Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI BISNIS


PT TRANS RETAIL INDONESIA

Disusun oleh :
1. Alyssa Rahmawardhani Wijaya (2006527872)
2. Andi Dala Nadhifa Asmarani (2006533540)
3. Janitra Mulya (2006535773)
4. Kristine Natalia Lumban Gaol (2006525993)
5. Mohamad Zaelani (2006583375)
6. Muhammad Maulana Ashfa (2006468775)
7. Rohananda Devi (2006583620)
8. Yoren (2006532310)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
2021
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

No. Nama Lengkap NPM Tanda Tangan

1. Alyssa Rahmawardhani Wijaya 2006527872

2. Andi Dala Nadhifa Asmarani 2006533540

3. Janitra Mulya 2006535773

4. Kristine Natalia Lumban Gaol 2006525993

5. Mohamad Zaelani 2006583375

1
6. Muhammad Maulana Ashfa 2006468775

7. Rohananda Devi 2006583620

8. Yoren 2006532310

Mata ajaran : Pengantar Teknologi Informasi


Judul makalah/tugas : Penerapan Sistem Informasi Manajemen untuk Pengambilan
Keputusan dan Strategi Bisnis PT Trans Retail Indonesia
Tanggal : 25 Mei 2021
Dosen : Rushli Fauzan, S.E., M.S.M.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penerapan Sistem Informasi Manajemen untuk
Pengambilan Keputusan dan Strategi Bisnis PT Trans Retail Indonesia”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mingguan mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi bagi
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rushli Fauzan, S.E., M.S.M.
selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi yang telah
membantu serta membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa penyusun
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi
meluangkan waktunya untuk berpartisipasi membantu kami.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan, baik kesalahan berupa penulisan kata maupun kesalahan lainnya.
Penulis juga mohon saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca, agar penulis dapat
menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada para
pembaca dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 25 Mei 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP 1

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5

BAB II ISI 6
2.1 Pengertian Procurement 6
2.2 Proses Procurement 6
2.3 Pengertian E-Procurement 9
2.4 Komponen pada E-Procurement 10
2.5 Tujuan Penggunaan E-Procurement 11
2.6 Strategi Procurement 12
2.7 Manfaat E-Procurement bagi Perusahaan 13

BAB III PENUTUP 14


3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14

LAMPIRAN 15

DAFTAR PUSTAKA 17

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era saat ini, digitalisasi dan globalisasi telah membawa teknologi
informasi menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan adanya
teknologi informasi, manusia dapat memperoleh efisiensi ruang dan waktu untuk
mengakses informasi dalam jumlah yang besar. Status quo-nya teknologi informasi
juga telah menjadi aspek primer bagi setiap sektoral, seperti pendidikan, kesehatan,
pemerintahan, dan tak terkecuali ekonomi/bisnis. Satu di antara perwujudan dari
teknologi informasi pada sektoral ekonomi dan bisnis tersebut yaitu sistem informasi
manajemen atau SIM.
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan sebuah pendekatan teknologi
informasi yang terorganisasi oleh perusahaan untuk mempelajari kebutuhan
manajemen melalui proses pengumpulan, penyimpanan, dan transfer data informasi.
SIM memiliki tujuan untuk mempermudah proses analisis, evaluasi, dan pengambilan
keputusan oleh manajemen perusahaan berdasarkan data informasi yang telah diolah.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh fungsi SIM dalam meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam proses migrasi data oleh perusahaan kepada internal maupun eksternal
perusahaan. Selain itu, pengaplikasian SIM juga dapat diorientasikan untuk
mendorong produktivitas dan performa kerja oleh perusahaan dalam memasarkan
produknya. Oleh karena itu, adanya pengaplikasian SIM merupakan kebutuhan yang
tidak dapat dihindarkan dari perusahaan.
Meskipun demikian, setiap perusahaan tentunya memiliki karakteristik atau
mekanisme SIM-nya masing-masing. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya
perbedaan kemampuan dan kebutuhan sumber daya bagi masing-masing perusahaan.
Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami akan melakukan penelitian dan analisis
terhadap SIM yang diaplikasikan oleh perusahaan PT Trans Retail Indonesia dalam
proses procurement. Penelitian dan analisis melalui makalah ini akan berorientasi
pada penerapan SIM dalam strategi bisnis serta pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pihak manajemen PT Trans Retail Indonesia. Sehingga, harapannya
dapat menjadi satu di antara referensi pengaplikasian SIM yang bermanfaat bagi
perusahaan-perusahaan lain.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah sejumlah masalah yang akan dibahas dalam makalah tugas akhir ini :
1. Bagaimana penerapan proses e-procurement dalam Sistem Informasi
Manajemen pada PT Trans Retail Indonesia?
2. Bagaimana PT Trans Retail Indonesia menggunakan e-procurement Sistem
Informasi Manajemen untuk menyusun strategi bisnis?
3. Bagaimana PT Trans Retail Indonesia menggunakan e-procurement dalam
Sistem Informasi Manajemen untuk pengambilan keputusan?
4. Apa manfaat yang diperoleh PT Trans Retail Indonesia setelah menerapkan
e-procurement?
5. Apa tantangan yang dihadapi oleh PT Trans Retail Indonesia dalam
menentukan strategi bisnis dan pengambilan keputusan melalui
e-procurement?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, kami membuat sejumlah
tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Mengetahui bagaimana penerapan proses e-procurement dalam Sistem
Informasi Manajemen pada PT Trans Retail Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana pihak manajerial menentukan strategi bisnis dan
mengambil keputusan dengan e-procurement berdasarkan Sistem Informasi
Manajemen.
3. Mengetahui manfaat yang didapat dari penerapan e-procurement dalam Sistem
Manajemen Informasi.
4. Mengetahui tantangan yang dihadapi oleh PT Trans Retail Indonesia dalam
menentukan strategi bisnis dan pengambilan keputusan melalui
e-procurement.
5. Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi

6
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Procurement


Procurement adalah suatu kegiatan dan mekanisme operasional perusahaan dalam
membeli perlengkapan, peralatan usaha, mesin produksi, instrumen reparasi, dan
faktor-faktor produksi lainnya yang berupa barang fisik. Procurement bertujuan untuk
mendorong aspek operasional dan produktivitas perusahaan agar dapat memaksimalkan
penyediaan barang/jasa kepada konsumen. Proses pada procurement juga dititikberatkan
kepada kemampuan perusahaan untuk selektif dalam membeli faktor produksi. Dalam artian,
perusahaan harus mampu menimbang kriteria kebutuhannya terhadap faktor produksi, seperti
kuantitas, kualitas, lokasi, waktu, dan ruang yang diperlukan. Tujuannya agar perusahaan
dapat meminimalisasi pengeluarannya dan mendiskualifikasi biaya-biaya yang tidak perlu.
Untuk memaksimalkan proses procurement, diperlukan sebuah sinkronisasi dan
koordinasi yang sifatnya sistematis. Sinkronisasi dan koordinasi tersebut dapat diartikan juga
sebagai proses manajemen procurement. Dalam definisi lainnya, manajemen procurement
dapat diartikan sebagai proses pengelolaan dan pengembangan transaksi jual-beli antara
perusahaan dengan penyedia barang (faktor produksi). Secara mekanisme, manajemen
procurement berorientasi pada kemampuan perusahaan untuk mengklasifikasi kriteria barang
yang dibutuhkan dan melakukan analisis terhadap risiko biaya dari proses pembelian barang
tersebut. Tidak hanya itu, hal ini juga melibatkan kemampuan perusahaan dalam menimbang
dan menganalisis kontrak hukum yang diperlukan sepanjang proses jual-beli.

2.2 Proses Procurement


Dalam pelaksanaannya, Procurement meliputi proses yang harus dilakukan. Pada
praktiknya, proses ini tidak sederhana dan butuh ketelitian untuk melakukannya. Proses
tersebut adalah :
1. Identifikasi kebutuhan perusahaan;
Proses awal ini dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan perusahaan. Proses
ini juga sangat krusial agar tidak ada pembuangan sumber daya yang sia-sia karena
kesalahan pembelian.
2. Otorisasi pembelian oleh Manajemen;

7
Perusahaan tidak boleh melakukan pembelian sembarangan tanpa adanya persetujuan
dari pihak manajemennya. Hanya pihak manajemen yang dapat melakukan
persetujuan pembelian barang.
3. Persetujuan pembelian oleh Manajemen;
Persetujuan ini berupa dokumen tertulis yang ditandatangani oleh pihak manajemen.
Setelah dapat persetujuan dari pihak manajemen, proses procurement dapat dimulai.
4. Pembukaan tender kepada supplier atau vendor;
Tender ditunjukkan kepada vendor dan supplier untuk mencari kandidat penjual
barang dan jasa terbaik. Tender adalah sistem lelang untuk para vendor dan supplier.
Di sana para vendor dan supplier dapat mengajukan harga, kualitas, dan keunggulan
lain terbaik mereka.
5. Identifikasi supplier dan vendor;
Setelah vendor dan supplier terdaftar di pembukaan tender, langkah selanjutnya
adalah menganalisis latar belakang dari setiap vendor atau supplier. Analisis ini
dilakukan untuk memastikan bahwa rekam jejak penyedia barang dan jasa tersebut
bersih dari tindakan kriminal. Selain itu, performa dan ketepatan waktu juga
diperhatikan.
6. Penerimaan quotation;
Setelah beberapa vendor dan supplier terpilih dinyatakan lulus, proses selanjutnya
adalah perusahaan meminta penawaran kepada vendor dan supplier melalui quotation.
Hal ini dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk melihat apakah penawaran
yang didapat menguntungkan atau tidak.
7. Proses negosiasi term of payment;
Dari penawaran-penawaran yang diterima, perusahaan bisa melihat vendor dan
supplier yang berpotensi untuk menjadi pemenang proyek. Untuk memaksimalkan
keuntungannya, perusahaan melakukan negosiasi lagi dengan vendor dan supplier.
8. Pemilihan supplier atau vendor;
Pemilihan supplier atau vendor berdasarkan kesesuaian kebutuhan perusahaan dan
penawaran terbaik dari supplier atau vendor. Supplier dan vendor yang memenuhi
kriteria tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang tender procurement ini.
9. Pembuatan purchase order (PO);
Setelah supplier atau vendor terpilih, perusahaan akan membuat purchase order (PO)
sebagai tanda jadi pembelian. Dokumen ini ditandatangani oleh pihak manajemen.
10. Penerimaan delivery order (DO);

8
Ketika PO sudah diterima oleh vendor atau supplier, delivery order (DO) akan dikirim
berdasarkan PO yang telah dibuat. Dokumen ini dikirim ke perusahaan untuk
melakukan konfirmasi ulang dan kemudian ditandatangani.
11. Penerimaan dan pengecekan kualitas barang dan jasa;
Setelah ada persetujuan dan dokumen PO dan DO sudah sesuai, barang akan dikirim.
Barang atau jasa yang sudah diterima terlebih dahulu dilakukan pengecekan kualitas.
12. Dokumentasi invoice;
Invoice yang diterima perusahaan didokumentasikan sebagai sebagai bukti pembelian
yang sah. Jika terdapat pajak pembelian dan pajak-pajak lainnya harus dibayarkan
sesuai dengan term of payment.
13. Pengecekan invoice, delivery order, dan purchase order;
Pengecekan invoice, DO, dan PO harus dilakukan secara detail agar tidak terjadi
kesalahan nominal pembayaran.
14. Pembayaran ke supplier atau vendor.
Setelah pengecekan dokumen-dokumen pembelian dan tidak ada masalah, perusahaan
dapat melakukan pembayaran sesuai nominal yang sudah disetujui dalam quotation
kepada vendor atau supplier yang dipilih.

2.3 Pengertian E-Procurement


E-Procurement adalah sistem berbasis digital yang membuat keseluruhan proses
pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan mendapatkan
barang/jasa yang sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh perusahaan
tersebut, baik dalam aspek kuantitas, kualitas, dan efisiensi secara waktu, biaya, serta lokasi
menjadi lebih efisien dan mudah. Barang tersebut dapat berupa produk jual, peralatan usaha,
mesin produksi, jasa tertentu, dan lainnya, sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut
untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Proses procurement merupakan proses yang kompleks dan melibatkan banyak


area/divisi di perusahaan. Karena banyaknya pihak yang terlibat, maka tentulah
membutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses procurement. Proses procurement yang
tidak efisien sangatlah buruk bagi perusahaan karena dapat memperlambat proses supply
chain sehingga berakibat fatal bagi kegiatan usaha, apalagi pada usaha produk ritel yang
notabene sangat bergantung pada efisiensi dan kesinambungan dari siklus supply chain-nya.
Maka dari itu, kehadiran e-Procurement membawa inovasi bagi perusahaan-perusahaan

9
sehingga pengerjaan proses procurement bisa terjadi dalam waktu yang lebih singkat namun
tetap efisien secara biaya.

PT Trans Retail Indonesia menerapkan sistem e-Procurement dengan tujuan yang


sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pengadaan barang melalui proses
procurement memang sangat dibutuhkan, khususnya pada bagian back office untuk
menunjang kegiatan kerja supporting team yang utamanya berperan pada bidang manajemen
produk, laporan pembelian, serta inventory check. Dalam kasus ini, ada beberapa alasan
mengapa pengadaan barang atau procurement dibutuhkan, di antaranya adalah karena
barang/aset yang ada sudah terlalu lama umurnya sehingga efisiensi penggunaannya rendah
dan/atau kurangnya barang/aset tertentu untuk membantu kegiatan kerja.

2.4 Komponen pada E-Procurement


Dalam menjalankan proses e-Procurement, sebuah perusahaan harus memiliki
komponen atau alat yang dapat menjalankan fungsi e-Procurement. Dalam kasus PT Trans
Retail Indonesia, mereka menggunakan komponen yang kurang lebih sama dengan
perusahaan yang melakukan e-Procurement pada umumnya.

Komponen yang diperlukan yang pertama adalah perangkat keras, lebih tepatnya komputer
yang dapat menjalankan perangkat lunak e-Procurement. Kemudian perangkat lunak yang
didesain khusus untuk kebutuhan perusahaan. Perangkat lunak mempunyai program yang
berfungsi untuk melakukan e-Tendering dan e-Purchasing. e-Tendering sendiri adalah proses
pengadaan barang secara lelang. Selain software khusus, PT Trans Retail Indonesia juga
menggunakan software lain seperti MS Word dan juga software lain di sistem akuntansi,
sistem Point of Sale, dan sistem penggajian. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem
e-Procurement di PT Trans Retail Indonesia sudah mengintegrasikan proses e-Procurement
ke dalam sistem informasi manajemen perusahaan.

Selain peralatan yang disebutkan diatas, e-Procurement PT Trans Retail Indonesia juga
memiliki komponen penting lainnya, yaitu sumber daya manusia. PT Trans Retail Indonesia
memiliki sebuah tim khusus yang bertugas untuk menangani proses e-Procurement dari awal
sampai akhir. Namun, selain tim yang berperan langsung, seluruh pekerja perusahaan juga
diwajibkan dapat mendukung proses e-Procurement. Contohnya seperti pekerja pengurus
inventory yang bertugas untuk menangani barang yang telah dibeli.

10
Setelah komponen diatas terpenuhi, terdapat komponen e-Procurement yang berfungsi
sebagai petunjuk dan arahan dalam menjalankan proses E-Procurement. Komponen tersebut
adalah Standard Operating Procedure (SOP) atau prosedur operasi standar. SOP disusun oleh
pihak manajemen e-Procurement dalam perencanaan pengadaan program e-Procurement. Di
dalamnya terdapat arahan khusus dalam melaksanakan fungsi e-Procurement sehingga
berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Semua komponen di atas terintegrasi ke dalam sistem informasi manajemen perusahaan.


Dengan begitu, data-data dari sistem e-Procurement dapat diakses oleh departemen lain,
termasuk pihak manajemen atas untuk keperluan pengambilan keputusan.

2.5 Tujuan Penggunaan E-Procurement


Tujuan dari penggunaan e-Procurement yaitu untuk mempercepat proses dalam
pengadaan dan pembelian suatu barang kepada vendor/ pemasok/penyedia barang dan jasa
yang biasanya pembelian barang tersebut akan bersifat tender. Maka dari itu, sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang industri ritel, PT Trans Retail Indonesia tidak memiliki
alasan untuk menolak memakai sistem e-Procurement. Selain itu, e-Procurement juga
memiliki tujuan lainnya, yaitu:
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitasi
Dalam mengatasi kesalahan dan pelanggaran aturan perusahaan, e-Procurement
menghasilkan akuntabilitas dan transparansi di dalam proses pengadaan dan juga
dalam kontrak kerja.
2. Menciptakan persaingan usaha yang sehat.
Dengan adanya e-Tendering yang bersifat borderless, maka informasi dapat diperoleh
bagi para penyedia yang berminat dan memenuhi syarat, serta ia dapat ikut melakukan
tender kapan saja sesuai jadwal pelelangan.
3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan
Pelaksanaan pengadaan secara online dapat lebih efisien dan hemat berkat adanya
sistem e-Procurement.
4. Mendukung proses monitoring dan audit
e-Procurement mendukung proses pelaksanaan pengadaan yang akan memberikan
ketersediaan data dan kebenaran data.
5. Memenuhi kebutuhan akses informasi secara real time

11
e-Procurement memberikan informasi yang up to date tentang hasil dari program
pelaksanaan pengadaan.

2.6 Strategi Procurement


PT Trans Retail Indonesia atau yang lebih kita kenal sebagai Carrefour adalah
perusahaan besar yang bergerak di industri ritel dan sudah menjadi salah satu andalan
masyarakat Indonesia. Barang adalah salah satu komponen dan produk utama perusahaan ini.
Oleh karena itu, proses pengadaan barang adalah hal yang sangat krusial dan memerlukan
profesionalisme tinggi dalam pengelolaannya demi pelayanan yang optimal. Pemilihan
strategi dalam PT Trans Retail Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Berikut proses
penentuan strategi procurement pada PT Trans Retail Indonesia :
1. Analisis Kebutuhan Perusahaan
Analisis ini meliputi barang dan jasa yang dibutuhkan, anggaran, target pengadaan,
prioritas perusahaan, dan kinerja pada periode sebelumnya.
2. Penentuan Strategi yang Tepat
Hasil analisis data selanjutkan akan dijadikan pertimbangan dalam proses penentuan
strategi. Strategi yang dipilih haruslah sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan
perusahaan serta memberikan solusi yang paling tepat.
3. Komunikasi dengan Stakeholder
Rancangan strategi diinformasikan kepada seluruh stakeholder, mulai dari first-liner
hingga manajerial perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penyuluhan tentang
strategi yang akan diterapkan dan membuka kritik saran agar strategi semakin optimal.
4. Uji Coba Penerapan dan Evaluasi
Strategi yang telah disetujui selanjutnya akan diuji coba selama kurang lebih tiga bulan.
Selama tahap uji coba ini, tim procurement perlu membuat program, buku petunjuk/SOP, dan
pelatihan karyawan. Monitoring dilakukan selama 3 bulan uji coba untuk menjadi bahan
evaluasi yang akan dilakukan pada bulan ke-empat. Hasil evaluasi menentukan apakah
strategi ini cocok diterapkan pada perusahaan serta memberikan feedback, khususnya pada
bagian yang masih harus ditingkatkan.

12
Salah satu strategi tim procurement PT Trans Retail Indonesia adalah pemanfaatan
e-Procurement, khususnya pada e-Tendering dan e-Purchasing. e-Tendering memudahkan
perusahaan untuk memilih vendor dan supplier yang terbaik, sedangkan e-Purchasing
digunakan pada saat PT Trans Retail Indonesia melakukan pembayaran kepada supplier dan
vendor. Hal ini didasari tuntutan pengadaan barang yang kompleks sehingga membutuhkan
simplifikasi pada prosesnya. Strategi e-Procurement ini terbukti meningkatkan efisiensi dan
transparansi pada proses pengadaan barang PT Trans Retail Indonesia.

2.7 Manfaat dan Hambatan E-Procurement bagi Perusahaan


E-Procurement merupakan pengembangan dari procurement konvensional. Saat ini
sudah banyak perusahaan yang beralih menggunakan e-Procurement ini karena memiliki
banyak manfaat.
1. Menekan biaya operasional pengadaan;
Sistem konvensional mengharuskan adanya meeting. Perusahaan bisa
menghabiskan biaya untuk konsumsi, kertas, dan lain-lain. Sistem
e-Procurement ini membantu perusahaan memangkas biaya yang tidak
diperlukan.
2. Meningkatkan produktivitas;
E-Procurement memiliki proses yang singkat sehingga dapat membantu
penggunanya melakukan pekerjaan dengan lebih produktif.
3. Adanya transparansi;
Pihak yang bersangkutan dapat mengakses seluruh data. Jika ada pelaku yang
melakukan kecurangan, seperti mark up harga, akan langsung terlihat di
sistem.
4. Memperkecil kemungkinan human error;
Sistem e-Procurement memiliki proses yang dapat menuntun user secara
otomatis agar tidak terjadi kesalahan penggunanya.
5. Efektif dan efisien;
Saat pelelangan, sistem ini sangat efektif dan efisien untuk mencari vendor
atau supplier. Sistem dapat mencari pemenang dengan penawaran paling
rendah secara otomatis.

13
6. Meningkatkan akuntabilitas.
E-Procurement dapat dihubungkan dengan laporan keuangan. Sistem dapat
membuat laporan keuangan yang kredibilitas melalui data history.

Pada kenyataannya, manfaat dari e-procurement ini belum bisa dirasakan oleh banyak
pihak. Masih banyak pihak yang merasa terkendala oleh pelaksanaan sistem ini.
1. Belum mampu memahami sistem.
Sebagian vendor atau bahkan penyelenggara lelang masih ada yang belum memahami
sistem ini.
2. Pelaksanaan lelang yang tertutup.
Public kesulitan mengakses pelaksanaan lelang ini karena tertutup.
3. Sebelum lelang, peserta harus membeli NPL terlebih dahulu.
4. Sistem IT dan perawatannya yang mahal.
Sistem dan perawatannya seringkali menjadi kendala bagi perusahaan karena
membutuhkan biaya yang cukup mahal.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Procurement adalah suatu kegiatan dan mekanisme operasional perusahaan dalam
membeli perlengkapan, peralatan usaha, mesin produksi, instrumen reparasi, dan
faktor-faktor produksi lainnya yang berupa barang fisik. Procurement memiliki proses yang
tidak sederhana, dimulai dari identifikasi kebutuhan perusahaan sampai pembayaran ke
supplier atau vendor. Dalam menjalankan proses e-Procurement, sebuah perusahaan harus
memiliki komponen atau alat yang dapat menjalankan fungsi e-Procurement. Dalam kasus
PT. Trans Retail Indonesia, mereka menggunakan komponen yang kurang lebih sama dengan
perusahaan yang melakukan e-Procurement pada umumnya. Tujuan dari penggunaan
e-Procurement yaitu untuk mempercepat proses dalam pengadaan dan pembelian suatu
barang kepada vendor/ pemasok/penyedia barang dan jasa yang biasanya pembelian barang
tersebut akan bersifat tender.
Proses penentuan strategi procurement pada PT Trans Retail Indonesia meliputi
analisis kebutuhan perusahaan, penentuan strategi yang tepat, komunikasi dengan para
stakeholder, uji coba penerapan, dan evaluasi. Salah satu strategi tim procurement PT. Trans
Retail Indonesia adalah pemanfaatan e-Procurement, khususnya pada e-Tendering dan
e-Purchasing. Strategi e-Procurement ini terbukti meningkatkan efisiensi dan transparansi
pada proses pengadaan barang PT Trans Retail Indonesia.

3.2 Saran
Di era yang modern ini, sebaiknya semua pelaku usaha yang bergerak di bidang ritel
sudah seharusnya menggunakan e-Procurement untuk memudahkan kegiatan penyaluran
barang ke konsumen. Penggunaan e-Procurement juga dapat meminimalisasi pengeluarannya
dan mendiskualifikasi biaya-biaya yang tidak perlu. Jadi, para pelaku usaha di bidang ritel
dapat menyalurkan barangnya ke konsumen secara efektif dengan pengeluaran seminimal
mungkin.

15
LAMPIRAN
A. Daftar Pertanyaan
● Apa itu procurement?
● Bagaimana proses procurement berjalan?
● Sistem informasi manajemen apa yang bisa diterapkan di procurement?
● Apa tujuan dari adanya E-Procurement?
● Apa strategi procurement perusahaan?
● Apa manfaat yang perusahaan dapatkan dari penerapan sistem ini?

B. Data Narasumber
● Nama : M. Taufan Kusuma Wardhana
● Jabatan : Procurement Manager PT Trans Retail Indonesia

C. Dokumentasi

16
D. Profil Perusahaan
Carrefour adalah sebuah kelompok supermarket internasional yang didirikan oleh
Marcel Fournier dan Louis Deforey yang berkantor pusat di Prancis. Gerai pertamanya
dibuka pada 3 Juni 1957 di Annecy, Prancis. Carrefour merupakan yang pertama kali
memperkenalkan konsep hipermarket, yaitu sebuah supermarket yang menggabungkan
department store atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan toko serba ada. Pada tahun
1962, mereka membuka hipermarket pertamanya di Sainte-Geneviève-des-Bois, Perancis.
Carrefour sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1998 dengan membuka gerai
pertamanya di Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Sebagai bagian dari perusahaan
global, PT Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas dunia
dalam industri ritel di Indonesia. Carrefour memiliki konsep yang bernama “One-Stop
Shopping” yang menawarkan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan
pelayanan terbaik.
Pada tanggal 16 Januari 2013, kepemilikan seluruh saham PT Carrefour Indonesia
telah beralih kepada PT Trans Retail dan PT Trans Lifestyle di bawah CT Corp milik Chairul
Tanjung. Nama PT Carrefour Indonesia pun sudah berubah menjadi PT Trans Retail
Indonesia (TRI).

17
DAFTAR PUSTAKA

Daryaatmaka, Gilang. 2019. “Procurement Adalah? - Pembahasan Terlengkap di Internet”,


https://promise.co.id/procurement-adalah-e-procurement-adalah-pembahasan-terlengkap-di-i
nternet/#8 , diakses pada 25 Mei 2021 pukul 21.56

Team, Mbiz.co.id. 2018. “Kenali Cara Membuat Procurement yang Tepat”,


https://insight.mbiz.co.id/2018/06/08/kenali-cara-membuat-strategi-procurement-yang-tepat/ ,
diakses pada 25 Mei 2021 pukul 21.56

Anindya Utami, Fajria. 2020. “Sejarah Transmart Carrefour, Ritel Milik Chairul Tanjung
yang Digugat PKPU”,
https://www.wartaekonomi.co.id/read308158/sejarah-transmart-carrefour-ritel-milik-chairul-t
anjung-yang-digugat-pkpu , diakses pada 26 Mei 2021 pukul 17.11

Pengadaan.web.id. 2020. “Pengertian E-Procurement, Sejarah, Tujuan, dan Metode


Pelaksanaannya”,
https://www.pengadaan.web.id/2020/01/eprocurement-adalah.html, Diakses pada 25 Mei
2021 pukul 23:45

18

Anda mungkin juga menyukai