Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT DANIEL


GOLEMAN
(PENDIDIKAN SEBAGAI PENGEMBANGAN BERBAGAI POTENSI
KECERDASAN)

DOSEN PENGAMPU :
Drs.H. ALFIAN, M.Pd

DISUSUN OLEH:
RAHMI YUNITA (207210047)
VERA JULITA (207210013)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat


ALLAH SWT karena berkat rahmat dan nikmat-Nya, makalah yang berjudul “
Implementasi konsep Pendidikan menurut Daniel Goleman” dapat diselesaikan.

Laporan hasil observasi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dan
menambah wawasan di UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI.

Penulis menyadari bahwa dalam meyusun makalah ini tidak sempurna, karena
masih banyak kesalahan-kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak khususnya para pembaca.

Harapan penulis, semoga laporan hasil observasi ini bermanfaat khususnya bagi
para pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabrakatuh.

Jambi, 22 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Biografi Goleman Dan Aktivitas Intelektualnya………………………………...
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………….....
1.4 Tujuan Pembahasan………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….
A. Pengertian Kecerdasan Emosional………………………………………………..
B. Peran EI Terhadap EQ……………………………………………………………...
C. Lima Dasar Kemampuan Teori Kecerdasan……………………………………...
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna dan mulia di
dunia ini, karena kesempurnaan itulah manusia di karuniai berbagai potensi yang
sangat luar biasa diantaranya adalah potensi kecerdasan. Menurut penelitian Daniel
Goleman seorang psikolog dari Harvard menunjukkan bahwa manusia mempunyai
suatu jenis potensi dasar yang lain,yaitu kecerdasan emosional. Menurut pendapatnya
bahwa kecerdasan dapat secara efektif apabila seseorang mampu memfungsikan
kecedasan emosionalnya. kecerdasan emosional (emotional quotient) dapat dilatih, di
pelajari dan di kembangkan pada masa kanak-kanak, sehingga masih ada peluang
untuk menumbuh kembangkan dan meningkatnya untuk memberikan sumbangan
bagi sukses hidup seseorang. Sedangkan kecerdasan intelektual sendiri menurut
Daniel Goleman tidak dapat banyak diubah oleh pengalaman dan Pendidikan.
Kecerdasan intelektual cenderung sebagai bawaan sehingga kita tidak dapat berbuat
banyak untuk meningkatkannya.

___________________________
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Cet. IV (terj) alex Tri
Kantjono Widodo (Jakarta: Gramedia Puskta Utama 2001), h. 18

EQ merupakan kemampuan mengenal emosi diri yaitu kemampuan menyadari


perasaan sendiri pada saat perasaan itu muncul sehingga mampu memahami dirinya,
dan mengendalikan dirinya,dan mampu membuat keputusan yang bijaksana
sehingga tidak ‘diperbudak’ oleh emosinya. Kemampuan mengelola emosi adalah
kemampuan menyelaraskan perasaan (emosi) dengan lingkungannya sehingga dapat
memelihara harmoni kehidupan individunya dengan lingkungannya /orang lain.
Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan mengarahkan
segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan dan cita-citanya. Peran
memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme dan keyakinan pada diri seseorang akan
sangat produktif dan efektif dalam segala aktivitasnya. Kemampuan mengembangkan
hubungan adalah kemampuan mengelola emosi orang lain atau emosi diri yang
timbul akibat ransangan dari luar dirinya. Kemampuan ini akan membantu individu
dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara memuaskan dan mampu berpikir
secara rasional (IQ) serta mampu keluar dari tekanan (stress).
Dewasa ini banyak sekali kasus kenakalan remaja dan pelajar, diantaranya:
tawuran, bunuh diri karena tidak lulus ujian nasional, depresi akibat diputusi oleh
pacar, perilaku sex bebas, pencurian, penodongan, penggunaan obat-obatan terlarang
dan Tindakan criminal.
Masa remaja merupakan masa yang memiki suatu kebebasan dalam bergaul, hal
tersebut tidak dapat di pungkiri Bersama. Masalah kenakalan remaja dianggap masalah
urgrn. Hal yang sangat menarik kita bahas, dimana pada masa ini para remaja memiliki
kebebasan dalam bertindak tanpa menghiraukan nasihat ataupun ucatapan orang lain,
mereka pada umumnya lebih mementingkan ego daripada kesamaan. Masa remaja
dikenal sebagai masa penukesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang
bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat, bahkan seringkali bagi
penegak hukum. Hal ini di sebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara
masa kana-kanak dan masa dewasa. Berdasarkan realitas di atas, ada banyak prilaku
menyimpang yang dilakukan oleh para remaja khusunya yang masih menginjak
jenjang Pendidikan sekolah menengah atas yang udah kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, perilaku tersebut antara lain : suka bolos jam sekolah, mengganggu
aktivitas belajar berlangsung, melakukan kriminal, tawuran antar sekolah dan antar
golongan (geng). Perilaku tersebut merupakan perilaku yang menyimpang terhadap
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Semua fenomena kenakalan remaja tersebut
bisa diminimalisir lewat kurikulum Pendidikan islam yang direlevansilakan dengan
kecerdasan emosinal, kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam
sistem Pendidikan. Memperhatikan kurikulum dengan melihat kecerdasan emosional
siswa sangat penting dalam proses Pendidikan.
Kurikulum selalu mengalami perubahan atau lebih tepatnya penyempurnaan.
Hal ini dilakukan agar kurikulum sejalan dengan perkembangan perilaku remaja yang
selalu mengikuti kemajuan zaman dan kurang cerdas dalam memilah arus globalisasi.
Emosi dapat menentukan kualitas hidup kita. Hal itu terjadi dalam setiap hubungan
kita lakukan dalam persahabatan , dalam anggota keluarga masyarakat dan
sebagainya. Pada saat ini, pesatnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
selalu membawa kebaikan bagi manusia.

____________________________
Bangka Pos,07 Agustus 2009.
Bangka pos,28 September 2012

1.2 Biografi Goleman Dan Aktivitas Intelektualnya


Goleman lahir di Stockton California, tinggal di Berkshires Massachasetts
bersama istrinya Tara Bennet Goleman seorang ahli psikoterapi. Setelah menamatkan
sekolah lanjutan tingkat atas, ia melanjutkan pendidikannya di universitas Amherst,
dimana ia mendapat gelar sarjana Alfred Sloan dan lulus dengan predikat cumlaude.
Setelah itu ia melanjutkan pada program S2 dan S3 nya di Harvard, dimana ia menjadi
seorang anggota “ford” dan mendapat gelar MA dan Ph.D untuk mengembangkan
klinik Psikologi dan Personaliti.6 Goleman termasuk salah seorang pendiri
pembelajaran collaborative untuk kampus-kampus. Pembelajaran sosial dan emosi di
Universitas Yale pusat studi anak (sekarang di Universitas Illionis Chicago), dengan
misi membantu sekolahsekolah untuk memperkenalkan pelajaran-pelajaran literasi
emosi. Program pembelajaran colaborative telah banyak dipraktekkan pada sekolah-
sekolah di seluruh. Di samping itu Goleman merupakan mantan ketua perkumpulan
penelitian mengenai kecerdasan emosi dalam organisasi. Pada tahun 2003, ia
menerbitkan Destruction Emotions (emosi-emosi yang merusak), yaitu sejumlah dialog
ilmiah antara kelompok psikolog, ahli saraf dan para filosof. Ia adalah anggota dewan
komisaris institut “mind and life” yang mensponsori serial yang sedang berlangsung
dalam dialog-dialog tersebut dan membuat penelitian yang relevan. Selain itu juga aktif
sebagai pengajar kelompok-kelompok peserta bisnis, kaum professional dan juga
mengajar di kampuskampus Universitas. Ia telah menulis banyak pengetahuan
mengenai kecerdasan dan perilaku di majalah “The New York Times” Selama bertahun-
tahun. Awalnya, Goleman adalah seorang anggota pengunjung kepustakaan di
Harvard dan ia juga seorang jurnalistik yang bekerja sebagai wartawan di surat kabar
“The New York Times”.

Selama kurang lebih sepuluh tahun, Goleman menulis artikel tentang ilmu-ilmu
otak dan perilaku pada The New York Times. Ia pernah mengajar di Harvard (tempat ia
meraih gelar doktornya) dan juga pernah menjadi editor senior di Psychologi Today.
Untuk itu ia telah menerima banyak penghargaan jurnalistik untuk karya karyanya
tersebut, termasuk dua nominasi penghargaan yaitu “Prizer” untuk artikel-artikelnya di
majalah Times dan sebuah penghargaan “Career Achieve Ment” (prestasi karir) untuk
jurnalistik dari asosiasi psikologi amerika.

Selain Emotional Intelligence, buku-bukunya yang telah diterbitkan adalah Vital


Lies, Simple Truths, The Meditative Mind, Working With Emotional Intelligence dan menjadi
penulis pendamping buku The Creative 17 Spirit. Dan buku terbarunya adalah Primal
Leadership Realizing The Power Of Emotional Intelligence.

1.3 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman?


b. Bagaimana peran kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman?
c. Apa saja teori kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman?

1.4 Tujuan

a. Sebagai syarat pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar ilmu Pendidikan


b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kecerdasan emosional
menurut Daniel Goleman
c. Untuk menambah wawasan pembelajaran tentang implementasi konsep
pendidikan menurut Daniel Goleman?

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Daniel Goleman


Akar kata emosi adalah movere kata kerja bahasa latin yang berarti
“mengerakkan, bergerak” di tambah awalan “e” untuk memberi arti “bergerak,
menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam
emosi. Semua emosi, pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur
(evolusi), dan emosi juga sebagai perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat
di kelompokkan pada amarah, kesedihan, takut, kenikmatan, cinta, terkejut ,jengkel
dan malu.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan memahami perasaandiri sendiri,


kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik padadiri sendiri, dan dalam hubungan
dengan orang lain.

Adapun dalam buku yang lain Daniel Goleman mengemukakan bahwa


kecerdasan emosi adalah kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengandalkan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan dalam
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas dari stress,tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Dengan demikian yang
dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk
memahami serta mengatur suasana hati agar tidak melumpuhkan kejernihan berpikir
otak rasional tetapi mampu menampilkan beberapa kecakapan, baik kecakapan pribadi
maupun kecakapan antar pribadi.

Daniel Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari
hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesesuaikan diri dengan
suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki
tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri,ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan
menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional
tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilih
kepuasan dan mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional Intelligence) dan
menyebutkan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih berperan ketimbang IQ atau keahlian
dalam menentukan siapa yang akan menjadi bintang dalam suatu pekerjaan.

Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh lingkungan tidak bersifat menetap,


dapat berubah ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua
pada masa kanak-kanak mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun
keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun didunia
nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.

B. Peran Emotional Intelegence (EI) Terhadap Emotional Question (EQ)


Menurut Daniel Goleman
Kecerdasan intelektual (IQ) sebagai ukuran kemampuan intelektual, analisis,
logika, dan rasio seseorang, yang tergambarkan melalui kecerdasan otak untuk
menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Sedangkan kecerdasan
emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemapuan mengolah emosi dengan
baik pada diri sendiri danorang lain. Keduanya saling berkaitan dalam diri manusia
agar hidupnya semakin bermakna, sehingga mampu mengambil keputusan secara
tepat sekaligus memberikan sinyal untuk memahami perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain.

Kecerdasan emosi dan atau emotional intelegence merujuk pada kemampuan


mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang
lain. Daniel Goleman menyatakan bahwa, EI tidak begitu di pengaruhi oleh faktor
keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang tua dan para pendidik untuk
melanjutkan apa yang di sediakan oleh alam agar anak mepunyai peluang lebih besar
untuk meraih keberhasilan, sedangkan EQ melahirkan sifat-sifat yang membuat diri
seseorang menjadi lebih manusiawi.

C. Lima Dasar Kemampuan Dalam Teori Kecerdasan Emosi Menurut


Daniel Goleman
a. Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan


sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat
kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila
kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai
oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun
merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga
individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan


agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci
menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas
terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemapuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan , kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemapuan untuk
bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Meraih prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,
yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu
antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain di sebut juga empati. Menurut
Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan
kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki empati lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain,
peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

e. Membina Hubungan

kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang


menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. keterampilan
dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina
hubungan. Terkadang manusia sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan
sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih


dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan
maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektual.

Istilah emosi ini kemudian diekpresikan dalam bentuk kesedihan, ketakutan,


kebencian, kegalauan,dan kebahagiaan berdiri tegak pada aneka ragam emosi yang
berkaitan. Kemarahan misalnya,bisa bervariasi dalam kekuatannya, yang berkisar rasa
jengkel yang memunculkan kemarahan karena benci, kemarahan karena naik darah,
dan kemarahan yang dingin. Variasi-variasi dalam intensitas dan masing-masing emosi
jelas tampak pada ekpresi wajah.

Kecerdasan intelektual (IQ) sebagai ukuran kemampuan intelektual, analisis,


logika, dan rasio seseorang, yang tergambarkan melalui kecerdasan otak untuk
menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Sedangkan kecerdasan
emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemapuan mengolah emosi dengan
baik pada diri sendiri danorang lain. Keduanya saling berkaitan dalam diri manusia
agar hidupnya semakin bermakna.
Teori Kecerdasan Emosi Menurut Daniel Goleman ada 5 yaitu Mengenali emosi
diri, Mengelola Emosi, Memotivasi Diri Sendiri, Mengenali Emosi Orang Lain,
Membina Hubungan.

B.Saran

Sebaiknya kita sebagai manusia harus dapat meningkatkan kecerdasan


emosional dalam hal kesadaran sosial dan lebih mengutamakan kecerdasan emotional
yang dimiliki setiap manusia dan juga harus memiliki kecerdasan intelektual agar
terjadi keseimbangan dalam segala hal.
DAFTAR PUSTAKA

https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:dbffeb40-cec7-4598-aa10-
85eb55bdcf7f
https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:a9a8de65-34df-4ca1-bc5b-
ba8755692417
https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:42a0468c-a19c-4d1a-924f-
fd95014296a0
https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:08963da4-c87a-4552-a8e7-
f92ee30ba192
https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:40e0cddf-18bd-4586-a65b-
5158878fced0

Anda mungkin juga menyukai