i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rumah EYANG...................................................................................5
Gambar 2.2 Siklus Pergerakan Green Economy EYANG......................................6
Gambar 2.3 Konsep Pengolahan Bioenergi EYANG..............................................7
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Areal Perkebunan Lada di Bangka Belitung..................................3
Tabel 2.1 Luas Areal Perkebunan Lada di Bangka Belitung..................................3
iii
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Bangka Belitung merupakan provinsi bergeografis wilayah kepulauan
dengan wilayah perairan mendominasi dari keseluruhan luas wilayah. Dari 81.725
km2 65,301 km2 atau 79,90% wilayahnya merupakan perairan
(Soyusiawaty,2007). Berbentuk kepulauan tentu mempunyai karakteristik
tersendiri dalam pembangunan daerahnya baik dibidang energi, ekonomi, dan
sosial budaya. Pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan potensi
yang ada sehingga bisa dilakukan secara optimal.
Pada bidang energi penggunaan energi meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Ketersediaan energi yang ada
tidak sebanding dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan (Febriyanita, 2015).
Salah satu kebutuhan energi yang sangat dibutuhkan adalah energi listrik.
Menurut data dari PLN Bangka Belitung pertumbuhan konsumsi listrik pada 10
tahun terakhir Bangka Belitung sebesar 12%. Dalam memenuhi kebutuhan
listriknya PLN bertumpu pada penggunaan bahan bakar fosil dimana energi fosil
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui karena ketersediannya yang
terbatas. Namun terdapat sumber energi yang cukup besar ketersediannya karena
bisa diperbarui atau disebut energi terbarukan. Sumber energi yang berpotensi
besar untuk dikembangkan yaitu bioetanol. Tanaman pangan seperti umbi-umbian
merupakan salah satu bahan pembuatan bioetanol, namun penggunaan lahan
pertanian untuk memproduksi tanaman bioenergi akan bersaing dengan budidaya
tanaman pangan. Selain itu membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk
memproduksi bioenergi dari tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu
diperlukan alternatif sumber bahan baku yang murah dan berlimpah (Ma ,Y et all,
2017). Menurut Padil dkk (2010) pelepah kelapa sawit mengandung 34.89%
Selulosa dan 27,14 % Hemiselulosa dan 19,87% Lignin. Kajian ini memperkuat
limbah pelepah kelapa sawit berpotensi besar menjadi bahan bioetanol.
Pembangunan yang baik yaitu bisa menyeimbangkan antara alam dan
pengembangan ekonomi (Brunncswheller,2008). Pembangunan ekonomi Bangka
Belitung bertumpu pada dua sektor yaitu pertanian dan pertambangan. Pada sektor
pertanian komoditas terbesar yaitu lada, karet dan kelapa sawit. Menurut data dari
Kementrian Pertanian luasan pertanian lada Bangka Belitung merupakan terbesar
di Indonesia dengan luasan mencapai 51.863 hektare pada tahun 2019 atau
27,58% dari total keseluruhan luasan perkebunan lada sedangkan luasan
perkebunan kelapa sawit pada tahun 2017 mencapai 241.600 hektare. Luasan ini
terus bertambah sehingga produktivitasnya meningkat juga. Namun terdapat
permasalahan akan hal itu yaitu terjadi peningkatan limbah pertanian.
Peningkatan produksi limbah pertanian yang ada di Bangka Belitung selaras
dengan peningkatan kebutuhan energi terutama energi listrik. Peningkatan ini
berdampak kurang baik, jika kebutuhan energi terus bertumpu pada energi fosil
suatu waktu akan habis selain itu energi fosil kurang ramah lingkungan.
2
2. GAGASAN
1
Sumber https://www.pertanian.go.id.
2
Sumber https://www.bps.go.id
4
2. Green Economy
Green economy merupakan sebuah konsep baru yang bertujuan untuk
peningkatan aspek ekonomi melalui kegiatan pembangunan yang tidak
mengesampingkan kelestarian lingkungan (Multika, 2016). Pada
pengelolaan ini kegiatan ekonomi yang meningkatkan nilai ekonomi
limbah perkebunan sekaligus menjaga lingkungan dengan melakukan
pemanfaatan limbah.
3. Integrated Agriculture
Salah satu dasar yang menandakan bahwa praktik pertanian baik
yaitu peningkatan efisiensi produktivitas dan kelestarian lingkungan
(Agustina el al, 2017). Adanya pengelolaan ini berdampak cukup
besar, dimana terjadinya peningkatan kuantitas ekonomi perkebunan.
Selain itu pengelolaan pertanian menjadi lebih.Pengelolaan di lakukan
terintegrasi dari perkebunan mikro milik masyarakat sampai
perkebunan makro milik swasta sehingga program dapat berjalan
optimal sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
kelestarian lingkungan terutama dalam pengolahan limbah.
Konsep pengelolaan EYANG meliputi beberapa alur tahapan berikut
1. Pembuatan Rumah EYANG
4. Pengolahan bioenergi
3. KESIMPULAN
Produktivitas perkebunan kelapa sawit dan lada di Kepulauan Bangka
Belitung mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Hal ini berbanding lurus
dengan banyaknya limbah pelepah sawit dan batang lada. Disamping itu
kebutuhan energi listriknya juga mengalami peningkatan. Maka diperlukan
sebuah terobosan untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan
mengoptimalkan pengolahan limbah pertanian dalam pemenuhan energi listrik
berbasis hijau.
Oleh karena itu, hadirlah Eco-Energy, Green Economy and Integrated
Agriculture atau disingkat EYANG. Gagasan ini memanfaatkan limbah
perkebunan kelapa sawit dan lada sebagai bioetanol dan diolah menjadi energi
listrik untuk menunjang mandiri energi di Kepulauan Bangka Belitung.
Gagasan ini juga memberikan peningkatan aspek ekonomi terhadap
pemanfaatan limbah perkebunan yang ada di Kepulauan Bangka Belitung.
Pengelolaan limbah perkebunan ini selain memberikan manfaat yang cukup
besar terhadap mandiri energi juga memberikan kelestarian lingkungan di
daerah Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam mengimplementasikan gagasan ini diperlukaan langkah
strategis. Tahap pertama yang dilakukan yaitu pemantapan konsep EYANG
(Eco-Energy, Green Economy and Integrated Agriculture). Tahap kedua yaitu
melakukan kerjasama dengan pihak terkait seperti pihak swasta maupun
lembaga pemerintah. Tahap ketiga yaitu menggerakkan pihak-pihak terkait
dalam melaksanakan gagasan ini. Kemudian tahap terakhir yaitu memonitoring
dan evaluasi pelaksanaan gagasan serta pengembangan gagasan.
Jika gagasan ini terealisasikan dengan baik maka diprediksi mandiri
energi listrik di Kepulauan Bangka Belitung akan tercapai dan kelestarian
lingkungan khususnya limbah perkebunan dapat teratasi serta peningkatan
ekonomi masyarakat.
10
4. DAFTAR PUSTAKA
Program Bidang
No Nama / NIM Studi Ilmu Alokasi Uraian
Waktu Tugas
(jam/minggu)
1 Ahmad Sobirin Teknik Teknik Pembuatan
Lingkungan Lingkungan 24 konsep dan
jam/minggu pencetus ide
EYANG
2 Muh.Alif Teknik Teknik Mengemban
Fathur Rahman Perminyakan Perminyakan 20 gkan konsep
jam/minggu dan
pemikiran
3 Muhammad Teknik Teknik Pengkajian
Alif Yulian Lingkungan Lingkungan 20 dan
jam/minggu pencarian
data
17
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan juduJ EYANG
(Eco-Energy, Green Economiy and lnlegrated Agriculiure) : Penggerak Pintar
dalam Mewujudkan Bangka Belitung sebagai Kepulauan Ramah Lingkungan
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
80ABDAJX010845484