Ebook Ilmu Sharaf Untuk Pemula Cetakan 2 Rev 02
Ebook Ilmu Sharaf Untuk Pemula Cetakan 2 Rev 02
ETA
KANK
EDU
A
Abu Raz
in & Ummu Raz
in
I
LMUSHARAF
Unt
ukPemul
a
F
ree
E
BOOK
40.
000++
Downl
oad
Judul : Ilmu Sharaf Untuk Pemula
Penulis : Abu Razin & Ummu Razin
Editor : Ahmad Zawawi, Arina Rizkiana
Desain Sampul : Putera Kahfi
Jumlah Halaman : 156 Halaman + vii
Bidang Ilmu : Ilmu Bahasa Arab
http://www.youtube.com/user/ProgramBISA
https://archive.org/details/programbisa
“Teruntuk kedua putera Kami Tercinta, Razin
Abdilbarr dan Adib Ubaidillah.. Semoga Allah
memberkahi umur kalian dan memberikan
limpahan rahmat dan karunia Nya untuk kalian
agar kalian tumbuh dewasa di bawah naungan
Islam.. Semoga Allah menjadikan kalian berdua
bermanfaat untuk islam dan muslimin”
Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah atas Rasulullah, para keluarga nya, dan para pengikut nya yang
setia sampai akhir zaman.
Pada cetakan kedua ini, ada beberapa materi baru yang Kami tambahkan,
antara lain:
Buku ini telah diujicoba dengan diajarkan kepada seluruh peserta dari
berbagai belahan dunia secara online menggunakan aplikasi WhastApp
melalui program Belajar Ilmu Bahasa Arab (BISA). Alhamdulillah, ratusan
peserta baik dalam dan luar negeri (Finlandia, Jerman, Perancis, Arab Saudi,
Jepang, Singapur, dll) telah merasakan kemudahan dalam memahami ilmu
sharaf dalam waktu yang relatif singkat. Peserta cukup menyisihkan waktu
90-120 menit per minggu selama 8 minggu (2 bulan), insya Allah dengan
komitmen yang kuat, peserta dapat memahami dasar-dasar ilmu sharaf dan
menerapkannya langsung saat membaca Al Qur’an dan Hadits. Kami
menyambut siapa saja yang serius ingin mendalami ilmu sharaf ini dengan
cara bergabung pada Program BISA di www.programbisa.com.
Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah atas Rasulullah, para keluarga nya, dan para pengikut nya yang
setia sampai akhir zaman.
Buku yang berjudul ”Ilmu Sharaf Untuk Pemula” ini sesuai judulnya
memberikan penjelasan dasar seputar ilmu sharaf; salah satu ilmu yang sangat
penting untuk dikuasai untuk memahami bahasa Arab. Dengan ilmu ini, kita
dapat mengetahui aturan perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang
lainnya. Buku ini diharapkan menjadi pegangan awal sebagai batu loncatan
untuk menempuh tingkatan selanjutnya.
Buku ini disusun dengan bahasa serta materi yang disederhanakan dengan
harapan dapat mempermudah orang-orang yang baru belajar bahasa arab
dalam memahaminya. Buku ini juga dilengkapi dengan ”rumus sakti”;
sebuah metode cepat memahami ilmu sharaf dalam waktu yang relatif
singkat. Tidak lupa pula kami tambahkan contoh penerapan yang aplikatif
disertai latihan yang kami ambil langsung dari Al Qur’an.
Dalam proses penyusunan buku ini, kami telah menguji coba metode yang
kami terapkan dalam buku ini kepada beberapa orang dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda; mahasiswa, pegawai kantoran, sampai dosen yang
umumnya lulusan sekolah umum. Hasilnya, alhamdulillah mereka dapat
menguasai materi dasar ilmu sharaf ini rata-rata hanya dalam delapan
pertemuan (masing-masing 90 menit). Tidak percaya? Silahkan dibuktikan.
Namun, perlu disadari ini hanyalah awal dari perjalanan panjang antum
dalam menguasai bahasa Arab. Sehingga dibutuhkan komiten dan
kesaabaran sampai antum betul-betul menguasainya. Metode secepat apapun
yang diberikan tak kan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan komitmen
dan niat tulus antum. Kebanyakan orang-orang yang ”gugur” dalam belajar
bahasa arab adalah orang-orang yang tidak konsisten dan memiliki niat yang
setengah-setengah. Maka jauhilah sifat yang seperti itu. Terakhir, namun
tidak kalah pentingnya, antum membutuhkan bimbingan guru dalam
mempelajari ilmu bahasa, termasuk bahasa Arab.
Ucapan terima kasih untuk yayah Syahrudin dan emak Maemunah yang terus
mendoakan kebaaikan kepada kami berdua. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada mas Andy Abu Thalib dan Bang Athoilah, serta Akhy Ahmad
Zawawi yang sudah bersedia mengkoreksi materi buku ini. Kemudian
kepada ukhti Awis yang mengoreksi penggunaan tata bahasa dalam buku ini.
Abu Razin & Ummu Razin iv
www.programbisa.com ILMU SHARAF UNTUK PEMULA
Tidak lupa pula untuk ikhwan dan akhowat halaqah bahasa Arab Madrasah
78: fian, ijul, ibad, fadhli, ibnu, madi, wawan, manda, leonny, marianah,
nana, siti, serta ikhwah yang lain yang begitu semangat dalam mempelajari
bahasa Arab. Sungguh semangat antum sangat mendorong kami untuk
menyelesaikan buku ini.
Kami menyadari bahwa tulisan kami ini jauh dari sempurna. Kami sangat
terbuka dan mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian.
Akhir kata, kami berharap agar buku ini dapat bermanfaat bagi kaum
muslimin dan semoga Allah menerima amal kami ini di sisi-Nya.
Diselesaikan pada hari Jum’at yang penuh
barakah,
Jakarta, 22 Oktober 2010.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………….vi
BAB VII Kata Kerja Aktif (Fi’il Ma'lum) dan Kata Kerja Pasif (Fi’il Majhul) ..............................................................81
7.1 Rumus Fi’il Madhy Majhul .................................................................................................................................................82
7.1.1 Rumus Fi’il Madhy Majhul Wazan Bab 1, Bab 2, dan Bab 3 Tsulatsy Mujarrad...........................................................82
7.1.2 Fi’il Madhy Majhul Wazan Bab Bab 4 dan Bab 6 Tsulatsy Mujarrad ............................................................................83
7.1.3 Fi’il Madhy Majhul Tsulatsy Mazid..................................................................................................................................84
7.2 Rumus Fi’il Mudhari Majhul................................................................................................................................................86
7.2.1 Rumus Fi’il Mudhari’ Majhul Wazan Bab 1 dan Bab 5...................................................................................................86
7.2.2 Rumus Fi’il Mudhari’ Majhul Wazan Bab 2 dan Bab 6...................................................................................................87
7.2.3 Rumus Fi’il Mudhari’ Majhul Wazan Bab 3 dan Bab 4...................................................................................................88
7.2.4 Rumus Fi’il Mudhari’ Majhul Tsulatsy Mazid.................................................................................................................89
7.3 Tabel Perbandingan Fi’il Madhy Majhul dan Fi’il Mudhari Majhul...................................................................................90
Referensi…………………………………………………………………………………………………………………...140
Lampiran Daftar Kata Kerja Tsulatsy Mujarrad…………………………………………………………………………...141
Profil Penulis……………………………………………………………………………………………………………….156
BAB I
Ini adalah pengertian Bahasa Arab secara umum yang telah mencakup definisi ilmu nahwu dan
ilmu sharaf. Terkadang ilmu sharaf dianggap bagian dari ilmu nahwu. Namun dengan melihat
fokus utama pembahasannya, ilmu nahwu dan ilmu sharaf dianggap dua ilmu yang terpisah;
dimana ilmu nahwu membahas susunan dan kondisi kalimat, adapun ilmu sharaf membahas
perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Ilmu nahwu lebih fokus kepada bagaimana suatu kalimat itu disusun serta aturan-aturan yang
terkait dengannya seperti harakat, letak kata, dan bentuk kata yang tepat sehingga suatu kalimat
dapat dipahami dengan mudah. Contohnya kalimat:
ُس َزيْد
َُ ََجل
(Zaid telah duduk)
Kata “ٌ ” َزيْدmemiliki harakat dhammatain. Pemberian harakat ini tidak dilakukan dengan
sembarangan melainkan ada aturan yang baku mengenai hal tersebut. Seseorang tidak bisa serta
merta memberikan harakat dhammah, kasrah, kasratain tanpa melihat kondisi kalimat yang ada.
Kemudian kata “ٌ ” َزيْدyang merupakan subjek lebih diakhirkan ketimbang kata kerja “س
ٌ َ” َجل
َ
padahal dalam tata Bahasa Indonesia, subjek lebih didahulukan daripada predikat (kata kerja).
Kemudian dari sisi pemilihan kata kerja sendiri, ada aturan khusus tentang hal tersebut.
Contohnya ketika yang duduk seorang wanita, maka kata kerja yang digunakan menjadi:
ُت ِهْند
ُْ س
َ ََجل
(Hindun telah duduk)
Semua hal di atas dibahas secara terperinci dalam ilmu nahwu. Adapun ilmu sharaf tidak
membahas hal tersebut, melainkan lebih fokus kepada aturan perubahan kata dari satu bentuk
ke bentuk yang lain. Ilmu sharaf membahas bagaimana kata “ٌس
َ َ”جل
َ berubah menjadi “ٌت
ْ ”جلَ َس
َ dan
bentuk yang lainnya. Contohnya jika yang duduk adalah “kami” maka kata kerjanya berubah
menjadi “”جلَ ْسنَا.
َ Perubahan kata ini beserta rumus-rumus perubahannya dibahas secara
Ilmu nahwu dan sharaf sangat penting untuk dikuasai bagi orang-orang yang ingin memahami
Bahasa Arab. Oleh karena itu lah ilmu nahwu dan ilmu sharaf disebut dengan ilmu alat; yakni
alat untuk memahami kalimat Bahasa Arab. Ilmu nahwu dan sharaf adalah kunci untuk
membuka gudang ilmu Islam. Benarlah perkataan seorang penyair:
ُلُأ ََّو ُلاُُأَ ُْنُي ْعلَ َُمُ*ُإِ ُِذُالْ َكالَمُُد ْونَهُُلَ ُْنُي ْف َه َم
ََُّحوُُأ َْو
ْ الن
Ilmu Nahwu adalah hal pertama yang paling utama untuk dipelajari …. Karena kalimat tanpanya, tak
dapat dipahami
Seperti yang Kita ketahui, kalimat adalah susunan dari beberapa kata yang memiliki makna.
Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal istilah kata kerja, kata benda, kata sifat, kata sambung,
kata hubung, kata tanya dan sebagainya. Begitupun dengan Bahasa Arab, memiliki banyak istilah
kata yang kurang lebih sama dengan Bahasa Indonesia. Hanya saja, dalam Bahasa Arab, seluruh
kata yang ada bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu fi’il (kata kerja), Isim (Kata
benda, Kata Sifat2), dan Huruf (Kata Sambung, Kata Hubung3). Perhatikan contoh kalimat
berikut ini:
2 Hanya pendekatan saja. Umumnya kata benda dan kata sifat termasuk isim. Bukan berarti seluruh kata
sifat adalah Isim. Karena ada kata sifat dalam Bahasa Arab yang masuk dalam kelompok kata kerja (fi'il)
3 Hanya pendekatan saja. Umumnya kata sambung dan kata hubung adalah huruf. Namun, tidak sedikit
kata sambung atau kata hubung yang termasuk kelompok Isim.
ِ )
1.2.1 Fi’il (ُالف ْعل
ِ َ)امل
1. Fi’il Madhy (اضي
Contoh:
ُس ِ ِ ِ ُ َجل
ْ س – ََْيلسُ – ا ْجل
َ َ
ُب
ْ ا ْكت- ُ يَكْتب- ب
َُ ََكت
Penjelasan:
Fi’il Madhy adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah melakukan
sesuatu. Contohnya: ب
ٌَ َ( َكتtelah menulis) atau س
ٌَ َ( َجلtelah duduk).
Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang melakukan. Contohnya: ٌيَكْتب
(sedang menulis) atau ٌ( ََْيلسsedang duduk). Bentuk kata kerja lain seperti kata kerja akan
datang, kata kerja yang sedang terjadi pada masa lampau, dan bentuk kata kerja lain
didapat dari bentuk fi’il mudhari’ dengan ditambahkan huruf atau kata tertentu.
Fi’il Amar adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya: ب ُْ ِاِ ْجل
ُْ ( ا ْكتtulislah!) atau س
(duduklah!).
Kata “ ”ت
ٌْ َقَالdiakhiri dengan huruf ta yang berharakat sukun (ta ta'nits). Maka kata ini
termasuk fi'il.
Namun yang perlu dicatat, bila ada kata dalam Al Qur'an, hadits, dan kitab bahasa Arab yang
mengandung ciri-ciri di atas, maka sudah pasti fi'il, akan tetapi tidak semua fi'il datang dengan
ciri-ciri tersebut. Banyak fi'il yang berdiri sendiri tanpa ciri yang menyertainya.
Ditinjau dari huruf penyusunnya, fi’il dibagi menjadi dua yaitu; fi’il shahih dan fi’il mu'tal. Fi’il
shahih adalah fi’il yang huruf penyusunnya terbebas dari huruf ‘illat. Sebaliknya fi’il mu’tal adalah
fi’il yang huruf penyusunnya mengandung minimal salah satu dari tiga huruf 'illat yaitu alif, waw,
dan ya baik pada awal, tengah dan akhir kata. Contoh fi’il mu'tal adalah menjadi (ٌ)ص َار,
َ melempar
()رَمى,
َ takut (ٌ)خش َي,
َ menjauhi ()وقَى.
َ Fi’il mu'tal ini memiliki tashrif yang sedikit lebih rumit karena
susunan hurufnya seakan tidak mengikuti wazan فَ َع ٌَل. Silahkan bandingkan ار
ٌَ ص
َ dengan فَ َع ٌَلmaka
kita dapati bahwa dari segi susunan hurufnya seperti tidak sama. Lain halnya dengan fi’il shahih
semisal ٌب
َ َذ َهdan bandingkanlah dengan فَ َع ٌَلdimana kedua kata ini sama-sama tersusun dari tiga
huruf yang berbaris fathah ketiganya.
Oleh karena Fi’il shahih dan fi’il mu'tal terbagi lagi menjadi beberapa jenis, penulis baru akan
membahas materi ini pada Bab 8 buku ini.
ِ
1.2.2 Isim (ُ)ال ْسم
Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata benda”. Sedangkan
menurut ulama nahwu, isim adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang ada pada zatnya
akan tetapi tidak berkaitan dengan waktu.
Isim terbagi dalam beberapa jenis yang bisa dikelompokkan sesuai dengan kelompoknya.
Misalnya isim berdasarkan jenis, jumlah, bentuk, dan sebagainya. Karena isim banyak sekali,
maka kita tidak membahasnya secara lengkap di sini. Hanya beberapa jenis isim yang berkaitan
erat dengan ilmu sharaf yang akan dibahas di buku ini. Beberapa contoh kata yang termasuk jenis
isim:
ُ َزيْدartinya Zaid (isim ‘alam: nama orang)
َه َذاartinya ini (isim isyarah: kata tunjuk),
ُ أ ََنartinya saya (isim dhamir: kata ganti) dan contoh-contoh yang lain.
ُ َُالق ْرا،الكِتَاب
dilekati alif lam: ن
Bertanwin: ب
ُ ُ ََب،قَ لَم
ُْ ُ،بِ ْس ِم
Bertemu dengan huruf jar: فُصد ْوُِر
Ketika sebuah kata memiliki ciri-ciri seperti di atas maka kata tersebut termasuk jenis isim. Huruf-huruf jar
selengkapnya akan dibahas di pembahasan berikutnya.
Mudzakkar secara bahasa memiliki arti laki-laki. Secara istilah, isim mudzakkar adalah istilah atau
terminologi untuk kata-kata yang masuk ke dalam jenis laki-laki. Semua nama manusia untuk
laki-laki dan nama benda yang tidak mengandung huruf ta marbuthah ( )ةtermasuk isim
Muannats secara bahasa memiliki arti wanita. Jadi, isim muannats adalah istilah untuk semua isim
yang masuk ke dalam jenis wanita. Semua nama wanita dan isim-isim yang mengandung huruf ta
marbuthah adalah isim muannats.
Contohnya:
Nama wanita: ٌٌعائ َشة,ة
َ ٌَخد َْي,
َ فَاط َمةdan semua nama wanita.
Nama benda: sekolah (ٌ)م ْد َر َسه,
َ universitas (ٌ)جام َعة,
َ kipas angin (ٌ )م ْرَو َحةdan semua nama
benda yang mengandung ta marbuthah.
Selain kata yang mengandung huruf ta marbuthah, ada juga kata yang tidak mengandung ta
marbuthah akan tetapi termasuk muannats, seperti nama anggota tubuh yang berpasangan seperti
ٌ( َع ْيmata)ٌَأذن، (telinga), dan ٌ( يَدtangan). Sebagian nama benda langit seperti ٌ( أ َْرضbumi) dan س
ٌ ََْش
(matahari) juga dianggap muannats. Hal-hal semacam ini memang seringkali terjadi dalam Bahasa
Arab. Sampai-sampai ada ungkapan, dalam setiap kaidah selalu ada pengecualian. Oleh karena
itu, penting untuk mempelajari Bahasa Arab atas bimbingan guru yang memahami hal-hal
semacam ini. Semoga Allah memberikan kemudahan dan keistiqamahan.
Isim mufrad adalah kata tunggal. Contohnya: ُُم ْسل ٌم,ٌ( م ْسل َمةseorang muslim, seorang muslimah) dan
Ini adalah suatu istilah yang agak sulit untuk ditemukan padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Karena dalam bahasa kita, hanya didapati istilah tunggal dan jamak. Tunggal adalah satu dan
setiap yang lebih dari satu adalah jamak. Namun tidak demikian dengan Bahasa Arab. Pada
Bahasa Arab, ada istilah untuk yang bermakna dua. Barangkali istilah Indonesia yang mendekati
maksud istilah tastniyah adalah ganda. Jadi istilah jamak dalam Bahasa Arab bukan sesuatu yang
lebih dari satu, akan tetapi lebih dari dua. Sesuatu yang bermakna dua atau ganda disebut dengan
tatsniyah atau mutsanna (ٌ) مثَ َّّن. Contohnya:
ِ مسلِم,ُان
ُان ِ ِ
َ ْ ُ َم ْسل َمت
(dua orang muslim, dua orang muslimah)
atau
ِ ْ م ْسلِ َم,ي
ُي ُِ ْ َم ْسلِ َمت
(dua orang muslim dan dua orang muslimah)
dan
ُكِتَ َاَب ِن,ان
ُِ قَ لَ َم
(dua kitab, dua pulpen)
atau
ِ ْ َكِتَاب,ي
ُي ُِ ْ قَ لَ َم
(sama, dua kitab, dua pulpen)
muslimah)
Jamak Taksir ()َجَْعٌ تَكْس ٌْي
Ini adalah jamak yang tidak memiliki aturan baku. Jamak ini biasanya digunakan untuk
kata benda mati seperti pulpen, buku, pintu dan sebagainya. Contohnya: ٌكتب,ٌ( اَقْالَمkitab-
kitab, pulpen-pulpen). Akan tetapi ada juga jamak taksir yang bukan dari kata benda karena
jamak taksir ada dua jenis:
Jamak Taksir Lil 'Aqil: Jamak taksir untuk yang berakal. Contohnya untuk kata
laki-laki ( ال
ٌ ) َرجلٌ ٌ– ٌر َج, nabi (ٌ اَنْبيَاء- ب
ٌ )نَ يrasul (ٌ) َرس ْولٌ ٌ– ٌرسل, ustadz (ٌَسات َذة
َ اذ – أ
ٌ َ) أ ْست,
Jamak Taksir Lighairil 'Aqil: Jamak taksir untuk kata benda. Contohnya: buku
(ٌ كتب- ٌ)كتَاب, pulpen (ٌ أَقْالَم- ٌ)قَلَم, pintu (ٌ اَبْ َواب- ٌ) ََبب.
Catatan:
1. Jamak Mudzakkar Salim hanya berlaku untuk isim-isim mudzakkar sedangkan Jamak
Muannats Salim hanya berlaku untuk isim-isim muannats.
2. Asalnya, nama benda mati, jamaknya adalah jamak taksir akan tetapi untuk nama benda
yang mengandung huruf ta marabuthah (muannats), bisa dirubah ke jamak muannats salim.
Contohnya: َش َجَرٌة (pohon) –--> ٌ( َش َجَراتpohon-pohon)
3. Asalnya, isim-isim yang mudzakkar, jamaknya adalah jamak mudzakkar salim, akan
Tetapi ada beberapa isim mudzakkar yang jamaknya jamak taksir. Contohnya:
ٌ( طَالبsiswa) ---> ٌ( ط َّالبsiswa)
( َعام ٌلpekerja) ---> ٌ( ع َّمالpekerja-pekerja)
1. Rumus Tatsniyah
Rumus perubahan mufrad ke tatsniyah ada dua:
Mufrad + ٌ( انaani) untuk keadaan rafa’4
4 Istilah untuk rafa, nashab, dan jar adalah dalam ruang lingkup ilmu nahwu. Pada tahapan ini, penulis
hanya menampilkan kedua bentuk yang berlaku untuk tatsniyah dan jamak mudzakkar salim tanpa menjelaskan
lebih lanjut tentang rafa' dan lainnya karena bukan di sini tempatnya.
Jamak
No. Mufrad Tatsniyah Mudzakkar Muannats Taksir
Salim Salim
1 م ْسلِ ُم ِ مسلِم
ُان َ ْ ُم ْسلِم ْو َن - -
ِ ْ م ْسلِ َم
ُي َُ ْ م ْسلِ ِم
ي
2 ُم ْسلِ َمة ُِ َم ْسلِ َمت
ان - ُم ْسلِ َمات -
ُِ ْ َم ْسلِ َمت
ي
3 ُكِتَاب ُكِتَ َاَب ِن - - ُكتب
ِ ْ َكِتَاب
ُي
4 ُقَ لَم ُِ قَ لَ َم
ان - - ُأَقْالَم
ُِ ْ قَ لَ َم
ي
Keterangan:
Pada contoh 1 dan 2 kita hendak membandingkan perbedaan perubahan antara bentuk
mudzakkar dan muannats. Contoh 1 merupakan bentuk mudzakkar, sehingga tidak didapati
bentuk jamak muannats salim-nya. Contoh 2 merupakan bentuk muannats sehingga tidak didapati
jamak mudzakkar salim-nya.
Pada contoh 3 dan 4 kita hendak membandingkan tentang kedua jenis perubahan dari dua kata
benda yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa jamak taksir tidak memiliki rumus perubahan,
dengan kata lain tidak teratur.
kata ganti:
Dalam Bahasa Arab, kata ganti akan lebih kompleks, karena akan ada istilah kata ganti untuk
laki-laki, kata ganti untuk perempuan, kata ganti tunggal, jamak dan dua orang. Untuk lebih
jelasnya, pelajari tabel 1.2 berikut:
Untuk ُهَاdan أَنْ ت َماsama saja untuk laki-laki dan perempuan, yang membedakan hanyalah pada
pemakaiannya saja sesuai dengan kata yang mengiringinya pada kalimat. Untuk dhamir
mutakallim (saya dan kami) dapat digunakan baik untuk mudzakkar dan muannats.
1. Isim Jamid
Isim Jamid adalah isim yang tidak dibentuk dari kata yang lain. Artinya, isim jamid berdiri sendiri
tanpa dirubah atau diturunkan dari kata yang lain. Contohnya adalah ُ( قَ لَمpulpen). Kata ُقَ لَم
adalah istilah yang diberikan oleh orang Arab untuk pulpen. Kata ُ قَ لَمtidak diambil atau
diturunkan dari kata lain. Secara sederhana Kita katakan dari sananya ُ قَ لَمadalah pulpen. Tentu
tidak ada gunanya Kita bertanya kenapa pulpen itu ُقَ لَم.
2. Isim Musytaq
Isim musytaq adalah isim yang dibentuk dari kata yang lain. Contohnya ُ( كِتَابbuku). Kata ُكِتَاب
َُ َ( َكتmenulis). Contoh yang lain adalah ُ( َم ْس ِجدmasjid). Kata َم ْس ِج ُد
merupakan turunan dari ب
Huruf (ٌ)اْلَْرف
ْ secara bahasa memilki arti huruf seperti yang kita kenal dalam Bahasa Indonesia
yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam Bahasa Arab kita mengenal ada 28 huruf yang kita kenal
dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah
melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti seperti:
ُِم ْن (dari), ُ( اِ َلke), ُ( َع ْنdari) , ( َعلَىdi atas), ف
ُْ ِ (di dalam)
Diantara huruf-huruf di atas ada yang termasuk huruf jar, yaitu huruf yang menyebabkan isim yang ada
setelahnya wajib dibaca kasroh5 (jar) yaitu:
Contohnya:
ٌ )٢ٌ:ٌيٌ(الفاحتة
ٌَ اْلَ ْمدٌٌِلٌٌ َربٌٌالْ َعالَم
ْ
ٌ )ٌ١ٌ:ق ٌْلٌأَعوذٌٌبَربٌٌالنَّاسٌٌ(النَّاس
ٌ )٥:ٌالَّذيٌي َو ْسوسٌٌفٌٌصدورٌٌالنَّاسٌٌ(النَّاس
ٌ )٥:ٌاستَ َوىٌ(طه
ْ ٌٌالر ْْحنٌٌ َعلَىٌالْ َع ْرش
َّ
Perhatikanlah ayat-ayat di atas. Setiap kata yang didahului oleh huruf jar memiliki harokat
kasrah.
5 Kasrah adalah tanda asal dari jar. Pada beberapa kondisi, jar bisa juga dengan fathah atau huruf ya.
BAB II
ILMU SHARAF
2.1 Mengenal Ilmu Sharaf
Ilmu sharaf adalah salah satu cabang ilmu penting yang harus dikuasai dalam mempelajari Bahasa
Arab. Dengan ilmu ini, kita dapat mengetahui bentuk perubahan dari suatu kata. Contohnya
Ilmu sharaf atau dikenal dengan tashrif secara bahasa memiliki arti perubahan. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
ٌ )١٦١ٌ:ٌصريفٌٌالرَيحٌٌ(البقرة
ْ ََوت
“….dan pengisaran angin” (Al Baqarah : 164)
Tashrif disini memiliki makna perubahan angin dari satu kondisi ke kondisi lain dan dari satu
arah ke arah lain.
Adapun secara istilah, ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan keadaan beberapa
bentuk kata (bina’) yang meliputi jumlah huruf, harakat dan sukunnya seperti bentuk kata fi’il
madhy (kata kerja lampau), fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang) , mashdar (kata benda), , isim Fa’il
(yang melakukan perbuatan), isim maf’ul (yang dikenai perbuatan) , fi’il amar (kata perintah), fi’il
nahiy (kata larangan) dan bentuk kata yang lain. 6
Ilmu Sharaf adalah ilmu yang menerangkan tata cara merubah suatu kata dari satu bentuk
ke bentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang berbeda-beda7. Contohnya
ََ َ ( َكتtelah menulis) menjadi َُ( يَ ْكتُبsedang menulis), dan َ( كَاتِبpenulis).
merubah kata ب
ُيَ ْفعل- فَ َع َُل, bab يُ ْف ِع ُل- اَفْ َع َُل, bab ُيَ ْستَ ْف ِعل- اِ ْستَ ْف َع َُل, dan sebagainya. Namun beberapa diantara wazan
bab-bab ini sangat jarang dijumpai dalam kalimat bahaasa Arab sehingga pada buku ini,
penulis hanya menampilkan wazan bab-bab yang penting dan sering digunakan oleh
orang Arab.
Wazan ilmu sharaf menggunakan kata fa', 'ain dan lam ( ل
َُ ) فَ َعdengan segala bentuknya. Semua
kata kerja Bahasa Arab pastinya akan masuk ke salah satu dari 35 wazan bab ini.
2. Mauzun
Jika wazan adalah rumusnya, maka mauzun adalah kata yang dibandingkan dan disandingkan
ُيَ ْفعل.
3. Tashrif
Tashrif adalah perubahan kata dari bentuk asal (kata kerja) menjadi bentuk-bentuk yang lain.
Ilmu sharaf juga sering disebut dengan ilmu tashrif karena inti ilmu sharaf adalah mempelajari
tashrif. Secara umum, suatu kata kerja berubah menjadi jenis perubahan kata sebagai berikut:
8 Tsulatsy adalah kata kerja yang tersusun dari 3 huruf asli contohnya ٌنَظٌََر،ب
َ ََكت
9 Ruba’iy adalah kata kerja yang tersusun dari 4 huruf asli. Contohnya ج
ٌَ َد ْحَر
ُ ُب
ْ ب ُ لَتَكْت
ُْ ب ُ ا ْكت ُ َِكات
ُ ب ُ َمكْت ْو ُ كِتاَبَةُا ُ ُيَكْتب ُ ُب
َ ََكت
Telah menulis
Jangan kamu Yang
Tulislah! Penulis Tulisan Sedang menulis
tulis! ditulis
Perhatikanlah Tabel 2.1 di atas. Kita bisa mengetahui bahwa makna untuk setiap bentuk kata di
atas meskipun dari dua contoh kata yang berbeda tetapi memiliki makna dasar yang sama untuk
bentuk kata yang sama.
Tashrif lughawi adalah perubahan kata yang didasarkan pada perubahan jumlah dan jenis
pelakunya, sedangkan tashrif ishthilahy adalah perubahan kata yang didasarkan pada perbedaan
bentuk katanya.
Perubahan bentuk dari bentuk asli 10 (fi’il madhy) ke bentuk mashdar, isim Fa’il hingga fi’il amar
adalah yang dimaksud dengan tashrif ishthilahy. Untuk lebih memahami tashrif ishthilahy.
Perhatikanlah contoh tashrif ishthilahy untuk kata ”menulis” (ٌب
َ َ) َكت:
10 Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama sharaf tentang bentuk asal dari suatu kata. Meski pada akhirnya pendapat yang dikuatkan
adalah bentuk mashdar, namun yang masyhur digunakan adalah fi’il madhy.
Adapun tashrif lughawi adalah perubahan suatu bentuk kata ke jenis-jenis yang berbeda
berdasarkan jumlah (mufrod, tatsniyah, jamak) dan jenis (mudzakkar, muannats) pelakunya. Setiap
bentuk kata (fi’il madhy hingga fi’il amar) memiliki tashrif lughawi tersendiri. Contohnya, tashrif
lughawi untuk ”penulis” ٌ َكاتبditunjukkan oleh tabel berikut:
َُ ِ َكاتِب/كاَتِب ْو َن
Penulis laki-laki (jamak)
ُي
ُ ََكاتِب
Penulis wanita (jamak)
ُ ات
Begitupun dengan fi’il madhy, fi’il mudhari’, dan lainnya juga memiliki tashrif lughawi yang
didasarkan pada perubahan jenis dan pelakunya. Insya Allah dalam buku ini kita akan membahas
kedua jenis tashrif ini.
1. Kelompok Tsulatsy Mujarrad , contohnya ُ( َكرَمtelah mulia), ( َعلِ َُمtelah mengetahui)
Dari keempat kelompok kata kerja yang disebutkan, kelompok tsulatsy mujarrad dan
tsulatsy mazid adalah yang paling banyak digunakan dalam Bahasa Arab. Oleh karena
itu, penulis hanya memfokuskan pembahasan untuk dua kelompok wazan tersebut
pada buku ini, insya Allah.
Tsulatsy Ruba’iy
فعلُ-يف عل
فعللُ–ُيف علل Bi Harfin Bi Harfain
Bi Harfin
فعلُ-يف عل
فعلُ-يف عل فعنللُ–ُيف عنلل
تف علل ُ–ُيتف علل
فعلُُ-يف عل
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع مصدر Bab
لَتَ ْفع ُْل افْ ع ُْل َم ْفع ْولُ اعلُ فَ ِ الا
فَ ْع ُ يَ ْفعلُ فَ َع َلُ 1
الا
فَ ْع ُ يَ ْفعلُ فَع َُل 5
فعل النهي اسم فاعل اسم مفعول فعل المر مصدر فعل املضارع فعل املاضي
لَت َف ِع ُْل فَ ِع ُْل م َف َّعلُ م َف ِعلُ تَ ْف ِعْي ُ
الا ي َف ِعلُ فَ َّع َُل
اع ُْل لَت َف ِ اع ُْل فَ ِ اعلُ م َف ِ ي َف ِ
م َف َ اعلُ اعلَ اةُ
م َف َ اعلُ اع َلُ فَ َ
لَت ْف ِع ُْل أَفْ ِع ُْل م ْف َعلُ م ْف ِعلُ إِفْ َعا ُلا ي ْف ِعلُ أَفْ َع َُل
لَتَتَ َف َّع ُْل تَ َف َّع ُْل متَ َف َّعلُ متَ َف ِعلُ الا
تَ َف ُّع ُ يَتَ َف َّعلُ تَ َف َّع َُل
اع ُْل مت َف ِ
لَتَتَ َف َ اع ُْل تَ َف َ اعلُ متَ َف َ اعلُ َ الا
تَ َفاع ُ اعلُ يَتَ َف َ اع َُل تَ َف َ
لَتَ ْفتَ ِع ُْل اِفْ تَ ِع ُْل م ْفتَ َعلُ م ْفتَ ِعلُ اِفْتِ َعا ُلا يَ ْفتَ ِعلُ اِفْ تَ َع َُل
لَتَ ْن َف ِع ُْل اِنْ َف ِع ُْل مْن َف َعلُ مْن َف ِعلُ اِنِْف َعا ُلا يَ ْن َف ِعلُ اِنْ َف َع َُل
لَتَ ْف َع َُّل اِفْ َع َُّل م ْف َعلُ م ْف َعلُ اِفْ ِعالَ ُلا يَ ْف َع ُُّل افْ َع َُّل
لَتَ ْستَ ْف ِع ُْل م ْستَ ْف ِعلُ م ْستَ ْف َعلُ اِ ْستَ ْف ِع ُْل اِ ْستِ ْف َعا ُلا يَ ْستَ ْف ِعلُ اِ ْستَ ْف َع َلُ
لَتَ ْف َع ْو ِع ُْل اِفْ َع ْو ِع ُْل م ْف َع ْو ِعلُ م ْف َع ْو َعلُ اِفْ ِعْي َعا ُلا يَ ْف َع ْو ِعلُ افْ َع ْو َع َُل
لَتَ ْف َع ِولُْ اِفْ َع ِولُْ م ْف َع َّولُ م ْف َع ِولُ اِفْ ِع َّوا ُلا يَ ْف َع ِو ُل افْ َع َّولَُ
لَتَ ْف َع َُّ
ال اِفْ َع َُّ
ال م ْف َعالُ م ْف َعالُ اِفْ ِعْيالَ ُلا يَ ْف َع ُُّ
ال افْ َع َُّ
ال
فعل النهي فعل المر اسم مفعول اسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي
لَت َف ْعلِ ُْل فَ ْعلِ ُْل م َف ْعلَلُ م َف ْعلِلُ فَ ْعلَلَةاُ ي َف ْعلِلُ فَ ْعلَ َُل
فعل المر فعل النهي مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل املضارع فعل املاضي
لَتَتَ َف ْعلَ ُْل تَ َف ْعلَ ُْل متَ َف ْعلَلُ الا متَ َف ْعلِلُ
تَ َف ْعل ُ يَتَ َف ْعلَلُ تَ َف ْعلَ َُل
اِفْ َعْنلِ ُْل ُ لَتَ ْف َعْنلِ ُْل اِفْ ِعْنالَلُا م ْف َعْنلِلُ ُ م ْف َعْن لَلُ ُ يَ ْف َعْنلِلُ ُ اِفْ َع ْن لَ َُل ُ
اِفْ َعلِ َُّل ُ لَتَ ْف َعلِ َُّل ُ م ْف َعلَلُ ُ اِفْ ِعالَّ ُلا ُ م ْف َعلِلُ ُ يَ ْف َعلِ ُُّل ُ اِفْ َعلَ َُّل ُ
BAB III
TSULATSY MUJARRAD
3.1 Mengenal Tsulatsy Mujarrad
Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa 22 wazan bab ilmu sharaf terbagi
menjadi empat kelompok kata kerja. Salah satunya adalah tsulatsy mujarrad . Tsulatsy Mujarrad
adalah kata dasar (fi’il madhy) yang tersusun dari tiga huruf saja.
Tsulatsy mujarrad memiliki enam bab dengan wazan yang berbeda-beda untuk setiap babnya.
Setiap fi’il madhy yang tersusun dari tiga huruf pasti akan masuk ke salah satu dari enam bab ini,
dimana antara bab yang satu dengan yang lain memiliki perubahan bentuk yang spesifik. Berikut
ini adalah tabel wazan tsulatsy mujarrad dari bab 1 hingga bab 6.
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع مصدر Bab
لَتَ ْفع ُْل افْ ع ُْل َُم ْفع ْول ُاعل ِ َف الا
ُ فَ ْع ُيَ ْفعل ُفَ َع َل 1
لَتَ ْف ِع ُْل اِفْ ِع ُْل َُم ْفع ْول ُاعلِ َف الا
ُ فَ ْع ُيَ ْف ِعل فَ َع َُل 2
الا
ُ فَ ْع ُيَ ْفعل فَع َُل 5
Catatan:
- Penulis sengaja tidak mencantumkan tashrif isim zaman, isim makan, dan isim alat karena
sifatnya yang sama’iy dan jarang dipergunakan meskipun ada beberapa yang mengikuti
tashrif-nya.
- Bab 5 tidak memiliki isim maf’ul, fi’il amar, dan fi’il nahiy dan juga tidak memiliki isim Fa’il,
akan tetapi memiliki bentuk tersendiri yang akan dibahas kemudian.
penulis sengaja memilih bentuk ini supaya memudahkan orang yang baru belajar dalam
menghafal rumus ini. Ini juga menunjukkan bahwa kebanyakan bentuk mashdar
mengikuti wazan ini.
Perhatikan tabel 3.1 di atas! Warna yang sama menunjukkan kesamaan bentuk. Karena adakalanya bentuk
kata dari bab tertentu ada pada bab lainnya dan bahkan ada bentuk kata yang sama di setiap babnya.
Perhatikan baik-baik!
ُ يَ ْفُعل- ُعل
َُ َف
ُفَُع َل adalah wazan untuk fi’il madhy
Pada wazan di atas yang harus diperhatikan adalah pada huruf 'ain. Setiap bab tsulatsy
mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harokat (baris) 'ain fi’il-nya. baik 'ain pada fi’il madhy
ataupun pada fi’il mudhari’. Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa fi’il dan lam fi’il-nya adalah sama
untuk setiap bab. Bahasa matematisnya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta
yang tidak akan pernah berubah baik untuk bab 1 sampai bab 6, adapun huruf ‘ain adalah
variabel yang berubah tergantung bab nya. Rumus “AkU yAkIn hAnyA dIA untUkkU kInI”
akan kita terapkan di sini. Yang akan diambil dari kata-kata itu adalah huruf vokalnya yang
menandakan baris. Huruf “a” untuk fathah, “i” untuk kasrah, dan “u” untuk dhammah.
Untuk bab 1 “AkU” (A-U) menjadi:
ِ
ُ يَ ُْف ُعل- فَُ َُع َُل
Baris 'ain pertama untuk fi’il madhy yaitu fathah dan baris 'ain kedua untuk fi’il mudhari’ yaitu kasrah
(A-I).
ِ
ُُفَُع َُل – يَ ُْف َُعل
Baris 'ain pertama untuk fi’il madhy yaitu kasrah dan baris 'ain kedua utk fi’il mudhari’ yaitu fathah (I-
A).
ِ ِ
ُ يَ ُْف ُعل- ُفَُع َُل
Baris 'ain pertama untuk fi’il madhy yaitu kasrah dan baris 'ain kedua utk fi’il mudhari’ yaitu kasrah (I-I).
Nah, seperti itulah rumus fi’il madhy dan fi’il mudhari’ untuk setiap babnya. Ada yang sama pada
fi’il madhy-nya, juga ada yang sama pada fi’il mudhari’-nya. Kita juga bisa mmembuat rumus lain
yang sejenis seperti “kAUm fAqIr mAnA bIsA UjUb dIrI” atau ‘bAtU kAlI mAnA bIsA tUrUn
sendIri”. Mudah bukan? Insya Allah.
memiliki wazan yang baku. Adapun alasan kami gunakan wazan الا
ُ فَ ْعkarena wazan ini merupakan
bentuk mashdar yang paling umum. Sebagai contoh untuk fi’il madhy ب
َُ َ( َكتtelah menulis), isim
mashdar-nya adalah (كِتَابَُةاtulisan). Padahal harusnya jika mengikuti wazan menjadi َك ْت باا. Ini karena
pengambilan isim mashdar adalah dengan sama’iy (mengikuti pemakaian orang Arab pada
umumnya). Karena mashdar tidak memiliki wazan yang baku maka satu-satunya cara untuk
mengetahui bentuk mashdar dari suatu kata adalah dengan menghafalnya.
3. Isim Fa’il
Wazan isim Fa’il untuk setiap bab tsulatsy mujarrad adalah sama yaitu mengikuti bentuk dari
ِ َ)ف. Contoh untuk ُ َكتبisim Fa’il-nya ُ َكاتِبdan untuk قَ ت ُلisim Fa’ilnya ُقَاتِل. Begitu
namanya (ُاعل ََ ََ
ِ َ ف.
juga untuk isim Fa’il yang lain mengikuti wazan ُاعل
Khusus untuk bab 5, tidak memiliki bentuk isim Fa’il akan tetapi memiliki bentuk yang
disebut dengan sifat musyabbahah yang akan dibahas pada pembahasan selanjutnya .
12 Qiyasi : bentuknya memiliki rumus (wazan) yang baku seperti selain bentuk mashdar
13 Sama'iy : tidak memiliki wazan yang baku. Hanya dapat diketahui dari apa yang bangsa Arab gunakan
dalam bahasa mereka sehari-hari.
4. Isim Maf'ul
Sama dengan isim Fa’il, wazan isim maf'ul untuk setiap bab adalah sama, yaitu mengikuti bentuk
Semua fi’il yang tergolong ke dalam fi’il lazim14 itu tidak memiliki bentuk isim maf’ul. Kerena
tidak sesuai secara makna. Namun, untuk memudahkan belajar tashrif, semua bentuk isim maf’ul
diberikan meskipun untuk fi’il-fi’il lazim.
Dikarenakan semua fi’il bab 5 adalah fi’il lazim15, maka fi’il-fi’il bab 5 tidak memiliki bentuk isim
maf’ul. Bab 5 terdiri dari kumpulan kata kerja yang memiliki makna seperti kata sifat. Misalkan
ُ( َحس َنbaik/bagus). Secara makna seperi kata sifat tetapi secara kedudukan adalah kata kerja.
Dikarenakan isim maf'ul memiliki makna dasar sebagai objek atau yang dikenakan perbuatan,
maka fi’il-fi’il bab 5 secara makna tidak mungkin memiliki bentuk isim maf'ul. Sebagai gambaran,
bentuk isim maf'ul dari ب
َُ َ َكتyang memiliki makna telah menulis adalah yang ditulis (ُ) َمكْت ْوب.
Apakah ”yang dibaiki” atau ”yang dibagusi”? Tentu ini tidak sesuai secara makna.
5. Fi’il Amar
Wazan fi’il amar bisa dilihat pada Tabel 3.1 yang memiliki tiga wazan yaitu:
Pengecualian:
Ketentuan dasarnya adalah harokat hamzah sesuai dengan harokat yang tersisa (selain sukun).
Jika harokat tersebut adalah dhammah, maka harokat hamzah adalah dhammah, begitupun dengan
yang lain. Kecuali jika harokat yang tersisa adalah fathah, maka hamzahnya wajib diberi harokat
kasroh. Karena tidak ada fi’il amar bab tsulatsy mujarrad yang diawali dengan huruf
fathah. Agar lebih paham, silahkan bandingkan fi’il mudhari’ dengan fi’il amar dari setiap bab
(lihat Tabel 3.1) dan terapkan rumus ini.
ُاُفُْعُ ْل
Untuk bab 2 “dIrI” (I-I) menjadi:
ِ ِ
ُاُفْ ُع ُْل
Untuk bab 3 “bIsA” (I-A) menjadi:
ِ
ُافُْ َُع ُْل
Untuk bab 4 “hInA” (I-A) menjadi:
ِ
ُافُْ َُع ُْل
ِ ِ
ُاُفْ ُع ُْل
6. Fi’il Nahiy
Jika kita perhatikan dengan seksama, bentuk dari fi’il nahiy ini hampir sama dengan fi’il mudhari’.
Sebagaimana kita ketahui bahwa fi’il dalam Bahasa Arab hanya tiga yaitu madhy, mudhari’ dan
amar. Adapun fi’il nahiy adalah fi’il mudhari’ yang di tambahkan laa naahiyah (larangan). Tabel 3.3
berikut ini menunjukkan cara membentuk fi’il nahiy dari fi’il mudhari’:
Tabel 3.3 Cara membentuk fi’il nahiy dari fi’il mudhari’
Langkah Contoh
ُُيَكْتب-ُب
َُ ََكت ُض ِرب
ْ َُي-ُب َُ ض َر
َ ُُيَ ْفتَح-ُح
َُ َفَت
1. Ambil bentuk fi’il mudhari nya
ُيَكْتب ُض ِرب
ْ َي ُيَ ْفتَح
ُبْ يَكْت ُبْ ض ِر
ْ َي ُيَ ْفتَ ْح
2. Sukunkan Akhirnya
Agar lebih paham, silahkan bandingkan fi’il mudhari’ dengan fi’il nahiy dari setiap bab (lihat Tabel
3.1) dan terapkan rumus ini. Selain fi’il amar, bab 5 juga tidak memiliki bentuk fi’il nahiy.
'ain fi’il. Huruf vokal pertama untuk harakah ta fi’il dan huruf vokal kedua untuk harakat 'ain
fi’il.
ِ
َُلتَُ ُْف ُع ُْل
Untuk bab 3 “sAyAng” (A-A) menjadi:
ِ
َُلتَُ ُْف ُع ُْل
Rumus ““AkU mAkIn sAyAng sAmA mAmI” tentu bisa dimodifikasi dengan merubah
“mAmI” menjadi “AbI”. Bisa juga bagi yang istrinya ratih, rani, ani maupun bagi yang suaminya
dani, madi, adi, dan yang semisalnya tentu boleh merubahnya sesuai selera.
ُب
َ َ( َكتtelah menulis) ---> ُ( َمكْتَبkantor)
ُب ِ
َ ( لَعtelah bermain) ----> ُ( َمل َْعبtempat bermain)
namun terkadang, ditemukan juga isim makan yang menggunakan wazan ُ َم ْف َعلَةseperti:
ُس
َ ( َد َرtelah belajar) ---> ُ( َم ْد َر َسةsekolah)
ُ( َح َك َمtelah menghukum) ---> ُ( ََْم َك َمةpengadilan)
ُب
َ ض َر ْ ( ِمalat pemukul, raket)
َ (telah memukul) ---> ُض َرب
Bab satu memiliki wazan ُفَ َع َُل – يَ ْفعل bisa diingat dengan menggunakan rumus ”bAtU”. Fathah
untuk ’ain fi’il madhy dan dhammah untuk ’ain fi’il mudhari’. Tabel 3.4 berikut ini menunjukkan
tashrif dari sebagian fi’il yang masuk bab 1:
Arti فعل املاضي فعل املضارع مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي
Diam
ُْ ُلَ تَ ْسك
ت ُْ ا ْسك
ت َُم ْسك ْوت َُساكِت سك ْواُت ُيَ ْسكت َُ َس َك
ت
Bersyukur
ُلَ تَ ْشك ُْر ا ْشك ُْر َُم ْشك ْور َُشاكِر شك اْرا ُيَ ْشكر َش َك َُر
untuk ‘ain fi’il madhy dan kasroh untuk ‘ain fi’il mudhari’.
Arti فعل املاضي فعل املضارع مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي
ُلَتَ ْف ِع ْل اِفْ ِع ُْل َُم ْفع ْول ِ َف
اع ُل الا
ُ فَ ْع يَ ْف ِع ُل ُفَ َع َل
ُْ ض ِر
ب ُْ ض ِر
ْ َب ُ ُلَ ت ْ ِا ُضرْوب ُ ضا ِر
ْ ب ُ َم َ ُ ض ْراَُب ُ ض ِر
ُب ْ َي ُب
َُ ض َر
memukul
َ َ
membuang
ُ ُف ْ اِ ْح ِذ
ْ فُ ُ ُلَ ََتْ ِذ ِح
ُاذفُ ُ ََْمذ ْوف َ ََي ِذفُ ُ َح ْذفاا ُ ُف
َ َح َذ
menurunkan
ُ ُُْلَ تَ ْن ِزل اِنْ ِز ُْل ُ َمْن زْو ُل ُ َُن ِزل ُ ن زْو ُلا ُ ُيَ ْن ِزل ُ نَ َز َُل
untuk ‘ain fi’il madhy dan fathah untuk ‘ain fi’il mudhari’.
Arti فعل النهي اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل املاضي فعل املضارع مصدر
ُلَ تَ ْف َع ْلُ ُ ْع ْلُ ِ فَ ِ فَ ِع َلُ
اف َ َم ْفع ْولُ اع ُل الا
فَ ْع ُ يَ ْف َعلُ
memuji ُلَ ََْت َم ْدُ اِ ْْحَ ُْد ُ ََْممودُ ُ َح ِامدُ ُ ْحَْ ادا ََْي َم ُد ُ َِ
ْح َُد ُ
mengetahui ُلَ تَ ْعلَ ْمُ ُ اِ ْعلَ ْمُ ُ َم ْعل ْوُم ُ َع ُِ
ال ُ ْما ُ ِ
عل ا يَ ْعلَ ُم ُ َعلِ َُم ُ
َ
Bab lima memiliki wazan ُيَ ْفعل – فَع َُلyang bisa diingat dengan menggunakan rumus “tUrUn”.
Dhammah untuk ‘ain fi’il madhy dan fi’il mudhari’-nya.
Arti فعل النهي فعل المر صفة مشبهة فعل املاضي فعل املضارع مصدر
ُ - الا
ُ فَ ْع ُيَ ْفعل ُفَ ع َل
Baik ُ َح َس ُن ُ ح ْسناا ُ ََُْيسن ُ َُحس َن
Bagus َِ
ُ ْج ْي ُل ُ َْجَا ُلا ُ ََْيم ُل ُ َُْج َل
َ
Semua Fi’il yang masuk pada kelompok bab lima adalah fi’il lazim (intransitive) dan memiliki
makna sifat. Dikarenakan maknanya kata sifat, maka bab lima ini tidak memiliki isim Fa’il Isim
Maf'ul, Fi’il Amar dan Fi’il nahiy. Khusus untuk isim Fa’il, bab lima memiliki istilah lain yang
disebut dengan sifat musyabbahah. Tidak seperti isim fa'il yang rumusnya baku, sifat
musyabbahah tidak memiliki rumus baku.
Bentuk sifat musyabbahah ini memiliki arti kata sifat. Misalkan untuk kata ن
َُ َحسyang memiliki arti
َُزيْدُ َح َسن
Kenapa Bab 5 tidak memiliki bentuk Isim Maf'ul, Fi’il Amar, dan Fi’il Nahiy?
Ini dikarenakan secara makna tidak dapat diterima. Misal kita ambil contoh kata ن
َُ َحسyang
memiliki makna telah baik. Apa bentuk isim maf'ul untuk kata “telah baik”? Apakah yang di-
baiki? Begitupun dengan fi’il amar dan juga fi’il nahiy. Apa bentuk kata perintah untuk kata “telah
baik”? Apakah “baiklah!”? Tentu ini tidak dapat diterima secara makna. Biasanya, untuk
membuat kalimat kata perintah untuk bab 5 adalah dengan menggunakan tambahan kata ن
ُْ ك
(jadilah!). Misalkan:
ك ُْن َح َسناا
Arti فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل المر
ُ ُلَ تَ ْف ِع ُْل ُاِفْ ِع ْل َم ْفع ْو ُل ِ َف
اع ُل الا
ُ فَ ْع ُيَ ْف ِعل ُف ِع َل
mengukur
ُبُْ ُلَ ََتْ ِس ُْ اسبُ ُ ََْمس ْوبُ ُ اِ ْح ِس
ُب ِ ان ُ ح ِ
َ ََُْيسبُ ُ ح ْسبَ ا َُ َح ِس
ُب
BAB IV
TSULATSY MAZID
4.1 Mengenal Tsulatsy Mazid
Tsulatsy mazid adalah kelompok kata kerja yang pada asalnya tersusun dari tiga huruf akan tetapi
ditambahkan dengan satu, dua, sampai tiga huruf tambahan (ziyadah). Tsulatsy mazid ada tiga
jenis:
Tidak seperti bab-bab tsulatsy mujarrad yang memiliki bentuk yang hampir sama antara bab-
babnya, tsulatsy mazid memiliki wazan yang jauh berbeda untuk setiap babnya, sehingga tidak bisa
diformulasikan seperti "batu kali mana bisa turun sendiri" untuk tsulatsy mujarrad . Namun
demikian penulis berusaha untuk mengelompokkan wazan-wazan tsulatsy mazid agar lebih mudah
untuk dihafal dan difahami. Catatan yang harus diperhatikan, mashdar untuk tsulatsy mazid
bersifat qiyasiy, artinya mengikuti rumus baku yang berlaku untuk babnya.
Contoh perubahan beberapa fi’il dari bentuk tsulatsy mujarrad ke tsulatsy mazid:
ُ اِ ْستَ ْسلَ َم- سا َُلَ –ا ِِ ْستَ لَ َُم َّ َ َسلَّ ُم – اَ ْسلَ ُم – ت- ََسلِ ُم – َسا َُل
َ َسل َُم – تَ َ َ َ
Tidak semua fi’il tsulatsy mujarrad serta merta dapat dirubah ke bentuk tsulatsy mazid dengan
mengikuti wazan tsulatsy mazid. Karena perubahan ini bersifat sama’iy , yaitu berdasarkan
penggunaan oleh bangsa Arab. Dengan kata lain, tidak semua kata yang memiliki bentuk tsulatsy
mazid memiliki bentuk tsulatsy mujarrad dan sebaliknya. Seperti contoh di atas, kata َعلِ َُمmemiliki
dua bentuk tsulatsy mazid yang digunakan oleh bangsa Arab. Sedangkan kata َسلِ َُمmemiliki lebih
dari dua. Kesamaan unsur huruf penyusun ini menunjukkan kesamaaan pada akar makna.
Seperti fi’il yang tersusun dari
ع – ل – مmemiliki makna yang tak jauh dari ilmu atau pengetahuan yaitu mengetahui ( ) َعلِ َُم,
فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي Tambahan
اع ُْل ِ لَت َف اع ُْل ِ َف ُاعل ِ م َف ِ ي َف
َ م َف اع ُل ُاعلَ اة
َ م َف اع ُل ُاع َل
َ َف ا
لَت ْف ِع ُْل أَفْ ِع ُْل ُم ْف َعل م ْف ِع ُل إِفْ َعا ُلا ي ْف ِع ُل ُأَفْ َع َل أ
Tambahan untuk jenis ini berupa hamzah, alif dan tasydid. Perhatikan bahwa wazan untuk masing-
masing fi’il nya benar-benar tidak memiliki kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Wazan ل
ُ فَ َّعmemiliki tambahan tasydid. Secara lahiriyah, wazan ini seperti tiga huruf. Namun
َ
pada hakikatnya, wazan ل
ُ فَ َّعbentuk asalnya adalah:
َ
ُفَ ْع َع َل
Adanya dua huruf yang sama ini disederhanakan dengan menjadikannya ber-tasydid ke bentuk
ُ فَ َّع َل. Tabel berikut ini menunjukkan contoh tashrif untuk sebagian fi’il yang masuk ke bab ini.
إسم مفعول فعل المر فعل النهي إسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي Arti
ُلَت َعلِ ْم َُعلِ ْم م َعلَّ ُم م َعلِ ُم تَ ْعلِْي اُما ي َعلِ ُم َُعلَّ َم Mengajarkan
ُلَت َكلِم َكلِ ُْم ُم َكلَّم ُم َكلِم تَكْلِْي اُما ُي َكلِم َكلَّ َُم Berbicara
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami
tashrif bab ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
Bertauhid
تَ ْو ِحْي ادا- َو َّح َُد
Mengulangi
َك َّرَُر – تَ ْك ِريْ ارا
Menyetujui
قَ َّرَُر – تَ ْق ِريْ ارا
Membaguskan
س َُن – ََتْ ِسْي ناا َّ َح
Bertasbih
ح – تَ ْسبِْي احا َُ ََّسب
ُ تَ ْف ِعْيkarena bersifat
Perhatikan bahwa mashdar untuk fi’il-fi’il tersebut mengikuti wazan الا
qiyasiy.
فعل النهي مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل املضارع فعل املاضي
ِ لَت َف
اع ُْل ِ َف
اع ُْل ُاعل ِ م َفاعلَةاُ م َف ِ ي َف
َ م َف ُاعل َ ُاعل اع َُل
َ َف
Wazan ل
ُ اع
َ َ فmemiliki tambahan huruf alif setelah fa' fi’il. Berikut ini adalah contoh tashrif dari
َ
sebagian fi’il-fi’il yang masuk bab ini:
ِ َلََت
اه ُْد ِج
اه ُْد ُاهد ِ ََمَاه َدُةا َم ِ َي
َ ََم ُاهد ُاهد اه َُد
َ َج
Berjuang
َ َ َ
ِ َلََت
ُْادل ِج
ُْادل ُادل
َ ََم ِ ََم
ُادل ادلَُةا
َ ََم ِ َي
ُادل َُادلَ َج
mendebat
َ َ
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami
tashrif bab ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
Bersegera
ار َع ُةا
َسَ ع–م َُ ساَ َر
Berhijrah
اج َرةُا
َ هاَ َج َُر – م َه
Memerangi
قَاتَ َُل – م َقاتَلَ ُةا
Berpindah
احلَةُا َ اح َُل – م َر َ َر
Bertemu
قَابَ َُل – م َقابَلَ ُةا
مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املضارع فعل املاضي
لَت ْف ِع ُْل أَفْ ِع ُْل ُم ْف َعل ُم ْف ِعل إِفْ َعا ُلا ُي ْف ِعل أَفْ َع َُل
Wazan ُ ٌأَفْ َع َلmemiliki tambahan huruf hamzah berharokat fathah sebelum fa' fi’il. Berikut ini adalah contoh
tashrif dari sebagian fi’il-fi’il yang masuk bab ini:
فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي Arti
لَت ْسلِ ُْم َسلِ ُْم ْأ ُم ْسلَم ُإِ ْسالَاما م ْسلِم ُي ْسلِم َسلَ َُم ْأ
Berserah diri
لَت ْك ِرُْم أَ ْك ِرُْم ُمك َْرم ُم ْك ِرم إِ ْك َر ااما ُي ْك ِرم اَ ْك َرَُم Memuliakan
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami
tashrif bab ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut.
Terjemah Mauzun
اجا إِ ْخ َر ا- ج َُ أَ ْخ َر
mengeluarkan
mewajibkan
ُ إِ َْيَ ا- ب
اَب َُ أ َْو َج
Catatan:
Khusus untuk fi’il wazan أَفْ َع َُل, hamzah yang ada pada fi'il madhy, mashdar, dan fi'il amar
adalah Hamzah qatha' ( أatau )إbukan hamzah washal ()ا. Adapun hamzah pada
wazan fi'il tsulatsy mazid yang lain dan juga hamzah pada fi’il amar tsulatsy mujarrad
adalah hamzah washal.
فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المرTambahan
لَتَتَ َف َّع ُْل تَ َف َّع ُْل ُمتَ َف َّعل ُالا متَ َف ِعل ُ تَ َف ُّع يَتَ َف َّع ُل تَ َف َّع َُل َ - ت
ّ
اع ُْل ِ
َ لَتَتَ َف اع ُْل َ تَ َف ُاعل َ الا متَ َفاعلُ متَ َف ُ تَ َفاع ُاعل َ يَتَ َف اع َُل َ تَ َف ا-ت
لَتَ ْفتَ ِع ُْل اِفْ تَ ِع ُْل ُم ْفتَ َعل ُاِفْتِ َعا ُلا م ْفتَ ِعل ُيَ ْفتَ ِعل اِفْ تَ َع َُل إ–ت
لَتَ ْن َف ِع ُْل اِنْ َف ِع ُْل ُمْن َف َعل ُاِنِْف َعا ُلا مْن َف ِعل ُيَ ْن َف ِعل اِنْ َف َع َُل -إ ن
4.2.2.1 wazan تَ َف َّع َُل
إسم مفعول فعل المر فعل النهي إسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي
لَتَتَ َف َّع ُْل تَ َف َّع ُْل ُمتَ َف َّعل ُمتَ َف ِعل الا
ُ تَ َف ُّع ُيَتَ َف َّعل تَ َف َّع َُل
Wazan ل
ُ تَ َف َّعmemiliki tambahan huruf ta dan ‘ain fi’il yang bertemu ‘ain fi’il sehingga menjadi ‘ain fi’il
َ
bertasydid . Berikut ini adalah contoh tashrif dari sebagian fi’il-fi’il yang masuk bab ini:
فعل املاضي فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي Arti
لَتَتَ َعلَّ ُْم تَ َعلَّ ُْم ُمتَ َعلَّم ُتَ َعلُّ اما متَ َع ِلم يَتَ َعلَّ ُم تَ َعلَّ َُم Mempelajari
س ُْم َّ َلَتَتَ ب س ُْم َّ َتَب ُسمَّ َمتَ ب ُس اما متَ بَ ِسمُّ َتَب ُسم َّ َيَتَ ب س َُم َّ َتَب
Tersenyum
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami
tashrif bab ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
فعل النهي فعل المر إسم مفعول إسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي
ُاع ْل ِ مت َف
َ لَتَتَ َف ُاع ْل
َ تَ َف ُاعل
َ متَ َف اع ُل َ الا
ُ تَ َفاع ُاعل
َ يَتَ َف ُاع َل
َ تَ َف
فعل املاضي فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي arti
تَ َع َاو ُْن لَُتَتَ َع َاو ُْن ُمتَ َع َاون ُتَ َعاواُن متَ َعا ِون يَتَ َع َاو ُن تَ َع َاو َُن Saling menolong
تَ َكاثَ ُْر لَتَتَ َكاثَ ُْر ُمتَ َكاثَر ُتَ َكاث ارا متَ َكاثِر ُيَتَ َكاثَر تَ َكاثَ َُر memperbanyak
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami tashrif
bab ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
Bertawadhu
تَ َواض اعا- اض َُع
َ تَ َو
Saling mengenal
ف – تَ َعارفااَُ ار
َ تَ َع
Saling mengganti
ُادلَ َُيَتَ ب-ُاد َل
َ َتَب
Seimbang
ُ تَ َوازان- تَ َو َاز َُن
الا
ُ ََتَاه- اه َُل َ َََت
Pura-pura bodoh
فعل النهي فعل المر إسم مفعول إسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي
لَتَ ْفتَ ِع ُْل اِفْ تَ ِع ُْل ُم ْفتَ َعل ُم ْفتَ ِعل اِفْتِ َعا ُلا ُيَ ْفتَ ِعل اِفْ تَ َع َُل
ُ اِفْ تَ َعmemiliki tambahan huruf hamzah yang berharakat kasrah sebelum fa’ fi’il dan
Wazan ل
َ
huruf ta berharakat fathah setelahnya. Berikut ini adalah contoh tashrif dari sebagian fi’il-fi’il
yang masuk bab ini:
ُ اِفْ تَ َع
Contoh fi’il wazan ل
َ
فعل النهي فعل المر إسم فاعل إسم مفعول مصدر فعل املضارع فعل املاضي Arti
لَ ََتْتَ ِه ُْد اِ ْجتَ ِه ُْد َُْمتَ َهد َُْمتَ ِهد هادا ِ
ا ْجتِ ا ََُْيتَ ِهد اِ ْجتَ َه َُد Bersungguh-
sungguh
ُلَ ََْتتَ ِم ْع ُاِ ْجتَ ِم ْع َُْمتَ َمع َْمتَ ِم ُع اعا ِ
ا ْجتِ َم ا ََْيتَ ِم ُع ُاِ ْجتَ َم َع Berkumpul
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami tashrif bab
ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
ارا ِِ ِ
صا َ انْت- ص َُر َ َانْ ت
menang
ِ ِ
ا ْستَ َم َُع – ا ْستِ َم ا
اعا
mendengarkan
ُِْت ا
اَب ِ ِ َُ اِقْتَ ر
َ اق- ب
Jadi dekat
َ
ِِ ِ
ابْت َد ُاءا- َابْ تَ َدُأ
memulai
ِ ُ اِب تد
ع – ابْتِ َد ا
اعا
Berbuat bid’ah
َ َ َْ
فعل النهي فعل المر مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل املضارع فعل املاضي
لَتَ ْن َف ِع ُْل اِنْ َف ِع ُْل ُمْن َف َعل ُاِنِْف َعا ُلا مْن َف ِعل ُيَ ْن َف ِعل اِنْ َف َع َُل
Wazan ُ اِنْ َف َع َلmemiliki tambahan huruf hamzah yang berharakat kasrah dan huruf nun sukun
sebelum fa f’il. Berikut ini adalah contoh tashrif dari sebagian fi’il-fi’il yang masuk bab ini:
ُ اِنْ َف َع
Contoh fi’il wazan ل
َ
مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع arti
اِنْ َك ِس ُْر لَتَ ْن َك ِس ُْر ُسرَ مْن َك ُارا مْن َك ِسر
سا
ِ ِ
َ انْك ُيَ ْن َك ِسر س َُر ِ
َ انْ َك
Pecah
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami tashrif bab
ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
Tertutup
اِنْطبَاقاا- اِنْطَبَ َُق
ارا ِِ ِ
انْ َف َج َُر – انْف َج ا
Terpancar
ِ ِ
انْ َدفَ َُع – انْ ِدفَ ا
اعا
Tertolak
Roboh
اِ ْْنِ َد ااما- اِنْ َه َد َُم
اسا ِ ِ ُ اِنْ ع َك
انْع َك ا- س
Terbalik
َ َ
فعل النهي فعل المر إسم مفعول إسم فاعل مصدر فعل املضارع فعل املاضي Tambahan
ُلَتَ ْستَ ْف ُِع ْل ُاِ ْستَ ْف ِع ْل ُم ْستَ ْف َعل اِ ْستِ ْف َعالُا م ْستَ ْف ِع ُل يَ ْستَ ْف ِع ُل ُاِ ْستَ ْف َع َل --ا س ت
فعل النهي فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل املاضي
لَتَ ْستَ ْف ِع ُْل يَ ْستَ ْف ِعلُ اِ ْستِ ْف َعا ُلا م ْستَ ْف ِعلُ م ْستَ ْف َعلُ اِ ْستَ ْف ِع ُْل اِ ْستَ ْف َع َُل
ُ اِ ْستَ ْف َعmemiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah, huruf sin sukun, dan huruf ta
Wazan ل
َ
berharakat fathah sebelum fa fi’il. Berikut ini adalah contoh tashrif dari sebagian fi’il-fi’il yang masuk
bab ini:
فعل املاضي فعل املضارع مصدر إسم فاعل إسم مفعول فعل المر فعل النهي arti
اِ ْستَ ْغ ِف ُْر لَتَ ْستَ ْغ ِف ُْر ُم ْستَ ْغ َفر ُاِ ْستِ ْغ َف ُاارا م ْستَ ْغ ِفر ُيَ ْستَ ْغ ِفر اِ ْستَ ْغ َف َُر Memohon ampun
يَ ْستَ ْع ِملُ اِ ْستِ ْع َما ُلا م ْستَ ْع ِملُ م ْستَ ْع َملُ اِ ْستَ ْع ِم ُْل لَتَ ْستَ ْع ِم ُْل اِ ْستَ ْع َم َُل menggunakan
Tabel berikut ini menunjukkan beberapa fi’il yang masuk ke bab ini. Untuk lebih memahami tashrif bab
ini, silahkan tashrif fi’il-fi’il berikut!
Terjemah Mauzun
ارا ِ ِ ِ
نص ا
َ ا ْست- ص َُر َ ا ْستَ ْن
Meminta tolong
ارا ِ ِ ِ
ا ْستكْبَ ا- ا ْستَكْبَ َُر
Sombong
ْما ُلا ِ ِ ِ
َ ْم َُل – ا ْستك َ ا ْستَك
menyempurnakan
BAB V
TASHRIF LUGHAWI
5.1 Mengenal Tashrif Lughawi
Di dalam kalimat Bahasa Arab, setiap kata kerja untuk kata ganti orang tertentu, memiliki
bentuk yang berbeda-beda. Dalam Bahasa Arab kata “dia (laki-laki) berbuat” dan “dia
(perempuan) berbuat” memiliki bentuk yang berbeda. Fi’il madhy dan fi’il mudhari’ yang sudah
kita pelajari pada bab sebelumnya semuanya adalah untuk kata ganti orang ketiga tunggal laki-
laki (ُه َو/dia laki-laki ). Bentuk fi’il madhy dan fi’il mudhari’ untuk dia perempuan, kamu, kami,
mereka, dan sebagainya tidak sama dengan bentuk “dia laki-laki”. Begitu pun dengan bentuk
fi’il amar yang sudah kita pelajari pada bab sebelumnya adalah untuk kata ganti orang kedua
tunggal laki-laki (ُت
َ ْ)أَن. Bentuk untuk kamu (perempuan), kalian, dan sebagainya juga berbeda,
karena pada kalimat Bahasa Arab, sifat jenis (mudzakkar dan muannats) dan sifat jumlah (mufrad,
tatsniyah, dan jamak) merupakan hal yang penting.
Jika pada tashrif ishtilahy, kita belajar merubah suatu kata dari bentuk asalnya ke bentuk yang
lain. Maka pada tashrif lughawi kita mempelajari perubahan setiap bentuk kata itu berdasarkan
jenis dan jumlah subjek atau pelakunya. Kita akan mempelajari bentuk fi’il madhy untuk kata
ganti kalian, kamu, dan sebagainya, insya Allah.
memukul),ُ( فَ تَ َحtelah membuka) ُ( َعلِ َمtelah mengetahui) , ( َحس َُنtelah baik), ُب ِ
َ (حسtelah
َ
menghitung) yang mewakili enam bab tsulatsy mujarrad dan kata ( اِ ْستَ غْ َف َُرtelah memohon ampun)
Perlu diketahui, secara umum kita bisa membagi tashrif lughawi menjadi dua jenis:
1. Tashrif lughawi bentuk fi’il
2. Tashrif lughawi bentuk isim
ُب ِ ِ
untuk َ َ َكتadalah ُ َكاتب. ُ َكاتبini adalah wazan untuk mufrad mudzakkar. Sehingga kata ini dapat
digunakan untuk dhamir saya, kamu (laki-laki), dan dia (laki-laki) karena semua dhamir ini
termasuk jenis mufrad mudzakkar. Contohnya:
ُ ُت َكاتِب
َُ ْ أَن، ه َُو َكاتِب، َُن َكاتِب
َُ أ
Mazid Bab 6 Bab 5 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1 Dhamir
اِ ْستَ ْف َع َلُ فَ ِع َلُ فَع َلُ ُ فَ ِع َلُ فَ َع َلُ فَ َع َلُ فَ َع َلُ هﻭ
اِ ْستَ ْف َع ُ
الَ فَ ِع ُ
الَ ُ الَ ُ
فَع ُ فَ ِع ُ
الَ ُ الَ
فَ َع ُ الَ
فَ َع ُ الَ
فَ َع ُ هما
اِ ْستَ ْف َعل ْوا فَ ِعلوا فَعلوا فَ ِعلوا فَ َعل ْوا فَ َعل ْوا فَ َعل ْوا هﻡ
Catatan:
Kesamaan warna menunjukkan kesamaan bentuk.
Perhatikanlah bahwa yang berubah dari setiap fi’il di atas adalah hanya bentuk terakhirnya saja,
yaitu pada huruf lam fi’il. Huruf fa fi’il dan ‘ain fi’il dari setiap bab tetap mengikuti wazan utama.
Ini juga berlaku untuk tsulatsy mazid dan yang lainnya. Sebagai gambaran perhatikan tabel tashrif
lughawi untuk beberapa fi’il madhy berikut ini:
Bab Mazid Bab 6 Bab 5 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1
Dhamir
Dari tabel di atas kita bisa menyimpulkan bahwa wazan tashrif lughawi fi’il madhy adalah seragam
untuk bab-bab tsulatsy mujarrad dan begitupun dengan tsulatsy mazid dan kelompok bab lainnya.
Kemudian untuk membuat kalimat kamu (laki-laki) telah memukul maka kata fi’il madhy yang
ت tepat adalah
ض َربْ َُ
َ bukan bentuk yang lain. Begitupun dengan yang lainnya setiap kata ganti
memiliki bentuk fi’il madhy yang spesifik.
Wazan tashrif fi’il mudhari’ seperti fi’il madhy dimana perubahannya berdasarkan kata gantinya.
Namun yang perlu dicermati adalah wazan tashrif fi’il mudhari’ lebih rumit karena yang berubah
tidak hanya huruf terakhir saja (seperti fi’il madhy) akan tetapi juga pada huruf pertamanya.
Wazan tashrif fi’il mudhari’ adalah:
Salah satu ciri fi’il mudhari adalah huruf pertamanya salah satu dari empat huruf
( ن – ي – ت- )أyang bisa diingat dengan ت َُ ُأَنِْي
ُ ُأَنَ ْيatau ت
Mazid Bab 6 Bab 5 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1
يَ ْستَ ْف ِع ُل يَ ْف ِع ُل يَ ْفعلُ يَ ْف َعلُ يَ ْف َعلُ يَ ْف ِع ُل يَ ْفعلُ
يَ ْستَ ْف ِعالَ ِنُ يَ ْف ِعالَ ِنُ يَ ْفعالَ ِنُ يَ ْف َعالَ ِنُ يَ ْف َعالَ ِنُ يَ ْف ِعالَ ِنُ يَ ْفعالَ ِنُ
يَ ْستَ ْف ِعل ْو َنُ يَ ْف ِعل ْو َنُ يَ ْفعل ْو َنُ يَ ْف َعل ْو َنُ يَ ْف َعل ْو َنُ يَ ْف ِعل ْو َنُ يَ ْفعل ْو َنُ
تَ ْستَ ْف ِعلُ تَ ْف ِعلُ تَ ْفعلُ تَ ْف َعلُ تَ ْف َعلُ تَ ْف ِعلُ تَ ْفعلُ
تَ ْستَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ
تَ ْستَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ
تَ ْستَ ْف ِعل ْو َنُ تَ ْف ِعل ْو َنُ تَ ْفعل ْو َنُ تَ ْف َعل ْو َنُ تَ ْف َعل ْو َنُ تَ ْف ِعل ْو َنُ تَ ْفعل ْو َنُ
تَ ْستَ ْف ِعلِ ْ َُ
ي تَ ْف ِعلِ ْ َُ
ي تَ ْفعلِ ْ َُ
ي تَ ْف َعلِ ْ َُ
ي تَ ْف َعلِ ْ َُ
ي تَ ْف ِعلِ ْ َُ
ي تَ ْفعلِ ْ َُ
ي
تَ ْستَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف َعالَ ِنُ تَ ْف ِعالَ ِنُ تَ ْفعالَ ِنُ
'Catatan: Hamzah untuk fii'il mudhari dhamir Ana (Saya) adalah hamzah qatha
Untuk lebih memahami wazan tashrif lughawi fi’il mudahri', berikut ini ditampilkan tabel yang
menyajikan contoh beberapa fi’il mudhari’ tsulatsy mujarrad :
Tabel 5.6 Contoh Tashrif Lughawi Mauzun Fi’il Mudhari’
Mazid Bab 6 Bab 5 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1
Apabila kita perhatikan tabel di atas, maka kita akan mendapati wazan tashrif lughawi-nya yang
seragam bagaimanapun bentuknya baik untuk bab-bab tsulatsy mujarrad dan begitu juga dengan
tsulatsy mazid dan kelompok bab lainnya. Kemudian untuk membuat kalimat kalian (laki-laki)
lain. Begitupun dengan yang lainnya setiap kata ganti memiliki bentuk fi’il mudhari’ yang spesifik.
Berbeda dengan bentuk fi’il yang berubah berdasarkan isim dhamir-nya, tashrif isim berubah
berdasarkan ‘adad atau jumlah dan jenisnya. Ada enam wazan isim Fa’il, dimana keenam wazan
ini dapat digunakan untuk lebih dari satu dhamir. Wazan tashrif isim Fa’il ditunjukkan oleh tabel
berikut:
Orang-orang yang
ُ ُت
َّ َْأَن،ه َّن ُ ت ِ َف
ُ َاعال Jama’ Muannats Salim
berbuat (pr)
Perhatikan tabel di atas! Setiap wazan isim Fa’il tersebut dapat digunakan lebih dari satu isim
dhamir. Karena perubahannya didasarkan pada jenis dan 'adadnya. Misalkan َ فَا ِعلmerupakan
bentuk mufrad mudzakkar, maka semua isim dhamir mufrad mudzakkar dapat menggunakan wazan
ini yaitu هُ ََو، َ أ َ ْنت، أَنَاtanpa melihat apakah isim dhamir tersebut adalah dhamir mukhathab, ghaib, atau
mutakallim. Aturan ini juga berlaku untuk isim maf'ul. Tabel berikut menampilkan beberapa
contoh tashrif lughawi isim Fa’il:
Tashrif untuk isim Fa’il dan isim maf’ul berdasarkan tashrif dari mufrad ke jamak. Silahkan lihat
aturan perubahannya pada bab satu dari buku ini.
Wazan tashrif lughawi isim maf’ul sama dengan isim Fa’il. Tabel berikut menyajikan wazan tashrif
isim maf’ul ditunjukkan oleh Tabel 5.9 berikut:
Catatan :
Isim maf’ul tidak harus untuk manusia sehingga dapat diterjemahkan menjadi “orang” atau “hal”
misalkan untuk ungkapan yang dimakan, yang dimasak, maka lebih tepat untuk benda
dibandingkan untuk manusia.
Tabel 5.10 berikut ini menampilkan beberapa contoh tashrif lughawi isim maf’ul:
Mazid Bab 6 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1
م ْستَ غْ َفرُ ََمس ْوبُ َم ْعل ْومُ َم ْفت ْوحُ ضرْوبُ
َم ْ بُ
َمكْت ْو ُ
َ
م ْستَ غْ َف َر ُِ
ان/م ْستَ غْ َُف َريْ ِنُ ََمس ْوََب ُِنََْ /مس ْوبَُ ْ ِ
يُ يُ َم ْعل ْوَم ُِ
انَ /م ْعل ْوَم ْ ِ َم ْفت ْو َح ُِ
انَ /م ْفت ْو َُح ْ ِ
يُ ضرْوََب ُِنَ /م ْ
ضرْوبَ ْ ِ
يُ َم ْ َمكْت ْوََب ُِن/
َمكْت ْوبَ ْ ُِ
يُ
ِ ِ
م ْستَ غْ َفرْو َُن/م ْستَ غُْ َف ِريْ َنُ ََمس ْوب ْو َُنََْ /مس ْوُبِ َْ
يُ يُ
َم ْعل ْوم ْو َُنَ /م ْع ْلوم َْ يُ
َم ْفت ْوح ْو َُنَ /م ْفت ْو ُح َْ ضرْوُبِ َْ
يُ ضرْوب ْو َُنَ /م ْ
َم ْ َ
َمكْت ْوب ْو َُن/
م ْستَ غْ َف َرةُ ََمس ْوبَُة َم ْعل ْوَمةُ َم ْفت ْو َحةُ ضرْوبَةُ
َم ْ َمَمككْتْتْوْبِوبَةَُُْ
ي ُ
Fi’il amar dan fi’il nahiy sama seperti dua bentuk fi’il sebelumnya, juga berubah berdasarkan isim
dhamir. Hanya saja, seperti kita ketahui bersama bahawa bentuk kata perintah dan kata larangan
itu hanya berlaku untuk kata ganti orang kedua (kamu, kalian) sehingga tashrif-nya hanya
perubahan dari anta (kamu laki-laki) hingga antunna (kalian perempuan).
Tashrif fi’il amar ini hanya berubah pada huruf terakhir dari fi’il amar. Wazan untuk fi’il amar tsulatsy
mujarrad ditunjukkan oleh tabel berikut:
ُ ب ُ اِ ْستَ ْغ ِف ُْر ُْ اِ ْح ِس ُ ُاِ ْعلَ ْم ُ ُاِفْ تَ ْح ُ ُبْ ض ِر ْ ِا ُ ُب
ْ ا ْكت ُ ُتَ ْأَن
ُ اِ ْح ِسبَا ُ اِ ْستَ ْغ ِف َرا ُ اِ ْعلَ َما ُ اِفْ تَ َحا ُ ض ِرََُبْ ِا ُ ا ْكت بَا َ َما
َ أَنْ ت
ُ اِ ْح ِسب ْوا ُ اِ ْستَ غْ ِفرُْوا ُ اِ ْعلَم ْوا ُ اِفْ تَح ْوا ُ ض ِرب ْوا ْ ِا ُ ا ْكت ب ْوا ُ ُأَنْ ت ْم
ُيُْ ب ُ اِ ْستَ ْغ ِف ِرُْ ِاِ ْح ِس ُ اِ ْعلَ ِم ُْي ُ اِفْ تَ ِح ُْي ُب ُْ ِضِر ْ ِا ُبُْ ِا ْكت ُتُِ ْأَن
ُ اِ ْح ِسبَا ُ اِ ْستَ ْغ ِف َرا ُ اِ ْعلَ َما ُ اِفْ تَ َحا ُ ض ِرََُبْ َِا ُ ا ْكت بَا ُ أَنْ ت َما
ُ ب ُ اِ ْستَ ْغ ِف ْر َُن
َُ ْ اِ ْح ِس ُ اِ ْعلَ ْم َُن ُ اِفْ تَ ْح َُن ُ ض ِربْ َُنْ َِا ُ ُب
َ ْ ا ْكت ُ ت
َُّ ْأَن
Fi’il amar adalah kata perintah oleh karena itu hanya berlaku untuk dhamir mukhathab (kata ganti
orang kedua). Ketika ingin membuat kata perintah “tulislah!” untuk tiga orang wanita maka
digunakan kata ب
َُ ْ ا ْكت. Begitupun jika ingin membuat kata perintah yang lain maka perhatikanlah
dhamir-nya.
Tashrif fi’il nahiy tidak jauh berbeda dengan fi’il amar. Ditunjukkan oleh tabel berikut:
Makna dasar Mazid Bab 6 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1 Dhamir
Mazid Bab 6 Bab 4 Bab 3 Bab 2 Bab 1 Dhamir
ب ُ لَتَ ْستَ ْغ ِف ُْر ُ لَتْ ِس َُْ لتَ ْعلَ ْمُ ُ لَتَ ْفتَ ْحُ ُ بُ ُ ض ِر ْب ُ لَتَ ْلَتَكْت ُْ تُ ُأَنْ َ
لَتْ ِسبَا ُ لَتَ ْستَ ْغ ِفَُرا ُ َ لتَ ْعلَ َما ُ لَتَ ْفتَ َحا ُ بُ ض ِر َُ لَتَكْت بَا ُ لَتَ ْ ماَ َ
أَنْ ت َ
لَتْ ِسب ْوا ُ لَتَ ْستَ ْغ ِف ُرْوا ُ
َ لتَ ْعلَم ْوا ُ لَتَ ْفتَح ْوا ُ ض ِرب ْواَ َلَتَكْت ب ْوا ُ لَتَ ْ أَنْ ت ْمُ ُ
يُب ُ لَتَ ْستَ ْغ ِفُِر ُْلَتْ ِسِ ُْ
َ لتَ ْعلَ ِم ُْي ُ لَتَ ْفتَ ِح ُْي ُ بُ ضِرِ ُْب ُ لَتَ ْ لَتَكْتِ ُْ تُأَنْ ُِ
لَتْ ِسبَا ُ لَتَ ْستَ ْغ ِفَُرا ُ َ لتَ ْعلَ َما ُ لَتَ ْفتَ َحا ُ ض ِرََُب ُ
لَتَكْت بَا ُ لَتَ ْ أَنْ ت َما ُ
ب ُ لَتَ ْستَ ْغ ِفُْر َُن ُ
لَتْ ِس ْ َُ
َ لتَ ْعلَ ْم َُن ُ لَتَ ْفتَ ْح َُن ُ ض ِربْ َنُ ُ
ب ُ لَتَ ْ
لَتَكْت ْ َُ ت ُأَنْ َُّ
BAB VI
ب 1. Tashrif
)َ (telah menulisكتَ َُ
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل فعل املاضي فعل املضارع اسم مصد
بُ َمكْت ْو ُ َكاتِبُ ُ كِتَابَُةا ُ بُ يَكْت ُ بُ ُ
َكتَ َ ه َوُ ُ
يُي ُ َمكْت ْوََب ُِنَ /مكْتُ ْوبَ ْ ُِانَ /ك ُاتِبَ ْ ُِ
َكاتِبَ ُِ يَكْت بَ ُِ
ان ُ َكتَ بَا ُ ُهَا
كاَتِب ْو َُنَ /ك ُاتِبِ َُ
ي ُ َمكْت ْوب ْو َُنَ /مكْتُ ْوبِ ْ َُ
ي ُ يَكْت ب ْو َُن ُ َكتَ ب ْوا ُ ه ُْم ُ
َمكْت ْوبَُة َكاتِبَةُ ُ بُ تَكْت ُ تُ َكتَ بَ ُْ ِه َُي ُ
ان/َمكْت ْوبَتَ ُِ انَُ /كاتِبَ تَ ُِ
يُ َكاتِبَ تَ ُِ تَكْت بَ ُِ
ان ُ َكتَ بَ تَا ُ ُهَا ُ
َمكْت ْوبَتَ ْ ُِ
ي َكاتِبَاتُ ُ ب ُيَكْت ْ َُ ب ُ َكتَ ْ َُ ه َُّن ُ
َمكْت ْوََبتُ
بُ ُ
لَتَكْت ْ بُ
ا ْكت ْ بُ تَكْت ُ تَُكتَ ْب َ تُ ُ
أَنْ َ
لَتَكْت بَا ُ ا ْكت بَا تَكْت بَ ُِ
ان ُ َكتَ ْب ت َما ُ أَنْ ت َما ُ
لَتَكْت ب ُْوا ُ ا ْكت ب ْوا تَكْت ب ْو َُن ُ َكتَ ْب ت ُْم ُ أَنْ ت ْمُ ُ
لَتَكْتِ ُْ
ب ا ْكتِ ْ
بُ يُ تَكْتبِ ْ َُ تُ َكتَ ْب ُِ أَنْ ُِ
ت
لَتَكْت بَا ا ْكت بَا تَكْت بَ ُِ
ان ُ َكتَ ْب ت َما ُ أَنْ ت َما ُ
بُ
لَتَكْت ْ َ ا ْكت ْ َُ
ب ب ُ تَكْت ْ َُ ت َُكتَ ْب َُّ ت ُأَنْ َُّ
أَ ْكتبُ ُ تَُكتَ ْب ُ أ ََنُ
نَكْتبُ ُ َكتَ ْب نَا ُ ََْننُ
ح 3. Tashrif
) (telah membukaفَتَ َُ
فعل فعل
اسم مفعول فعل المر فعل النهي اسم فاعل مصدر
املضارع املاضي
َم ْفت ْو ُ
ح فَاتِ ُ
ح فَ ْت احا يَ ْفتَ ُ
ح فَ تَ َحُ ُ ه َوُ ُ
انَ /م ْفت ْو َح ْ ُِ
ي َم ْفت ْو َح ُِ ان/فَ ِاَتَ ْ ُِ
ي فَ ِاَتَ ُِ يَ ْفتَ َح ُِ
ان فَ تَ َحا ُ ُهَا
َم ْفت ْوح ْو َُنَ /م ْفت ْو ُِح ْ َُ
ي فَ ِاَت ْو َُن/فَ ُِِ
اَت ْ َُ
ي يَ ْفتَحو َُن ه ُْم ُ فَ تَح ْوا ُ
َم ْفت ْو َحةُ فَ ِاَتَةُ تَ ْفتَحُ ِه َُي ُ فَ تَ َح ُْ
ت
ي َم ْفت ْو َحتَ ُِ
انَ /م ْفت ُْو َحتَ ْ ُِ ان/فَ ُِ
اَتَتَ ْ ُِ
ي فَ ِاَتَتَ ُِ تَ ْفتَ َح ُِ
ان ُهَا ُ فَ تَ َحتَا
َم ْفت ْو َحاتُ فَ ِاَتَاتُ يَ ْفتَ ْح َُن ه َُّن ُ فَ تَ ْح َُن
لَتَ ْفتَ ْحُ اِفْتَ ْحُ تَ ْفتَ ُ
ح ت ُ فَ تَ ْح َُ
ت أَنْ َُ
لَتَ ْفتَ َحا اِفْتَ َحا تَ ْفتَ َح ُِ
ان أَنْ ت َما ُ فَ تَ ْحت َما
لَتَ ْفتَح ْوا اِفْتَح ْوا تَ ْفتَح ْو َُن أَنْ ت ُْم ُ فَ تَ ْحت ْمُ
لَتَ ْفتَ ِح ُْي اِفْتَ ِح ُْي تَ ْفتَ ِح ْ َُ
ي فَ تَ ْح ُِ
ت أَنْ ُِ
ت
لَتَ ْفتَ َحا اِفْتَ َحا تَ ْفتَ َح ُِ
ان أَنْ ت َما ُ فَ تَ ْحت َما
لَتَ ْفتَ ْح َنُ اِفْتَ ْح َُن تَ ْفتَ ْح َنُ ت ُ فَ تَ ْح َُّ
ت أَنْ َُّ
أَفْتَحُ فَ تَ ْحتُ أ ََنُ
نَ ْفتَحُ فَ تَ ْحنَا ََْننُ
فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل فعل املضارع اسم مصدر
املاضي
َم ْعل ْومُ َع ِالُ ْما ِ
عل ا يَ ْعلَمُ َعلِ َُم ُ ه َوُ ُ
انَ /م ْعل ْوَم ْ ُِ
ي َم ْعل ْوَم ُِ ان/عالِ َم ْ َُ
ي َعالِ َم ُِ ي ْعلَم ِ
انُ َ َ َعلِ َما ُهَا
َم ْعل ْوم ْو َُنَ /م ْع ْلوِم ْ َُ
ي َعالِم ْو َُنَ /عالِ ِم ْ َُ
ي يَ ْعلَم ْو َنُ َعلِم ْوا ُ ه ُْم ُ
َم ْعل ْوَمةُ َعالِ َمةُ تَ ْعلَمُ َعلِ َم ُْ
ت ِه َُي ُ
انَ /م ْعل ُْوَمتَ ْ ُِ
ي َم ْعل ْوَمتَ ُِ انَ /عالِ َمتَُ ْ ُِ
ي َعالِ َمتَ ُِ تَ ْعلَ َم ُِ
ان َعلِ َمتَا ُهَا ُ
َم ْعل ْوَماتُ َعالِ َماتُ يَ ْعلَ ْم َُن َعلِ ْم َُن ه َُّن ُ
لتَ ْعلَ ْمُ اِ ْعلَ ْمُ تَ ْعلَمُ َعلِ ْم َُ
ت تُ ُ
أَنْ َ
لتَ ْعلَ َما اِ ْعلَ َما تَ ْعلَ َم ُِ
ان َعلِ ْمت َما أَنْ ت َما ُ
لتَ ْعلَم ْوا اِ ْعلَم ْوا تَ ْعلَم ْو َُن َعلِ ْمت ُْم أَنْ ت ْمُ ُ
لتَ ْعلَ ِم ُْي اِ ْعلَ ِم ُْي تَ ْعلَ ِم ْ َُ
ي َعلِ ْم ُِ
ت أَنْ ُِ
ت
لتَ ْعلَ َما اِ ْعلَ َما تَ ْعلَ َم ُِ
ان َعلِ ْمت َما أَنْ ت َما ُ
لتَ ْعلَ ْم َُن اِ ْعلَ ْم َُن تَ ْعلَ ْم َنُ َعلِ ْم َُّ
ت ت ُ
أَنْ َُّ
أَ ْعلَمُ َعلِ ْمتُ أ ََنُ
نَ ْعلَمُ َعلِ ْمنَا ََْننُ
ن 5. Tashrif
)َ (telah baikحس َُ
فعل النهي صفة مشبهة ُ فعل المر اسم مصد فعل املاضي فعل املضارع
َح َسنُ ح ْسناا ََْيس ُن َحس َنُ ُ ه َوُ ُ
ََْيسنَ ُِ
ان َحسنَا ُ ُهَا
ََْيسن ْو َنُ َحسن ْوا ُ ه ُْم ُ
ََْتسنُ ُ تُ َُحسنَ ْ ِه َُي ُ
ان ََُْتسنَ ُِ َحسنَ تَا ُ ُهَا ُ
ََْيس َّنُ ُ َحس َُّن ه َُّن ُ
ََتْسنُ ُ تُ َحس ْن َُ تُأَنْ َُ
ََْتسنَ ُِ
ان ُ َحسنت َما ُ أَنْ ت َما ُ
ََْتسن ْو َنُ ُ َحس ْن ت ُْم أَنْ ت ُْم ُ
يُ ََْتسنِ ْ َُ تَُحس ْن ُِ أَنْ ُِ
ت
ََْتسنَ ُِ
ان ُ َحس ْن ت َما ُ أَنْ ت َما ُ
ََْتس َُّن ُ َحس ْن َُّ
ت ت ُأَنْ َُّ
َحسنُ ُ أْ َحس ْنتُ ُ أ ََنُ
ََْنسنُ ُ َحسنَّا ُ ََْننُ
فعل فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل اسم مصد
املاضي املضارع
ََمس ْوبُ اسبُ حِ ح ْسبَ اانُ ب ُ ََْي ِسبُ َح ِس َُ ه َوُ ُ
َ
ي ََمس ْوََب ُِنََْ /مس ْوبَ ْ ُِ
ي ان/ح ِ
اسبَ ْ ُِ ِ ِ َح ِسبَا ُ ََْي ِسبَ ُِ
َحاسبَ ُ َ ان ُهَا
ي ََمس ْوب ْو َُنََْ /مس ْوبِ ْ َُ
ي اسب و َُن/ح ِ
اسبِ ْ َُ ِ َح ِسب ْوا ُ ََْي ِسب ْو َُن
َح ْ َ ه ُْم ُ
ََمس ْوبَةُ حِ
اسبَةُ َ ت ُ ََْت ِسبُ َح ِسبَ ُْ ِه َُي ُ
انََْ /مس ْوبَُتَ ْ ُِ
ي يُ ََمس ْوبَتَ ُِ ان/ح ِ
اسبَُتَ ْ ِ ِ ِ َح ِسبَ تَا ُ ََْت ِسبَ ُِ
َحاسبَ تَ ُ َ ان ُهَا ُ
ََمس ْوََبتُ اسبَاتُحِ ب ُ ََْي ِس ْ َُ
ب َح ِس ْ َُ ه َُّن ُ
َ
بُ َْ ِ ِ ِ ت ُ ََْت ِسبُ َح ِس ْب َُ
لَتس ْ بُا ْحس ْ تُ ُ
أَنْ َ
لَت ِسبَا
َْ اِ ْح ِسبَا َح ِس ْب ت َما ُ ََْت ِسبَ ُِ
ان أَنْ ت َما ُ
لَت ِسب ْوا
َْ اِ ْح ِسب ْوا َح ِس ْب ت ُْم ُ ََْت ِسب ْو َُن أَنْ ت ْمُ ُ
لَت ِسِ ُْ
ب َْ اِ ْح ِسِ ُْ
ب ت ُ ََْت ِسبِ ْ َُ
ي َح ِس ْب ُِ أَنْ ُِ
ت
لَت ِسبَا
َْ اِ ْح ِسبَا َح ِس ْب ت َما ُ ََْت ِسبَ ُِ
ان أَنْ ت َما ُ
لَت ِس ْ َُ
ب َْ اِ ْح ِس ْ َُ
ب ت ُ ََْت ِس ْ َُ
ب َح ِس ْب َُّ ت ُأَنْ َُّ
َح ِسبُ َحس ْبتُ ُ أ ْ
ِ أ ََنُ
َح ِس ْب نَا ُ ََْن ِسبُ ََْننُ
فعل فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل اسم مصدر
املضارع املاضي
م َعلَّمُ م َعلِ ُم تَ ْعلِ ْي اما ي َعلِمُ َعلَّ َُم ُ ه َوُ ُ
ان/م َعلَّ َم ْ ُِ
ي م َعلَّ َم ُِ ان/م َعلِ َم ْ ُِ
ي م َعلِ َم ُِ ي َعلِ َم ُِ
ان َعلَّ َما ُ ُهَا
م َعلَّم ْو َُن/م َعلَّ ُِم ْ َُ
ي م َعلِم ْو َُن/م َعلِ ُِم ْ َُ
ي ي َعلِم ْو َُن َعلَّم ْوا ُ ه ْمُ ُ
م َعلَّ َمةُ م َعلِ َمةُ ت َعلِمُ َعلَّ َم ُْ
ت ِه َُي ُ
ان/م َعُلَّ َمتَ ْ ُِ
ي م َعلَّ َمتَ ُِ ان/م َعُلِ َمتَ ْ ُِ
ي م َعلِ َمتَ ُِ ت َعلِ َم ُِ
ان َعلَّ َمتَا ُهَا ُ
م َعلَّ َماتُ م َعلِ َماتُ ي َعلِ ْم َُن َعلَّ ْم َُن ه َُّن ُ
لت َعلِ ْمُ َعلِ ْمُ ت َعلِمُ تُ َعلَّ ْم َ تُأَنْ َُ
لت َعلِ َما َعلِ َما ت َعلِ َم ُِ
ان َعلَّ ْمت َما أَنْ ت َما ُ
لت َعلِم ْوا َعلِم ْوا ت َعلِم ْو َُن َعلَّ ْمت ُْم أَنْ ت ُْم ُ
لت َعلِ ِم ُْي َعلِ ِم ُْي ت َعلِ ِم ْ َُ
ي َعلَّ ْم ُِ
ت أَنْ ُِ
ت
لت َعلِ َما َعلِ َما ت َعلِ َم ُِ
ان َعلَّ ْمت َما أَنْ ت َما ُ
لت َعلِ ْم َُن َعلِ ْم َُن ت َعلِ ْم َُن َعلَّ ْم َُّ
ت ت ُ
أَنْ َُّ
أ َعلِمُ َعلَّ ْمتُ أ ََنُ
ن َعلِمُ َعلَّ ْمنَا ََْننُ
د 2. Tashrif
اه َُ
)َ (telah berjuangج َ
اسم فعل فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل
مصد املاضي املضارع
اهدُ َمَ ِ جاه َُد ُ َي ِ
َمَ َ اه ُد اه َدُةا ُ
َمَ َ اهدُ َ ََ ه َوُ ُ
اه َديْ ُِن اه ُِ دانَ/مَ ِ
اه َديْ ُِن اه ُِ َمَ ِ اه َد ُِ جاه َدا ُ َي ِ
دانَ/مَ َ َمَ َ ان َ ََ ُهَا
اه ِديْ َُن اه ِديْ َُناهدو َُنَ/مَ ِ ِ جاهدوا ُ َي ِ
اهد ْو َُنَ/مَ َ
َمَ َ َمَ ْ اهد ْو َُن َ ََ ْ ه ُْم ُ
اه َدةُ َمَ ِ ت َتَ ِ ِه َُي ُ
َمَ َ اه َدةُ اهدُ اه َد ُْ َج َ
اه َد َت ُِنَ/مَ ِ
َمَ ِ جاه َد َُت َتَ ِ
اه َدتَ ْ ُِ
ي اه َد َت ُِنَ/مَ َ
َمَ َ اه َدتَ ْ ُِ
ي اه َد ُِ
ان ََ ُهَا ُ
اه َداتُ َمَ ِ جاه ْد َُن َي ِ
َمَ َ اه َداتُ اه ْد َُن َ ََ ه َُّن ُ
اه ُْد ُ اه ُْد ُ لََتَ ِجِ ت َتَ ِ
اهدُ اه ْد َُ
َ َج َ تُ ُ
أَنْ َ
اه َدا ُ اه َدا ُ لََتَ ِجِ اه َد ُِ
ان جاه ْدَتَا َتَ ِ أَنْ ت َما ُ
َ ََ
اهد ُْوا ُ اهدوا ُ لََتَ ِ ِ جاه ْد ُْت َتَ ِ
َج ْ اهد ْو َُن ََ أَنْ ت ْمُ ُ
اه ِد ُْ
ي ي لََتَ ِ جِ
اه ِد ُْ اه ِديْ َُن ت َتَ ِاه ْد ُِ أَنْ ُِ
َ َج َ ت
ِ
َجاه َدا لََتَاه َداِ اه َد ُِ
ان جاه ْدَتَا َتَ ِ أَنْ ت َما ُ
ََ
اه ْد َُن لََتَ ِ
اه ْد َُن جِ اه ْد َُنجاه ْدت َُّن َتَ ِ ت ُأَنْ َُّ
َ ََ
اهدُ جاه ْدتُ أج ِ أ ََنُ
َ ََ
ُنَ ِ
اهدُ اه ْد َُن
َج َ ََْننُ
ن 5. Tashrif
) (telah saling tolong-menolongتَ َع َاو َُ
فعل فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل مصدر
املضارع املاضي
متَ َع َاونُ متَ َعا ِونُ يَتَ َع َاونُ ُ تَ َعاوانُ ُ تَ َع َاو َنُ ُ ه َوُ ُ
ي متَ َع َاوَن ُِن/متَ َع َاونَُ ْ ُِ
ي متَ َعا ِوَن ُِن/متَ َعا ِونَ ْ ُِ يَتَ َع َاوَن ُِن ُ تَ َع َاوَُن ُ ُهَا
ي متَ َع َاون ْو َُن/متَ َع َاوُنِ ْ َُ
ي متَ َعا ِون ْو َُن/متَ َعا ِوُنِ ْ َُ يَتَ َع َاون ْو َُن ُ تَ َع َاون ْوا ُ ه ُْم ُ
متَ َع َاونَةُ متَ َعا ِونَةُ تَ تَ َع َاونُ ُ تُتَ َع َاونَ ُْ ِه َُي ُ
ان/متَ َعا َونَتَ ْ ُِ
ي يُ متَ َع َاونَتَ ُِ
ان/متَ َعا ُِونَتَ ْ ِ متَ َعا ِونَتَ ُِ تَ تَ َع َاوَن ُِن ُ تَ َع َاونَتَا ُ ُهَا ُ
متَ َع َاوَنتُ متَ َعا ِوَنتُ يَتَ َع َاو َُّن ُ تَ َع َاو َُّن ه َُّن ُ
لَتَ تَ َع َاو ْنُ ُ تَ َع َاو ْنُ تَ تَ َع َاونُ ُ تُ ُتَ َع َاونْ َ تُ ُ
أَنْ َ
لَتَ تَ َع َاوَُن ُ تَ َع َاوَُن تَ تَ َع َاوَن ُِن ُ تَ َع َاونْ ت َُما ُ أَنْ ت َما ُ
لَتَ تَ َع َاونُ ْوا ُ تَ َع َاون ْوا تَ تَ َع َاون ْو َُن ُ تَ َع َاونْ ت ْمُ أَنْ ت ْمُ ُ
لَتَ تَ َع َاوِ ُ
نْ تَ َع َاوِ ُ
نْ يُ تَ تَ َع َاونِ ْ َُ تُتَ َع َاونْ ُِ أَنْ ُِ
ت
لَتَ تَ َع َاوَنُ تَ َع َاوَنُ تَ تَ َع َاوَن ُِن ُ تَ َع َاونْ ت َُما ُ أَنْ ت َما ُ
لَتَ تَ َع َاو َُّن تَ َع َاو َُّن تَ تَ َع َاو َُّن ُ تَ َع َاونْ َُّ
ت ت ُ
أَنْ َُّ
فعل فعل
فعل المر فعل النهي اسم مفعول اسم فاعل اسم مصد
املاضي املضارع
م ْن َف َجرُ م ْن َف ِج ُر اِنْ ِف َجارُا اِنْ َف َج َُر ُ يَ ْن َف ِجرُ ه َوُ ُ
ان/منْ َف َج َريْ ُِنمنْ َف َج َر ُِ ان/منْ َف ِج َريْ ُِن منْ َف ِج َر ُِ اِنْ َف َج َرا ُ يَ ْن َف ِج َر ُِ
ان ُهَا
م ْن َف َجرْو َُن/م ْن َف َج ِريْ َُن م ْن َف ِجرْو َُن/م ْن َف ِج ِريْ َُن
اِنْ َف َجرْوا ُ يَ ْن َف ِجرْو َُن ه ُْم ُ
منْ َف َج َرةُ منْ َف ِج َرةُ ت تَ ْن َف ِجرُ اِنْ َف َج َر ُْ ِه َُي ُ
م ْن َف َج َرَت ُِن/م ْن َف َج َرتَُ ْ ُِ
ي م ْن َف ِج َرَت ُِن/م ْن َف ِج َرتَُ ْ ُِ
ي اِنْ َف َج َرَُت تَ ْن َف ِج َر ُِ
ان ُهَا ُ
م ْن َف َج َراتُ م ْن َف ِج َراتُ
اِنْ َف َج ْر َُن يَ ْن َف ِج ْر َُن ه َُّن ُ
اِنْ َف ِج ُْر لَتَ ْن َف ِج ْرُ ت تَ ْن َف ِجرُ اِنْ َف َج ْر َُ تُ ُ
أَنْ َ
اِنْ َف ِج َرا لَتَ ْن َف ِج َرا اِنْ َف َج ْرَتَا تَ ْن َف ِج َر ُِ
ان أَنْ ت َما ُ
اِنْ َف ِجرْوا لَتَ ْن َف ِجرْوا اِنْ َف َج ْر ُْت تَ ْن َف ِجرْو َُن أَنْ ت ْمُ ُ
ي لَتَ ْن َف ِج ِر ُْ
ي اِنْ َف ِج ِر ُْ ت تَ ْن َف ِج ِريْ َُن ُ اِنْ َف َج ْر ُِ أَنْ ُِ
ت
اِنْ َف ِج َرا لَتَ ْن َف ِج َرا اِنْ َف َج ْرَتَا تَ ْن َف ِج َر ُِ
ان أَنْ ت َما ُ
اِنْ َف ِج ْر َُن لَتَ ْن َف ِج ُْرن اِنْ َف َج ْرت َُّن تَ ْن َف ِج ْر َُن ت ُأَنْ َُّ
اِنْ َف َج ْرتُ أَنْ َف ِجرُ أ ََنُ
نَ ْن َف ِجرُ اِنْ َف َج ْرَُن ََْننُ
BAB VII
Kata Kerja Aktif (Fi’il Ma'lum) dan Kata Kerja Pasif (Fi’il Majhul)
Kata kerja yang sudah kita bahas pada bab-bab sebelumnya adalah kata kerja aktif yang dikenal
ِ ). Adapun kata kerja pasif dikenal dengan istilah fi’il majhul
dengan istilah fi’il ma'lum (ُالف ْعلُُاملَْعل ْوم
ِ ). Sama seperti bahasa kita, perubahan dari kata kerja aktif ke kata kerja pasif ada
(ُالف ْعلُ ُاملَ ْجه ْول
ْرا
ُزيْدُبَك ا
َب َ ض َر َُ ( ض ِرBakr telah dipukul)
َ (Zaid telah memukul Bakr) –--> ُبُبَكْر
Satu hal yang perlu dicatat, dalam kaidah Bahasa Arab, kalimat pasif tidak boleh
memunculkan subjek (pelaku) karena fungsi kalimat pasif dalam Bahasa Arab adalah untuk
menyembunyikan atau tidak menyebut pelaku baik karena (1) pelakunya sudah diketahui, (2)
pelakunya memang tidak diketahui, maupun (3) pelakunya sengaja disembunyikan. Ini berbeda
dengan Bahasa Indonesia dimana Kita masih boleh menyebut pelakunya seperti contoh “Bakr
telah dipukul oleh Zaid”. Dalam Bahasa Arab, Kita hanya boleh mengatakan “Bakr telah
dipukul” tanpa menjelaskan siapa yang memukul. Bila kita ingin menyebut pelakunya maka
wajib menggunakan kalimat aktif.
Catatan:
Fi'il yang bisa berubah ke bentuk majhul hanya fi'il muta'addiy (transitif). Adapun fi'il lazim
(intransitif) tidak bisa berubah ke bentuk majhul karena tidak memiliki objek sehingga
tidak bisa dirubah ke bentuk pasif.
Dalam Bahasa Arab, rumus merubah kata kerja aktif menjadi pasif ada dua; (1) Rumus untuk
Fi’il Madhy Majhul dan (2) Rumus untuk Fi’il Mudhari’ Majhul.
7.1.1 Rumus Fi’il Madhy Majhul Wazan Bab 1, Bab 2, dan Bab 3 Tsulatsy
Mujarrad
Wazan fi’il madhy bab 1, 2, dan 3 tsulatsy mujarrad adalah sama. Sehingga rumus majhul untuk
ketiganya juga sama. Perhatikan pola perubahan berikut:
ُفَ َع َل
ُفُ َع َل
2. Satu Huruf sebelum huruf terakhir di-kasrahkan. Karena hurufnya hanya 3, dan lam adalah
huruf terakhir, maka 1 huruf sebelum huruf terakhir adalah 'ain. Asalnya, 'ain berharakat fathah,
kemudian harakatnya diganti kasrah menjadi:
Sekarang, mari kita terapkan rumus ini pada fi’il yang masuk ke bab 1, bab 2 dan bab 3:
Fi’il Bab 1
Fi’il Bab 2
ُب
َ ض َر َُ ( ض ِرtelah dipukul)
َ (telah memukul) – ب
Fi’il Bab 3
7.1.2 Fi’il Madhy Majhul Wazan Bab Bab 4 dan Bab 6 Tsulatsy Mujarrad
Wazan fi’il madhy bab 4 dan 6 tsulatsy mujarrad adalah sama. Sehingga rumus majhul untuk
keduanya juga sama. Perhatikan pola perubahan berikut:
ُفَ ِع َل
ُفُ ِع َل
2. Satu Huruf sebelum huruf terakhir di-kasrahkan. Karena hurufnya hanya 3, dan lam adalah
huruf terakhir, maka 1 huruf sebelum huruf terakhir adalah 'ain. Karena huruf 'ain sudah
berharakat kasrah, maka ini sudah sesuai dengan kaidah.
Sekarang, mari kita terapkan rumus ini pada fi’il yang masuk ke bab 4 dan bab 6:
Fi’il Bab 4
Lalu bagaimana dengan bab 5 Tsulatsy Mujarrad? Karena Fi’il bab 5 tsulatsy mujarrad
merupakan fi’il lazim maka tidak bisa dirubah ke bentuk pasif.
Kesimpulan:
Rumus Fi'il Madhy Majhul untuk Tsulatsy Mujarrad bab 1 hingga bab 6 sama (َ )فُ ِعلkecuali
bab 5 yang tidak memiliki bentuk majhul
Semua fa fi'il dan huruf ziyadah yang tidak berharakat sukun (Hamzah, Ta) wajib di-
dhammah-kan. Adapun fa fi'il dan huruf ziyadah yang pada bentuk ma'lumnya sukun (Sin,
Nun) tetap dalam kondisi sukun
ُفَ َّع َل ُف ِع َل Huruf fa merupakan hurup pertama sehingga di-
dhammahkan dan huruf 'ain adalah 1 huruf sebelum huruf ُشبِ َه
terakhir sehingga dikasrahkan. (telah diserupakan)
ُاع َل
َ َف ُف ْو ِع َل Huruf fa merupakan huruf pertama dan huruf 'ain adalah 1
huruf sebelum huruf terakhir. Karena fa berharakat ُق ْوتِ َل
dhammah, maka huruf alif mengikuti kaidah dimana bila (telah diperangi)
ُأَفْ َع َل ُأفْ ِع َل Hamzah merupakan huruf pertama sehingga di-dhammah-
kan sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum huruf terakhir ُأ ْك ِرَم
sehingga di-kasrah-kan. (telah dimuliakan)
ُتَ َف َّع َل ُت ف ِع َل Ta merupakan huruf ziyadah sebelum fa fi’il sehingga di-
dhammah-kan dan fa juga di-dhammah-kan karena ُت علِ َم
mengikuti kaidah. sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum (telah dipelajari)
huruf terakhir sehingga di-kasrah-kan.
ُاع َل
َ تَ َف ُت ف ْو ِع َل Ta merupakan huruf ziyadah sehingga di-dhammah-kan dan
fa juga di-dhammah-kan karena mengikuti kaidah ُتك ْوثَِر
sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum huruf terakhir (telah diperbanyak)
sehingga di-kasrah-kan. Karena fa berharakat dhammah,
maka huruf alif mengikuti kaidah dimana bila setelah huruf
berharakat dhammah ada huruf 'illat maka setelahnya wajib
menggunakan huruf 'illat waw.
ُاِفْ تَ َع َل ُافْ ت ِع َل Hamzah dan ta merupakan huruf ziyadah sehingga ikut di-
dhammah-kan. Sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum ُا ْست ِم َع
huruf terakhir sehingga di-kasrah-kan. (didengarkan)
ُاِنْ َف َع َل ُانْ ف ِع َل Hamzah merupakan huruf pertama sehingga di-dhammah-
kan dan fa juga di-dhammah-kan karena mengikuti kaidah. ُانْ ف ِج َر
sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum huruf terakhir (dipancarkan)
sehingga di-kasrah-kan.
ُاِ ْستَ ْف َع َل ُا ْست ْف ِع َل Hamzah dan Ta merupakan huruf ziyadah sehingga di-
dhammah-kan. sedangkan 'ain adalah 1 huruf sebelum
ِ ا ْستك
ُْم َل
huruf terakhir sehingga di-kasrah-kan. (telah disempurnakan)
ُيَ ْفعل
ُيُ ْفعل
2. Satu Huruf sebelum huruf terakhir di-fathah-kan. Perhatikan bahwa huruf yang dimaksud
adalah huruf 'ain. Asalnya, 'ain berharakat dhammah, kemudian harakatnya diganti fathah
menjadi:
Sekarang, mari kita terapkan rumus ini pada fi’il yang masuk ke bab 1:
Fi’il Bab 1
يَ ْف ِع ُل
يُ ْف ِع ُل
2. Satu Huruf sebelum huruf terakhir di-fathah-kan. Perhatikan bahwa huruf yang dimaksud
adalah huruf 'ain. Asalnya, 'ain berharakat kasrah, kemudian harakatnya diganti fathah menjadi:
Sekarang, mari kita terapkan rumus ini pada fi’il yang masuk ke bab 2 dan bab 6:
Fi’il Bab 2
ُض ِرب
ْ َ( يsedang memukul) – ُض َرب
ْ ( يsedang dipukul)
Fi’il Bab 6
ُيَ ْف َعل
ُيُ ْف َعل
2. Satu Huruf sebelum huruf terakhir di-fathah-kan. Perhatikan bahwa huruf yang dimaksud
adalah huruf 'ain. Karena huruf 'ain sudah berharakat fathah, maka ini sudah sesuai dengan
rumus.
Sekarang, mari kita terapkan rumus ini pada fi’il yang masuk ke bab 3 dan bab 4:
Fi’il Bab 3
Fi’il Bab 4
ُيَتَ َف َّعل ُي تَ َف َّعل Huruf pertama adalah ya yang berharakat fathah.
Kemudian diganti harakatnya menjadi dhammah. 1
ُي تَ َعلَّم
(sedang dipelajari)
Huruf sebelum huruf terakhir sudah fathah
sehingga sudah sesuai kaidah.
ُاعل
َ يَتَ َف ُاعل
َ ي تَ َف
Sama dengan penjelasan di atas
ُي تَ َكاثَر
(sedang diperbanyak)
يَ ْفتَ ِع ُل ُي ْفتَ َعل Huruf pertama adalah ya yang berharakat fathah.
Kemudian diganti harakatnya menjadi dhammah. 1
ُي ْستَ َمع
(sedang didengarkan)
huruf sebelum huruf terakhir adalah 'ain yang
berharakat kasrah. Kemudian diganti harakatnya
menjadi fathah.
يَ ْن َف ِع ُل ُي ْن َف َعل Sama dengan penjelasan di atas
ُي ْن َف َجر
(sedang dipancarkan)
يَ ْستَ ْف ِع ُل ُي ْستَ ْف َعل Sama dengan penjelasan di atas
ُْمل
َ ي ْستَك
(sedang disempurnakan)
7.3 Tabel Perbandingan Fi’il Madhy Majhul dan Fi’il Mudhari Majhul
Berikut ini kami tampilkan tabel perbandingan fi’il madhy majhul dan fi’il mudhari majhul baik
untuk tsulatsy mujarrad maupun tsulatsy mazid.
قتِ َلُُ-ي ْقَتلُ قَ تَ َلُُ-يَ ْقتلُ ي ْف َعلُ ف ِع َلُ يَ ْفعلُ فَ َع َلُ Bab 1
ض َربُ ض ِربُ ض ِر َ
بُُ-ي ْ بُُ-يَ ْ
ض َر َ
َ ي ْف َعلُ ف ِع َُل يَ ْف ِع ُل فَ َع َُل Bab 2
فتِ َحُُ-ي ْفتَحُ فَ تَ َحُُ-يَ ْفتَحُ ي ْف َعلُ ف ِع َلُ يَ ْف َعلُ فَ َع َلُ Bab 3
علِ َمُُ-ي ْعلَمُ َعلِ َمُُ-يَ ْعلَمُ ي ْف َعلُ ف ِع َُل يَ ْف َعلُ فَ ِع َُل Bab 4
Bab 5
علِ َمُُ-ي َعلَّمُ َعلَّ َمُُ-ي َع ِل ُم ي َف َّعلُ ف ِع َُل ي َف ِع ُل فَ َّع َُل Mazid 1
أ ْر ِس َلُُ-ي ْر َسلُ أ َْر َس َلُُ-ي ْر ِسلُ ي ْف َعلُ أفْ ِع َُل ي ْف ِع ُل أَفْ َع َُل Mazid 1
ت علِ َمُُ-ي تَ َعلَّ ُم تَ َعلَّ َمُُ-يَتَ َعلَّ ُم ي تَ َف َّعلُ ت ف ِع َلُ يَتَ َف َّعلُ تَ َف َّع َلُ Mazid 2
اِ ْستَ َم َعُُ-يَ ْستَ ُِم ُع ا ْست ِم َعُُ-ي ْستَ َمعُ ي ْفتَ َعلُ افْ ت ِع َلُ يَ ْفتَ ِع ُل اِفْ تَ َع َلُ Mazid 2
اِنْ َف َج َرُُ-يَ ْن َف ِجرُ انْ ف ِج َرُُ-ي ْن َف َجرُ ي ْن َف َعلُ انْ ف ِع َُل يَ ْن َف ِع ُل اِنْ َف َع َُل Mazid 2
اِ ْستَ غْ َف َرُُ-يَ ْستَُغْ ِفرُ ا ْست غْ ِف َرُُ-ي ْستَُغْ َفرُ ي ْستَ ْف َعلُ اِ ْستَ ْف َع َلُ يَ ْستَ ْف ِع ُل ا ْست ْف ِع َلُ Mazid 3
BAB VIII
waw ( )و, dan ya ()ي. Jika suatu fi’il mengandung salah satu atau lebih dari satu huruf 'illat ini,
Apa yang sudah kita bahas dalam buku ini dari bab 1 hingga bab 7 seluruhnya adalah fi’il shahih,
karena memang tujuan buku ini ditulis adalah sebagai pijakan pertama sebelum melangkah ke
pembahasan ilmu sharaf yang lebih mendalam. Begitupun di Bab 8 ini, penulis tidak membahas
fi’il mu'tal terlalu rinci, karena tujuannya hanya sebagai pengenalan saja.
Apa manfaat mengenali fi’il shahih dan fi’il mu'tal? Manfaatnya adalah agar kita bisa membedakan
mana fi’il yang perubahan kata (tashrif) nya sesuai kaidah asal (normal) dan mana fi’il yang
tashrifnya tidak sesuai kaidah asal (tidak normal). Karena fi’il mu'tal memilki kaidah tashrif
tersendiri yang berbeda dengan fi’il shahih meskipun untuk wazan yang sama.
Contohnya kata ( َو َع ٌَدberjanji) masuk wazan bab 2 tsulatsy mujarrad (ٌ ٌيَ ْفعل-) فَ َع ٌَل. Seharusnya
berdasarkan rumus ini, maka fi’il mudhari untuk َو َع ٌَدadalah يَ ْوع ٌدakan tetapi pada kenyataannya
malah bentuk fi’il mudhari nya ٌ يَعد. Sebagaimana yang Kita temukan dalam ayat berikut:
)١٢١ : يَِعدُه ٌْم َوُيَنيه ٌْم َوَما يَِعدُهمٌ الشَّْيطَانٌ إال غر ًورا (النساء
(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka,
padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka (An Nisa : 120)
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari fi’il mu'tal setelah Kita memahami fi’il shahih secara
sempurna.
Ketika Kita membicarakan fi’il mu'tal dan fi’il shahih, maka fokus pembahasan fi’il ini adalah pada
bentuk asalnya (tsulatsy mujarrad) bukan pada bentuk tsulatsy mazid. Karena wazan-wazan
tsulatsy mazid secara asal memang mengandung huruf 'illat seperti wazan اع ٌَل
َ َ فdan اع ٌَل
َ تَ َف,
kemudian mengandung hamzah seperti ٌُافْ تَ َع َل،ُ أَفْ َع ٌَلdan ا ْستَ ْف َع ٌَلatau mengandung tadh'if (tasydid)
seperti فَعَّ ٌَلdan تَ َفعَّ ٌَل. Semua bentuk asli tsulaty mazid ini termasuk fi’il shahih salim. Maka mauzun
Perlu dicatat bahwa wazan fi’il mu'tal pada dasarnya mengikuti wazan fi’il shahih (bab 1 – bab 6),
hanya saja, dikarenakan keberadaan huruf 'illat, perubahannya tidak 100% sama dengan fi’il
shahih. Diantara fi’il mu'tal ada yang mengikuti wazan bab 1, bab 2, bab 3 dan bab 5 saja tanpa
mengikuti wazan bab 4 dan bab 6 seperti kelompok fi’il mu'tal ajwaf. Tidak ada kelompok fi’il
mu'tal yang memiliki mauzun di setiap bab.
Contohnya ب
ٌَ َ( َكتmenulis) dan ح
ٌَ ( فَرsenang) . Semua fi’il yang dibahas pada bab 1-7 merupakan
3. Mudhaa’af (ُضعَّف ِ
َ )الف ْعل ُامل: Fi’il shahih yang penyusun huruf asli nya ada dua huruf sejenis
1. Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya huruf sejenis contohnya banyak
sekali diantaranya: ُ( َش َّدMenarik) dan ( فَ َُّرberlari).
2. Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang huruf fa fi’il dan lam fi’il pertamanya sejenis dan huruf ‘ain
fi’il dan lam fi’il keduanya sejenis. Contohnya ( َزلَْزٌَلberguncang) dan س
ٌَ ( َو ْس َوmembisikkan)
Fi’il shahih salim adalah fi’il yang tebebas dari huruf 'illat, hamzah, dan tadh'if (tasydid) seperti
ٌب
َ َ( َكتmenulis), ( َعل ٌَمmengetahui), dan ( َحس ٌَنbaik). Ketiga contoh fi’il ini tidak mengandung huruf
hamzah, tidak ada huruf 'illat, dan tanpa tasydid. Kebanyakan fi’il masuk ke dalam kelompok
ini. Apa yang sudah Kita bahas di buku ini dari bab 1 – bab 7 baik dalam bentuk tsulatsy
mujarrad maupun tsulatsy mazid adalah bentuk fi’il shahih salim sehingga penulis tidak perlu
menjelaskan ulang di sini.
Fi’il shahih mahmuz adalah fi’il shahih yang mengandung huruf hamzah baik di huruf pertama
seperti ُ( أَ َك َلmakan), di tengah seperti َُ( َسأَلbertanya) maupun di akhir seperti َ( قَ َرُأmembaca).
Bila kita melakukan tashrif untuk ketiga jenis fi’il shahih mahmuz ini, tidak ada perbedaan
signifikan dengan tashrif fi’il shahih salim kecuali bentuk fi’il amar untuk kata kerja tertentu.
Perhatikan tabel berikut:
مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 1
ُُلَ ََتْك ْل ُك ْل َُمأْك ْول آكِ ُل الا
ُ أَ ْك ََُيْكل ُأَ َك َل memakan
Bab 3
ُْلَ تَ ْب َدُأ ْاِبْ َدُأ َُمْبد ْوأ ََُب ِدء بَ ْدُأا ُيَ ْب َدأ َبَ َدُأ Memulai
Bab 4
ُُلَ ََت َْم ْن ُاِئْ َم ْن َُمأْم ْون ِ
آم ُن أ َْمناا ََُي َْمن ُأ َِم َن Merasa Aman
لَََتْذَ ُْن اِئْ َذ ُْن َُمأْذ ْون ُآذنِ إِ ْذ اُن ََُيْذَن أ َِذ َُن Mengizinkan
Perhatikan tabel di atas ada sedikit perbedaan dengan tashrif fi’il shahih salim untuk wazan fi’il
amar. Asalnya اأْك ُْلmenjadi ك ُْلsaja. Begitu juga dengan fi’il mahmuz lain yang hamzahnya di
awal. Begitupun dengan fi’il mahmuz yang hamzahnya di tengah, terkadang ditemukan bentuk
lain dari bentuk asal. Contohnya اِ ْسئَ ُْلjuga bisa juga dalam bentuk َس ُْلsebagaimana dalam Surat
Al Baqarah:
)١٢٢ : يل َك ُْم آتَ ْي نَاه ُْم ِم ُْن آيَةُ بَيِنَةُ (البقرة
َُ ِن إِ ْس َرائ
ُ ََِس ُْل ب
“Tanyakanlah kepada Bani Israil, "Berapa banyak bukti (kebenaran) yang nyata ?” (Al –Baqarah : 211)
di ayat lain:
ِ فَاسأَلوا أ َْه ُل
)٣٤( الذ ْك ُِر إِ ُْن كْن ت ُْم ل تَ ْعلَمو َُن َ ْ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui” (An Nahl :
43)
Akan tetapi untuk fi’il mahmuz yang hamzahnya ada di huruf terakhir (lam fi’il), memiliki bentuk
yang sama persis dengan fi’il shahih seperti َ( قَ َرُأtelah membaca) dan َ( بَ َدُأtelah memulai). Hal-hal
yang semacam ini insya Allah dapat dipahami dengan sendirinya seiring dengan interaksi yang
intens dengan literatur-literatur Bahasa Arab terutama Al Qur'an, hadits, dan kitab para ulama.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pemula untuk tidak berhenti pada belajar kaidah saja,
melainkan juga harus sering berlatih menerapkannya.
