Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (SOCA)

Oleh:

Kelompok III

Amanda Asri Ilma Aminah Armin


Nurul Annisa Amiruddin A.Tri Putri Namirah
Nur Mutiara Fadhillah HBW Andi Iffah Cahyani Putri R
Annnisa Y Febrianti Andita Fitri Aliah
Nur Alifka Riska A Auliyah Nurul Rahmi
Muthiaturrahmah S Kurniawan Arham Theif
Muh. Naufal Rizqullah M Nomarihi Goraahe
Tiara Putri Ramli Nur Isnaini Yusra Ayu L
Sherina Dika Aprilia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syurkur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan nikmat,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Student
Oral Case Analysis (SOCA)”. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan kita sebagai penerus hingga akhir zaman.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada fasilitator dan teman-teman
yang telah membimbing dan membantu kami dalam mempelajari, memahami, dan
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan dikemudian hari.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 06 November 2019

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................3
BAB II ......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................4
2.1 Definisi SOCA ........................................................................................................4
2.2 Sejarah SOCA .........................................................................................................4
2.3 Tujuan SOCA ........................................................................................................5
2.4 Manfaat SOCA.......................................................................................................6
2.5 Kekurangan dan Kelebihan SOCA ......................................................................6
2.6 Pengaruh SOCA Terhadap Mahasiswa ............................................................10
2.7 Sistematika Pelaksanaan SOCA .........................................................................14
2.8 Kriteria Dalam Penilaian SOCA ........................................................................16
2.9 Integrasi Keislaman .............................................................................................18
BAB III...................................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................................22
3.1Kesimpulan.............................................................................................................22
3.2 Saran ......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Assessment atau penilaian berperan penting dalam proses pendidikan.
Selain untuk mengetahui pencapaian peserta didik, penilaian juga digunakan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran (Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).

Presentasi kasus, merupakan salah satu aspek penting dalam karir seorang
dokter. Secara professional, dokter dituntut untuk dapat melakukan analisis
terhadap suatu kasus untuk membuat klinik yang tepat. Seiring dengan hal
tersebut, telah dikembangkan suatu strategi pembelajaran berdasarkan kasus
atau Problem Based Learning (PBL) melalui metode tutorial. Tutorial
mahasiswa diharapkan dapat menganalisis secara kritis, mendebat, atau
mengemukakan pendapat secara ilmiah. Konsekuensinya, mahasiswa dituntut
untuk dapat berkomunikasi secara aktif, mengembangkan diri, dan mampu
mendengar serta menerima pendapat orang lain (Sari, 2013).

Metode penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran


Problem Based Learning (PBL) adalah Student Oral Case Analysis (SOCA).
Ujian ini dilaksanakan secara lisan dan menuntut mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan motivasi
mahasiswa untuk belajar dan menganalisis suatu kasus secara menyeluruh
sesuai kompetensi. Student Oral Case Analysis (SOCA) merupakan
kesempatan mahasiswa untuk dapat mendemostrasikan pengetahuan,
keterampilan komunikasi dan interaksi ilmiah secara professional. Kesempatan
tersebut dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa agar dapat meningkatkan
kemampuan prestentasi ilmiah. Hal yang juga penting dalam ujian lisan adalah
kemampuan untuk mengukur kedalaman pengetahuan mahasiswa dan dapat
mengendalikan plagiarism yang kemungkinan terjadi pada ujian tulis. Ujian
lisan juga terbukti mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan
menganalisis suatu kasus. Di lain pihak, ujian lisan juga memiliki beberapa

1
kekurangan diantaranya membutuhkan waktu yang cukup lama daan memiliki
kecenderungan bias oleh karena aspek subjektifitas dari penguji (Sari, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi SOCA ?

2. Bagaimana sejarah SOCA ?

3. Apa tujuan dari SOCA ?

4. Apa manfaat dari SOCA ?

5. Apa Saja Kekurangan dan Kelebihan SOCA secara umum dan di


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ?

6. Bagaimana pengaruh SOCA bagi mahasiswa ?

7. Bagaimana sistematika pelaksanaan SOCA secara umum dan di Universitas


Islam Negeri Alauddin Makassar ?

8. Bagaimana kriteria dalam penilaian SOCA secara umum dan di Universitas


Islam Negeri Alauddin Makassar ?

9. Apa integrasi keislaman terkait dilaksanakannya SOCA ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi SOCA.

2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sejarah SOCA.

3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari SOCA.

4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat SOCA.

5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan SOCA


secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh SOCA bagi mahasiswa.

7. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistematika pelaksanaan SOCA


secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

8. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kriteria dalam penilaian SOCA


secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2
9. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana integrasi keislaman terkait
dilaksanakannya SOCA.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi SOCA.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sejarah SOCA.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari SOCA.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui manfaat SOCA.

5. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan


SOCA secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

6. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh SOCA bagi


mahasiswa.

7. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistematika pelaksanaan


SOCA secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

8. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kriteria dalam penilaian


SOCA secara umum dan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

9. Agar mahasiswa dapat mengetahui integrasi keislaman terkait


dilaksanakannya SOCA.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi SOCA
Ada beberapa definisi SOCA yang telah dikemukakan oleh beberapa
pendapat diantaranya :

1. SOCA (Student Oral Case Analysis) merupakan kesempatan mahasiswa


untuk dapat mendemontrasikan pengetahuan, keterampilan komunikasi dan
interaksi ilmiah secara professional. Kesempatan tersebut dapat
dimanfaatkan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan tentang
presentasi ilmiah (Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).

2. SOCA (Student Oral Case Analysis) adalah salah satu bentuk ujian yang
dilaksanakan secara lisan dan menuntut mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk belajar dan menganalisis suatu kasus secara
menyeluruh sesuai kompetensi (Sari, 2013).

3. SOCA ( Student Oral Case Analysis) adalah salah satu alat ukur evaluasi
sumatif (hasil pembelajaran) yang dilakukan secara lisan dengan bentuk
ujian berupa paparan mahasiswa dengan media bagan yang dihadapan 2
penguji, dengan pemberian penilaian oleh penguji sesuai dengan patokan
pada alat ukur daftar tilik yang telah disusun narasumber (Format Ujian
SOCA, 2015).

2.2 Sejarah SOCA


Oral examination merupakan metode assessment tradisional yang masih
digunakan oleh beberapa fakultas kedokteran di dunia meskipun metode
assessment ini sudah banyak ditinggalkan karena validitas dan reliabilitasnya
yang rendah dibanding metode assessment yang lain. Misalnya dalam
penentuan kelulusan mahasiswa seperti di negara Inggris (Royal Colledge of
General Practitioners Membership Examination’s), negara Eropa lainnya,

4
Afrika dan Asia. Penggunaan Metode Penilaian Lisan (Oral Asessment) ini
mendominasi metode (Rika, 2014).
Mahasiswa hukum saat sidang pengadilan. ada hingga abad ke-18 di Oxford
dan Mahasiswa keperawatan dengan profesi kesehatan lainnya, menjalankan
'SOCA' Cambridge dan terus mendiskusikan diagnosis, penilaian utama di
banyak negara Eropa. Siswa mempersiapkan berbagai karir yang terlibat dalam
penilaian praktik lapangan. Hampir seluruh siswa dari berbagai disiplin ilmu
melakukan presentasi lisan di kelas 3 secara individu maupun tim. SOCA
(Structure Oral Case Analysis) merupakan suatu metode untuk menilai clinical
reasoning (Rika, 2014).
Di Indonesia, Fakultas Kedokteran yang masih menggunakan oral
examination dalam proses penilaian pengetahuan mahasiswa adalah
Universitas Padjajaran, Universitas Mataram, Universitas Sriwijaya dan
Universitas Atmajaya. Oral examination di modifikasi menjadi Student Oral
Case Analysis (SOCA). SOCA pertama kali diperkenalkan oleh FK Universitas
Padjajaran. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung juga menerapkan
metode oral examination dalam penilaian knowledge mahasiswa sejak awal
tahun 2012 (Rika, 2014).
2.3 Tujuan SOCA
1. Menilai Kemampuan mahasiswa dalam menentukan masalah dari data
dalam skenario (Sari, 2013).
2. Menilai Kemampuan mahasiswa dalam menentukan prioritas masalah
beserta alasan yang mendasari (Sari, 2013).
3. Menilai Kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis masalah serta
memberi jawaban langsung terhadap analisis tersebut (Sari, 2013).
4. Menilai tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi pengetahuan yang
mendasari permasalahan tersebut (Sari, 2013).
5. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menyusun problem tree secara
sistematis (Sari, 2013).
6. Menilai kemampuan mahasiswa dalam mengambil kesimpulan (Sari, 2013).

5
7. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menetapkan integrasi keislaman
yang sesuai dengan skenario (Sari, 2013).
8. Menilai tingkah laku (attitude) mahasiswa selama proses presentasi (Sari,
2013).
9. Menilai kemampuan komunikasi aktif mahasiswa selama proses presentasi
(Sari, 2013).
10. Menilai kemampuan sistematika berpikir mahasiswa dalam menuangkan
ide (Sari, 2013).
11. Melatih mental mahasiswa untuk mampu berargumen secara lisan (Sari,
2013).
12. Melatih kemampuan penalaran klinis, kognitif serta afektif secara
terintegrasi (Sari, 2013).

2.4 Manfaat SOCA


SOCA diharapkan dapat menilai kemampuan penalaran klinis mahasiswa,
serta menguji kemampuan kognitif dan afektif, yang meliputi ilmu kedokteran
dasar dan kasus klinis. Bentuk ujian lisan ini diharapkan dapat melatih
kemampuan penalaran klinis, kognitif serta afektif secara terintegrasi (Sari,
2013).
Selain itu juga melatih mental mahasiswa untuk dapat berpikir cepat dan
sistematis, serta mampu ber-argumentasi secara lisan. Ujian ini juga dianggap
sesuai dengan paradigma baru bahwa ujian harus juga memfasilitasi belajar
mahasiswa (Sari, 2013).

2.5 Kekurangan dan Kelebihan SOCA


1. Kekurangan SOCA
Assessment atau penilaian berperan penting dalam proses pendidikan.
Selain untuk mengetahui pencapaian peserta didik, penilaian juga
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam
proses pembelajaran, Hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik

6
dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan
(Wilkinson & Dkk, 2008).
Ada beberapa metode peniaian yang dapat dipergunakan dalam
pendidikan kedokteran, yaitu MCQ (Multiple Choise Questions) untuk
penilaian aspek kognitif, OSCE (Objective Structural Clinical Examination)
untuk penilaian keterampilan klinis. Pada tahap pendidikan klinik metode
assessment yang dapat digunakan diantaranya adalah OSCE, DOPS (Direct
Observasional Procedural Skill), Mini-CEX untuk ujian keterampilan
klinik dan MCQ, Ujian Oral terstruktur, CBD (Case based Discussion)
untuk ujian knowledge. Salah satu pembelajaran yang diterapkan di
Fakultas Kedokteran adalah Problem based learning (PBL). Metode PBL
mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam
kelompok untuk mencari penyelesaian masalah. PBL dibangun atas empat
prinsip yang mendasarinya yaitu pembelajaran secara konstruktif, mandiri,
kolaboratif dan kontekstual. Pembelajaran konstruktif merupakan proses
mahasiswa membangun pengetahuan yang dimilikinya secara aktif.
Pembelajaran yang disebut self-directed learning adalah mahasiswa
berperan aktif dalam merencanakan (planning), memantau (monitoring),
dan mengevaluasi (evaluating) proses belajar. Pembelajaran yang
kolaboratif merupakan pembelajaran dari interaksi antar individu yang
dapat menimbulkan dampak positif (Bond, 2005).
Pembelajaran yang kontekstual dimaksudkan bahwa suatu proses
pembelajaran diharuskan dapat menggambarkan situasi dan kondisi
lingkungan tempat dan waktu pengetahuan tersebut digunakan atau dengan
kata lain sesuai dengan konteksnya (Dolmans, Grave, & Wolfhagen, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing prinsip pembelajaran
secara otomatis akan mempengaruhi pelaksanaan PBL, sehingga
berpengaruh pada strategi belajar mahasiswa untuk menghadapi suatu ujian
yang akan dihadapinya. Disebutkan bahwa sebagian besar kontrol proses
belajar berada pada mahasiswa sendiri, sehingga faktor mahasiswa menjadi
sangat berpengaruh pada proses belajar. Peran tutor sebagai fasilitator dan

7
penggunaan waktu pribadi dalam belajar merupakan hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif,
interaksi sosial dan lingkungan sangat berperan penting dalam pembentukan
serta perkembangan pengetahuan dan strategi belajar seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian untuk melaksanakan pembelajaran yang
konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual dalam Problem Based
Learning menyebutkan bahwa faktor proses kuliah, faktor jadwal
pembelajaran, faktor metode ujian, faktor fasilitas, faktor isi pembelajaran
juga dapat berperan penting dalam suatu pembelajaran (Nugraheni &
Pangaribuan, 2006).
Dilihat dari proses ujian SOCA pada program studi pendidikan dokter
UIN Alauddin Makassar, maka kekurangannya terdapat pada penilaian
yang bersifat subjektif. Maksudnya ialah nilai nilai yang diberikan
mahasiswa tergantung pada tutor yang bersangkutan. Misalnya saja pada
tutor A akan menanyakan problem tree dengan mendalam sedangkan tutor
B hanya menekankan pada pendalaman materi tentang integrasi keislaman.
Keduanya tak jauh beda justru itulah yang mahasiswa harus kuasai karena
tutor yang kelak ia dapatkan belum ia ketahui sehingga perlu kiranya
mahasiswa dan dosen saling menghargai dan memberi nilai berdasarkan
kemampuan mahasiswa.
2. Kelebihan SOCA
Metode penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian
sasaran belajar PBL adalah Student Oral Case Analysis (SOCA). Ujian ini
dilaksanakan secara lisan dan menuntut mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk belajar dan menganalisis suatu kasus secara
menyeluruh sesuai kompetensi (Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).
SOCA merupakan ujian berbentuk lisan yang menuntut mahasiswa
mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, Ujian ini memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mendemonstrasikan
pengetahuan, berpikir kritis, keterampilan komunikasi dan interaksi ilmiah

8
secara professional. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan mahasiwa
untuk meningkatkan kemampuan presentasi ilmiah. Hal yang lebih
informatif dari pelaksanaan ujian secara lisan adalah kemampuan untuk
mengukur kedalaman pengetahuan mahasiswa, ujian lisan juga terbukti
mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menganalisis
suatu kasus. Sebagaimana Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
mahasiswa yang menggunakan pendekatan Deep Learning lebih banyak
daripada mahasiswa yang menggunakan surface learning, hal ini
menunjukan bahwa SOCA mampu mendorong mahasiswa untuk
melakukan pendekatan belajar secara mendalam mengenai suatu materi
(Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).
Hal yang lebih informatif dari pelaksanaan ujian secara lisan adalah
kemampuan untuk mengukur kedalaman pengetahuan mahasiswa, ujian
lisan juga terbukti mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar
dan menganalisis suatu kasus. Sebagaimana Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa mahasiswa yang menggunakan pendekatan Deep
Learning lebih banyak daripada mahasiswa yang menggunakan surface
learning, hal ini menunjukan bahwa SOCA mampu mendorong mahasiswa
untuk melakukan pendekatan belajar secara mendalam mengenai suatu
materi. Deep approach didasarkan pada motif intrinsik atau rasa ingin tahu.
Pada deep approach, terdapat komitmen pribadi untuk belajar, dengan cara
menghubungkan materi pelajaran secara pribadi pada konteks yang berarti
baginya atau pada pengetahuan yang telah ada sebelumnya, tergantung apa
yang menjadi perhatian mahasiswa. Pada pendekatan belajar deep approach
terdapat deep proces yang meliputi suatu proses pengolahan tingkat tinggi
pada pemikiran seseorang yang memungkinkan materi yang telah diterima
diolah lebih mendalam sampai terbentuk suatu pemahaman dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, bukan semata-mata
hanya untuk dihafalkan saja. Pada deep process aktivitas yang dilakukan
adalah mencari analogi, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya,
berteori mengenai yang telah dipelajari, mendapatkan keluasan

9
pengetahuan dan merefleksikan pemahaman yang telah didapatkan dalam
menyelesaikan tugas. Selain itu, mahasiswa yang menggunakan deep
approach mempelajari materi karena memang dia tertarik dan
membutuhkannya (intrinsik). Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan
berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara
mengaplikasikannya (Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).
Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa ini memberikan penguatan bahwa SOCA efektif
digunakan untuk mengukur capaian belajar mahasiswa setelah PBL, karena
dengan penerapan proses yang sedemikian rupa dalam SOCA, mahasiswa
menjadi termotivasi untuk mempersiapkan diri lebih matang agar mampu
mencapai hasil terbaik dalam SOCA (Khasanah, Sulitiyati, & Setia, 2019).
Hal tersebut hampir sama dengan SOCA yang dilaksanakan pada
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar. Pelaksanaan
SOCA masih menjadi momok yang cukup besar di kalangan mahasiswa.
Ujian lisan yang dilaksanakan di akhir blok ini menuntut mahasiswa untuk
mampu mengidentifikasi dan menganalisis suatu kasus secara menyeluruh
sesuai kompetensi. Selain itu, SOCA yang diketahui bertujuan untuk
mengukur kemampuan dan kedalaman pengetahuan mahasiswa terbukti
mampu mendorong mahasiswi untuk lebih termotivasi dalam menelusuri
lebih dalam sebuah materi terkait kasus sesuai kompetensinya.

2.6 Pengaruh SOCA Terhadap Mahasiswa


1. Keringat dingin (diaporesis)
Keringat dingin atau diaporesis adalah keringat yang muncul bukan
disebabkan oleh olahraga atau cuaca panas. Kondisi ini tidak berhubungan
dengan cuaca sedang dingin atau panas. Keringat dingin dapat muncul di
bagian tubuh manapun, namun umumnya muncul di telapak tangan,
telapak kaki, dan ketiak. Ada beberapa hal yang dapat memunculkan
diaporesis diantaranya yaitu syok, hipoksia, rasa takut dan cemas, tegang,
khawatir, hipoglikemia dan lainnya. Ketika menghadapi ujian sudah
sangat umum seseorang akan merasa cemas, takut dan khawatir yang tanpa

10
disadari akan membuat seseorang menjadi berkeringat dingin yang
umumnya disadari ketika tangan berkeringat namun terasa dingin. Hal ini,
dirasakan sebagian besar mahasiswa ketika akan menghadapi ujian oral
dengan dosen.
2. Jantung berdebar (palpitasi)
Palpitasi adalah sebuah sensasi ketika jantung terasa berdegup dengan
kencang. Kondisi yang juga dikenal dengan sebutan jantung berdebar ini,
dapat dirasakan di dada dan juga di leher. Sebenarnya palpitasi adalah
kondisi kesehatan yang tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena umumnya
tidak membahayakan
3. Gemetar
Gemetar adalah gejala yang sangat umum kita rasakan, bahkan sudah
dianggap biasa bagi masyarakat ketika merasa takut, cemas, letih ataupun
ketika menggenggam sesuatu dengan kuat. Tetapi gemeteran dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang tergolong berat, hingga
gawat darurat seperti penyakit perkinson.
4. Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan
menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan. Kecemasan yang
berlebih akan berdampak buruk bagi hasil ujian karena dapat membuat
seseorang sulit berkonsentrasi, gemetaran dan khawatir berlebih.
5. Khawatir
Khawatir adalah sikap berpikir berlebihan atau terlalu cemas
tentang suatu masalah atau situasi. Kekhawatiran biasanya disertai
dengan rasa tidak nyaman dan kecemasan. Sikap ini menyebabkan
seseorang menjadi terganggu, memusatkan pikiran pada kejadian
negatif yang mungkin terjadi, serta dilanda ketakutan yang tidak masuk
akal dan tidak berdasar. Pada kondisi parah, rasa khawatir dapat

11
menyebabkan kecemasan parah serta panik, dan mungkin akan menjadi
masalah kronis bila tidak diatasi
6. Takut akan kegagalan
Ketakutan sebagai sebuah sindroma psikiatris yang dapat diamati, dan
terjadi sangat kuat. Psikolog Jhon Muller telah menemukan bahwa peserta
penelitian dengan taraf kecemasan yang tinggi, mempunyai
kecenderungan untuk kurang menggunakan strategi yang terorganisir baik
dalam memproses informasi. Bila kepada mereka dituntut untuk
mengadakan penyesuaian diri, maka mereka cenderung kurang berhasil,
karena tidak dapat fleksibel dibandingkan mereka yang kurang cemas
hingga dapat beralih dari satu taktik ke taktik yang lain.
7. Metode kebut semalam
Metode kebut semalam adalah sebutan yang biasa digunakan
mahasiswa ataupun pelajar bila akan menghadapi ujian. Kebut semalam
ini diartikan sebagai kegiatan belajar atau melakukan sesuatu yang
dikerjakan 1 malam karena kurangnya persiapan atau kurangnya waktu.
Hal ini bisa mengakibatkan seseorang tidak tidur atau kurangnya tidur,
kurangnya nutrisi, lelah, pusing, lemas, perasaan ingin muntah, kurang
konsentrasi yang dapat berdampak buruk pada saat ujian.
8. Mental down
Mental adalah kekuatan diri atau kepercayaan dalam menghadapi
suatu keadaan. Ujian tanpa melakukan persiapan dengan baik tentunya
akan membuat seseorang merasa takut akan gagal dan salah yang akan
mengakibatkan mentalnya menurun, kurang percaya diri yang akan
menurunkan semangatnya dalam menghadapi ujian, sehingga akan
berdampak
9. Kurangnya tidur atau tidak tidur semalaman (begadang)
Remaja atau dewasa sebaiknya tidur 8 jam sehari agar tubuh terasa
segar, tidak mengantuk dan dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Namun jika tidur kurang tentunya tubuh akan terasa lelah, ngantuk dan
akan berdampak buruk bagi aktivitas yang akan dilakukan. Apalagi ketika

