Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

BAYI BARU LAHIR NORMAL


DI RUMAH SAKIT ISLAM MASYITOH BANGIL

Oleh :

PUTRI NURDIANA
NIM. 192303102192

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN
2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA
DI RUMAH SAKIT ISLAM MASYITOH BANGIL

Telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

Putri Nurdiana
NIM.192303102090

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

...........................................
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruang Asyibiyan

...................................................
NIP
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP DASAR TEORI


a. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu
lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan
yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
b. Etiologi

1. His (Kontraksi otot rahim)

2. Kontraksi otot dinding perut

3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum..


c. Proses patofisiologi penyakit

Pada bayi baru lahir cenderung mengalami adaptasi fisiologis dilingkungan


baru, dalam adaptasi tersebut bayi utamanya akan mengalami perubahan suhu
tubuh yang dirasakan saat berada di dalam rahim dan di lingkungan suhu ruangan
yaitu adaptasi suhu hangat ke dingin. Dalam proses tersebut tubuh bayi akan sulit
menyesuaikan suhu lingkungan dan dapat beresiko mengalami hipotermi (atau
tubuh tubuh bayi akan turun dan merasakan kedinginan).

Penurunan hormon progestern dan estrogen juga mempengaruhi tumbuh


kembang bayi baru lahir, utamanya bayi baru lahir memerlukan asupan ASI
langsung dari ibunya. Saat prolaktin dalam tubuh ibu meningkat dapat
merangsang laktasi dan akan menyebabkan ejeksi ASI yang tidak efektif. Ejeksi
ASI yang tidak efektif maka volume ASI yang keluar juga akan kurang dari
kebutuhan asupan ASI bayi dan dapat mempengaruhi ketidakefektifan dalam
menyusui serta reflek hisap bayi yang kurang efektif. Proses pemotongan tali
pusat bayi baru lahir juga sangat perlu di perhatikan karena dapat menyebabkan
resiko infeksi dari bakteri – bakteri yang terpapar di daerah tali pusat bayi baru
lahir.
d. Pathway

Bayi baru lahir

Perubahan fisiologis

Pergerakan kurang dan Termoregulasi Penurunan Pemotongan tali pusat


lemah, pernafasan belum progesteron dan
teratur estrogen
Adaptasi hangat ke dingin Port de entry bacteri

Pertumbuhan dinding
dada belum sempurna Prolaktin meningkat
Kegagalan peningkatan panas Resiko infeksi

Vaskuler paru Merangsang laktasi


imatur Resiko hipotermi

Ejeksi ASI tidak


Peningkatan kerja efektif
nafas

Volume ASI yang


Ketidak efektifan
keluar kurang dari
pola nafas
yang diharapkan

Suplai ASI tidak


cukup

Kemampuan
menghidap bayi
kurang efektif

Menyusui tidak efetif


e. Manifestasi Klinik
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
15. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
16. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
17. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
18. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
19. Refleks grasping sudah baik
20. Refleks morro
21. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
f. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
g. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah
lahir, adalah:

1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera


setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :

a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan


hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.

c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.

2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau
sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan
mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5
cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat
steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali
pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10%
serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap
tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat
telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.

3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum
mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari
luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus
hangat.

4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi


baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5 1 mg I.M

5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi
baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic
neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru
lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

6. Identifikasi Bayi

a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat


penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.

b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.

c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)


tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di
setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.

7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah
untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :

a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah

b. Bayi tampak aktif atau lunglai

c. Bayi kemerahan atau biru


2.1 Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1. Identitas
2. Pengkajian terhadap factor resiko
a. Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social
dan riwayat pekerjaan.
b. Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
c. Perinatal : Antenatal, informasin prenatal maternal health
(DM,jantung)
d. Intra Partum event :
1) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
2) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam.
3) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
4) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x
sampai dengan 140 x / menit.
5) Penggunaan analgesic
6) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
3. Pengkajian Fisik
a. Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang
hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
b. Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk
menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
1) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah
pada tali pusat.
2) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Nilai APGAR
6. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata- rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam
pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna
putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut
verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari
berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento
occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas
normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
b. Diagnosa keperawatan
1. Menyusui Tidak Efektif (D.0029)
Definisi :
Kondisi diaman ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan dan kesukaran pada
proses menyusui

Penyebab

1. Ketidakadekuatan suplai ASI


2. Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing)
3. Anomali payudara ibu (mis. puting yang masuk ke dalam)
4. Ketidakadekuatan refleks oksitosin
5. Ketidakadekuatan refleks menhispa bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Kelelahan maternal 1. Bayi tidak mampu melekat


2. Kecemasan maternal pada payudara ibu
2. ASI tidak menetas/memancar
3. BAK bayi kurang dari 8 kali
dalam 24 jam
4. Nyeri dan/atau lecet terus
menerus setelah minggu
kedua

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

(Tidak Tersedia) 1. Intake bayi tidak adekuat


2. Bayi menghisap tidak
terus menerus
3. Bayi menangis saat
disusui
4. Bayi rewel dan menangis
terus dalam jam-jam
pertama setelah menyusui
5. Menolak untuk mengisap
2. Risiko Hipotermia (D.0140)
Definisi :
Berisiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat mengakibatkan
suhu tubuh berada dibawah rentang normal

Faktor Risiko

1. Berat badan ekstrem


2. Kerusakan hipotalamus
3. Konsumsi alkohol
4. Kurangnya lapisan lemak subtukan
5. Suhu lingkungan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian yang tipis
8. Penurunan laju metabolisme
9. Terapi radiasi
10. Tidak beraktivitas
11. Transfer panas (mis.konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi)
12. Trauma
13. Prematuritas
14. Penuaan
15. Bayi baru lahir
16. berat badan lahir rendah
17. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
18. Efek agen farmakologis

Kondisi Klinis Terkait

1. berat badan lahir rendah


2. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
3. Efek agen farmakologis
3. Risiko Infeksi (D.0142)
Definisi :
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.

Faktor Risiko

1. Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus)


2. Efek prosedur invasi
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
6. Ketidakdekuatan pertahanan tubuh sekunder

Kondisi Klinis Terkait

1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruktif
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasi
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopedia
4. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
Definisi :
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekua
Penyebab :
1. Depresi pUsat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada.
4. Deformitas tulang dada.
5. Gangguan neuromuskular.
6 Gangguan neurologis (mis elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala
ganguan kejang).
7. maturitas neurologis.
8. Penurunan energi.
9. Obesitas.
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
11. Sindrom hipoventilasi.
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke atas).
13. Cedera pada medula spinalis.
14. Efek agen farmakologis.
15. Kecemasan.
Gejalan dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Dispnea

Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Fase ekspirasi memanjang.
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul
cheyne-stokes).
Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :
1. Ortopnea
Objektif :

1. Pernapasan pursed-lip.
2. Pernapasan cuping hidung.
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Menyusui Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
diharapkan status menyusui membaik 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
b/d ketidakadekuatan
dengan Kriteria hasil :
menerima informasi
refleks menghisap - Perlekatan bayi pada payudara ibu
2. Identifikasi tujuan atau keinginan
payudara. - Kemampuan ibu memposisikan
menyusui
bayi dengan benar
Terapeutik
- Tetesan/pancaran bayi
1. Sediakan materi man media pendidikan
- Suplai ASI adekuat
kesehatan
- Hisapan bayi
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
diri dalam menyusui
5. Libatkan sistem pendukung
Eduksi
1. Berikan konseling menyusui
2. Jelaskan manfaat menyusui bagi iu dan
bayi
3. Ajarkan empat posisi menyusui yang
perlekatan yang benar
4. Ajarkan perawatan payudara antepartum
dengan mengkompres dengan kapas yang
telah diberikan minyak kelapa
5. Ajarkan perawatan payudara pot partum

2. Risiko Hipotermia b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Termoregulasi


diharapkan kontrol resiko meningkat Observasi
bayi baru lahir
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
- Kemampuan mencari informasi
menerima informasi
tentang faktor risiko
Terapeutik
- Kemampuan mengidentifikasi faktor
1. Sediakan materi dan media pendidikan
risiko
kesehatan
- Kemampuan melakukan kontrol
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
risiko
Eduksi
1. Ajarkan cara pengukuran suhu
2. Ajarkan penggunaan pakaian yang dapat
menyerap keringat
3. Anjurkan menciptakan lingkungan yang
aman
4. Anjurkan perbanyak minum
5. Anjurkan memakai pakaian yang longgar

3. Risiko Infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi


diharapkan kontrol risiko meningkat Observasi
ketidakadekuatan
dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
pertahanan tubuh - Kemampuan mencari informasi
Terapeutik
tentang faktor risiko
1. Batasi jumlah pengunjung
- Kemampuan mengidentifikasi faktor
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah dengan
risiko
pasien dan lingkungan pasien
- Kemampuan melakukan kontrol
Eduksi
risiko
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas
diharapkan pola nafas meningkat dengan
b/d hambatan upaya
kriteria hasil : Observasi
nafas - Frekuensi napas meningkat 1. Monitor pola napas (frekuensi,
- Kedalaman nafas menjadi stabil kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahn (mis.
- Ekskursi dada meningkat Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)

Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head.till dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau fowler-
Berikan minum hangat
3. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
4. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
5. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
6. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
1. Kolaborasi pembeian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
c. Implementasi
Implementasi adalah realisasi dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan alam pelaksana juga meliputi pengumpulan data
dan berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah, 2012).

d. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
meliputi perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam
bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment, planning) (asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2013. Konsep Dasar Marasmus. Diakses: 21 Mei 2015.


http://www.sarjanakesehatan.blogspot.com/2013/04/askep-padapasien-
marasmus.html Carpenito, L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Jakarta: EGC

Doengoes, Marilyn, E. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa: I Made


Kariasi, S.Kp. Ni Made Sumawarti, S.Kp. Jakarta: EGC.

Marimbi, Hanun. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press

Tim pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standart Luaran Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standart Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS PASURUAN

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Putri Nurdiana


NIM : 19230312192
Tanggal Praktek : 01-11-2021
Tanggal Pengkajian : 04-11-2021

1. IDENTITAS PASIEN
No. Reg : 20.XXX
Nama Pasien : By. N Tanggal masuk : 04-11-2021
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruang : Al-Wiladah
Umur : 0 tahun
Agama : Islam
Bangsa /suku : Indonesia/Jawa
Bahasa yang dipakai : Bahasa Indonesia dan Jawa
Status anak : Kandung
Tanggal lahir : 04-11-2021
Anak ke berapa : Pertama

Nama Orang tua : Ny. N


Umur : 26 th
Agama : Islam
Bangsa /suku : Indonesia/Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Gadingrejo, Pasuruan

2. INFORMASI MEDIK
Diagnosa Medik : BBL SC
Waktu/pemeriksaan sebelum MRS : sehari sebelum MRS
Obat terakhir yang didapat : vitamin kehamilan
Alergi obat : Tidak ada
Dikirim oleh : Suami px
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal :
Ibu klien mengatakan hari pertama haid terakhir 03-02-2021 umur kehamilan
39/40 minggu anak ke pertama ANC 13 kali di dokter dan bidan.
b. Natal :
Ibu klien mengatakan klien lahir pada tanggal 04-11-2021 jam 02.15 tempat
lahir di RSI MASYITOH jenis kelamin laki-laki secara SC, indikasi tindakan
fetal takikardi , skor APGAR 7-8, berat badan 2800gr, panjang badan 46 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm.
c. Postnatal:
Bayi lahir dengan SC, Injeksi yang diberikan pada klien injeksi vit K dan
imunisai HB0, air ketuban jernih, Spo2 94%, anus (+), BAB (–), BAK(+)
4. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG:
a. Keadaan Waktu Lahir :
Keadaan waktu lahir bayi lahir sc, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
gerakan aktif, APGAR skor 7-8, air ketuban jernih, Spo2 94%, anus (+), BAB
(–), BAK(+)
b. Keadaan Mental /Emosi Anak :
Menangis kuat dan gerakan aktif
c. Pemeriksaan Pertumbuhan : -
d. Pemeriksaan Perkembangan : -

5. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama :
Bayi lahir secara SC dengan indikasi fetal takikardi
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir secara SC dengan Spo2 94 %, air ketuban jernih, jenis kelamin laki-
laki, BB : 2800gr, PB : 46cm, LK : 33, LD : 32, APGAR skor 7-8, anus (+),
BAB (–), BAK(+)
c. Riwayat Penyakit Masa Lalu : -
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti
DM,Hipertensi,dll.

e. Riwayat Imunisasi : injeksi Hb0, vit K

6. POLA KEBIASAAN PEMELIHARAAN DAN KESEHATAN


a. Pola makan dan minum :
Ibu klien mengatakan bayinya belum belum diberi asi karena asi ibu belum
keluar
b. Pola istirahat tidur :
Ibu klien mengatakan bayi tidur dan terbangun ketika merasa tidak nyaman
c. Pola aktifitas :
Ibu klien mengatakan gerakan bayi aktif, menangis kuat apabila haus dan
posisi tidak nyaman.
d. Pola eliminasi :
Ibu klien mengatakan bayi sudah BAK 1x dan belum BAB
e. Pola kebersihan diri :
Ibu klien mengatakan mandi ketika pagi dan sore hari

7. PENGKAJIAN FISIK :
a. Keadaan Umum : baik, menangis kuat, kes.composmentis.
b. Tanda-tanda vital :
Nadi : 124x/menit Panjang badan : 46 cm
Suhu : 36oC Spo2 : 94 %
RR : 20x/menit Lingkar kepala : 33 cm
BB : 2800 gr Lingkar dada : 32 cm
c. Kepala : LK 32 cm, normal, tidak ada benjolan
d. Mata /penglihatan : normal, simetris dan simetris
e. Telinga /Pendengaran : normal, bentuk simetris, tidak ada serumen dan
cairan
f. Hidung/penciuman : tidak ada kelainan
g. Mulut : Tidak ada kelainan bibir dan mulut, warna bibir merah.
h. Leher : Vena jugularis teraba, arteri karotis teraba, tidak ada pembengkakan
tiroid.
i. Dada : bentuk dada normal, gerakan dinding simetris, suara napas normal.
j. Abdomen/pencernaan : bentuk perut normal, bising usus 17x/menit.
k. Anus Rektum : berlubang, tidak ada kelainan
l. Alat Kelamin/Sistem Reproduksi : keadaan kelamin luar normal
m. Extremitas/anggota badan : tonus otot normal dengan reflek baik, tidak ada
kelainan struktur
n. Kulit/otot/opersendian : warna kulit kemerahan, turgor < 2 detik.
o. Pemeriksaan Neurologi : -

8. DATA PSIKOSOSIOSPIRITUAL:
Perilaku non verbal : -
Keadaan emosi :
Ibu mengatakan bayinya menangis menangis ketika merasa tidak nyaman
Pola hubungan dengan orang lain :
Bayi belum dapat berinteraksi dengan orang lain.
Orang yang sangat dekat dengan dirinya : Ibu bayi
Ketaatan dalam beribadah : -
Kegiatan keagamaaan yang dapat mengurangi stres :-

9. INFORMASI PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium : -
Pemeriksaan EKG : -
Pemeriksaan Rontgen : -
Pemeriksaan Lain-lain : -
Terapi sekarang yang diberikan : injeksi vitamin K, injeksi Hb0.

10. REAKSI PADA SAAT PENGKAJIAN


Anamnese dilakukan terhadap :Ibu klien
Reaksi pasien pada waktu pengkajian : Kooperatif
Reaksi keluarga pada waktu Pengkajian : Merespon dengan baik

Pasuruan,……………….

(…………………………..)
ANALISIS DATA

NAMA PASIEN : By. N


UMUR : 0 Thn
NO. REGISTER : 20XXXXXX

No. DATA PENUNJANG INTERPRETASI MASALAH


DATA
1. DS : Bayi baru lahir Risiko infeksi
Tidak terkaji

DO : Pemotongan tali
1. Tali pusat tampak pusat
lembab
2. Tali pusat masih
terbungkus kasa Terpapar kuman
3. TTV :
- N : 124x/menit
- S : 36°C
- BB : 2800gr Risiko infeksi
- PB : 46cm
- LK : 33cm
- LD : 32cm
- AS : 7-8
- SPO2 : 94 %

2. DS : Bayi baru lahir Risiko hipotermi


Tidak terkaji

DO : Termoregulasi
1. Warna kulit kemerahan
dan tampak pucat
Adaptasi hangat ke
2. TTV : Dingin
- N : 124x/menit
- S : 36°C
- BB : 2800gr Kegagalan peningkat
- PB : 46cm panas
- LK : 33cm
- LD : 32cm
- AS : 7-8 Risiko hipotermi
- SPO2 : 94 %
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. N


UMUR : 0 Thn
NO. REGISTER : 20XXXXX

NO TGL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TT


TERATASI
1. 04-11-2021 Risiko infeksi b/d peningkatan
paparan organisme patogen
lingkungan

2. 04-112021 Risiko hipotermi b/d bayi baru


lahir
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. N


UMUR : 0 Thn
NO. REGISTER :20XXXXX

TGL NO. DIAGNOSA SDKI SIKI TT


KEPERAWATAN
02-11- 1. Risiko infeksi b/d Kontrol Risiko Pencegahan Infeksi
2021
peningkatan paparan Setelah dilakuakan tindakan Observasi :
organisme patogen keperawatan selama 1x24jam 1. Monitor tanda dan gejala
lingkungan diharapkan risiko infeksi dapat Terapeutik :
teratasi dengan kriteria hasil : 1. Batasi jumlah pengunjung
1. Kemauan memberi informasi 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan
meningkat pasien dan lingkungan pasien
2. Kemampuan mengidentifikasi Edukasi :
meningkat 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Kemampuan mengontrol risiko 2. Anjurkan mencuci tangan dengan benar
infeksi meningkat 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Ajarkan car merawat tali pusat
02-11- 2. Risiko hipotermi b/d bayi Setelah dilakukan tindakan Edukasi Termoregulasi
2021 Observasi
baru lahir keperawatan 1x24 jam diharapkan
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
kontrol resiko meningkat dengan
Terapeutik
kriteria hasil :
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Kemampuan mencari informasi
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
tentang faktor risiko
Eduksi
- Kemampuan mengidentifikasi
1. Ajarkan cara pengukuran suhu
faktor risiko
2. Ajarkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap
- Kemampuan melakukan
keringat
kontrol risiko
3. Anjurkan menciptakan lingkungan yang aman
4. Anjurkan perbanyak minum
5. Anjurkan memakai pakaian yang longgar
CATATAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. N


UMUR : 0 Thn
NO. REGISTER : 20XXXXX

NO TGL/JAM NO. DX TINDAKAN TT


KEP
1. 04-11-21 1 1. Melakukan monitoring tandan dan gejala
08.00
2. Memotivasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan lingungan klien
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Rubor : kemerahan dolor : neyi
Kalor : panas tumor : benjola/massa
Ibu klien mengatakan memahami
penjelasan yang diberi
5. Menganjurkan mencuci tangan dengan
benar
6. Mengajarkan cara merawat tali pusat
(menjaga agar tali pusat tetap beersih,
menjaga tali pusat agar tetap kering,
biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya)
2. 04-11-21 2 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
12.00
menerima informasi
2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
3. Memberikan kesempatan klien untuk
bertanya
4. Mengajarkan cara pengukurana suhu
menggunakan termometer (suhu antara
36,5°C)
5. Menganjurkan mencuptakan lingkungan
yang nyaman dan hangat (memberikan
kaki kaki dan sarung tangan pada bayi,
memberikan selimut pada bayi)
EVALUASI

NAMA PASIEN : By. N


UMUR : 0 Thn
NO. REGISTER : 20XXXXX

NO. TANGGAL
DX 04-11-2021
KEP.
DS :
1. Tidak terkaji

DO :
1. Tali pusat tampak
lembab
2. Tali pusat masih
terbungkus kasa
3. TTV :
- N : 124x/menit
- S : 36°C
- BB : 2800gr
- PB : 46cm
- LK : 33cm
- LD : 32cm
- AS : 7-8
- SPO2 : 94 %

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
2 DS :
Tidak terkaji

DO :
3. Warna kulit kemerahan
4. TTV :
- N : 124x/menit
- S : 36°C
- BB : 2800gr
- PB : 46cm
- LK : 33cm
- LD : 32cm
- AS : 7-8
- SPO2 : 94 %
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai