Anda di halaman 1dari 38

Department of

Civil and Environmental Engineering

Soil Investigation
Perancangan Bangunan

Heriansyah Putra
Pertemuan 5: 16 & 17 Oktober 2021
Konsep Perancangan Struktur
Konsep Perancangan Struktur
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah harus memberikan deskripsi kondisi tanah yang
relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
menetapkan dasar untuk penilaian parameter geoteknik yang
relevan untuk semua tahap konstruksi.

Namun, pada praktek umumnya ditanah air, tidak mendapatkan


perhatian serius dan cenderung kurang baik dan kadang-kadang
tidak bisa dipercaya.
Penyelidikan Tanah
Informasi yang diperoleh harus memungkinkan penilaian terhadap
aspek-aspek berikut:

1. Kesesuaian lokasi sehubungan dengan pembangunan yang


diusulkan dan tingkat risiko yang dapat diterima;
2. deformasi tanah yang disebabkan oleh bangunan atau yang
dihasilkan dari pekerjaan pembangunan, distribusi spasial dan
perilaku terhadap waktu;
3. keamanan sehubungan dengan Kondisi Batas (misalnya
penurunan, penggelembungan tanah, terangkat, pergeseran massa
tanah dengan batuan, dan tekuknya tiang pancang);
4. beban yang tersalur dari tanah ke struktur (misalnya tekanan lateral
pada tiang pancang) dan batas sebaran yang tergantung dari
perancangan dan pembangunan;.
Penyelidikan Tanah
Informasi yang diperoleh harus memungkinkan penilaian terhadap
aspek-aspek berikut:
5. metode fondasi (misalnya perbaikan tanah, kemungkinan untuk
menggali, kemampuan penetrasi pemancangan, drainase);
6. urutan pekerjaan fondasi;
7. pengaruh dari bangunan serta penggunaannya terhadap
lingkungan sekitarnya;
8. langkah-langkah struktural tambahan yang diperlukan (misalnya
penyangga dari penggalian, pemasangan angkur, penyelimutan
tiang bor, pengangkatan penghalangpenghalang dalam tanah);
9. pengaruh-pengaruh pembangunan terhadap lingkungan sekitar;
10.jenis dan tingkat kontaminasi tanah pada, dan di sekitar, lokasi
pembangunan;
11.efektivitas kebijakan yang diambil untuk membendung atau
memperbaiki kontaminasi.
Penyelidikan Tanah
Komposisi dan lingkup penyelidikan tanah harus didasarkan pada jenis
dan perancangan konstruksi, misalnya jenis fondasi, metode perbaikan
atau struktur penahan tanah, lokasi dan kedalaman konstruksi;

Hasil studi literatur dan inspeksi lapangan


harus dipertimbangkan ketika memilih metode
dan penentuan titik-titik penyelidikan. Titik-titik
penyelidikan harus dapat mencerminkan
variasi pada kondisi tanah, batuan dan air
tanah.

Idealnya, penyelidikan tanah harus dilakukan secara bertahap seperti


dibawah untuk memperoleh informasi yang komprehensif sepanjang
perancangan awal, perancangan, dan pembangunan proyek:
1. penyelidikan awal untuk penentuan posisi dan perancangan awal dari
bangunan
2. penyelidikan tahap perenc perancangan anaan
3. Pemeriksaan kesesuaian hasil penyelidikan selama konstruksi
Penyelidikan Tanah

Penyelidikan Awal

Penyelidikan tanah awal harus menyediakan perkiraan


data tanah, mengenai:

1. jenis tanah atau batuan dan stratifikasinya;


2. muka air tanah atau profil tekanan air pori;
3. informasi awal tentang kekuatan dan sifat deformasi
tanah dan batuan;
4. potensi terjadinya kontaminasi pada tanah atau air tanah
yang mungkin dapat merusak daya tahan bahan
konstruksi.
Penyelidikan Tanah

Penyelidikan Tahap Perencanaan


1. Pengeboran dan/atau galian untuk pengambilan contoh tanah;
2. Pengukuran muka air tanah;
3. Uji lapangan (CPT, SPT, Radar etc)
4. Penutupan kembali lubang bor diwajibkan untuk dilakukan oleh
kontraktor dengan metode grouting.
Penyelidikan Tanah

Perancangan Penyelidikan Tanah


1. Harus direncanakan sesuai dengan • Rencana lokasi titik
kebutuhan masalah geoteknik penyelidikan termasuk
2. Jumlah, lokasi, dan kedalaman harus jenis penyelidikan;
direncakan dengan baik • Kedalaman
3. Dibutuhkan kerjasama antar pemilik penyelidikan;
proyek, konsultan dan kontraktor untuk • Jenis contoh yang
fleksibilitas program penyelidikan tanah akan diambil termasuk
agar dapat memperoleh informasi yang spesifikasi untuk
cukup apabila ditemui lapisan tanah jumlah dan kedalaman;
yang sangat bervariasi. • Spesifikasi pengukuran
4. Dalam hal ini, dibutuhkan engineer yang air tanah;
selalu memantau hasil penyelidikan • Jenis peralatan yang
tanah hari demi hari dan mengajukan akan digunakan;
program tambahan atau deviasi dari • Standar yang akan
program semula apabila ditemukan hal- diterapkan.
hal yang perlu diselidiki lebih seksama.
Penyelidikan Tanah

Lokasi dan Kedalaman Titik Penyelidikan


Lokasi dan kedalaman titik penyelidikan
harus dirancang
berdasarkan:
• Kondisi geologi dan stratifikasi tanah
dari informasi awal yang terhimpun
• Dimensi struktur dan masalah teknis
yang akan dihadapi;
• Pengaruh penyebaran tegangan tanah
dari jenis pondasi yang akan dipakai
• Pengaruh dari lingkungan sekitar
misalkan adanya lereng atau galian atau
gedung tetangga
• Potensi pengaruh pada lingkungan
sekitar akibat dari struktur yang akan
dibangun
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan Tanah

• Kategori A: untuk
memperoleh contoh
tanah kualitas kelas 1
sampai 5;
• Kategori B: untuk
memperoleh contoh
tanah kualitas kelas 3
sampai 5;
• Kategori C: hanya
untuk memperoleh
contoh tanah kualitas
kelas 5.
Penyelidikan Tanah

Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah


Penyelidikan Tanah

Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah


Penyelidikan Tanah

Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah


Penyelidikan Tanah

Kedalaman Penyelidikan Tanah


Penentuan Parameter Kuat Geser Tanah

Laboratorium Lapangan
1. Uji geser langsung 1. Uji kipas geser (vane
(direct shear test) shear test)
2. Uji triaksial (triaxial 2. Sondir
test) → UU, CU CD 3. SPT
3. Uji tekan bebas 4. Plate Loading Test
(unconfined
compression test)
Uji Penetrasi Standar (SPT)
• Split barrel sampler ( dlm :
35 mm,  luar 50 mm,
panjang 560 mm
• Batang penyambung
• Hammer (63.5 kg) tinggi jatuh
760 mm
Uji Penetrasi Standar (SPT)
Prosedur
• Pengujian SPT satu paket
dengan pengeboran (bor
mesin)
• Uji dilakukan pada setiap
lapisan tanah atau pada
interval kedalaman 1.5 –
2.0 m
• Pengujian dilakukan
dengan terlebih dahulu
pengeboran sampai pada
kedalaman rencana SPT
• Mata bor di ganti dengan
tabung belah standar dan
pengujian SPT dapat
dimulai
Uji Penetrasi Standar (SPT)
Prosedur
Tahap I
Tabung ditumbuk dengan
hammer yang jatuh bebas
sampai masuk 15 cm dan
(dicatat sebagai N1-
opsional)

Tahap II
Tabung ditumbuk lagi
sampai kedalaman 30 cm
sambal menghitung jumlah
tumbukan (N) atau dapat
dilakukan dengan
penumbukan setiap 15 cm
dan di catat sebagai N2
dan N3
Uji Penetrasi Standar (SPT)
Prosedur Catatan

• Pengujian dihentikan, jika


jumlah tumbukan >50/60
tapi penetrasi <30 cm
• Utk tanah batuan,
pencatatan dilakukan
setiap penetrasi 5 cm
• Jika uji pada lapisan di
bawah permukaan air
tanah, maka utk N > 15
dilakukan koreksi

N ' = 15 + 1 / 2( N − 15)
Koreksi Hasil Uji (SPT)
Hasil pengujian SPT perlu dilakukan koreksi terhadap alat (N60) dan
terhadap Tekanan overburden (N60’).

Koreksi terhadap Alat (N60) Koreksi terhadap Tek. Overbuden


Efektif (N60’)

1
𝑁60 =
0.6
∗ 𝐸𝑓 ∗ 𝐶𝑏 ∗ 𝐶𝑠 ∗ 𝐶𝑟 ∗ 𝑁 𝑁60 ′ = 𝐶𝑁 ∗ 𝑁60
Ef : efisiensi hammer CN : factor koreksi overbuden
Cb : koreksi diameter lub. Bor Koreksi overburden diperlukan karena
Cs : Koreksi tipe tabung SPT adanya pengaruh kedalaman
Cr : Koreksi Panjang batang bor
N : Nilai N-SPT Lapangan
Koreksi Hasil Uji (SPT)
Hasil pengujian SPT perlu dilakukan koreksi terhadap alat (N60) dan
terhadap Tekanan overburden (N60’). N60’ sering dipakai 0.6 N

95,76 Liao and Whitman Koreksi terhadap Tek. Overbuden


𝐶𝑁 = Efektif (N60’)
𝑝𝑜 ′ (1985)
2 𝑁60 ′ = 𝐶𝑁 ∗ 𝑁60
𝐶𝑁 =
𝑝𝑜 ′ Pasir Halus NC
1+
100 (Skempton 1986) CN : factor koreksi overbuden
3 Pasir kasar NC Koreksi overburden diperlukan karena
𝐶𝑁 =
𝑝 ′ (Skempton 1986) adanya pengaruh kedalaman
2+ 𝑜
100
1.7 Pasir OC
𝐶𝑁 =
𝑝 ′
0.7 + 𝑜 (Skempton 1986)
100
Po’ tekanan overburden efektif (d x )
b : tidak terendam dan ’ ketika terendam
Standard Penetration Test (SPT)
Tanah tidak kohesif
N 0-10 11-30 31-50 >50
 (kN/m3) 12-16 14-18 16-20 18-23
 (o ) 25-32 28-36 30-40 >35
Keadaan lepas sedang Padat Sgt padat

Tanah kohesif
N <2 2-4 4-8 8-15 15-30 >30
qu (kPa) <25 25-50 50-100 100-200 200-400 >400
Keadaan Sgt lunak lunak sedang kenyal Sangat kaku Keras
Cone Penetration Test (CPT) / Sondir

• Uji penetrasi dengan kerucut/konus


(cone) (umumnya menggunakan
DUTCH cone)
• ASTM D3441, SNI 2827.2008
• Terutama utk perencanaan fondasi
• Berkorelasi dengan : - jenis tanah
- Kekuatan tanah
• Sesuai untuk tanah bertekstur medium
– halus
• Laju penetrasi 15-20 mm/det
• Parameter yang diukur :
- perlawanan penetrasi konus (qc)
- Jumlah perlawanan (JP)
Cone Penetration Test (CPT) / Sondir
Cone Penetration Test (CPT) / Sondir
Kelebihan CPT
• Diperoleh karakteristik tanah yang kontinyu
• Teliti, karena pengukuran di lapangan dan tidak menggangu
contoh
• Lebih murah
• Lebih cepat

Kelemahan CPT
• Tidak cocok untuk tanah berbutir kasar terutama kerikil atau
batu
• Sangat dipengaruhi oleh ketegakan ala
Cone Penetration Test (CPT) / Sondir
Parameter CPT
Perlawanan penetrasi konus (qc)
Jumlah perlawanan (JP): Perlawanan konus + perlawanan
geseran selubung (qc + PG)

Hambatan lekat
P Dc 2 / 4( JP − qc ) 5Dc ( JP − qc )
HL = 20 ; P = A c ( JP − qc ) HL = 20 =
Ag Dg hg hg

P : gaya tekan Dc : diameter dasar konus


Ac : luas dasar konus Dg : diameter selubung
Ag : luas selubung geser hg : tinggi selubung
Umumnya Dc = Dg
Cone Penetration Test (CPT) / Sondir
Parameter CPT
Data Hasil Soil Investigation
Data Hasil Soil Investigation

B-01 S-02 B-02

S-01 B-05 B-06 S-03

B-03
B-04 S-04
Data Hasil Soil Investigation
B-02
B-01
Data Hasil Soil Investigation
B-03 B-04
Data Hasil Soil Investigation
B-05 B-06
Data Hasil Soil Investigation

S-01 S-02
Data Hasil Soil Investigation

S-03 S-04
eface Slide

Anda mungkin juga menyukai