12
akan menghadapi ujian, dimana seharusnya kita mempersiapkan tubuh
dengan baik agar dapat berpikir dan mengingat dengan baik. Tetapi dengan
begadang akan membuat kualitas kerja tubuh berkurang baik itu dari segi
berpikir ataupun bekerja.
10. Trauma
Dalam ujian akan memberikan berbagai dampak yang berbeda-beda
bagi tubuh dan psikis manusia, baik itu buruk atau baik. Kegagalan dalam
ujian pasti akan memberikan efek buruk bagi psikis seseorang. Apalagi,
nilai ujian sangat berpengaruh bagi nilai akhir mahasiwa. Kegagalan ini
dapat mengakibatkan mental down, persepsi tidak mampu, gangguan
mental, dan takut menghadapi ujian SOCA selanjutnya.
11. Gangguan cemas
Cemas merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia.
Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang
merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal
maupun wujudnya. Namun cemas yang berlebih dapat menimbulkan
palpitasi (jantung berdebar), berkeringat, gemetaran, rasa nafas pendek,
rasa tersedak mual dan lainnya. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada
ujian bahkan dapat membuat mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian.
12. Pusing atau nyeri kepala
Sebelum mengahadapi SOCA kita dituntut untuk dapat menguasai
materi dengan baik karena sistem ujian SOCA yang akan berhadapan
langsung dengan ahlinnya atau dosen. Jika persiapannya dilakukan dengan
metode kebut semalam, begadang, mempelajari semua materi tanpa
istirahat dengan baik pasti akan berdampak bagi kesehatan dan akan
membuat letih otak atau kepala sehingga mengakibatkan nyeri kepala.
13. Munculkan Persepsi bahwa SOCA adalah ujian yang susah
SOCA adalah ujian akhir dari kegiatan PBL dalam suatu blok
pembelajaran. Dalam SOCA dilakukan ujian tertulis dan oral tentang
materi-materi yang ada dalam PBL. Dalam SOCA mahasiswa akan

13
melakukan ujian tertulis dahulu dengan khas membuat problem tree
kemudiann dilanjutkan dengan persentase hasil ujian mahasiswa di
hadapan penguji secara langsung. Mahasiswa dihadapkan secara langsung
oleh ahlinya yang akan menilai dan mengoreksi secara langsung pada
mahasiwa. Sehingga jika tidak memiliki persiapan yang baik maka akan
mendapatkan hasil yang tidak baik pula.
14. Belajar dengan baik
Ujian sangat menentukan nilai akhir seseorang, disamping tugas, kuis
dan lainnya. Hal inilah yang membuat mahasiswa, pelajar ataupun profesi
lain sangat mempersiapkan diri sebelum menghadapi ujian. Belajar dengan
baik, bersungguh-sungguh, dan giat adalah salah satu faktor terpenting
dalam persiapan ujian agar mendapat nilai yang baik dan mendapat ilmu
yang baik pula.
15. Melatih diri berbicara ataupun persentase di hadapan dosen
Dalam ujian SOCA dikenal ujian tertulis maupun ujian oral. Ujian oral
yaitu metode ujian, dimana mahasiswa mempersentasekan hasil ujian
tertulis mereka didepan pengujia atau dosen. Dalam persentase ini dosen
akan menilai kecakapan, penguasaan materi dan bagaimana mahasiswa
akan menjawab pertanyaan yang diajukan penguji. Disamping itu dosen
juga mongoreksi dan mengarahkan mahasiswa tentang hasil ujian.
Disinilah mahasiswa dapat melatih kecakapan mereka agar dapat terbiasa
dan tidak gugup, ataupun cemas katika akan berhadapan dengan penguji
secara langsung.

2.7 Sistematika Pelaksanaan SOCA


1. Sistematika SOCA secara umum (Darmayanti & Dkk, 2019) :
a. Peserta ujian datang 1 jam sebelum pelaksaan ujian.
b. Peserta ujian di kumpulkan bersama untuk di lakukan brefing terlebih
dahulu di ruang tunggu.
c. Peserta ujian di panggil oleh panitia pelaksana untuk memasuki ruangan
persiapan.

14
d. Ruang persiapan tersedia khusus, flipchart, dan spidol yang digunakan
untuk tempat peserta ujian mempersiapkan presentasinya.
e. Peserta ujian di berikan khusus sesuai yang diujikan dan telah di ajarkan
dalam tutorial.
f. Peserta ujian di berikan waktu selama 30 menit untuk membaca
menganalisis kasus dan menyapkan presentasinya.
g. Peserta ujian masuk keruangan ujian yang terdiri dari 2 penguji dan di
berikan waktu untuk mempresentasikan hasil analisis kasus selama 20
menit.
h. Penguji menyimak presentasi mahasiswa, jika masih ada waktu atau
penjelasan yang kurang penguji menanyakan dan mengkonfirmasikan
hal-hal yang di tasa kurang jelas.
i. Setelah waktu habis mahasiswa di persilahkan untuk keluar ruangan.
j. Penguji melakukan diskusi untuk menentukan apakah peserta tersebut
layak dinyatakan lulus atau tidak.
k. Peserta di panggil lagi keruangan oleh penguji untuk di informasikan
hasil kelulusannya.
l. Penguji memberikan umpan balik terhadap peserta terhadap proses ujian
yang telah di laluinya.
2. Sistematika Ujian SOCA (Format Ujian SOCA, 2015) :
a. Seluruh mahasiswa sudah berkumpul di ruang isolasi 15 menit sebelum
ujian SOCA dimulai.
b. Mahasiswa dipanggil secara berurutan memasuki ruang persiapan.
c. Mahasiswa memilih nomor undian soal OSOCAMahasiswa menerima
skenario soal OSOCA sesuai dengan nomor undian
d. Mahasiswa menuliskan jawaban yang diminta dari skenario
menggunakan bagan balik selama 30 menit.
e. Selama menulis jawaban, mahasiswa diperkenankan membuka bahan
bacaan.

15
f. Setelah 30 menit, mahasiswa masuk ke ruang presentasi Mahasiswa
melakukan presentasi dihadapan 2 penguji OSOCA selama maksimal 30
menit.
g. Setelah selesai presentasi mahasiswa diperkenankan pulang.
3. Sistematika SOCA di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
a. Setiap 10 orang masuk ke dalam ruang untuk mengerjakan tes tertulis
b. Tes tertulis ini terdiri dari 3 nomor
1) Problem tree
Pohon masalah (problem tree) merupakan sebuah pendekatan/
metode yang digunakan untuk identifikasi penyebab suatu masalah.
Analisis pohon masalah dilakukan dengan membentuk pola pikir yang
lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat yang berkaitan
dengan masalah yang telah diprioritaskan. Metode ini dapat diterapkan
apabila sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas masalah.
2) Diagnosis banding
Penyakit-penyakit yang mempunyai persamaan gejala atau tanda
tertentu. Semua data yang terhimpun akan menentukan relevan atau
tidaknya diagnosis banding yang semula di pikir. Makin banyak data
yang terhimpun, maka makin sedikit diagnosis banding yang
dipikirkan.
3) Integrasi Keislaman
Ilmu mengenai islam yang di kaitkan dengan penyakit terkait
skenario.
c. Kemudian seluruh peserta ujian masuk ke dalam ruangan isolasi
d. Secara bergantian peserta keluar dari ruangan untuk melakuan tes lisan
e. Masing-masing peserta memaparkan ke penguji hal-hal yang di tulis
pada ujian tertulis

2.8 Kriteria Dalam Penilaian SOCA


Ujian soca ialah ujian yang terdiri dari ujian lisan dan tulisan ujian soca
untuk menilai kemampuan kognitif. Penilaian nilai vokal di lakukan secara

16
individual. Penilaian ujian SOCA ini di tentukan oleh 90% kemampuan otak,
5% penguji, dan 5% hoki. Metode SOCA dilakukan untuk penilaian pada ujian
akhir blok. Cara penilaiannya menggunakan boring checklist dengan skala 0-
2. Total nilai adalah dari 40% ujian tulis dan 60% ujian lisan. Penilaian dalam
ujian SOCA tiap butir soal menggunakan rubrik dengan empat kategori nilai
yang berbeda (0, 1, 2, 3) (Sari, 2013).
Penghitungan kesepakatan untuk lebih dari dua kategori dapat dilakukan
menggunakan rumus kappa biasa, namun untuk hasil yang lebih optimal
sebaiknya dilakukan pembobotan menggunakan weighted kappa.Pembobotan
kappa dapat dilakukan manual maupun menggunakan program. Pembobotan
dalam penelitian ini dapat juga dilakukan secara manual dengan menghitung
selisih antara penguji pertama dengan penguji kedua. Rentang nilai adalah 0-3,
maka bila terdapat selisih 3 poin antara penguji pertama dan kedua, bobot yang
diberikan adalah 0. Bila selisih antara penguji pertama dan kedua adalah 2
maka diberi bobot 0,5. Bila selisih antara penguji pertama dan kedua adalah 1
maka diberi bobot 0.75. Sedangkan jika tidak ada selisih antara nilai penguji
pertama dan kedua, maka diberi bobot 1 (Buku Pedoman FKG Universitas
Brawijawa, 2018).
Ujian soca yang di laksanakan di ujian juga berupa tulisan dan lisan.
Penilaian ujian SOCA di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin
Makassar masih sangat berdasarkan penilaian yang subjektif. Penilaian yang di
rasakan berdasarkan sudut pandang mahasiswa ialah bergantung pada seorang
penguji dan juga tentu saja bergantung pada kemampuan otak mahasiswa.

17
2.9 Integrasi Keislaman
1. Do’a Nabi Musa ketika meminta kemudahkan Urusan dan Ucapan
‫سانِّي يَ ْفقَ ُهوا قَ ْو ِّلي‬ ُ ‫صد ِّْري َويَس ِّْر ِّلي أ َ ْم ِّري َواحْ لُ ْل‬
َ ‫ع ْقدَةً ِّم ْن ِّل‬ َ ‫ب ا ْش َرحْ ِّلي‬
ِّ ‫قَا َل َر‬

“Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul


‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku
dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan
dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28).

18
Do’a ini adalah do’a yang amat manfaat. Do’a ini berisi hal meminta
kemudahan pada Allah dan agar dimudahkan dalam ucapan serta dimudahkan
untuk memahamkan orang lain ketika ingin berdakwah, dan sama seperti juga
ketika kita melakukan ujian soca di depan penguji maka bacalah doa ini agar
di mudahkan dalam ucapan untuk memahamkan penguji.

2. Adab-adab ketika melakukan ujian.

a. Berusaha disertai tawakkal

Inilah langkah awal yang selayaknya dilakukan oleh setiap yang


mengharapkan keberhasilan. usaha merupakan modal pertama meraih
kesuksesan. karena sukses tidaklah serta merta turun dari langit.
perubahan hanya akan terjadi ketika orangnya mau berusaha untuk
berubah. Allah berfirman,

‫َّللاَ ََل يُغَيِّ ُر َما بِّقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَيِّ ُروا َما بِّأ َ ْنفُ ِّس ِّه ْم‬
َّ ‫إِّ َّن‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu


kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-
Ra’du: 11).

Karena itu, dalam islam tidak ada kamus tawakal tanpa usaha.
Karena setiap tawakal harus diawali usaha. Tawakal tanpa usaha
diistilahkan dengan tawaaakal (pura-pura tawakal).

b. Perbanyak Istighfar

Salah satu dampak buruk dosa adalah bisa menghalangi


kelancaran rizki. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis,

‫إن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه‬

Artinya : Sesungguhnya seseorang terhalangi untuk mendapat


rizki, disebabkan dosa yang dia perbuat. (HR. Ahmad 22386 dan
dihasankan Al-Albani).

19
Karena itu, agar kita terhindar dari dampak buruk perbuatan
maksiat yang kita lakukan, perbanyaklah memohon ampunan kepada
Allah. Perbanyak istighfar dalam setiap waktu yang memungkinkan untuk
berdizkir. Kita berharap, dengan banyak istighfar, semoga Allah memberi
ampunan dan memudahkan kita untuk mendapatkan apa yang diharapkan.

c. Banyak berdo’a

Doa agar diberi kemudahan (mengikuti ujian)

‫س ْهالً َوأَ ْنتَ تَجْ عَ ُل ْال َح ْزنَ إِّذَا‬


َ ُ‫س ْهالً اَللَّ ُه َّم َلَ َس ْه َل إَِّلَّ َما َجعَ ْلتَه‬
َ َ‫ِّشئْت‬

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila
Engkau menghendakinya.”

Perbanyaklah berdo’a kepada Allah. Meminta segala hal yang kita


butuhkan. Baik dalam urusan akhirat maupun dunia. Karena semakin
sering mengetuk pintu maka semakin besar peluang untuk dibuka-kan
pintu tersebut. Semakin sering kita berdo’a, semakin besar peluang untuk
dikabulkan. Namun perlu diingat, jangan suka minta dido’akan orang lain.
Karena berdo’a sendiri itu lebih berpeluang untuk dikabulkan dari pada
harus melalui orang lain. Lebih-lebih di saat kita sedang membutuhkan
pertolongan. Akan ada perasaan berharap yang lebih besar bila
dibandingkan dengan do’a yang diwakilkan orang lain. Disamping itu,
berdo’a sendiri lebih menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah
secara langsung. Dan kita melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
lain.

d. Dalam menghadapi kegagalan, tanamkan bahwa semuanya telah


ditakdirkan

Sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang beriman pada taqdir,
kita yakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini
semuanya telah ditaqdirkan oleh Allah. Kita yakini bahwa tidak ada

20
perbuatan Allah yang sia-sia. Semua pasti ada hikmahnya. Baik kita
ketahui maupun tidak. Kita tutup rapat-rapat jangan sampai kita berburuk
sangka kepada Allah. Sebagai penyempurna keimanan kita pada taqdir
adalah kita pasrahkan semuanya kepada Allah dan tidak terlalu
disesalkan. Kegagalan bukanlah tanda bahwa Allah membenci kita.
Demikian pula, sukses bukanlah tanda bahwa Allah membenci kita.
Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu memuliakannya dan
memberinya kesenangan maka dia berkata: “Rabbku memuliakan aku.”
Namun apabila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizqinya maka dia
berkata: “Rabbku menghinakanku.”sekali-kali tidak…..”(QS. Al Fajr: 15-
17).

21
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SOCA (Student Oral Case Analysis) adalah salah satu bentuk ujian
yang dilaksanakan secara lisan dan menuntut mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk belajar dan menganalisis suatu kasus secara
menyeluruh sesuai kompetensi.

Sejarah dari SOCA dapat dilihat dari fakultas-fakultas kedokteran


yang ada di Indonesia. Oral examination merupakan metode assessment
tradisional yang masih digunakan oleh beberapa fakultas kedokteran di
dunia meskipun metode assessment ini sudah banyak ditinggalkan karena
validitas dan reliabilitasnya yang rendah dibanding metode assessment yang
lain. SOCA (Structure Oral Case Analysis) merupakan suatu metode untuk
menilai clinical reasoning/know-how.Di Indonesia, Fakultas Kedokteran
(FK) yang masih menggunakan oral examination dalam proses penilaian
pengetahuan mahasiswa adalah Universitas Padjajaran, Universitas
Mataram, Universitas Sriwijaya dan Universitas Atmajaya. Oral
examination di modifikasi menjadi Student Oral Case Analysis (SOCA).
SOCA pertama kali diperkenalkan oleh FK Universitas Padjajaran. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung juga menerapkan metode oral
examination dalam penilaian knowledge mahasiswa sejak awal tahun 2012.
Tujuan dari SOCA sangat banyak, diantaranya yaitu menilai
kemampuan mahasiswa dalam menentukan masalah dari data dalam
skenario, menilai kemampuan mahasiswa dalam menentukan prioritas
masalah beserta alasan yang mendasari, menilai kemampuan mahasiswa
dalam melakukan analisis masalah serta memberi jawaban langsung
terhadap analisis tersebut, menilai tingkat pemahaman mahasiswa tentang

22
materi pengetahuan yang mendasari permasalahan tersebut, menilai
kemampuan mahasiswa dalam menyusun problem tree secara sistematis.

Manfaat dari SOCA yaitu melatih mental mahasiswa untuk dapat


berpikir cepat dan sistematis, serta mampu berargumentasi secara lisan.
Ujian ini juga dianggap sesuai dengan paradigma baru bahwa ujian harus
juga memfasilitasi belajar mahasiswa. SOCA diharapkan dapat menilai
kemampuan penalaran klinis mahasiswa, serta menguji kemampuan
kognitif dan afektif, yang meliputi ilmu kedokteran dasar dan kasus klinis.
Bentuk ujian lisan ini diharapkan dapat melatih kemampuan penalaran
klinis, kognitif serta afektif secara terintegrasi.

Kekurangan dan kelebihan dari SOCA dapat dilihat dari proses ujian
SOCA pada program studi pendidikan dokter UIN Alauddin Makassar.
Kekurangannya yaitu terdapat pada penilaian yang bersifat subjektif.
Maksudnya ialah nilai nilai yang diberikan mahasiswa tergantung pada tutor
yang bersangkutan. Misalnya saja pada tutor A akan menanyakan problem
tree dengan mendalam sedangkan tutor B hanya menekankan pada
pendalaman materi tentang integrasi keislaman. Keduanya tak jauh beda
justru itulah yang mahasiswa harus kuasai karena tutor yang kelak ia
dapatkan belum ia ketahui sehingga perlu kiranya mahasiswa dan dosen
saling menghargai dan memberi nilai berdasarkan kemampuan mahasiswa.
Adapun kelebihan dari SOCA yaitu mahasiswa mampu mengidentifikasi
masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan motivasi mahasiswa
untuk belajar, menganalisis suatu kasus secara menyeluruh sesuai
kompetensi, mahasiswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan, mampu
berpikir kritis, keterampilan komunikasi dan interaksi ilmiah secara
professional, mahasiwa dapat meningkatkan kemampuan presentasi ilmiah.

Pengaruh dari SOCA tentunya sangat banyak, diantaranya yaitu


keringat dingin (diaporesis), jantung berdebar (palpitasi), gemetar,
kecemasan, khawatir, takut akan kegagalan, metode kebut semalam, mental
down, kurangnya tidur atau tidak tidur semalaman (begadang), trauma,

23
gangguan cemas, pusing atau nyeri kepala, memunculkan persepsi bahwa
SOCA adalah ujian yang susah, belajar dengan baik, dan melatih diri
berbicara untuk persiapan ujian lisan.

Sistematika pelaksanaan SOCA yang terdapat di Universitas Islam


Negeri Alauddin Makassar yaitu setiap 10 orang masuk ke dalam ruangan
untuk mengerjakan ujian tertulis. Ujian tertulis ini terdiri dari 3 nomor
diantaranya yaitu problem tree, diagnosis banding, dan integrasi keislaman.
Setelah mengerjakan ujian tertulis, kemudian seluruh peserta ujian masuk
ke dalam ruangan isolasi. Kemudian secara bergantian peserta keluar dari
ruangan untuk melakuan tes lisan dan masing-masing peserta memaparkan
ke penguji hal-hal yang di tulis pada ujian tertulis.

Kriteria dalam penilaian SOCA secara umum dapat dilihat dari ujian
lisan dan tertulis. Penilaian nilai vokal dilakukan secara individual.
Penilaian ujian SOCA ini di tentukan oleh 90% kemampuan otak, 5%
penguji, dan 5% hoki. Metode SOCA dilakukan untuk penilaian pada ujian
akhir blok. Cara penilaiannya menggunakan boring checklist dengan skala
0-2. Total nilai adalah dari 40% ujian tulis dan 60% ujian lisan. Penilaian
dalam ujian SOCA tiap butir soal menggunakan rubrik dengan empat
kategori nilai yang berbeda (0, 1, 2, 3). Kriteria dalam penilaian SOCA di
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar juga dilihat dari
ujian lisan dan tertulis. Penilaian ujian SOCA di Program Studi Pendidikan
Dokter UIN Alauddin Makassar masih sangat berdasarkan penilaian yang
subjektif. Penilaian yang dirasakan berdasarkan sudut pandang mahasiswa
ialah bergantung pada seorang penguji dan juga tentu saja bergantung pada
kemampuan otak mahasiswa.

3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa sebelum melakukan ujian SOCA baik itu ujian
tertulis maupun ujian lisan, diharapkan untuk mempersiapkan dirinya terlebih
dahulu dengan membaca seluruh materi yang terkait skenario yang ada pada
PBL agar mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus,

24
mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar, dan mampu berpikir
kritis.

25
DAFTAR PUSTAKA
Bond, L. (2005). Norm and Criterion Referenced Testing. Practical Assessment, Research
& Evaluation.

Buku Pedoman FKG Universitas Brawijawa. (2018). Malang.

Darmayanti, S., & Dkk. (2019). Metode Evaluasi Pembelajaran Struktur Lisan Case
Analilis. Program Studi Majalah Kebidanan Fakultas UNPAD.

Dolmans, d., Grave, W., & Wolfhagen, I. (2005). Problem Based Learning: future
challanges for educational practice and research. Medical education.

Format Ujian SOCA. (2015).

Khasanah, U., Sulitiyati, & Setia, C. (2019). Pendekatan Belajar Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dalam Menghadapi SOCA. Jurnal Kesehatan & Kedokteran Tunas
Medika.

Nugraheni, E., & Pangaribuan, D. (2006). Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa
Jarak jauh Kasus di Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
jauh.

Rika, L. (2014). The Benefit and Weakness Of Oral Examnation In Medical Education.
Jurnal Kesehatan Kedokteran UNILA.

Sari, S. M. (2013). Validitas dan Rehabilitas Metode Penilaian Student’s Oral Case
Analysis (SOCA) pada Mahasiswa Terhadap Sarjana Kedokteran. JPKI.

Wilkinson, T., & Dkk. (2008). The Use of Portfolios for Assessment of the Competence
and Performance of Doctor in Practice. Medical education.

26

Anda mungkin juga menyukai