Fi’il shahih mudha'af adalah fi’il shahih yang pada asalnya memiliki 3 huruf sempurna. Hanya saja
karena ada 2 huruf yang sama berdampingan, maka dua huruf ini dilebur jadi satu menjadi di-
tasydid-kan. Contohnya ( َرَُّدmenolak), asalnya adalah َر َد َُد. Fi’il shahih mudha'af hanya mengikuti
مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 1
ُلَ تَرَّدُ رَّدُ َم ْرد ْودُ َرادُ َردًّا يَرُّدُ َرَّدُ menolak
صُ
ُلَ ََت َّ صُ
خ َّ َُمْص ْوصُ َخاصُ صا
خص ْو ا صُ
ََي ُّ َخ َُّ
ص mengkhususkan
ُلَ تَد َُّل د َُّل َم ْدل ْولُ َدالُ ِدلَلَُةا يَد ُُّل َد َُّل menunjukkan
لَََت َّرُ م َّرُ ِمَْرْورُ َمارُ مرْوارا ََي ُّرُ َم َّرُ melalui
لَُتَش َُّد ش َُّد َم ْشد ْودُ َشادُ َش ًّدا يَش ُُّد َش َُّد mengikat
لَُتَب َُّ
ث ب َُّ
ث َمْب ث ْوثُ ََبثُ بَثًّا يَب ُُّ
ث بَ َُّ
ث menyebarkan
Bab 2
لَُتَِف َّرُ فِ َّرُ َم ْفرْورُ فَارُ فِ َر اارا يَِف ُّرُ فَ َّرُ berlari
لَََِت َُّل ِح َُّل ََْمل ْولُ َحالُ َحالَ ُلا ََِي ُُّل َح َُّل halal
لَُتَتِ َُّم ُِتَّ َمْتم ْومُ تَمُ َتََ ااما يَتِ ُُّم َُتَّ sempurna
لَ َِ
َُت َّدُ ِج َّدُ ََْمد ْودُ َجادُ ِج ًّدا ََِي ُُّد َج َُّد Bersungguh-
sungguh
لَُتَ ِع َُّز ِع َُّز َم ْعزْوزُ َعازُ ِع َّزةاُ يَِع ُُّز َع َّزُ mulia
لَ َِ
َُت َّرُ ِخ َّرُ َُمْرْورُ َخارُ خرْوارا ََِي ُُّر َخ َُّر menunduk
Bab 4
ُلََتَ َعضَُّ َعضَُّ َم ْعض ْوضُ َعاضُ َعضًّا يَ َعضُُّ َعضَُّ menggigit
ُلَََتََ َُّ
س َم َُّ
س ِمَْس ْوسُ َماسُ ساَم ًّ َيََ ُُّ
س َم َُّ
س menyentuh
ش َُّم
ُلََتَ َ َش َّمُ َم ْشم ْومُ َشامُ ََشًّا ش ُُّم
يَ َ َش َّمُ mencium
1. Mitsal: Fi’il yang huruf fa fi’il nya merupakan huruf ‘illat. Dinamakan mitsal karena
bentuknya seperti bentuk shahih ketika fi’il madhy, yang terbebas dari ‘illat. Contohnya َو َع َُد
2. Ajwaf : Fi’il yang ‘ain fi’il nya merupakan huruf ‘illat contohnya ال
ٌَ َ( قberkata) dan ع
ٌَ ََب
(menjual) Dinamakan ajwaf karena menyerupai sesuatu yang diambil dari dalamnya
sehingga menjadi berongga. Ini disebabkan ‘ain fi’il nya seringkali hilang pada bentuk
tertentu. Contohnya ق ُْل,ُُ َلُْيَبِ ْع,ُُ َلُْيَق ْل,ُ بِ ْعت, dan بِ ُْع.
3. Naqish: Fi’il yang lam fi’il nya merupakan huruf ‘illat contohnya ( َس َعىberusaha) dan َد َع ى
(berdoa). Dinamakan naqish karena huruf terakhirnya menjadi kurang ketika jazm dan
waqaf.
4. Lafif : Fi’il yang mengandung 2 huruf 'illat. Fi’il Lafif terbagi menjadi dua:
Lafif Mafruq : kata yang huruf fa dan lam fi’il nya merupakan huruf ‘illat. Contohnya
( َوقَىmelindungi) dan ل
ٌَ ( َوmemerintah). Makna Lafif adalah berkumpul.
Lafif Maqrun : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya merupakan huruf ‘illat.
Contohnya ( نَ َوىberniat) dan ي
ٌَ ( قَوkuat).
Ini adalah kelompok fi’il mitsal yang huruf 'illatnya adalah huruf waw. Contohnya َو َج ٌَد
(mendapatkan) dan ( َولَ ٌَدmelahirkan). Kebanyakan fi’il mitsal adalah dari jenis ini.
2. Fi’il Mitsal Ya
Ini adalah kelompok fi’il mitsal yang huruf 'illatnya adalah huruf ya. Contohnya ( يَ َسٌَرmudah) dan
ٌس
َ ( يَئberputus asa). Sedikit sekali mauzun yang masuk dalam kelompok fi’il ini. Wazan fi’il mitsal
mengikuti keenam wazan tsulatsy mujarrad kecuali wazan bab 1. Tidak ada fi’il mitsal yang
mengikuti wazan bab 1. Perhatikan tabel berikut ini untuk memahami mauzun fi’il mitsal:
فعل النهي فعل مصدر اسم فاعل اسم مفعول فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 2
المر
ُُلَ تَ ِع ْد ِع ُْد َُم ْوع ْود ِو
اع ُد َ َو ْع ادا يَِع ُد َُو َع َد berjanji
ص ُْل ِ َُلَ ت ص ُْل ِ َُم ْوص ْول ُاصل ِ وصو ُلا و ُصل ِي ص َُل َ َو
Menyambung
َ ْ َ
ُلَ ََِت ُْد ِج ُْد َُم ْوج ْود ُاجد ِو
َ ُِو ْج َد ا
ان ََُِيد َُو َج َد Mendapat
ُلَ تَ ِز ُْن ُِز ْن َُم ْوزْون َُوا ِزن َوْزاُن ُيَ ِزن َوَز َُن Menimbang
ُْ ُلَ ََِت
ب ُْ ِج
ب َُم ْوج ْوب ُاجب ِو
َ وج ْواَُب ََُِيب ُب
َ َو َج
Wajib
ُ َُلُتَ ِر ْد ُ ِرُْد ُ َمورْو ُد ُ ُورْو ادا ُ َوا ِرد ُ يَ ِرُد ُ َوَرَُد terdapat
ُ ف ُْ َلُتَِق ُ فُْ ِق ُ َُم ْوق ْوف ُ َُوقْ افاُ ُ َواقِف ُ ُيَِقف ُ فَُ ََوق berdiam
ُ َلُتَلِ ُْد ُ لِ ُْد ُ َم ْول ْوُد ُ ُِوَل َدةاُ ُ َوالِد ُ ُيَلِد ُ َولَ َُد melahirkan
ُ اِيْ ِس ُْر ُ لَُتَ ْي ِس ُْر ُ َُمْيس ْور ُ ُيَ ْس ارا ُ ََي ِسر ُ ُيَ ْي ِسر ُ ُس َر
َ َي
Mudah
Bab 3
ُْ ُلَ تَ َه
ب ُب ِو
ْ َه َُم ْوه ْوب ُاهب َو ْهباا ُيَ َهب ُب
َ َو َه
memberi
َ
Bab 4
Bab 5
ُ ُ َو ِجْي ُز ُ َو ْج ازا ُ يَ ْوج ُز ُ َُوج َز ringkas
Bab 6
ُ َلُتَِف ُْق ُ فِ ُْق ُ - ُ َُوافِق ُ َوفْ اقا ُ ُيَِفق ُ َوفِ َُق Pantas/cocok
ُ َلُتَثِ ُْق ُ ثِ ُْق - ُ َُواثِق ُ ثَِق ُةا ُ ُيَثِق ُ َوثِ َُق kokoh
Catatan: Khusus untuk bab 5, tidak ada bentuk isim fail melainkan sifat musyabbahah.
Bila kita perhatikan tabel di atas maka kita bisa melihat bahwa fi’il madhy mitsal terlihat seperti
fi’il madhy shahih dimana kesemua hurufnya sempurna terlihat dan berharakat. Kecacatannya
baru terlihat dalam bentuk fi’il mudhari dan fi’il amar dimana ada huruf yang dibuang.
Ini adalah kelompok fi’il ajwaf yang huruf 'illatnya adalah huruf waw. Contohnya ال
ٌَ َ( قtelah
2. Fi’il Ajwaf Ya
Ini adalah kelompok fi’il ajwaf yang huruf 'illatnya adalah huruf ya. Contohnya ( َز ٌَادtelah
wazan bab 2.
Ini adalah kelompok fi’il ajwaf yang huruf 'illatnya adalah huruf alif. Contohnya ( ََن ٌَمtelah tidur)
dan اف
ٌَ ( َخtelah takut). Sama dengan ajwaf waw dan ya, huruf 'illatnya baru terlihat dalam bentuk
fi’il mudhari: ٌ( يَنَامsedang tidur) dan ٌ( ََيَافsedang takut). Fi’il ajwaf alif mengikuti wazan bab 3.
Silahkan perhatikan tabel berikut untuk lebih memahami wazan perubahan fi’il ajwaf waw, ya,
dan alif:
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي مصدر فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 1
ُ ُلَتَق ْم ُ ق ُْم ُ قَائِمُ ُ َمق ْوُم ُ قَ ْواما ُ ُيَق ْوم ُ ُام
َ َق berdiri
ُلَ تَق ُْل ق ُْل َُمق ْول ُقَائِل قَ ْو ُلا ُيَق ْول َُقَال berkata
ُ َُلتَزْر ُ ُزْر ُ َُزائِرُ ُ َمزْور ُ ِزََي َراُة ُ ُيَزْور ُ َُز َار berkunjung
ُ َُلَ ََت ُْن ُ خ ُْن ُ ََُي ْونُ ُ َخ ْوانَُوَ ِخيَاُنَُةا ُ َخائِنُ ُ َُم ْون ُ َخا َُن berkhianat
ُ ُب
ْ َُلَتَت ُ ُب
ْ ت ُ َُتئِبُ ُ َمت ْوب ُ تَ ْوبَُةا ُ ُيَت ْوب ُ بَُ َت bertaubat
Bab 2
ُُلَ تَبِ ْع ُبِ ْع َُمبِْيع ََبئِ ُع بَ ْي اعا ُيَبِْيع ُع
َ ََب
Menjual
ُلَ تَ ِزُْد ِزُْد َُم ِزيْد َُزائِد ِزََي َد اُة ُيَ ِزيْد َُ َز
اد Menambah
ُْ ُلَ تَ ِع
ش ُْ ِع
ش َُم ِعْيش َُعائِش شا
َعْي ا ُيَِعْيش َُ َع
اش Hidup
ِ َُلَ ت
ُص ْر ص ُْر ِ ُصْي رِم ُصائِر ُصْي رْوَراة ُصْي رِي ُار
َص
Menjadi
َ َ َ َ َ
ُْ لَتَ ِغ
ب ُْ ِغ
ب َُم ِغْيب ُغَائِب غَْي باا ُيَِغْيب َُ َغ
اب Menghilang
Bab 3
ُف ْ َُلَ ََت ُف
ْ َخ َُُم ْوف َخائِ ُق َخ ْوفاا ََُيَاف ُاف
َ َخ
takut
ُلَ تَنَ ُْم َُْن َُمن ْوم َُنئِم نَ ْواما ُيَنَام َن َُم tidur
ُلَ تَطَ ُْع ُطَ ْع َُمط ْوع طَائِ ُع طَ ْو اعا ُيَطَاع ُاع
َ َط
taat
Bab 5
Sama seperti fi’il mitsal, Huruf 'illat fi’il naqish baru terlihat pada fi’il mudhari. Fi’il Naqish
mengikuti wazan bab 1, bab 2, bab 3, dan bab 4. Silahkan perhatikan tabel berikut:
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي مصدر فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 1
ُلَ تَ ْتلُ اتْلُ َمْت لوُ َتلُ تِالََواُة يَ ْت ل ُْو الَ
تَ ُ membaca
لَتَ ْنجُ انجُ َمْنجوُ َنجُ َُنَا اةُ يَ ْنج ْوُ َُنَا selamat
َُلَتَ ْغ ُز ُ ا ْغزُ ُ َم ْغز ُو ُ غَازُ ُ غَ ْزاوا ُ يَ ْغزْوُ ُ غَ َزا ُ beperang
ف ُا ْعفُ ُ َُلَتَ ْع ُ َم ْعفوُ ُ َعافُ ُ َع ْف اوا ُ يَ ْعف ُْو ُ َع َفا ُ memaafkan
Bab 2
ُلَ تَ ْرِمُ اِ ْرِمُ َم ْرِميُ َرامُ َرْمياا يَ ْرِم ْيُ َرَمى melempar
ُلَ تَ ْ ُِ
ب اِبْ ُِن َمْب ِ ُ
ن ََبنُ بِنَ اُ
اء يَ ْب ِ ُْ
ن بَ َنُ membangun
ُلَ ََتْ ُِر اِ ْج ُِر ََْم ِريُ َجارُ َج ْراَُي ََْي ِر ُْ
ي َج َرى berlari
اِ ْز ُِن ُ َُلَتَ ْز ُِن ُ ن ُ َم ْزِ ُ َزانُ ُ ِزاُن ُ ن ُ يَ ْزِ ُْ ن ُ
َز َُ berzina
اِ ْح ُِم ُ َُلَ ََتْ ُِم ُ ََْم ِميُ ُ َحامُ ُ ْحَْياا ُ ََْي ِم ُْي ُ َْحَى ُ melindungi
ض ُ ض ُ َُلََتَْ ُِ اِ ْم ُِ ُ ُ َماضُ ُ ضا ُ َم ا ض ُْي ُ َيَْ ِ ضى ُ
َم َ
berlalu
Bab 3
ُلَ تَ ْس َُع اِ ْس َُع َم ْس ِعيُ ساَعُ َس ْعياا يَ ْس َعى َس َعى berusaha
َُلَتَ ْن َُه ُ اِنُْهَ ُ َمْن ِهيُ ُ َن ُه ُ نَ ْهياا ُ يَ ْن َهى ُ نَ َهى ُ melarang
Bab 4
ُلَ تَ ْر َُ
ض اِ ْر َُ
ض ضيُ مر ِ
َْ َراضُ ضى ِر ا ضى
يَ ْر َ ض َُي رِ
َ
meridhai
ُلَ تَ ْن َُ
س اِنْ َُ
س َمْن ِسيُ َنسُ نِ ْسيَ اُ
ان سى
يَ ْن َ نَ ِس َُي lupa
ْقُ
ُلَ تَل َ اِل َُ
ْق َمل ِْقيُ لَقُ لَِق اُ
اء يَ ْل َقى لَِق َُي bertemu
Bab 5
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي مصدر فعل املضارع فعل املاضي Arti
Bab 2
ُُلَ تَ ْن ِو ُاِنْ ِو َُمْن ِوي َُنو نِيَّ ُةا ُيَ ْن ِو ْي نَ َوى berniat
ُُلَ تَ ْر ِو اِ ْر ُِو َُم ْر ِوي َُراو ُِرَوايَةا ُْ يَ ْر ِو
ي َرَوى Meriwayat
kan
ُ َُلَتَطْ ُِو ُ اِطْ ُِو ُ َُمطْ ِوي ُ ُطَاو ُ طَيًّا ُ يُْ يَطْ ِو ُ طََوى Melipat
Bab 4
َُُل تَ ْرَو ُاِ ْرَو َُم ْر ِوي َُراو َُرًَّي يَ ْرَوى َ َر ِو
ُي Puas
(haus)
ُلَ تَ ْق َُو َُ اِق
ْو َُم ْق ِوي ُقَاو ق َّواُة يَ ْق َوى َُ قَ ِو
ي kuat
اسم فاعل اسم مفعول فعل المر فعل النهي مصدر فعل املاضي فعل املضارع Arti
Bab 2
ُُلَ تَ ِق ُِق َم ْوقِ ُي َُواق ِوقَايَُةا ُيَِق ْي َوقَى melindungi
ُُلَ تَ ِل ُِل َُم ْوِل ِوَليَُةا ُيَلِ ْي َُوِ َل
memerintah
َُوال
wazan tashrif lughawi untuk kata َوقَ َُعmaka bisa melihat tabel 1 ( ) َو َع َُدdi poin 8.3.1 dan
menyontoh perubahannya karena 2 kata kerja ini memiliki wazan perubahan yang sama.
Pada dasarnya, meskipun perubahannya tidak seperti fi’il shahih, fi’il mu'tal mengikuti pola
perubahan fi’il shahih meskipun ada perbedaan yang cukup signifikan khususnya pada bentuk
fi’il madhy, fi’il mudhari, dan fi’il amar. Silahkan perhatikan baik-baik contoh tashrif lughawi fi’il
mu'tal yang kami sajikan berikut ini:
َ (bergetar) – Bab 4و ِج َُل 3. Tasrif Fi’il Mu'tal Mitsal Waw
َ (ringkas) – Bab 5وج َزُ4. Tasrif Fi’il Mu'tal Mitsal Waw
َ (kokoh) – Bab 6وثِ َُق 5. Tasrif Fi’il Mu'tal Mitsal Waw
َ (memperoleh) – Bab 1نلَُ 3. Tasrif Fi’il Mu'tal Ajwaf Alif
َ (memelihara) – Bab 3ر َعى 3. Tasrif Fi’il Mu'tal Naqish
َ (berjalan merunduk) – Bab 2و ِج َُي 2. Tasrif Fi’il Mu'tal Lafif Mafruq
BAB IX
Pada bab ini kita akan mempelajari beberapa contoh tashrif dari ayat-ayat Al Qur'an. Setiap
kata yang dibahas, akan ditentukan wazan dan bentuk asalnya (fi’il madhy).
Catatan:
Karena kita membahas ilmu sharaf, maka hukum yang dibahas hanya dalam ruang lingkup ilmu sharaf.
Perlu diingat bahwa ilmu sharaf hanya membahas perubahan kata, adapun baris terakhir dari suatu kata
merupakan ruang lingkup ilmu nahwu.
Kata ُصر
ْ َن merupakan bentuk mashdar dari ُص َر
َ َن
ۤ
) ٦ : ين َك َفروا َس َواءُ َعلَْي ِه ُْم َءأَنْ َذ ْرتَ ه ُْم أ َُْم َُلْ ت ْن ِذ ْره ُْم ل ي ْؤِمنو َُن (البقرة
َُ إِ َُّن الَّ ِذ
Kata ك َفرْوا
َ merupakan tashrif lughawi dhamir ه ُْمdari َك َف َُر
)٢١:ين يَ ْدعو َُن َربَّه ُْم َِبلْغَ َد ُاةِ َوال َْع ِش ُِي ي ِريدو َُن (النعام
َُ َول تَطْرُِد الَّ ِذ
Kata 17 د
ُْ لَتَطْرmerupakan bentuk fi’il nahiy dari طَرَُد. َ
)١٣: ل طَ َع ِام ُِه (عبس
َُ ِسانُ إ
َ ْفَُْليَ ْنظ ُِر اإلن
Kata ر
ُْ يَ ْنظmerupakan bentuk fi’il mudhari’ dari نَظَ ُر َ
ُِ ِ ُيَ ْوَُم َُل َتَْلِكُ نَ ْفسُ لِنَ ْفسُ َشْي ئاا َو ْال َْمرُ يَ ْوَمئِذ
)٢١( ِل
17 Huruf dal pada ayat tersebut dibaca kasrah karena ada kaidah yang menyatakan bahwa ketika dua huruf
sama-sama berbaris sukun maka di-kasrah-kan agar dapat dibaca. Asalnya: َولَتَط ُْر ُْدَال ِذيْ َُن
اضي ُةا مر ِ
ل ربِ ُِ ِ ِِ
ضيَّ ُةا (الفجر )١٢ : ك َر َ َ ْ ْارجعي إِ َُ َ
adalah tashrif lughawi dhamirاِ ْرِج ِع ُ
ي Kata
ْ
رج ُع . Fi’il madhy-nyaاِرِج ُْع dariأَنْ ِ
تُ ْ ََ َ
ف ك ُِل قَ ْريَةُ أَ َكابَُِر َْم ِرِم َيها لِيَ ْمكروا فِ َيها (النعام )٢١٤: َوَك َذلِ َُ
ك َج َعلْنَا ِ ُ
ج َعلْنَا Kata
َج َع ُل ََْ dariننُ َ merupakan tashrif lughawi dhamir َ
س َوتَ َوَُّ
ل (عبس )٢: َعبَ َُ
Cukup jelas
ِض
) ٤١ :اح َكةُ م ْستَ ْب ِش َرةُ (عبس َ
Kata ِض
ُاح َكة ِض
َ merupakan tashrif lughawi isim Fa’il mufrad muannats dari ُاحك َُ ض ِح
َ . Fi’il madhy-nya ك َ
Kata ن
َُ َمْب ع ْوث ْوmerupakan tashrif lughawi maf'ul jama' mudzkkar dari ُ َمْب ع ْوث. Fi’il madhy-nya ث
َُ بَ َع
Kata ح
ُْ نَ ْشرmerupakan tashrif lughawi dhamir َُُ ََْننdari ُ يَ ْشرحFi’il madhy-nya ح
َُ َشر
َ َ َ
َُ الشافِ ِع
)٣٢ :ي (املدثر َّ ُاعة
َ فَ َما تَ ْن َفعُه ُْم َش َف
.....................................................................................................
يا (اإلنسان)٦ : ِ َعْي ناا ي ْشربُ ِِبا ِعبادُ ُِ ِ
للا ي َفجرونَ َها تَ ْفج ا َ َ َ َ
.....................................................................................................
ت (التكوير) ٢٣ :
ض َر ُْ
َح َ َعلِ َم ُْ
ت نَ ْفسُ َما أ ْ
.....................................................................................................
يَ ْش َهدهُ الْم َق َّربو َُن (املطففي)١٢ :
.....................................................................................................
َعْي ناا يَ ْش َربُ ِِبَا الْم َق َّربو َُن (املطففي)١٢ :
.....................................................................................................
َجرُ غَْي رُ ِمَْنونُ (اإلنشقاق)١٢ : الص ِ
اِلَ ُِ آمنوا َو َع ِملوا َّ إَُِّل الَّ ِذ َُ
ات َُل ُْم أ ْ ين َ
.....................................................................................................
و َش ِ
اهدُ َوَم ْشهودُ (البوج)٤ : َ
.....................................................................................................
ل تَسمعُ فِيها ِ
لغيَ ُةا (الغاشية )٢٢: َْ َ
.....................................................................................................
ب (اإلنشراح )٢:
ك فَ ْارغَ ُْ َوإِ َُ
ل َربِ َُ
.....................................................................................................
.....................................................................................................
ك َرفِي اقا (النساء)٦١ :
َو َحس َُن أولَئِ َُ
.....................................................................................................
إِنَُّ أَنْ َذ ْرَنك ُْم َع َذ اُ
اَب قَ ِريباا (النبأ)٣٣ :
.....................................................................................................
يةُ (النساء )١٣: للا مغَ ُِ ِ
ِ ِ
ان َكث َ فَعْن َُد ُ َ
.....................................................................................................
الزخرف)٤٢ : ي فَبِْئ َُ
س الْ َق ِرينُ ( ُ ك ب ْع َُد ال َْم ْش ِرقَ ْ ُِ ت بَ ْي ِ ُ
ن َوبَ ْي نَ َُ اء َُن قَالَُ ََُي لَْي َُ َح َُّ ِ
ّت إ َذا َج َ
.....................................................................................................
َُل ُْم َد َر َجاتُ ِعْن َُد َرِِبِ ُْم َوَم ْغ ِف َرةُ َوِرْزقُ َك ِرميُ (النفال)٣ :
.....................................................................................................
.....................................................................................................
ِ
)٢٦٣ :يما (النساء َ َُوَكلَّ َُم للاُ م
وسى تَكْل ا
ِ
تَكْلْي اadalah isim mashdar dari َكلَّ ُم
Kata ما
َ
ِ َقَالَُ ُسن َقتِلُ أَب ناءه ُم ونَستحيِي نِساءه ُم وإِنَُّ فَ وقَ ه ُم ق
)٢١١ :اهرو َُن (العراف ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َْ َ
َُ َيَ ِرم ْوmerupakan tashrif lughawi dhamir ه ُْمdari ُ َيَ ِرم. Fi’il madhy-nya َح َّرَُم
Kata ن
Kata ُ مطَهَّرةmengikuti wazan ُ م َف َّع َلةmerupakan tashrif lughawi isim maf'ul mufrad muannats dari ُ مطَهَّر.
َ
Fi’il madhy-nya َّر
ُ طَه
َ
ِ ُِ آن لِلن
ُِ ف َه َذا الْق ْر
ُ ِ ص َّرفْ نَا
َ َّْاس م ُْن ك ُِل َمثَلُ َوَكا َُن اإلن
) ٢٣ :سانُ أَ ْكثَ َُر َش ْيءُ َج َُدل (الكهف َ َولََق ُْد
ُِ يل
)١٣ : للا (النفال ُِ ِف َسب
ُ ِ اهدوا
َ اجروا َُو َج
َ آمنوا َُو َه َُ َوالَّ ِذ
َ ين
Kata اجرْوا
َ َهmerupakan fi’il madhy dhamir ه ُْمdari اج ُر
َ َهdan kata اهد ْوا
َ َجadalah merupakan fi’il madhy
َ
dhamir م
ُْ هdari اه َُد
َ َج
ادقِ َُ
ي (هود ) ٤١ : ت ِم َُن َُّ
الص ِ ت ِج َدالَنَا فَأْتِنَا ِِبَا تَ ِعد َُن إِ ُْن كْن َُ
ادلْتَ نَا فَأَ ْكثَ ْر َُ
قَالوا ََُي نوحُ قَ ُْد َج َ
ْت Kata
ادل َُ
ت َ merupakan tashrif lughawi dhamirج َ
ادلَُ dariأَنْ َُ
َج َ
الدي ُِن كلِ ُِه َولَ ُْو َُك ِرَُه الْم ْش ِركو َُن (التوبة ) ٤٤ :
ه ُو الَّ ِذي أَرس ُل رسولَهُ َِب ُْل َدى وِدي ُِن ا ِْل ُِق لِيظْ ِهرهُ َع َلى ِ
َ َ َ َْ َ َ َ
.....................................................................................................
يل ُِ
للا فَ بَ ِش ْره ُْم بِ َع َذابُ أَلِيمُ (التوبة )٤٣: َول ي ْن ِفقونَ َها ِ ُ
ف َسبِ ُِ
.....................................................................................................
اجا (النبأ )٢٣: وأَنْ زلْنَا ِم ُن الْم ْع ِ
ص َر ُِ
اء ثَ َّج ا
ات َم اُ َ َ َ
.....................................................................................................
.....................................................................................................
لِن ْخر َُ
ِج بُِِه َحبًّا َونَبَ اُ
ات (النبأ )٢٢ :
.....................................................................................................
اها (النازعات )٤٢: أَ ْخر ُ ِ
اء َها َوَم ْر َع َ
ج مْن َها َم َ
ََ
.....................................................................................................
ض َعْنهُ فَِإنَّهُ ََْي ِملُ يَ ْوَُم ال ِْقيَ َام ُِة ِوْزارا (طه )٢٣٣:
َم ُْن أَ ْع َر َُ
.....................................................................................................
آن َع َربِيًّا (طه )٢٢٤: َوَك َذلِ َُ
ك أَنْ َزلْنَاهُ ق ْر اُ
.....................................................................................................
َربَّنَا َوأَ ْد ِخلْه ُْم َجن ُِ
َّات َع ْدنُ الَِّ ُ
ت َو َع ْدتَه ُْم (املؤمن )٢ :
.....................................................................................................
ح ف َؤادُ أُِم م َ
وسى (القصص ) ٢٣ : َصبَ َُ
َوأ ْ
.....................................................................................................
ض ب ع َُد إِص ِ َول ت ْف ِسدوا ِ ُ
الح َها (العراف )٢٦: الر ُِ َ ْ ْ
ف ْ
.....................................................................................................
.....................................................................................................
ار َُك الَّ ِذي نَ َّزلَُ الْف ْرقَا َُن َعلَى َعْب ِد ُهِ لِيَكو َُن لِل َْعالَ ِم َُ
ي نَ ِذ ايرا (الفرقان ) ٢: تَبَ َ
.....................................................................................................
أَ ُْلَاكمُ التَّ َكاث رُ (التكاثر )٢:
.....................................................................................................
الو ُِ
لد (اِلديد ) ١٣ : لم َو ُِ
ال َو ْ الدنْ يَا لَ ِعبُ َوَُلْوُ َوِزينَةُ َوتَ َفاخرُ بَ ْي نَك ُْم َوتَ َكاث رُ ِ ُ
فا ْ ا ْعلَموا أَََّّنَا ا ِْلَيَاةُ ُّ
.....................................................................................................
ارفوا (اِلجرات)٢٤ : َن َخلَ ْقناك ُم ِم ُن ذَ َكرُ وأنْ ثَى وجعلْنُاك ُم شع ُ ِ ِ
وَب َوقَبَائ َُل لتَ َع َُ
َ َ ََ َ ْ ا ََُي أَيُّ َها النَّاسُ أ َُ َ ْ ْ
.....................................................................................................
ص ِعي ادا طَيِباا (املائدة )٦ : فَلَ ُْم ََِتدوا َم اُ
اء فَ تَ يَ َّمموا َ
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
السبِ ُِ
يل (البقرة) ٢٣٢ : اء َّ
ض َُّل َس َو َُ قَ ْبلُ َوَم ُْن يَتَ بَ َّد ُِل الْك ْف َُر َِبإلَيَ ُِ
ان فَ َق ُْد َ
.....................................................................................................
اِفْ تَ َع َُ
لُُ-يَ ْفتَ ِعلُ 6. Wazan
.....................................................................................................
.............................................................................................................................
اِنْ َف َع َُ
لُُ-يَ ْن َف ِعلُ 7. Wazan
.....................................................................................................
ت (اإلنفطار )٢: إِذَا َّ
الس َماءُ انْ َفطََر ُْ
.....................................................................................................
َوإِ َذا الْ َك َواكِبُ انْ تَ ثَ َر ُْ
ت (اإلنفطار)١ :
....................................................................................................
وما َكا َُن ِم ُن الْمْن تَ ِ
ص ِر َُ
ين (القصص )٢٢: َ ََ
.....................................................................................................
ل َربِنَا مْن َقلِبو َُن (الشعراء )٢٣:
َن إِ َُ
ضْي َُر أ َُ
قَالوا ل َ
.....................................................................................................
.....................................................................................................
اء أ َْهلُ ال َْم ِدينَ ُِة يَ ْستَ ْب ِشرو َُن (اِلجر ) ٦١ :
َو َج َُ
.....................................................................................................
ت ِم َُن الْ َكافِ ِر َُ
ين (الزمر ) ٢١ : ت َوكْن َُ ت ِِبَا َو ْ
استَكْبَ ْر َُ فَ َك َّذبْ َُ
....................................................................................................
آمنوا (املؤمن )١: َوي ْؤِمنو َُن بُِِه َويَ ْستَ ْغ ِفرو َُن لِلَّ ِذ َُ
ين َ
.....................................................................................................
َن كلُ فِ َيها (املؤمن )٣٢:
استَكْبَ روا أ َُ قَالَُ الَّ ِذ َُ
ين ْ
.....................................................................................................
ك َِبل َْع ِش ُِي َواإلبْ َكا ُِر (املؤمن) ٢٢ :
ح ِِبَ ْم ُِد َربِ َُ استَ ْغ ِف ُْر لِ َذنْبِ َُ
ك َو َسبِ ُْ َو ْ
.....................................................................................................
استَ ْمُتَ َُع بَ ْعضنَا بِبَ ْع ُ
ض (النعام)٢١٢ : س َوقَالَُ أ َْولِيَاؤه ُْم ِم َُن اإلنْ ُِ
س َربَّنَا ْ استَكْثَ ْر ُْت ِم َُن اإلُنْ ُِ ِ
ش َُر ا ْْلِ ُِن قَ ُد ْ
ََُي َم ْع َ
.....................................................................................................
Selesai atas karunia dan kemudahan dari Allah. Semoga Apa yang
Kami susun bermanfaat untuk kaum muslimin. Jangan lupakan
kami dalam doa kalian.
REFERENSI
Ash Sharfu I (LARB2063), Diktat Ilmu Sharaf Universitas Al Madinah International (MEDIU)
س ًدا
َ س َد – َح
َ َح ًَد َخ ََل – ُد ُخ ْو َل
Hasud masuk
َاد ًة ِ
َ ََعبَ َد – عب س ْوقًا
ُ ُس ََق – ف
َ َف
Beribadah fasiq
ب – طَلَبًا
ََ َطَل ضا
ً ض – نَ ْق
ََ نَ َق
Menuntut, mencari membatalkan
ض ْوًرا
ُ ض ََر – ُح
َ َح ْما
ً َح َك ََم – ُحك
Hadir, datang menghukum
ج – ُخ ُرْو ًجا
ََ َخ َر ََكتَ ََم – كِْت َم ًان
Keluar menyembunyikan
ًص ْو َل
ُ ص ََل – ُح
َ َح َس َك ََن – َس َكنًا
Mendapatkan mendiami, tinggal
َب – غُ ُرْوًب
ََ غَ َر َر َس ََم – َر ْْسًا
Terbenam menggambar
ق – ُش ُرْوقًا
َ َش َر َث – َح ْرًث
ََ َح َر
Terbit mencangkul
س ْوًكا
ُ ُك – ن
ََ س
َ َن َََََغَ َف ََل – غَ ْفلَ ًة
Beribadah lalai
صا
ً ص – نَ ْق
ََ نَ َق نَ َذ ََر – نَ ْذ ًرا
Kurang bernadzar
ًل
َ س ََل – غُ ْس
َ َغ ْما
ً ظَلَ ََم – ظُل
Mencuci menganiaya
ف – قَطًَفا
ََ َقَط ًنَ َزلََ – نُ ُزْو َل
Memetik turun
ًل
َ َََْحَ ََل – َح َختَ ََم – َخْت ًما
Membawa menutup
س – ُجلُ ْو ًسا
ََ ََجل َر َج ََع – ُر ُج ْو ًعا
Duduk pulang
ك – َهلَ ًكا
ََ ََهل ف – َحلَ ًفا
ََ ََحل
Binasa bersumpah
َض ْرًب
َ –ب
ََ ض َر
َ ك – َس ْف ًكا
ََ ََََ َس َف
Memukul mencurahkan
ط – ُهبُ ْوطًا
َ ََهب ط – َخلَطًا
َ ََخل
Menurunkan mencampurkan
سا
ً س – لَْب
ََ َلَب َت – فِْت نَ ًة
َََ َف
Mencampur-adukkan memfitnah / menguji
صْب ًرا
َ – صبَ ََر
َ ف – ََع َك ًفا
ََ َع َك
Bersabar diam
ب – َك ْسبًا
ََ س
َ َك ضا
ً ض – فَ ْر
ََ فَ َر
Berusaha menentukan
ك – ِم ْل ًكا
ََ ََمل َح َف ََر – َح ْف ًرا
Memiliki menggali
ًل
َصْ َص ََل – ف
َ َف ب – َحلَبًا
ََ ََحل
Memutuskan, memisahkan memerah susu
ب – غَلْبًا
ََ َغَل ت – َختَ نًا
َََ َخ
Kalah mengkhitan
ًل
َ َج َع ََل – َج ْع ح – َذ ْْبًا
ََ ََذب
Menjadikan menyembelih
ع – قَ ْر ًعا
ََ قَ َر ظَ َه ََر – ظَ ْه ًرا
Mengetuk nampak
ح – َم ْس ًحا
ََ س
َ َم ًلَ َع ََن – لَ ْعنَ َة
Mengusap mengutuk
ح – َم ْز ًحا
ََ َم َز نَ َف ََع – نَ ْف ًعا
Bergurau bermanfaat
ض ًحا
ْ َح – ن
ََ ض
َ َن خ – نَ ْس ًخا
ََ س
ََ َن
Memerciki (dengan air) menyalin
َب – َذ َه ًاب
ََ َذ َه ًاع َة
َ َش َف ََع – َش َف
Pergi memberi pertolongan
ح – َسْب ًحا
ََ ََسب َرَك ََع – ُرُك ْو ًعا
Berenang ruku’
ث – بَ ْعثًا
ََ بَ َع ح – َج ْر ًحا
ََ َج َر
Mengutus melukai
ع – َزْر ًعا
ََ َزَر َس َح ََر – ِس ْح ًرا
Menanam menipu, menyihir
ْخا
ً خ – َسل
ََ ََسل َرَه ََن – َر ْهنًا
Menguliti menggadaikan
ح – َش ْر ًحا
ََ َش َر
Menjelaskan
ََ َر ِغ
ًب – َر ْغبَ َة ضا ََ َم ِر
ًَ ض – َم َر
Senang / benci sakit
َ َش ِه َد – َش َه
َاد ًة ََ َِرب
ح – َرْْبًا
Bersaksi untung / beruntung
ض ًجا
ْ َج – ن ِ َن
ََ ض َع ِه َد – َع ْه ًدا
Buah matang menepati janji
سا ََ ِلَب
ً س – لُْب ِع – َج َز ًعا
ََ َجز
Memakai berkeluh kesah
ضبًا
َ َب – غ ِ َغ
ََ ض ََ َِحن
ث – َحْن ثًا
marah melanggar sumpah
َِ أ
َثَ – إِ ْْثًا َ َِحب
ط – َحْبطًا
Berdosa binasa
ظ – ِح ْفظًا
َ َح ِف َحنِ ََق – َحنَ ًقا
Menjaga marah
ََ ِلَب
َلَْب ثًا- ث
tinggal
ف – َش َرفًا
ََ َش ُر ًََكثُ ََر – َكثْ َرة
Mulia banyak
صلَ ًحا
َ –ح
ََ ُصل
َ ص ْغ ًرا
ُ – صغََُر
َ
Beres kecil
َب – قُ ْرًب
ََ قَ ُر ًََجُ ََل – ََجَا َل
Dekat bagus
س ََن – ُح ْسنًا
ُ َح ًب – َع ُذ ْوبََة
ََ َع ُذ
Bagus tawar (air)
ث – ُخبَُثًا
ََ َُخب ًش ْونََة
ُ ش ََن – ُخ
ُ َخ
Keji, busuk kasar
ًَظ – غَ ْلظَة
َ ُغَل ب – ُجْب نًا
ََُ َج
Tebal takut, lemah
ًل
َضْ َض ََل – ف
ُ َف ًاح َة
َ سَ ََف- ح
ََ س
ُ َف
Utama lebar
ََ َح ِس
َب – ُح ْسبَ ًان
Mengira
PROFIL PENULIS
Abu Razin, Khairul Umam Ibnu Syahruddin Al Batawy, dilahirkan pada 11 April 1987, dan
tumbuh besar di lingkungan betawi. Lebih senang dipanggil dengan Encang iRul.
Bermulazamah ilmu nahwu dan sharaf bersama KH. Mahfudz bin Ma’mun – hafidzahullah-
selama 6 tahun di tengah-tengah kesibukan sebagai pelajar dari Kelas 1 MTS sampai Kelas 3
SMA. Semoga Allah memberi keberkahan kepada KH. Mahfudz Bin Ma’mun, seorang kyai
Rawa Buaya, Cengkareng yang sangat kharismatik di mata para muridnya yang dengan ikhlas
dan sabar mendidik Kami.
Pendidikan formal dilalui mulai dari SDN Duri Kosambi 06, MTs An Nida Al Islamiy, SMAN
78 Jakarta Barat, dan Fakultas Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia. Lulus dari
Universitas Indonesia pada tahun 2009. Pada saat menempun kuliah di Universitas Inonesia,
tepatnya saat tahun 2008, juga mengikuti perkuliahan jarak jauh di Fakultas Dakwah dan
Ushuluddin Universitas Al Madinah Internasional (MEDIU) Malaysia, dan lulus pada tahun
2012.
Ummu Razin, Lailatul Hidayah, dilahirkan pada 17 Agustus 1989, dan tumbuh besar di
lingkungan pesantren semenjak usia taman kanak-kanak. Sedari TK hingga selesai SMP
dihabiskan di Pondok Pesantren Imam Bukhari di Solo, Kemudian melanjutkan SMA ke
Pondok Pesantren Bin Baz, Yogyakarta. Kemudian melanjutkan kuliah jarak jauh di Fakultas
Dakwah dan Ushuluddin Universitas Al Madinah Internasional (MEDIU) Malaysia dan lulus
pada tahun 2012.
Abu Razin dan Ummu Razin ditaqdirkan menikah pada Juli 2009. Abu Razin dan Ummu
Razin kini tinggal di Kampung Gaga, Kalideres, Jakarta Barat dengan 2 putera; Razin
Abdilbarr dan Adib Ubaidillah. Semoga Allah senantiasa memberikan limpahan karunia Nya
untuk Kita semua.