Anda di halaman 1dari 1

Nama: Dicky Khoirul azmi

Nim: 041719109

RIBA

Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat


pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman
pokok yang dibebankan kepada peminjam. Dalam Islam, memungut riba atau
mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Secara garis besar
riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual-beli. Riba
utang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliah, sedangkan riba jual-
beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah. Ada dua perbedaan mendasar antara
investasi dengan mem-bungakan uang. Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari
definisi hingga makna masing-masing.

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur
ketidakpastian.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena
perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh
masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang.
Contoh: Jika saya berutang seribu rupiah kepada teman saya dan dia memberikan dalam
bentuk uang kertas lalu saya kembalikan dalam bentuk uang logam lima ratus rupiah dua keping,
apakah hal ini termasuk riba? Diharapkan sebelumnya bahwa menukar uang seperti ini harus
dilakukan saat itu juga (kontan).

Jawab: Maka karena yang terjadi di sini adalah piutang, bukan barter, maka tidak
dianggap. Kemarin pinjam seribu, menghabiskan lagi seribu, menghabiskan waktu lalu pakai
uang kemudian menghabiskan uang logam, karena yang terjadi di sini adalah hutang dan bukan
bai 'dan bukan mengalihkan menukar. Bedakan dua hal ini.

Anda mungkin juga menyukai