Anda di halaman 1dari 7

Nama: Sekar Cintya Maharani

Kelas: A (Ilmu Komunikasi 2021)


NPM: 210110210020
Link Google Drive:
https://drive.google.com/file/d/1H5vxzv2id4FLmHuNPdGh966Einsv4u4z/view?usp=sharing

Tugas 06 Public Speaking Pidato Ekstempore


FOMO Syndrome

 Pembukaan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat siang teman-teman. Perkenalkan


nama saya Sekar Cintya Maharani dari kelas A Ilmu Komunikasi 2021 dengan NPM
210110210020. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan materi yang mungkin
sudah tidak asing lagi bagi teman-teman, yaitu tentang FOMO Syndrome yang telah menjadi
keresahan anak muda akhir-akhir ini.
 Apa itu FOMO?

Apa sih FOMO itu?


FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out yang artinya "takut ketinggalan”
dalam Bahasa Indonesia. Takut ketinggalan di sini bermakna dalam takut tidak update atas
hal-hal yang sedang ramai dibahas di sosial media, takut ketinggalan berita, dan takut
ketinggalan dalam segala hal sehingga merasa tidak gaul.

 Pengertian FOMO
Menurut Departemen Psychology, School of Science, Nottingham University, FOMO adalah
sebuah kondisi yang bisa menyebabkan orang berperilaku di batas kewajaran media sosial.
Maksudnya adalah media sosial yang seharusnya menjadi tempat berkomunikasi, hiburan,
dan akses informasi malah menjadi tempat untuk berkompetisi secara negative dengan orang
lain di sosial media dan berlomba-lomba untuk menjadi yangg paling unggul, sehingga
menyebabkan kecemas yang berlebihan pada seseorang yang melakukannya. Selain itu,
biasanya FOMO disertakan dengan perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-
senang dalam menjalani kehidupan dan memiliki pengalaman yang lebih baik serta paling
seru dibanding pengalaman diri sendiri.

 Mengapa FOMO bisa terjadi?

FOMO bisa terjadi karena pada dasarnya kehidupan adalah tentang bertahan. Di dunia yang
sangat kompetitif ini, semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling unggul dan
terbaik. Sehingga terkadang, saat kita melihat seseorang yang lebih unggul di jejaring sosial
media, dapat membuat kita cemas karena takut kalah bersaing denga orang lain dalam
mengembangkan pribadi masing-masing dalam aspek materil atau kepribadian.
 Dampak buruk FOMO

FOMO dapat berdampak buruk kepada pribadi yang merasakannya, sebagai berikut:
 Mempengaruhi kondisi mental dan fisik
Rutinitas mengakses sosial media akan berpengaruh pada kinerja otak yang kurang
fokus dan potensi gangguan kecemasan yang dapat menganggu produksi hormon
serotonin dan adrenalin di dalam tubuh. Berkurangnya produksi hormon tersebut dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan, sakit kepala, susah tidur, hingga mood menjadi
kacau.
 Memunculkan perilaku konsumtif
FOMO merupakan perilaku takut ketinggalan dalam segala hal. Hal ini akan
berpengaruh saat ada barang yang sedang menjadi tren di kalangan masyarakat.
Seseorang tidak akan enggan untuk membeli barang-barang trendi tersebut hanya untuk
dianggap layak dan keren di sosial media. Untuk itu, perilaku FOMO akan mendorong
perilaku konsumtif karena saat melihat tren, seseorang akan menganggap bahwa hal itu
menjadi sesuatu yg harus ditiru tanpa melihat kondisi finansial yang sedang dimiliki.
 Menurunnya kualitas hubungan di media sosial
Untuk dianggap layak di sosial media, seseorang tidak enggan untuk memperlihatkan
sikap kompetitif secara negatif dengan orang-orang di sosial media. Hal ini akan
menyebakan merenggangnya hubungan relasi dunia virtual.
 Cara Mengatasi FOMO dengan Tepat

FOMO dapat ditangani dengan cara-cara tepat seperti berikut:


 Bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki
Kita harus merasa cukup dan bersyukur dengan hal-hal yang sudah kita miliki. Jika kita
terus-terusan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, hal tersebut tidak akan
habisnya, kita akan terus merasa kurang atas kelebihan orang lain.
 Fokus pada hal yang lebih penting dengan menyibukkan diri dengan hal yang positif
 Buat rencana finansial
Rencana finansial dibutuhkan untuk menghindari pengeluaran yang tidak penting.
 Berniat mengubah FOMO menjadi Joy of Missing Out (JOMO)
Untuk poin ini, kita harus mengubah mindset kita bahwa tidak apa-apa untuk tidak
selalu tahu segala hal di sosial media, kita tidak perlu takut merasa ketinggalan di
banding orang lain karena setiap orang mempunyai prosesnya masing-masing.
Sehingga, hidup yang kita jalani di dunia maya dan nyata terlepas dari hal-hal negatif
dan hidup kita akan di kelilingi oleh energi postif yang baik untuk kesehatan mental
kita.
 Kalimat Penutup

Lalu, untuk penutupan saya akan menyampaikan kalimat kutipan dari Great Mind yang
berhubungan dengan FOMO, sekiranya dapat membantu teman-teman yang sedang
merasakan hal ini untuk merasa lebih baik, "Ketika sudah melekat dengan kecukupan, kita
akan lebih dekat dengan rasa syukur dan kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan yang
palsu."

 Penutup
Sekian pemaparan materi dari saya, jika ada kesalahan yang terjadi selama presentasi saya
memohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai