Anda di halaman 1dari 3

CIRI ATAU KAIDAH KEBAHASAAN CERPEN

1.banyak menggunakan kalimat bermakna lampau,yang di tandai


Oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan
Contoh: dulu
2.banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
(kongjungsi konologis)
Contoh: kemudian
3. banyak yang menggunakan kata kerja yang menggambarkan
Suatu peristiwa yang terjadi
Contoh: menemaninya,menyamarkan
4.banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak
Langsung sebagai cara menceritakan tuturan seseorang tokoh
Oleh pengarang

Contoh:
sudah jelas rumah Ayah sonder cinta. Dingin tanpa kemungkinan menjadi hangat
seperti jika paparan cahaya matahari mampu menyusup lewat setiap celah yang ada
pada dinding atau gentingnya. Tak seperti haru-biru Ibu yang bertahan dengan harga
diri dan cintanya, Ayah justru senantiasa goyah dan berkali-kali ingin kembali. Tapi
pertahanan Ibu memang telah solid melindungi dirinya dari kuasa cinta Ayah. Rumah
tangga Ayah yang baru sama bobroknya dengan yang lama. Bedanya, kesalahan
bukan dari sudutnya lagi seperti yang terjadi antara dirinya dan Ibu. Ayah sudah
mengkhianati Ibu, begitu pula nasib yang didapatnya kemudian
5.banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu
Yang di pikirkan atau di rasakan oleh tokoh
Contoh: haru-biru,bingung,sakit .
6.menggunakan banyak dialog hal ini ditunjukkan oleh tanda
(“.....”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung
Contoh:
 “ mari bertandang soalnya.tuhan selalu berada di sana dekat pada yang sakit. Di
sanalah rumah-nya “
 “Kau tahu,ada hikmat yang harus di siapkan sejak kita bertolak untuk melakukan
ini.sebuah keheningan yang maha,di mulai dari hati kita itulah sebutan lain dari
doa.setiap jengkal dan jarak yang kita tempuh akakn di kumpulkan oleh malaikat
untuk di taburkan di ranjang si sakit memberikan kekuatan.sakit seseorang juga
merupakan sebuah peringatan tuhan agar kita makin merasa dekat dengan-nya
bukankah kita beruntung?”
 “kenapa rumah tuhan tak satu saja? Akan lebih muda,
 “kau tak mau mengantar ibu?”
 “aku sedang tak ingin pergi kemana-mana,bu ke rumah tuhan sekalipun”
 “lancang! Tuhan mendengar perkataanmu dan malaikat mencatatnya sebagai
ganjaran,kelak jika waktumu tiba, kau akan tertunda di muka gerbang surga
menunggu kepastian-nya kepanasan dan kesendirian!”
 “bekalku sudah banyak,bu sambil menunggu gerbang di bukakan,akan
kuhabiskan bekalmu itu.”
 “sudah berapa banyak bekalmu?”
 “sebanyak yang ibu pernah berikan”
 “kalau demikian,pastilah belum cukup”
 “kenapa rumah tuhan tak hanya satu”
 “di mana si sakit berbaring,di situlah rumah-nya jika dia hanya berumah
satu,tentu kau hapali jalan ke rumah itu lalu akan menjadi sombong dan jauh
lebih bosan dari sekarang”
 “ibu! Ibu!”
 “tuhan di sini”
 “untuk apa aku menyusul ibu jika hanya untuk mencari tuhan di tempat ini”
 “ssh...tak baik berkata begitu.ibu hanya ingin melalui jalan in.lihatlah,rumahnya
yang sekarang tak ada bedanya dengan rumah kita,hanya saja....”
 “marilah,bu”
 “di sanalah rumah tuhan,”
 “ayahmu sakit.kita harus bertandang
 “parahkah?”ibu mengangguk
 “kudoakan tuhan tak ada di sana”
 “dengan begini apakah ibu meninggikan derajat ayahmu dibanding yang lain?
bukankah dia sama saja dengan siapa pun yang tengah menderita sakit
 “Gegaslah, ibu salah telah membiarkan dogma mengeram hampir abadi di
kepalamu dulu kau masih terlalu muda untuk mengerti dan ibu meminta maaf
untuk itu.”
 “Gegaslah,”bisik ibu
 “pasang senyuman terbaikmu”

7.menggunakan kata-kata sifat (descriptive languange) untuk menggambarkan


tokoh,tempat,atau suasana
Contoh:

sudah jelas rumah Ayah sonder cinta. Dingin tanpa kemungkinan menjadi hangat
seperti jika paparan cahaya matahari mampu menyusup lewat setiap celah yang ada
pada dinding atau gentingnya. Tak seperti haru-biru Ibu yang bertahan dengan harga
diri dan cintanya, Ayah justru senantiasa goyah dan berkali-kali ingin kembali. Tapi
pertahanan Ibu memang telah solid melindungi dirinya dari kuasa cinta Ayah. Rumah
tangga Ayah yang baru sama bobroknya dengan yang lama. Bedanya, kesalahan
bukan dari sudutnya lagi seperti yang terjadi antara dirinya dan Ibu. Ayah sudah
mengkhianati Ibu, begitu pula nasib yang didapatnya kemudian.

PENYELESAIAN
Sebagai akhir cerita pada bagian ini, berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang
di alami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu
Berikut kutipan:
Akhir-akhir ini dia memang sering bertandang kemari, tapi aku tetap tak bisa melupakan
kesalahannya. Enak saja dia berkeinginan pulang setelah merasa puas dan ketuaan mulai
menggerogoti tubuhnya. Mungkin dia telah berfirasat, kematian sewaktu-waktu akan
menjemputnya. Dan bila saat itu datang dia ingin berada di samping perempuan pertamanya.

Anda mungkin juga menyukai