang kecil.
3. Sungai/saluran yang dapat diakses maksudnya adalah dekat pemukiman/kampus, berada di kawasan
wisata, irigasi dekat pertanian sekitar rumah.
4. Sungai/saluran yang cukup aman diambil datanya maksudnya adalah kondisi tebing sungai tidak
curam/dalam, aliran tidak deras, tidak sedang hujan atau banjir sungai
5. Peralatan memadai maksudnya dapat menggunakan peralatan yang ada di rumah atau dari
laboratorium air, tidak melakukan pembelian alat secara mandiri, dan dapat memodifikasi peralatan
dengan baik jika peralatan lab tidak tersedia.
6. Peralatan yang digunakan, misalnya: kayu/bambu/yallon untuk mengukur kedalaman sungai/saluran,
stopwatch, pelampung, dan meteran/pita ukur.
7. Praktikan diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pengambilan data di lapangan
8. Praktikan dilarang melakukan pengambilan data sendirian, dan wajib mengajak
teman/saudara/keluarga/asisten praktikum untuk melakukan kegiatan di lapangan sebagai tindakan
pengawasan keamanan.

7.5 TUGAS
1. Menghitung debit sungai pada segmen yang telah ditentukan (per kelompok);
2. Identifikasi hidromorfologi sungai pada segmen yang telah ditentukan berdasarkan tabel 7.1 !

ferryati.masitoh.fis@um.ac.id

Anda mungkin juga menyukai