Anda di halaman 1dari 20

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN APENDISITIS

OLEH :

APRIYANTIE, S. Kep
NIM : 20.300.0117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN APENDISITIS

OLEH :
APRIYANTIE, S. Kep
NIM : 20.300.0117

Banjarmasin,
Mengetahui,

Preseptor Akademik

(Agustina Lestari,S.Kep., Ners., M.Kep )


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS

I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Data yang dikumpulkan klien dengan apendisitis meliputi nama, umur, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, tanggal atau jam MRS, nomor registrasi,
alamat, nama orang tua, pekerjaan, agama, suku bangsa tanggal pengkajian dan
diagnosa medis.
Apendisitis dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun (Mansjoer,2010)
B. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, Pedidikan, Pekerjaan, hubungan dengan
klien, Alamat.
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Biasanya keluhan pasien dengan apendisitis memiliki keluhan nyeri terasa
pada abdomen daerah kuadran kanan bawah, nyeri sekitar umbilicus.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien merasakan nyeri di sekitar epigastrum menjalar keperut
bawah dirasakan terus-menerus nyeri dapat hilang timbul dalam waktu yang
lama dan disertai dengan rasa mual, muntah dan panas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dilakukan adanya pengkajian DM, hipertensi dan kelainan jantungan
karena hal berhubugan dengan penurunan kualitas pembuluh darah otak
menjadi menurun (Rendy, 2012).
Pasien dengan apendisitis perlu juga kita tanyakan riwayat penyakit dahulu
melipuuti penyakit apa yang pernah diderita pasien seperti hipertensi, operasi
abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk RS, obat-obatan yang
dikonsumsi apakah mempunyai riwayat alergi, apakah ada riwayat operasi
sebelumnya pada kolon.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pengkajian mengenai keturunan atau anggota keluarga yang memiliki
penyakit/gangguan yang sama seperti pasien saat ini. Riwayat penyakit ini
bersifat genetis maupun tidak (Rendy, 2012).
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes meletus, gangguan jiwa dan penyakit menular seperti hepatitis dan
TBC.
5. Genogram
Genogram biasanya dikaji 3 turunan
6. Aktivitas sehari-hari
Pengkajian ini bertujuan untuk melihat perubahan pola yang berkaitan dengan
terganggunya sistem tubuh, serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien apendisitis meliputi aktivitas sehari-hari yaitu nutrisi,
eliminasi, istirahat-tidur, personal hygiene, dan aktivitas. Aktivitas sebelum
dan setelah sakit akan berbeda.

No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit


1 Nutrisi
a. BB dan TB Bisanya BB klien 50kg Setelah sakit BB
TB 167cm berkurang 47kg, TB
167cm

b. Diet Nasi, sayur, Ikan, tahu, Diet khusus dari


tempe rumah sakit biasanya
bubur, ikan dan sayur

c. Kemampuan Bisa mengunyah Mengunyah dengan


- mengunyah hingga hancur pelan

- menelan Menelan dengan Menelan dengan


mudah pelan-pelan karena
pasien dengan
apendisitis sering
terjadi anoreksia dan
mual muntah

- bantuan total/sebagian Menyiapkan sendiri, Butuh bantuan parsial


makan sendiri 1 orang untuk
membantu
menyiapkan makan
sampai menyuapi
3x sehari
2x sehari
No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit
d. Frekuensi
1 porsi penuh habis
¾ porsi makan
e. Porsi makan

Tidak ada
f. Makanan yang menimbulkan alergi Tahu, tempe, sayur, Rendah lemak dan
ikan makanan yang pedas
g. Makanan yang disuka Tahu, tempe, sayur,
ikan

2 Cairan Air putih, teh,


a. Intake minuman bersoda
- oral Air putih
 Jenis 6- 8 gelas/hari
Dapat melakukan
 Jumlah....cc/hari sendiri 3-4 gelas/hari
 Bantuan total/sebagian Butuh bantuan
menyediakan dan saat
- minum
- intravena -
 Jenis Cairan Nacl/RL
500-1000 cc/24 jam
 Jumlah....cc/hari
-
-
b. Output
-
 Jenis
-
 Jumlah....cc/hari
3 Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1 kali sehari 1 kali sehari
 Konsistensi Padat Padat dan bisa cair
 Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan

 Keluhan Kadang susah BAB Bisa terjadi diare

 Bantuan total/sebagian Dapat melakukan Memerlukan bantuan


secara mandiri orang lain
b. BAK
 Frekuensi 3-4 kali sehari 2-3x/hari bisa
menggunakan DC
jika kondisi klien
kurang baik dan
susah beraktivitas

Jernih kekuningan kemerahan


 Warna -
 Jumlah (dalam cc) ± 1500 ml/hari
Tidak ada Sering mengalami
 Keluhan penurunan produksi
Dapat melakukan
urin / tidak lancar

Memerlukan bantuan
 Bantuan total/sebagian secara mandiri orang lain
4 Istirahat Tidur
No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit
a. Mulai tidur 21.00 WIB 22.00 WIB
b. Lama tidur 7-8 jam 3-4 jam
c. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Iya
d. Gangguan tidur Tidak ada Kesulitan istirahat
dan tidur karena
mengalami nyeri
pada abdomen

e. Kebiasaan sebelum tidur Duduk santai Duduk atau berbaring


dan berusaha
mengalihkan
perhatian agar rasa
nyeri abdomen hilang
5 Personal Hygiene
a. Mandi (frekuensi, bantuan total/sebagian) 2 kali sehari 1 kali sehari
b. Gosok gigi (Frekuensi) 2 kali sehari 1-2 kali sehari
c. Cuci rambut 2 hari sekali -
d. Gunting kuku Seminggu sekali -
e. Ganti pakaian (frekuensi perhari) 2 kali sehari 2 kali sehari
6 Aktivitas
a. Mobilitas Fisik Semuak aktivitas Tidak dapat
dilakukan sendiri tanpa beraktivitas, hanya
bantuan bisa berbaring

Tidak pernah
b. Olahraga Lari pagi, main buluh
tangkis, senam
c. Rekreasi Tidak pernah
Rekreasi 2x/bulan

D. Data Psikologis
1. Status emosi
Penilaian terhadap sikap klien dalam penerimaan terhadap penyakit yang
dialaminya. Biasanya pasien dengan apendisitis memiliki emosi yang sangat
sensitive. Hal ini dipengaruhi oleh pada bagian abdomen yang dirasakan.
Contoh: Pasien biasanya bicara dengan nada yang keras dan tinggi serta
menunjukan sikap marah jika terjadi hal yang membuat dirinya merasa tidak
nyaman hal ini dikarenakan kondisi klien yang sering merasakan gangguan
rasa nyaman nyeri.
2. Kecemasan
Penilaian tingkat kecemasan klien dan keluarga terhadap penyakit yang
dialami. Biasanya pada klien dengan apendisitis memiliki kecemasan atau
ketakutan akan peyakitnya tidak akan sembuh atau kecemasan jika harus
menjalankan tindakan operasi, beban pikiran klien makin bertambah hingga
dapat mengakibatkan gangguan istirahat dan tidur serta naiknya tekanan
darah klien.
Contoh: klien menyatakan dia takut dan cemas jika tidak bisa sembuh dan
nanti harus menjalankan operasi, tidak dapat tidur memikirkan penyakitnya.
E. Data Social

Menggambarkan tentang hubungan social klien dengan keluarganya, klien


dengan lingkungan sekitarnya seperti perawat dan dokter akan terganggu, karena
keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan peran hubungan
sosial yang baik dalam keluarganya, dalam masyarakat dan dengan tim kesehatan
karena klien mengalami emosi yang tidak stabil akibat nyeri yang sering
menganggu.
F. Data Spiritual

Mengambarkan tentang status keagamaan klien dan kepercayaannya untuk bisa


sembuh dari penyakitnya. Klien biasanya menyatakan bahwa iya percaya pada
Tuhan bahwa suatu saat Tuhan akan memberikan kesembuhan dan ia dapat
beraktivitas seperti biasanya.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien
Kesadaran pada pasien apendisitis biasanya composmentis, bagaimana
ekspresi wajah menahan sakit, ada tidaknya kelemahan, tanda-tanda vital
klien.
2. Tanda vital pasien
Temperatur (suhu) : Biasanya normal
Pulse (Nadi) : Tidak stabil bisa<60 > 120
Respiratory (Pernpasan) : Biasanya pada pasien gangguan rasa nyaman nyeri
karena penyakit apendisitis yang dialami
pernapasan klien tidak stabil.
Sphygmomanometer (TD): Biasanya meningkat > 160/100
3. Kesadaran
Kualitatif : Kesadaran pada pasien apendisitis biasanya composmentis
Kuantitatif : GCS E4 V5 M6
4. Kepala dan muka
Pada bagian kepala biasanya tidak ada masalah, mungkin pada wajah terlihat
pucat dan sayu (kekurangan nutrisi) dan wajah berkerut karena menahan
sakit.
5. Kulit
Ada tidaknya edema, sianosis, pucat, kemerahan luka pembedahan pada
abdomen sebelah kanan bawah.
6. Mata (penglihatan)
Mungkin biasanya pada bagian mata ada yang mendapatkan mata klien
seperti mata panda dan mata terlihat cekung (kekurangan cairan tubuh), dan
tanpak mengantuk karena kurang tidur menahan sakit.
7. Hidung (penciuman)
Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasi di tengah, tidak ada
secret atau sumbatan pada lubang hidung, ketajaman penciuman normal, dan
tidak ada kelainan.
8. Telinga( pendengaran )
Telinga simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, kanalis telinga bersih kanan
dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga. Tidak ada
masalah dengan pendengaran.
9. Mulut dan gigi
Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah pecah,
lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan personal
hygiene).
10. Leher
Tidak ada lesi jaringan parut, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak
teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada teraba pembesaran kelenjar limfe.
11. Dada
Tidak ada sesak, tidak ada batuk. Bentuk dada simetris, frekuensi napas biasa
pada klien apendisitis cenderung normal 16x/menit, irama nafas teratur, pola
nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada otot bantu nafas,
tidak ada alat bantu nafas.Vocal premitus teraba sama kanan dan kiri saat
Klien mengucap tujuh-tujuh, tidak terdapat krepitasi. Batas paru hepar normal
ICS ke 4 suara perkusi sonor Suara nafas vesikuler, suara ucapan jelas, tidak
ada suara nafas tambahan. Pada penderita apendisitis biasanya saat
pemeriksaan jantung terdapat takikardi.
12. Abdomen
a. Inspeksi : pada apendisitis akut ditemukan adanya abdominal swelling,
sehingga pada pemeriksaan jenis akan ditemukan adanya distensi
abdomen .
b. Palpasi : nyeri abdomen, sekitar epigastrium dan umbilikus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc Burney (setengah jarak
antara umbilikus dan tulang ileum kanan) meningkat karena berjalan,
bersin, batuk atau nafas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi
atau infark pada appendiks) keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tidak jelas
(sehubungan dengan lokasi contoh retrosekal atau sebelah ureter).
c. Perkusi : pada penderita apendisitis suara abdomen ditemukan tympani
d. Auskultasi : distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan
hipoaktif setelah perdarahan
13. Genetalia
a. Inspeksi : Biasanya pada klien dengan apendisitis menggunakan alat
bantu DC, tampak kotor, bau. (Biasanya pasien mengalami intenkonensia
urine, anuria, distensi abdomen) (Judha dan Rahil, 2011)
b. Palpasi : Ada nyeri tekan.
14. Ekstermitas /bawah
a. Inspeksi: Adanya pembatasan gerak, nyeri saat bergerak, kelemahan pada
tungkai atas dan bawah, terpasang cairan infuse di tangan,
b. Palpasi : Ada nyeri tekan pada bagian abdomen ekstrimitas atas.
4. Data Penunjang

a. Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein


reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah
leukosit antara 10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%.
Sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.

b. Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada


pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat
yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-
scan ditemukan bagian menyilang dengan apendikalit serta perluasan dari
apendiks yang mengalami inflamasi serta pelebaran sekum.
c. Analisa urin
Bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan infeksi
saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah.
d. Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase
Membantu mendiagnosa peradangan hati, kandung empedu, dan
pankreas.
e. Serum Beta Human Chorionic Gonadotrophin (BHCG)
Bertujuan untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan.
f. Pemeriksaan barium enema
Bertujuan untuk menentukan lokasi sekum. Pemeriksaan Barium enema
dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan
karsinoma colon.
g. Pemeriksaan foto polos abdomen
Pemeriksaan ini tidak menunjukkan tanda pasti Appendisitis, tetapi
mempunyai arti penting dalam membedakan Appendisitis dengan
obstruksi usus halus atau batu ureter kanan.
II. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Peradangan pada Gangguan rasa nyaman nyeri
Klien biasanya mengatakan nyeri perut pada apendisitis.
bagian sebelah kanan.

DO :
 Klien tampak meringis kesakitan
 Skala nyeri 4-7
 TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
 Pengkajian PQRST
P: nyeri saat melakukan aktivitas
Q: tertusuk tusuk
R:abdomen kanan bawah
S: skala nyeri 4-7
T: tiba tiba
2 DS : Perubahan status Ansietas
Klien biasanya mengatakan tidak tahu penyebab kesehatan.
penyakitnya

DO :
 Klien tampak bingung
 Klien tampak cemas
 Klien dan keluarga sering bertanya
3 DS : Ketidakadekuatan Resiko infeksi
Klien biasanya sering mengatanya sakit pertahanan tubuh primer
dibagian perut kanan bawahnya
DO :
 Leukosit meningkat
 TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit

III.Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer

IV. Intervensi Keperawatan


No Dx NOC NIC
Keperawatan (NursingOutcome) (NursingInterventionClassification )
1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri:
nyeri berhubungan dengan selama 1x8 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
peradangan pada apendisitis dapat menurun dengan Kriteria Hasil : 1. Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi,
Ditandai dengan : 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri,
2. Meringis menurun intensitas nyeri
DS : 3. Sikap protektif menurun 2. Identifikasi respon nyeri non verbal.
Klien biasanya mengaatakan 4. Gelisah menurun. 3. Identivikasi factor yang memperberat dan
nyeri perut pada bagian memperingan nyeri.
sebelah kanan.
Terapeutik
DO : 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
 Klien tampak meringis mengurangi rasa nyeri.
kesakitan 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
 Skala nyeri 4-7 3. Kontrol lingkungan yang memperberat
 TTV rasa nyeri.
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit Edukasi
Suhu : > 36,5°C 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
RR : > 16x/menit 2. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
 Pengkajian PQRST mengurangi rasa nyeri
P: nyeri saat melakukan
aktivitas
Q: tertusuk tusuk
R:abdomen kanan bawah
S: skala nyeri 4-7
T: tiba tiba
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas
selama 1x8 jam tingkat ansietas menurun Observasi
dengan perubahan status dengan Kriteria Hasil : 1. Identivikasi saat tingkat ansietas berubah.
kesehatan 1. Verbalisasi kebingungan menurun. 2. Monitor tanda tanda ansietas verbal non
2. Verbalisasi khawatir akibat menurun. verbal.
3. Prilaku gelisah menurun. 3. Temani klien untuk mengurangi kecemasan
Ditandai dengan: 4. Prilaku tegang menurun jika perlu.
DS : 4. Dengarkan dengan penuh perhatian.
Klien biasanya mengatakan 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
tidak tahu penyebab meyakinkan.
penyakitnya 6. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
DO : 7. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
 Klien tampak bingung klien, jika perlu.
 Klien tampak cemas 8. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Klien dan keluarga sering persepsi.
bertanya 9. Latih teknik relaksasi.

Kolaborasi
1. obat antiansietas jika perlu
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dlakukan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
dengan ketidakadekuatan diharapkan tingkat infeksi menurun. sistemik.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah dengan
pertahanan tubuh primer Kriteria hasil :
kontak dengan klien dan lingkungan klien
Ditandai dengan : 1. Nafsu makan meningkat 3. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
2. Nyeri menurun. 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
DS : 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Klien biasanya sering
mengatanya sakit dibagian
perut kanan bawahnya

DO :
 Leukosit meningkat
 TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit

V. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Gangguan rasa nyaman Melakukan pengkajian : DS :
nyeri berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,  Klien mengatakan nyeri saat
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri bergerak.
peradangan pada
2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.  Klien mengatakan nyeri seperti
apendisitis 3. Mengidentivikasi factor yang memperberat dan terusuk tusuk.
memperingan nyeri.  Klien mengatakan nyeri di bagian
4. Memberikan teknik non farmakologis untuk perut menjalar ke belakang.
mengurangi rasa nyeri.  Klien mengatakan faham diajarkan
5. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk teknik nafas dalam
mengurangi rasa nyeri .  Klien mengatakan nyerinya sedikit
berkurang
DO :
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak meringis
 Klien mencoba mempraktekkan
teknik nafas dalam
 TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi

2 Ansietas berhubungan 1. Mengidentivikasi saat tingkat ansietas berubah. DS :


dengan perubahan status 2. Memonitor tanda tanda ansietas verbal non  Klien merasa khawatir karena akan
verbal. di operasi
kesehatan
3. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang  Klien mengatakan paham atas
mungkin dialami. penjelasan mahasiswa
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama  Keluarga klien mengatakan selalu
klien, jika perlu. menjaga klien setiap saat
5. Melatih teknik relaksasi.  Klien mengatakan khawatirnya
berkurang

DO :
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak tegang
Klien tampak mempraktikkan teknik
nafas dalam
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
3 Resiko infeksi berhubungan 1. Mengukur TTV DS :
dengan ketidakadekuatan 2. Mengkolaborasi pemberian analgetik & antibiotic  Klien mengatakan nyeri berkurang
3. Mengajarkan teknik non farmakologi untuk DO :
pertahanan tubuh primer
mengurangi rasa nyeri
 Klien tampak melakukan teknik
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan
nafas dalam
sistemik
 Tanda-tanda infeksi terus dikaji
 Leukosit meningkat
 TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
 Terapi Farmakologi Ceftriaxone dan
Keterolac
A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan Intervensi

VI. Catatan perkembangan

No Hari,tanggal,ja Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


m
1 Gangguan rasa nyaman 1. Mengidentifikasi lokasi, DS:
nyeri berhubungan karakteristik, durasi, frekuensi, Klien biasanya mengatakan nyeri
kualitas, intensitas nyeri perut kanan
dengan peradangan pada
2. Mengidentifikasi respon nyeri non
apendisitis verbal. DO :
3. Mengidentivikasi factor yang  Klien tampak meringis
memperberat dan memperingan
 Klien tampak gelisah
nyeri.
 Pengkajian Nyeri
4. Memberikan teknik non P: nyeri saat melakukan
farmakologis untuk mengurangi aktivitas
rasa nyeri Q: tertusuk –tusuk
5. Mengajarkan teknik non R:abdomen kanan bawah
farmakologis untuk mengurangi S: skala 4-7
rasa nyeri . T: tiba tiba

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan Intervensi
2 Ansietas berhubungan 1. Mengidentivikasi saat tingkat DS :
dengan perubahan status ansietas berubah.  Klien mengatakan paham atas
2. Memonitor tanda tanda ansietas penjelasan perawat
kesehatan
verbal non verbal.  Keluarga klien mengatakan
3. Menjelaskan prosedur, termasuk selalu menjaga klien setiap saat
sensasi yang mungkin dialami.  Klien mengatakan khawatirnya
4. Menganjurkan keluarga untuk sudah berkurang
tetap bersama klien, jika perlu.
5. Melatih teknik relaksasi. DO :
 Klien tampak mulai tenang
 Klien tampak mempraktikkan
teknik nafas dalam
A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
3 Resiko infeksi 1. Mengukur TTV DS :
berhubungan dengan 2. Mengkolaborasi pemberian Klien bisa mengatakan ada tanda
analgetik & antibiotic gejala infeksi atau tidak ada tanda
ketidakadekuatan
3. Mengajarkan teknik non infeksi seperti yang dijelaskan
pertahanan tubuh primer farmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri DO : -
4. Memonitor tanda dan gejala  Tidak tampak tanda tanda
infeksi local dan sistemik infeksi
A : Masalah teratasi sebagian

P : Selalu monitor tanda-tanda


infeksi
DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2013 ). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Edisi
2. Jakarta : Salemba medika

Andina dan Yuni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesipnal, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

Black, Joyce. M. & Hawks, Jane. Hokanson.(2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Singapura : Elsevier

Haswita & Sulistyowati, R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
dan Kebidanan. Jakarta. TIM.

Rendy, M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha
Medika

Siswanto, Y. 2005. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Berulang. Tesis.
Semarang : Program Studi Sarjana Depok Diponegoro

Mubarak & Chayatin (2008), Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Muttaqin, A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan sistem muskuloskeletal.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai