Solihin BAB II
Solihin BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
besar yang tidak normal atau berbentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Pada Neonatus frekuensi buang air besar lebih dari
4 kali sedangkan pada bayi lebih dari umur satu bulan dan anak frekuensinya
dari perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi dan warna dari tinja (Whaley &
Wong, 1996).
atau tanpa darah dan/atau lendir dalam feses, sedangkan diare akut sendiri
didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya,
kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
defekasi sering dengan feses cair atau tidak berbentuk dengan frekuensi lebih
suatu bagian dengan bagian yang lain, akan tetapi secara umum tersusun atas
1. Mukosa
2. Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat, jaringan dari serat kolagen dan
elastin.
3. Tunika Muskularis
bagian ini terutama disusun oleh jaringan ikat yang kemudian membentuk
a. Mulut
(Sodikin, 2011).
2. Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi
b. Lidah
Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya
dilapisi dengan membrane mukosa, lidah pada neonates relative pendek dan
meningkat dengan adanya rasa bahan yang manis. Lidah menempati kovum
oris dan melekat secara langsung pada epiglottis dalam faring. Tiga ruang
secara bebas, sementara cairan masuk ke dalam faring, hal ini penting
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot lidah ini dapat digerakan keseluruh arah. Lidah dibagi atas tiga
bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan
dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang
berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atu desidua), yang
bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama dan
menggantikan gigi primer dan mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun.
Terdapat dua kelompok gigi yaitu gigi sementara atau gigi sulung
dan gigi tetap. Terdapat dua puluh gigi sulung, sepuluh pada tiap rahang.
Dari tengah kedua sisi beturut-turut disebut dua insisivus atau gigi seri, satu
kanina atau gigi taring, dan dua molar atau geraham. Gigi tetap lebih
banyak yaitu tiga puluh dua, enambelas pada tiap rahang. Dari tengah
d. Esofagus
faring, area ini mudah mengalami cedera jika mengenai peralatan yang
jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua
lapisan serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler,
e. Lambung
Kapasitas dari lambung antara 30-35 ml saat lahir dan meningkat sampai
pertama, dan rata-rata pada orang dewasa kapasitasnya 1000 ml. Bagian
sementara pada orang dewasa lebih dari 25.000.000 (dua puluh lima juta),
usofagus,
pertama,
lambung.
4. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan atau rugae, yang hilang bila organ ini mengembang
f. Usus Kecil
Usus kecil terbagi menjadi duodenum, jejunum dan ileum. Usus kecil
7,5-10 cm dengan diameter 1-1,5 cm. dinding usus terbagi menjadi empat
(Sodikin, 2011).
bagian usus kecil, hal ini bervariasi dalam ukuran san jumlah disepanjang
usus kecil. Dibagian bawah dari ileum, bila ada dan akan memiliki ukuran
terdiri dari lapisan epitel dimana terjadi proses absorpsi, serta otot polos
(Syaifuddin, 2006).
3. Menerima zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler
g. Usus Besar
Usus besar berjalan dari katup ileasoekal ke anus. Usus besar dibagi
menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon tevensum, kolon desenden dan
kolon sigmoid. Panjang usus besar bervarisi, berkisar sekitar ± 180 cm. sekum
adalah kantong besar yang terletak pada fosa iliaka dekstra (Syaifuddin,
2006).
b. Penyiapan selulosa,
c. Devekasi,
melekat pada dasar sekum dan merupakan tempat umum terjadinya inflamasi
C. Etiologi
terjadinya diare (Sodikin, 2011). penyebab diare akut dapat dibagi menjadi
dua golongan, diare sekresi (secretori diarrhea) dan diare osmotic (osmotic
dan sebagainya
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (Sodikin,
2011).
tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini telah lebih
dari 80 % penyebab telah diketahui. Pada saat ini telah diidentifikasi tidak
ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh
virus yang terutama ialah ratavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah
menyebabkan lebih dari 125 juta episode Gastroenteritis Akut (Diare Akut)
dan menjadi sebab hampir 1 juta kematian setiap tahun pada bayi dan anak.
Penyebab utama diare pada anak adalah bakteri atau racun (vibrio,
enterovirus parasit cacing dan protozoa yang kurang baik atau kurang matang.
disebabkan oleh cara memasak yang kurang baik atau kurang matang
(Sodikin, 2011).
merusak sel atau melekat pada dinding usus dan terganggunya fungsi absorpsi
1. Bakteria Enterotoksigenik
dalam sel, menyebabkan sekresi aktif arion klorida. Keadaan lumen usus
yang diikuti air, ion berkarbohidrat, kation, natrium, kalium. Secara klinik
dapat ditemukan diare seperti air cucian dan meningkatkan dubur serta
E. Gambaran Klinis
Menurut Betz & Sowden (2002) tanda dan gejala gasrtoenteristis akut
4. Kram abdomen
8. Malaise
Gastroebteristis dimulai dari bayi atau anak mrnjadi cengeng, gelisah, suhu
diare. Feses mungkin cair, mungkin mengandung darah atau lender, dan feses
seringnya defekasi anus dan are sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses
dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemates feces, untuk memeriksa adanya darah (lebih umum dengan pada
yang bakterial)
5. Kultur feces (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feces atau diare yang
2. Pemeriksaan analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin, dan berat jenis
plasma.
sistemik.
dianjurkan
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum
pemberiannya.
a. Cairan Peroral
2) Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar
natrium 90 mEg/l,
sedangkan larutan gula garam dan tinja disebut formula yang tidak
b. Cairan Parentral
1ml = 20 tts)
set berukuran 1ml = 15 tts atau 4 tts/kg BB/menit (set infus 1ml
= 20 tetes)
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
NaHCO3 1½ % )
c. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Fokus Pengkajian
1) Inspeksi
2) Auskultasi
3) Palpasi
a. kekebalan tubuh
b. perubahan sensasi Pencegahan Pressure
c. perubahan Ulcer
pigmentasi 1. Kaji adanya factor
d. perubahan status risiko pada pasien
metabolic 2. Dokumentasikan
e. perubahan sirkulasi status kulit dalam
f. perubahn turgor admisian tiap hari
kulit 3. Hindari
g. perubahan status menggunakan
nutrisi pelembab pada
h. psikogenik daerah perspirasi,
luka, fekal atau
inkontinensia urine
4. Jaga kebersihan linen
5. Berikan pelembab
pada kulit yang
kering
Skin Surveillance
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat