OLEH :
APRIYANTIE, S. Kep
NIM : 20.300.0117
OLEH :
APRIYANTIE, S. Kep
NIM : 20.300.0117
Banjarmasin,
Mengetahui,
Preseptor Akademik
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Data yang dikumpulkan klien dengan apendisitis meliputi nama, umur, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, tanggal atau jam MRS, nomor registrasi,
alamat, nama orang tua, pekerjaan, agama, suku bangsa tanggal pengkajian dan
diagnosa medis.
Apendisitis dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun (Mansjoer,2010)
B. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, Pedidikan, Pekerjaan, hubungan dengan
klien, Alamat.
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Biasanya keluhan pasien dengan apendisitis memiliki keluhan nyeri terasa
pada abdomen daerah kuadran kanan bawah, nyeri sekitar umbilicus.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien merasakan nyeri di sekitar epigastrum menjalar keperut
bawah dirasakan terus-menerus nyeri dapat hilang timbul dalam waktu yang
lama dan disertai dengan rasa mual, muntah dan panas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dilakukan adanya pengkajian DM, hipertensi dan kelainan jantungan
karena hal berhubugan dengan penurunan kualitas pembuluh darah otak
menjadi menurun (Rendy, 2012).
Pasien dengan apendisitis perlu juga kita tanyakan riwayat penyakit dahulu
melipuuti penyakit apa yang pernah diderita pasien seperti hipertensi, operasi
abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk RS, obat-obatan yang
dikonsumsi apakah mempunyai riwayat alergi, apakah ada riwayat operasi
sebelumnya pada kolon.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pengkajian mengenai keturunan atau anggota keluarga yang memiliki
penyakit/gangguan yang sama seperti pasien saat ini. Riwayat penyakit ini
bersifat genetis maupun tidak (Rendy, 2012).
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes meletus, gangguan jiwa dan penyakit menular seperti hepatitis dan
TBC.
5. Genogram
Genogram biasanya dikaji 3 turunan
6. Aktivitas sehari-hari
Pengkajian ini bertujuan untuk melihat perubahan pola yang berkaitan dengan
terganggunya sistem tubuh, serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien apendisitis meliputi aktivitas sehari-hari yaitu nutrisi,
eliminasi, istirahat-tidur, personal hygiene, dan aktivitas. Aktivitas sebelum
dan setelah sakit akan berbeda.
Tidak ada
f. Makanan yang menimbulkan alergi Tahu, tempe, sayur, Rendah lemak dan
ikan makanan yang pedas
g. Makanan yang disuka Tahu, tempe, sayur,
ikan
Memerlukan bantuan
Bantuan total/sebagian secara mandiri orang lain
4 Istirahat Tidur
No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit
a. Mulai tidur 21.00 WIB 22.00 WIB
b. Lama tidur 7-8 jam 3-4 jam
c. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Iya
d. Gangguan tidur Tidak ada Kesulitan istirahat
dan tidur karena
mengalami nyeri
pada abdomen
Tidak pernah
b. Olahraga Lari pagi, main buluh
tangkis, senam
c. Rekreasi Tidak pernah
Rekreasi 2x/bulan
D. Data Psikologis
1. Status emosi
Penilaian terhadap sikap klien dalam penerimaan terhadap penyakit yang
dialaminya. Biasanya pasien dengan apendisitis memiliki emosi yang sangat
sensitive. Hal ini dipengaruhi oleh pada bagian abdomen yang dirasakan.
Contoh: Pasien biasanya bicara dengan nada yang keras dan tinggi serta
menunjukan sikap marah jika terjadi hal yang membuat dirinya merasa tidak
nyaman hal ini dikarenakan kondisi klien yang sering merasakan gangguan
rasa nyaman nyeri.
2. Kecemasan
Penilaian tingkat kecemasan klien dan keluarga terhadap penyakit yang
dialami. Biasanya pada klien dengan apendisitis memiliki kecemasan atau
ketakutan akan peyakitnya tidak akan sembuh atau kecemasan jika harus
menjalankan tindakan operasi, beban pikiran klien makin bertambah hingga
dapat mengakibatkan gangguan istirahat dan tidur serta naiknya tekanan
darah klien.
Contoh: klien menyatakan dia takut dan cemas jika tidak bisa sembuh dan
nanti harus menjalankan operasi, tidak dapat tidur memikirkan penyakitnya.
E. Data Social
DO :
Klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 4-7
TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
Pengkajian PQRST
P: nyeri saat melakukan aktivitas
Q: tertusuk tusuk
R:abdomen kanan bawah
S: skala nyeri 4-7
T: tiba tiba
2 DS : Perubahan status Ansietas
Klien biasanya mengatakan tidak tahu penyebab kesehatan.
penyakitnya
DO :
Klien tampak bingung
Klien tampak cemas
Klien dan keluarga sering bertanya
3 DS : Ketidakadekuatan Resiko infeksi
Klien biasanya sering mengatanya sakit pertahanan tubuh primer
dibagian perut kanan bawahnya
DO :
Leukosit meningkat
TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
Kolaborasi
1. obat antiansietas jika perlu
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dlakukan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
dengan ketidakadekuatan diharapkan tingkat infeksi menurun. sistemik.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah dengan
pertahanan tubuh primer Kriteria hasil :
kontak dengan klien dan lingkungan klien
Ditandai dengan : 1. Nafsu makan meningkat 3. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
2. Nyeri menurun. 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
DS : 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Klien biasanya sering
mengatanya sakit dibagian
perut kanan bawahnya
DO :
Leukosit meningkat
TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
‘
V. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Gangguan rasa nyaman Melakukan pengkajian : DS :
nyeri berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Klien mengatakan nyeri saat
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri bergerak.
peradangan pada
2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal. Klien mengatakan nyeri seperti
apendisitis 3. Mengidentivikasi factor yang memperberat dan terusuk tusuk.
memperingan nyeri. Klien mengatakan nyeri di bagian
4. Memberikan teknik non farmakologis untuk perut menjalar ke belakang.
mengurangi rasa nyeri. Klien mengatakan faham diajarkan
5. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk teknik nafas dalam
mengurangi rasa nyeri . Klien mengatakan nyerinya sedikit
berkurang
DO :
Klien tampak gelisah
Klien tampak meringis
Klien mencoba mempraktekkan
teknik nafas dalam
TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
DO :
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang
Klien tampak mempraktikkan teknik
nafas dalam
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
3 Resiko infeksi berhubungan 1. Mengukur TTV DS :
dengan ketidakadekuatan 2. Mengkolaborasi pemberian analgetik & antibiotic Klien mengatakan nyeri berkurang
3. Mengajarkan teknik non farmakologi untuk DO :
pertahanan tubuh primer
mengurangi rasa nyeri
Klien tampak melakukan teknik
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan
nafas dalam
sistemik
Tanda-tanda infeksi terus dikaji
Leukosit meningkat
TTV
TD : > 150/100 mmHg
Nadi : > 80x/menit
Suhu : > 36,5°C
RR : > 16x/menit
Terapi Farmakologi Ceftriaxone dan
Keterolac
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
P : lanjutkan Intervensi
2 Ansietas berhubungan 1. Mengidentivikasi saat tingkat DS :
dengan perubahan status ansietas berubah. Klien mengatakan paham atas
2. Memonitor tanda tanda ansietas penjelasan perawat
kesehatan
verbal non verbal. Keluarga klien mengatakan
3. Menjelaskan prosedur, termasuk selalu menjaga klien setiap saat
sensasi yang mungkin dialami. Klien mengatakan khawatirnya
4. Menganjurkan keluarga untuk sudah berkurang
tetap bersama klien, jika perlu.
5. Melatih teknik relaksasi. DO :
Klien tampak mulai tenang
Klien tampak mempraktikkan
teknik nafas dalam
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3 Resiko infeksi 1. Mengukur TTV DS :
berhubungan dengan 2. Mengkolaborasi pemberian Klien bisa mengatakan ada tanda
analgetik & antibiotic gejala infeksi atau tidak ada tanda
ketidakadekuatan
3. Mengajarkan teknik non infeksi seperti yang dijelaskan
pertahanan tubuh primer farmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri DO : -
4. Memonitor tanda dan gejala Tidak tampak tanda tanda
infeksi local dan sistemik infeksi
A : Masalah teratasi sebagian
A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2013 ). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Edisi
2. Jakarta : Salemba medika
Andina dan Yuni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesipnal, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Black, Joyce. M. & Hawks, Jane. Hokanson.(2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Singapura : Elsevier
Haswita & Sulistyowati, R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
dan Kebidanan. Jakarta. TIM.
Rendy, M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha
Medika
Siswanto, Y. 2005. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Berulang. Tesis.
Semarang : Program Studi Sarjana Depok Diponegoro
Mubarak & Chayatin (2008), Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Muttaqin, A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan sistem muskuloskeletal.
Jakarta: EGC.