Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PENGUKURAN KESEHATAN MASYARAKAT

“PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA DAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT


KERJA PADA INDUSTRI AGAR-AGAR RUMPUT LAUT”

Oleh:

HIKMA RAFIAH NADJIB


NIM. 101614153034

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
I. GAMBARAN UMUM PRODUKSI AGAR AGAR RUMPUT LAUT
Produk agar-agar diperoleh dari ekstraksi satu jenis rumput laut saja dan campuran
berbagai macam rumput laut. Hasil agar-agar dari campuran ini bermutu, tidak kalah dengan agar-
agar yang dihasilkan dari satu jenis saja. Keberhasilan itu dikarenakan komposisinya telah sesuai.
Pembuatan agar-agar tidak sulit, peralatan dan bahan mudah diperoleh. Oleh karena itu
sangat berpeluang bila petani rumput laut juga mengolah agar-agar. Langkah-langkah pembuatan
agar-agar diuraikan di bawah ini dan hasil akhirnya berupa tepung, batangan, atau lembaran.
Adapun cara pengolahan rumput laut menjadi agar-agar sebagai berikut.
A. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel seperti pasir,
karang, lumpur dan rumput laut jenis lain dihilangkan.
B. Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi nantinya
dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murni sebanyak 20 kali berat
rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit
0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali
selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat
dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera
diolah.
C. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4
selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %.
Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam
sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan
pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
D. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih ( 90
– 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk memperoleh pH 6 – 7. Bila > 7, pH nya
diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH
dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi
dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung
dari bentuk akhir agar-agar yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
E. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan / Lembaran
1. Pengepresan dan Pencetakan.
Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang keluar
ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda sehingga pHnya menjadi 7
– 7,5. Bila pH sudah tercapai, cairan kemudian dimasak kembali sambil diaduk. Setelah mendidih,
hasilnya dituangkan kedalam cetakan, kira-kira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku.
Ampas hasil pengepresan dapat digunakan lagi dengan cara ditambahkan air sebanyak 75 % dari
jumlah air semula, kemudian ampas itu dipanaskan dan disaring. Cairan yang keluar dapat
digunakan sebagai campuran dalam proses selanjutnya, sehingga pada akhirnya ada ampas yang
tidak bisa dipakai lagi. Ampas ini dapat digunakan sebagai makanan ternak.
2. Pendinginan
Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 C selama 4-
5 hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi dengan sempurna.
3. Pengeringan
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan. Bila
didinginkan agar-agar berbentuk lembaran, agar-agar batangan dipotong setebal 0,5 cm. Sebagai
alat pemotong dapat digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari.
4. Pengepakan
Agar-agar yang betul-betul kering dimasukkan dalam kantong plastik dengan berat masing-
masing 10 gram. Bahan yang dipakai untuk membuat agar-agar kertas berupa rumput laut dari
jenis Grasilaria sp. Dalam proses pembuatannya, rumput laut ini dicuci dengan air tawar sampai
bersih, kemudian direndam dalam air kapur. Setelah 20 menit, dijemur memakai alas dari kain
kasa. Lama penjemuran dapat hanya satu hari, tetapi dapat juga sampai 3 hari, tergantung dari
intensitas matahari. Prinsipnya rumput laut benar-benar kering.
F. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
1. Penyaringan dan Penggilingan
Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang keluar
ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan kain.
Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran
kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder.
Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
2. Pengepakan
Agar-agar tepung dimasukkan dalam kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga
dimasukkan plastik kemudian dibungkus dengan kertas.

II. ANALISIS RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DI


INDUSTRU AGAR AGAR RUMPUT LAUT
Setelah itu untuk dapat menilai risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dari beberapa
hazard potensial di tempat kerja dan menilai penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi . Tabel 1
menunjukkan hasil identifikasi hazard dan risk. Setelah itu dilakukan perengkingan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria tingkat keparahan atau perengkingan risiko sebagai berikut:

TABEL 1. IDENTIFIKASI HAZARD DAN RISK

NO Tahapan/ KOMPONEN/ FUNGSI RISIKO TEMUAN EFFECT


Proses BAHAN HAZARD
Pekerjaan
1 Perendaman Larutan Kaporit Perendaman dan Tertelan Keracunan
dan Pemucatan Tumpahan Larutan Terpeleset
Pemucatan Larutan Tohor Perendaman dan Tertelan Keracunan
Pemucatan Tumpahan Larutan Terpeleset
2 Pelembutan Larutan H2SO4 Mempermudah Tertelan Keracunan
Ekstrasi Terkena Kulit Melepuh
Terhirup Sesak Nafas
Tumpahan Larutan Terpeleset
Larutan Air Kapur Membersihkan Tertelan Keracunan
Sisa Cairan Terkena Kulit Melepuh
Ringan
Tumpahan Larutan Terpeleset
Larutan Asam Cuka Menetralkan Tertelan Keracunan
dan NaOH Tumpahan Larutan Terpeleset
3 Pemasakan Kompor Gas Memasak Kebocoran Gas Kebakaran

Ketidak Stabilan Gas Ledakan

Manifold overheat Terpapar


Panas
4 Pengepresan Mesin Pressure Untuk Kabel Tidak Rapi Tersandung
dan Mengepres
Kabel Terkelupas Tersetrum
Pencetakan
Penekan Mesin Tergilas

5 Pendinginan Mesin Pending Pembekuan Kabel Tidak Rapi Tersandung

Kabel Terkelupas Tersetrum

Tumpahan Air Terpeleset

9 Pemotongan Alat Pemotong Memotong Tidak Fokus Terpotong/T


dan Kawat erluka
Pengeringan
10 Penyaringan Alat Penggiling Menggiling Kabel Tidak Rapi Tersandung
dan Kabel Terkelupas Tersetrum
Penggilingan Tidak Fokus Tergilas
agar agar Kabel Tidak Rapi Tersandung
tepung
11 Pengepakkan Mesin Pengepakan Packing Kabel Terkelupas Tersetrum
Tidak Fokus Tergilas
Manifold overheat Terpapar
Panas
TABEL 2. KRITERIA LIKELIHOOD

LIKELIHOOD
LEVEL CRITERIA DESCRIPTION
KUALITATIF SEMI KUALITATIF
1 Jarang Terjadi Dapat diperkirakan tetapi tidak Kurang dari 1 kali dalam
hanya saat ekstrim 10 tahun
2 Kemungkinan Kecil Belum terjadi terapi tapi Terjadi 1kali per 10 tahun
muncul / terjadi pada suatu
waktu
3 Mungkin Seharusnya terjadi dan 1 kali per 5 tahun sampai 1
mungkin telah menjadi / kali pertahun
muncul di siniatau di tempat
lain
4 Kemungkinan Besar Dapat terjadi dengan mudah, Lebih dari 1 kali pertahun
mungkin muncul dalam hingga 1 kali perbulan
keadaan yang paling banyak
terjadi
5 Hampir Pasti Sering terjadi, diharapkan Lebih dari 1 kali perbulan
muncul dalam keadaan yang
paling banyak terjadi

Setelah melakukan identifikasi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka
selanjutnya dilakukan penilaian risiko. Sebelum melakukan penilaian risiko dilakukan penentuan
kriteria dari likelihood dan consequences yang dapat dilihat pada table di bawah ini

TABEL 3. KRITERIA CONSEQUENCES

LEVEL CRITERIA DESCRIPTION


KEPARAHAN CIDERA HARI KERJA
1 Jarang Terjadi Dapat diperkirakan tetapi tidak Tidak menyebabkan
hanya saat ekstrim kehilangan hari kerja
2 Kemungkinan Kecil Belum terjadi terapi tapi Masih dapat bekerja pada
muncul / terjadi pada suatu hari/shift yang sama
waktu
3 Mungkin Seharusnya terjadi dan Kehilangan hari kerja di
mungkin telah menjadi / bawah 3 hari
muncul di siniatau di tempat
lain
4 Kemungkinan Besar Dapat terjadi dengan mudah, Kehilangan hari kerja 3
mungkin muncul dalam hari atau lebih
keadaan yang paling banyak
terjadi
5 Hampir Pasti Sering terjadi, diharapkan Kehilangan hari kerja
muncul dalam keadaan yang selamanya
paling banyak terjadi
Setelah menentukan nilai likehood dan consequences dari masing masing sumber potensi
bahaya, maka langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai likelihood dan consequences sehingga
diperoleh tingkat bahaya (risk level) pada risk matriks yang mana nantinya akan digunakan dalam
melakukan perengkingan terhadap sumber potensi bahaya yang akan dijadikan acuan sebagai
rekomendasi perbaikan apa yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

Skor risiko = likelihood (L) x consequences (C)

Penilaian risiko itu sendiri dilakukan dengan menggunakan risk matrix dan dari risk matrix
kemudian dapat dihitung skor risiko dan prioritas untuk melakukan tindakan perbaikan dimana
contoh risk matrixdapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Risk Matrix

Tabel dibawah ini merupakan tabel penilaian risiko kecelakaan kerjadan risiko penyakit
akibat kerja yang mungkin terjadi di industri pupuk urea:
TABEL 4. PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penilaian Risiko Nilai Risiko Peringkat
No Risiko
L C (LxC) Risiko
Risiko Kecelakaan Kerja
1 Terjadi Ledakan 3 3 9 Risiko Tinggi
2 Terjadi Kebakaran 3 3 9 Risiko Tinggi
3 Tersengat Listrik 2 3 6 Risiko Sedang
4 Tergilas Mesin Risiko Sedang
2 3 6
Penekan
5 Terpapar Panas 2 3 6 Risiko Sedang
6 Terpeleset/Terjatuh 1 2 2 RisikoRendah
7 Cedera Ringan 1 2 2 RisikoRendah
Risiko Penyakit Akibat Kerja
1 Heat Stroke 2 4 8 Risiko Tinggi
Ganguan Pendengaran
2 4 8 Risiko Tinggi
Permanen
2 Heat cramps 3 2 6 Risiko Sedang
3 Gangguan
Pendengaran 3 2 6 Risiko Sedang
sementara
4 Gangguan Pernapasan 3 2 Risiko Sedang
5 Dehidrasi 4 2 6 Risiko Sedang
6 Iritasi kulit 3 1 3 Risiko Rendah
7 Iritasi mata 3 1 3 Risiko Rendah
8 Gangguan sistem
aliran darah dan 1 3 3 Risiko Rendah
gangguan pencernaan

Risiko bahaya yang ditimbulkan dari proses pembuatan agar-agar rumput laut antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Risiko Tinggi
Pada proses pemasakan rumput laut dengan air sebanyak 40 dari berat rumput laut. Setelah
mendidih ( 90 – 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk memperoleh pH 6 – 7. Bila > 7,
pH nya diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan
pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi
dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung cara pengadukannya.Semua proses ini apabila tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur dapat terjadi ledakan, juga meningkatkan risiko terjadinya
kebakaran di industri agar-agar rumput laut,sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran akan
mengakibatkan cedera serius bagi pekerja dan kerugian finansial yang cukup besar.
2. Risiko Sedang
Pada proses produksi pendinginan, pemotongan dan pengeringan, serta proses penyaringan
dan penggilingan memiliki faktor risiko yang sedang terjadinya kecelakaan dimana pada saat
pendinginan cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 C
selama 4 – 5 hari, hal ini berisiko tersengat listrik. Pada proses pemotongan dan pengeringan agar-
agar batangan dipotong setebal 0,5 cm dengan menggunakan alat pemotong kawat halus dari baja,
agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, hal ini dapat
terjadi kecelakaan terkena irisan baja halus tersebut dan terpapar panas. Pada proses penyaringan
dan penggilingan Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang
keluar ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan
kain. Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran
kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder.
Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung, hal ini beresiko tersengat listrik dan tergilas mesin
penggiling
3. Risiko Rendah
Perilaku tidak aman hingga membuat bahan untuk pembuatan agar-agar rumput laut
berceceran di lantai akan mengabitkan pekerja dapat terpeleset atau terjatuh serta mengakibatkan
cidera ringan, oleh karena itu sangat penting untuk menerapkan perilaku aman dan selalu
menggunakan safety shoes pada saat bekerja. Kontak dengan bahan kimia dengan kulit juga dapat
menimbulkan iritasi pada kulit sehingga pada saat bekerja selalu gunakan glooves pada saat
bekerja dan kontak dengan bahan kimia. Hasil buangan proses pembuatan agar - agar rumput laut
dapat mencemari lingkungan kerja dan apabila pekerja terpapar dalam jangka waktu lama dapat
mengalami gangguan kesehatan pencernaan (mual, diare, dan lain-lain).

Anda mungkin juga menyukai