Anda di halaman 1dari 28

BAB III

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F


DENGAN DIAGNOSA MEDIS BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)
DI RUANG BEDAH RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TANGGAL 23 NOVEMBER 2021

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 82 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Minang/ Indonesia
Alamat : Koto tangah, Koto tangah batu ampa, Akabiluru, 50 Kota
Tanggal Masuk : 21 November 2021
Tanggal Pengkajian : 23 November 2021
No. Register : 553569
Diagnosa Medis : BPH
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 40 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : PNS
Alamat : Koto tangah, Koto tangah batu ampa, Akabiluru, 50 Kota
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien datang ke ruangan bedah pada tanggal 21 november 2021
melalui poli dengan keluhan susah buang air kecil, dan rasa tidak puas saat
buang air kecil, urine yang keluar hanya sedikit, distensi kandung kemih.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pada saat dilakukan pengkajian pre operasi pada 23 november 2021
jam 21.10 wib di ruang bedah pasien mengeluh susah BAK, rasa ingin untuk
BAK, dan BAK yanng keluar hanya sedikit. pasien juga mengatakan tidak
nyaman dengan kondisinya. Saat pengkajian post operasi pada 26 november
2021 jam 14.40 wib pasien mengeluh nyeri dibagian luka operasi, nyeri
seperti disayat, skala nyeri 5 (sedang) nyeri dirasakan saat miring kanan dan
kiri, nyeri bertambah berat saat bergerak, pasien terpasang kateter, urine
yang keluar sedikit berwarna merah, badan terasa lemas, , pasien ampak
lemah, pasien tampak meringis, pasien tampak gelisah, pasien merasa cemas
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan untuk mengatasi sakit yang dialami pasien pergi ke
rumah sakit ke bagian poli bedah untuk mendapatkan pengobatan dan
perawatan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
oleh dokter pasien dianjurkan untuk melakukan operasi BPH.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes
mellitus dialami dalam 15 tahun terakhir dan untuk mengatasi penyakitnya
pasien ke puskesmas dan ke bidan terdekat
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan pasien pernah di rawat dengan penyakit lain dan keluhan
yang dirasakan tidak berkaitan dengan penyakitnya saat ini.
3) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan pasien tidak merokok dan pasien mengatakan pasien
rutin minum kopi setiap hari.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit BPH
seperti pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa saudara pasien juga
mengalami penyakit hipertensi.
d. Diagnosa Medis dan therapy
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Therapy
Rabu 24 November 2021
Therapy Dosis Kegunaan Efek samping
IUFD Nacl 20 Cairan saline NaCL 0.9 % Penggunaan obat sodium
tts/mnt merupakan cairan kristaloid klorida ini bisa
yang sering ditemui. Cairan ini menimbulkan
mengandung natrium dan beberapa efek
clorida. Cairan infus ini samping berupa
digunakan untuk menggantikan tangan/kaki mengalami
cairan tubuh yang hilang, bengkak, nyeri sendi,
mengoreksi ketidakseimbangan kaku, kram otot,sakit
elektrolit, dan menjaga tubuh kepala, mual, dan
agar tetap terhidrasi dengan mungkin juga terjadi
baik reaksi alergi walaupun
sangat jarang.
Injeksi 3 x 1 gr Menangani penyakit infeksi Nyeri di area bekas
Cefoperazone bakteri suntikan, diare, sakit
kepala,
demam/menggigil, mual
dan muntah,
trombositopenia,
eosinofilia
Tindakan - TURP membantu mengurangi Infeksi saluran kemih,
TUR-P gejala lower urinary track disfungsi ereksi,
symptoms (LUTS) yang perdarahan berat,
meliputi: Peningkatan ketidakmampuan untuk
frekuensi berkemih di malam menahan BAK,
hari. BAK yang terasa tidak kebutuhan untuk TUR P
tuntas. lanjutan.
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
pasien mengatakan saat pertama mengalami tanda dan gejala BPH pasien
mengatakan hanya menganggap penyakit biasa dan hilang dengan sendirinya.
Manajemen kesehatan yang dilakukan pasien adalah dengan pergi ke rumah sakit
untuk mendapatkan obat dan perawatan.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan saat sehat di rumah menu makanan yang dikonsumsi
beragam dengan frekuensi 3x sehari dengan jumlah 1 porsi, pasien
mengatakan tidak ada makanan kesukaan dan pasien tidak memiliki
pantangan makanan.
 Saat sakit                 :
Pasien mengatakan saat sakit menu makan yang dikonsumsi adalah menu
yang sudah ditentukan oleh ahli gizi dengan diit MBTKTP, dengan frekuensi
3x sehari deng porsi yang dihabiskan sebanyak ½ porsi
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan frekuensi BAB 1-2x sehari dengan warna kuning
kecoklatan, bau khas dan konsistensi lunak
 Saat sakit                 :
Pasien mengatakan selama di RS pasien BAB 1x sehari dengan warna
kuning kecoklatan, bau khas dan konsistensi lunak
2) BAK
 Sebelum sakit       :
Pasien mengatakan saat sehat pasien BAK 4-5x sehari, warna kuning
jernih dengan bau khas
 Saat sakit              :
Pre op
Pasien mengatakan saat sakit pasien BAK 3-4x sehari dengan warna
kuning jernih dan pasien mengatakan nyeri saat BAK, pasien juga
mengatakan rasa tidak puas saat BAK dan urine yang keluar hanya
sedikit.
Post op
Pasien terpasang kateter, urine yang keluar bercampur darah.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Keluarga mengatakan bahwa aktivitas pasien dibantu oleh keluarga seperti
makan, mandi, berpakaian, toileting dan berpindah
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak melakukan latihan atau
olahraga yang lainnya
 Saat sakit          
Pasien mengatakan saat di rumah sakit pasien juga tidak melakukan latihan
apapun
e. Pola kognitif dan Persepsi
kesadaran pasien composmentis, pasien kooperatif saat diwawancara, bahasa
yang digunakan pasien sehari-hari adalah bahasa minang, kemampuan pasien
dapat memahami yang dibicarakan, pendengaran pasien berfungsi dengan baik,
penglihatan pasien sudah mulai agak kabur
f. Pola Persepsi-Konsep diri
pasien dapat menggambarkan dirinya, pasien dapat menjelaskan dirinya, pasien
tampak kehilangan peran dirinya sebagai orang tua.
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur 4-5 jam/hari pasien mengatakan
sulit untuk mengawali tidurnya
 Saat sakit                 :
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidur 3-4 jam, pasien mengatakan susah
tidur karena nyeri yng dirasakan saat bergerak ke kiri dan kanan, dan pasien
sering terbangun di malam hari.
h. Pola Peran-Hubungan
pasien mengatakan pasien tinggal bersama istri dan anaknya dan semua
kebutuhan dipenuhi oleh anaknya dan jarang mengikuti kegiatan sosial.
Saat di rumah sakit pasien tampak berhubungan baik dan sering berbincang-
bincang dengan pasien disebelahnya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit     :
Pasien mengatakan jarang sekali melakukan hubungan hubungan seksual
karena faktor usia
 Saat sakit                        :
Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidak melakukan hubungan
seksual
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Selama dirumah sakit toleransi stres yang dilakukan oleh pasien yaitu dengan
mengobrol dengan anaknya dan pasien lain disampingnya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
agama pasien islam dan tidak memiliki pantangan tentang agama, pasien
mengatakan agama memiliki pengaruh dihari tua, kegiatan agama yang
dilakukan saat dirumah adalah sholat.
Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidak melakukan kegiatan agama
seperti sholat dll.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS           : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi =  72x/i, Suhu = 36,4°C  , TD = 120/82 mmHg , RR =
22x/i
c. Keadaan fisik
1) Kepala  dan leher       :
kepala : kepala simetris, rambut pasien tampak beruban, tidak ada benjolan
dan perdarahan, rambut tampak bersih.
Mata : mata pasien simetris kiri dan kanan, mata kiri tidak bisa dibuka,
penglihatan sudah mulai tidak jelas, refleks cahaya (+/+), pupil
mengecil saat terkena cahaya.
Hidung : hidung pasien tampak bersih, tidak ada nyeri, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada nyeri
Mulut : mukosa bibir kering
2) Dada  :
 Paru
- Inspeksi
Pada saat di inspeksi tampak retraksi dinding dada, tampak pergerakan
dada simetris, dan terlihat Pectus karinatum (tulang dada yang menonjol
kedepan) pada saat bernafas.
- Palpasi
Pada saat di palpasi tidak teraba adanya ke abnormalan maupun vocal
pemitus pada pergerakan dada, dan tidak teraba adanya massa, lesi,
maupun bengkak pada daerah thorak.
- Perkusi
Pada saat dilakukan perkusi pada daerah thorak, di hasilkan suara
perkusi normal resonan (sonor).
- Auskultasi
Ketika dilakukan auskultasi suara nafas vesikuler, dan tidak ada suara
nafas tambahan

 Jantung
- Inspeksi
Inspeksi di lakukan pada pasien yang terbaring terlentang, terlihat
adanya pulsasi di rongga mediastinum
- Palpasi
Pada saat di palpasi dengan klien posisi terlentang teraba ictus cordis
pada ruang intercosta (ICS) IV.
- Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menetapkan batas-batas kardio, setelah
dilakukan perkusi latak batas cardio sinistra klien terletak pada ICS II
jantung atas kiri dan ICS V janung kiri bawah yang di tandai dengan
timbulnya perubahan bunyi sonor ke redup. Begitu pula bunyi yang
timbul untuk mengetahui batas cardio dekstra, dimana batas kanan
jantung klien terletak di ICS II pada jantung kanan atas, dan ICS III
pada jantung kanan bawah
- Auskultasi
Pada saat di lakukan auskultasi terdengar suara lup-dup.
3) Payudara dan ketiak   :
tidak ada pembesaran di ketiak
4) abdomen        :
- Inspeksi
Distensi abdomen bawah, tonus otot-otot abdomen normal, warna abdomen
kuning langsat, tidak terdapat jaringan parut, luka, serta pergerakan yang
abnormal.
- Auskultasi
Setelah dilakukan auskutasi pada daerah lambung terdengar suara masa
yang kosong, dan tidak terdengar suara yang abnormal di sekitar abdomen
lainnya.
- Palpasi
Palpasi dilakukan pada daerah abdomen baik pada kuadran kanan atas dan
bawah maupun pada kuadran kiri atas dan bawah, pada saat dilakukan
palpasi sekitar 1-3 cm tidak terdapat nyeri maupun penegangan yang
abnormal, dan saat dilakukan palpasi sekitar 3-5 cm tidak teraba adanya
masa yang abnormal dan teraba distensi pada abdomen bawah
- Perkusi
Perkusi dilakukan pada daerah empat kuadran abdomen. Perkusi pada
kuadran kanan atas dan kuadran kiri atas hasil perkusi berbunyi pekak dan
perkusi pada kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah hasil berkusi
berupa suara timpani.
5) Genetalia        :
Pre op
Pasien mengatakan susah BAK, urine yang keluar hanya sedikit.
Post op
Pasien terpasang kateter, pasien mengatakan nyeri dibagian bekas TURP, dan
pasien terpasang drain dengan cairan Nacl
6) Integumen :
kulit pasien tampak kering, elastisitas kulit berkurang suhu kulit 36,4°C
7) Ekstremitas     :
 Atas
Pergerakan ekstremitas atas pasien baik, capillary reffil <2 detik, akral
hangat, pasien terpasang infus di ekstremitas atas sinistra
 Bawah
Kedua kaki pasien berfungsi dengan baik, capilary refil < 2 detik, tidak ada
oedema, akral hangat, susah bergerak

1. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Kamis 04 November 2021
Pemeriksaan hasil Rujukan
ALT/SGPT 18 u/l 0 – 41 u/l
AST/SGOT 21 u/l 0 – 40 u/l
Creatinine 1.32 mg/dl 0,51 – 1,17 mg/dl
Glukose 146 mg/dl 74 – 109 mg/dl
Urea/Bun 21 mg/dl 17 – 49 mg/dl
HB 15,8 g/dL 13,0 – 16,0 g/dL
WBC 8.320 uL 5.0 – 10,0
PLT 176.000 150 – 450
PT/APTT 11,4/35.7 10 – 13 / 25 – 35
Ue/cr 28/1.47 8 – 24
SGPT/SGOT 31/23 u/l 5 – 40 / 7 – 56

b. Pemeriksaan radiologi
Re thorax: col pulmo tak tampak kelainan

DATA FOKUS
1. Data subjektif
Pre Operasi
- Pasien mengatakan sulit buang air kecil
- Pasien mengatakan urine yang keluar hanya sedikit
- Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil
- Pasien mengatakan rasa tidak puas saat BAK
- Pasien mengatakan pasien merasa selalu ingin BAK
- Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya
- Pasien mengatakan susah untuk tidur
- Pasien mengatakan sering terbangun malam hari
- Pasien mengatakan tidur hanya 4-5 jam/hari
- Pasien mengatakan jadwal tidurnya tidak menentu
- Pasien khawatir dengan penyakitnya
- Pasien cemas dengan rencana operasinya
Post Operasi
- Pasien mengatakan nyeri dibagian luka post op
- Nyeri seperti tersayat
- Pasien mengatakan nyeri bertambah berat saat bergerak
2. Data objektif
Pre Operasi
- TD: 120/82 mmHg, RR: 22x/I, N: 72x/I, S: 36,4°C
- Pasien tampak mengantuk
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sering terbangun dimalam hari
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak bertanya-tanya tentang operasinya
- Pasien tampak sering menguap
- ALT/SGPT : 18 u/l, AST/SGOT : 21 u/l, Creatinine : 1.32 mg/dl, Glukose : 146,
Urea/Bun : 21 mg/dl, HB : 15,8 g/dl, WBC : 8.320, PLT : 176.000, PT/APTT :
11,4/35.7, Ue/cr : 28/1.47, SGPT/SGOT : 31/23.
Post Operasi
- Skala nyeri sedang (5)
- Pasien tampak meringis
- TD: 120/82 mmHg, RR: 22x/I, N: 72x/I, S: 36,4°C
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak bedrest
- Pasien post TURP

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


PRE OPERASI
1 Ds: Penurunan Gangguan eliminasi urine
- Pasien mengatakan kapasitas
nyeri saat buang air kandung kemih
kecil
- Pasien mengatakan
susah buang air kecil
- Pasien mengeluh tidak
puas saat berkemih
- Pasien mengatakan
urine yang keluar hanya
sedikir
- Pasien mengatakan
sering merasa ingin
berkemih
Do:
- Distensi kandung kemih
- Berkemih tidak tuntas
- ALT/SGPT : 18 u/l,
AST/SGOT : 21 u/l,
Creatinine : 1.32 mg/dl,
Glukose : 146,
Urea/Bun : 21 mg/dl,
HB : 15,8 g/dl, WBC :
8.320, PLT : 176.000,
PT/APTT : 11,4/35.7,
Ue/cr : 28/1.47,
SGPT/SGOT : 31/23.

2 Ds: Krisis situasional ansietas


- Pasien mengatakan tidak
nyaman dengan kondisi
yang dialaminya
- Pasien khawatir dengan
penyakitnya
- Pasien cemas dengan
rencana operasinya
Do:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak bertanya-
tanya tentang operasinya
3 Ds: restrain fisik Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan
susah untuk tidur
- Pasien mengatakan
sering terbangun malam
hari
- Pasien mengatakan tidur
hanya 4-5 jam/hari
- Pasien mengatakan
jadwal tidurnya tidak
menentu

Do:
-
Pasien tampak
mengantuk
- Pasien sering terbangun
dimalam hari
- Pasien tampak sering
menguap
POST OPERASI
DS
1 Agen pencedera Nyeri akut b.d
- Pasien mengeluh nyeri
fisik
bekas luka operasi
- Nyeri seperti tersayat
- Pasien mengatakan
nyeri akan bertambah
berat saat bergerak
DO:
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri sedang (5)
2 DO: Tindakan Resiko perdarahan
- Pasien post TUR P pembedahan
- Pasien tampak bedrest
- TD: 120/82 mmHg, RR:
22x/I, N: 72x/I, S:
36,4°C
DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRE OPERASI

1. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih


2. Ansietas b.d krisis situasional

3. Gangguan pola tidur b.d restrain fisik

POST OPERASI

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik

2. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan


INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. F


Diagnosis medis : BPH
Ruang Rawat : Bedah
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan
PRE OPERASI
1. Gangguan Setalah dilakukan intervensi Manajemen eliminasi urine
eliminasi urine b.d keperawatan 3x24 jam diharapkan O:
penurunan eliminasi urine membaik dengan kriteria - Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
kapasitas kandung hasil: inkontinensia urine
kemih - Sensasi berkemih meningkat - Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
- Desakan berkemih menurun - Monitor eliminasi urine
- Distensi kandung kemih menurun T:
- Berkemih tidak tuntas menurun - Catat waktu-waktu haluaran urine
- Volume residu urine menurun - Batasi asupan cairan bila perlu
- Urine menetes menurun - Ambil sampel urine atau kultur
- Disuria menurun E:
- Frekuensi BAK membaik - Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Ajarkan mengukur cairan dan haluaran urine
- Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas penguatan oto-otot
panggul/berkemihan
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
K:
- kolaborasi pemberian obat supositoria bila perlu
2. Ansietas Setalah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
berhungan dengan keperawatan 3x24 jam tingkat ansietas O:
krisis situasi menurun dengan kriteria hasil: - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
(prosedur tindakan - verbalisasi kebingungan menurun - identifikasi kemampuan mengambil keputusan
operasi) - Verbalisasi khawatir akibat kondiri - monitor tanda- tanda ansietas
yang dihadapi menurun T:
- Perilaku Gelisah menurun - ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
- Perilaku tegang menurun kepercayaan
- Keluhan pusing menurun - temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
- Anoreksia menurun perlu
- Palpitasi menurun - pahami situasi yang membuat ansietas
- Frekuensi pernafasan menurun - dengarkan dengan penuh perhatian
- Frekuensi nadi menurun - gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tekanan drah menurun - tempatkan barang pribadi yang memberikan
- Diaforesis menurun kenyamanan
- Tremor menurun - motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
- Pucat menurun kecemasan
- Konsentrasi membaik - diskusikan perencenaan realistis tentang peristiwa
- Pola tidur membaik yang akan datang
- Perasaan keberdayaan membaik E:
- Kontak mata membaik - jelaskan prosedur termasuk sensi yang mungkin di
- Pola berkemih membaik alami
- Orientasi membaik - informasi secara aktul mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
- anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
konpetitif, sesuai kebutuhan
- anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- latih penggunaan mekanisme pertahankan diri
yang tepat
- latih teknik relaksasi
K:
- kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika
perlu.
3 Gangguan Pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Tidur
Tidur b.d restraint 3x 24 jam diharapkan pola tidur O
fisik membaik dengan kriteria hasil: - identifikasi pola aktivitas dan tidur
- keluhan sulit tidur meningkat - identifikasi faktor pengganggu tidur
- keluhan tidak puas tidur menurun - identifikasi makanan dan minuman yang
- keluhan sering terjaga menurun mengganggu tidur
- identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- keluhan pola tidur berubah menurun
T
- keluhan istirahat tidak cukup - modifikasi lingkungan
menurun - batasi waktu tidur siang
- kemampuan beraktivitas meningkat - fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- tetapkan jadwal tidur rutin
- lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
- sesuaikan jadwal pemberian obatdan tindakan
untuk menunjang siklus tidur terjaga
E
- jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- anjurkan menghindari makanan atau minuman
yang mengganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
- ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
- ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

POST OPERASI
1. Nyeri akut Setalah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan 3x24 jam diharapkan O:
dengan agen tingkat nyeri menurun dengan kriteria - Identifikasi locasi, karateristik, durasi, frekuensi,
pencedera fisik hasil: kualitas, intensitas nyeri
- kemmapuan meningkatkan aktivitas - identifikasi skala nyeri
meningkat - identifikasi respon nyeri non verbal
- keluhan nyeri menurun - identifikasi faktor yang memperberat dan
- meringis menurun memperingan nyeri
- sikap protektif menurun - identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
- gelisah menurun nyeri
- kesulitan tidur menurun - identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- menarik diri menurun - identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- berfokus pada diri sendiri menurun - monitor keberhasilan terapi komplementer yang
- frekuensi nadi membaik sudah diberikan
- tekanan darah membaik pola tidur - monitor efek samping penggunaan analgetik
membaik T:
- berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
- fasilitasi istirahat dan tidur
- pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
E:
- jelaskan penyebab dan pemicu terjadinya nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
K:
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Resiko perdarahan Setelah dilakukan intervensi selama… Pencegahan perdarahan
b.d tindakan tingkat perdarahan menurun, dengan O:
pembedahan criteria hasil: - Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Kelembapan membrane mukosa - Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan
meningkat setelah kehilangan darah
- Kelembapan kulit meningkat - Monitol tanda-tanda vital ortostatik
- Kognitif meningkat - Monitor koagulasi
- Hemoptisis menurun
- Hematemesis menurun T:
- Hematuria menurun - Pertahankan bed rest selama perdarahan
- Perdarahan anus menurun - Batasi tindakan invansif, jika perlu
- Distensi abdomen menurun - Gunakan kasur pencegah dekubitus
- Perdarahan vagina menurun - Hindari pengukuran suhu rektal
- Perdarahan pasca operasi menurun E:
- Hemoglobin membaik - Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Hematokrit membaik - Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
- Tekanan darah membaik - Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
- Denyut nadi apical membaik menghindari konstipasi
- Suhu tubuh membaik - Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vit K
- Anjurkan melapor jika terjadi perdarahan
K:
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
- Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn. F

Diagnosis medis : BPH

Ruang Rawat : Bedah

tanggal diagnosa Implementasi jam evaluasi paraf


PRE OPERASI
Manajemen eliminasi urine 06.20 S: pasien mengatakan sudah mengurangi
Gangguan
23/11/21 O: minum menjelang tidur dan pasien
selasa eliminasi urine b.d - Memonitor eliminasi mengatakan urine yang keluar 200 cc
urine O: distensi kandung kemih (+), pasien tampak
penurunan
T: lemah
kapasitas kandung - mencatat waktu-waktu A: masalah eliminasi urine belum teratasi
haluaran urine P: intervensi di lanjutkan
kemih
- membatasi asupan cairan - Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
bila perlu inkontinensia urine
E: - Identifikasi faktor yang menyebabkan
- Mengajarkan mengukur retensi
cairan dan haluaran urine - Monitor eliminasi urine
- Menganjurkan - Catat waktu-waktu haluaran urine
mengurangi minum - Batasi asupan cairan bila perlu
menjelang tidur - Ambil sampel urine atau kultur
- Ajarkan mengukur cairan dan haluaran
urine
- Ajarkan mengenali tanda berkemih
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
- kolaborasi pemberian obat supositoria bila
perlu
Ansietas b.d krisis O: 06.25 S: pasien sudah mengetahui penyakitnya dan
situasional - Mengidentifikasi saat dapat menjelaskan kembali tentang BPH
tingkat ansietas berubah O: cemas (-), pasien tampak rileks,
- Memonitor tanda- tanda kebingungan (-)
ansietas A: masalah Ansietas teratasi
T: P: Intervensi dihentikan
- menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
E:
- Menginformasi secara
aktul mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis

Gangguan pola Dukungan Tidur 06.30 S:pasien dapat menjelaskan kembali


tidur b.d restrain O pentingnya tidur selama sakit
fisik - Mengidentifikasi faktor O: pasien tampak mengantuk
pengganggu tidur A: masalah gangguan pola tidur belum teratasi
T P: intervensi dilanjutkan
- Menfasilitasi - identifikasi pola aktivitas dan tidur
menghilangkan stress - identifikasi faktor pengganggu tidur
sebelum tidur - udentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
E - modifikasi lingkungan
- Menjelaskan pentingnya - batasi waktu tidur siang
tidur cukup selama sakit - fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
- tetapkan jadwal tidur rutin
- lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
- sesuaikan jadwal pemberian obat untuk
menunjang siklus tidur dan terjaga
- jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat sebelum tidur
- ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
24/11/21 Gangguan Manajemen eliminasi urine 06.30 S: pasien sudah mengerti tana berkemih dan
Rabu O: dapat menjelaskan kembali tanda berkemih,
eliminasi urine b.d
- Mengidentifikasi tanda pasien mengatakan pasien sering berkemih
penurunan dan gejala retensi atau dan urine yang keluar hanya sedikit
inkontinensia urine O: output 150 cc
kapasitas kandung
T: A: masalah eliminasi urine belum teratasi
kemih - Mencatat waktu-waktu P: intervensi di lanjutkan
haluaran urine - Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
E: inkontinensia urine
- Mengajarkan mengenali - Identifikasi faktor yang menyebabkan
tanda berkemih retensi
- Monitor eliminasi urine
- Catat waktu-waktu haluaran urine
- Batasi asupan cairan bila perlu
- Ambil sampel urine atau kultur
- Ajarkan mengukur cairan dan haluaran
urine
- Ajarkan mengenali tanda berkemih
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
K:
- kolaborasi pemberian obat supositoria
bila perlu
Gangguan pola Dukungan Tidur 06.35 S:pasien dapat menjelaskan teknik relaksasi
tidur b.d restrain O autogenik
fisik - Mengidentifikasi pola O: pasien tampak lelah dan mengantuk
aktivitas dan tidur A:masalah gangguam pola tidur belum teratasi
T P: intervensi dilanjutkan
- Menetapkan jadwal tidur - identifikasi pola aktivitas dan tidur
rutin - identifikasi faktor pengganggu tidur
E - udentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- Mengajarkan relaksasi - modifikasi lingkungan
otot autogenic atau cara - batasi waktu tidur siang
nonfarmakologi lainnya - fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
- tetapkan jadwal tidur rutin
- lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
- sesuaikan jadwal pemberian obat untuk
menunjang siklus tidur dan terjaga
- jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat sebelum tidur
- ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
POST OPERASI
26/11/21 Nyeri akut b.d Manajemen nyeri 19.05 S: pasien masih mengeluh nyeri, pasien dapat
Jum’at agen pencedera O: menjelaskan kembali teknik distraksi
fisik - Mengidentifikasi local, O: skala nyeri ringan (3)
karateristik, durasi A: Masalah nyeri akut belum teratasi
- Mengidentifikasi skala P: intervensi dilanjutkan
nyeri - Identifikasi local, karateristik, durasi
T: - identifikasi skala nyeri
- Memberikan teknik non - identifikasi respon nyeri non verbal
farmakologis untuk - berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
- Menfasilitasi istirahat dan - fasilitasi istirahat dan tidur
tidur - jelaskan penyebab dan pemicu terjadinya
E: nyeri
- Menjelaskan penyebab - jelaskan strategi meredakan nyeri
dan pemicu terjadinya - kolaborasi pemberian analgetik
nyeri
Resiko perdarahan Pencegahan perdarahan 19.10 S: pasien dapat menjelaskan kembali tanda dan
b.d tindakan O: gejala perdarahan
pembedahan - Memonitor tanda dan O: pasien tampak mempertahankan bedrest,
tanda perdarahan (-)
gejala perdarahan
A: Masalah resiko perdarahan belum teratasi
T: P: intervensi dilanjutkan
- Mempertahankan bed rest O:
selama perdarahan - Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Menghindari pengukuran - Monitor nilai hematokrit/hemoglobin
suhu rektal sebelum dan setelah kehilangan darah
E: - Monitol tanda-tanda vital ortostatik
- Menjelaskan tanda dan - Monitor koagulasi
- Pertahankan bed rest selama perdarahan
gejala perdarahan
- Batasi tindakan invansif
- Menganjurkan - Gunakan kasur pencegah dekubitus
meningkatkan asupan - Hindari pengukuran suhu rektal
makanan dan vit K - Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Menganjurkan melapor - Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
jika terjadi perdarahan ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan makanan
dan vit K
- Anjurkan melapor jika terjadi perdarahan
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja

Anda mungkin juga menyukai