Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PBL

MODUL LUKA
MATA KULIAH FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
KETUA KELOMPOK
: Nur Syahrul Ramadhan NR : ( 70600118014)
ANGGOTA : Amanda Asri ( Scriber ) ( 70600118034)
KELOMPOK
: Alfiana Novianty Yazir ( 70600118004)
: Anni Rahima ( 70600118005)
:Andi Ega Rizqi Amalia ( 70600118015)
: Muhammad Nur Alamsyah Rajab ( 70600118024)
: Muhammad Saddam ( 70600118025)
: Nurul Annisa Amiruddin ( 70600118035)
: A. Tri Putri Namirah ( 70600118044 )
: Andi Iffah CahyaniPutri Rezki (70600118045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, limpahan rahmat dan anugerah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Problem Based Learning (PBL) modul “
Luka ” tepat pada waktunya. Penulisan laporan modul PBL selesai tepat pada waktunya
karena adanya bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami ingin mengucapkan terima kasih
terhadap semua pihak yang berperan dalam pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PBL ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
dijadikan bahan evaluasi. Semoga laporan ini dapat memberikan hikmah dan manfaat pada
pembaca.

Makassar, 12 September 2021


Penulis,

KELOMPOK 3

PBL FORENSIK – MODUL LUKA i


KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Skenario..................................................................................................................................1
B. Kata Kunci..............................................................................................................................1
C. Daftar Masalah.......................................................................................................................1
D. Learning Outcome..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi luka dan jenis-jenis luka secara umum......................................................................4
2. Pendeskripsian karakteristik luka pada pasien sesuai skenario dan kesimpulan
diagnosis..9
3. Penyebab luka/trauma (CODamage) dengan pendekatan Proximus morbus (PMA)…..11
4. Patomekanisme luka/trauma berdasarkan anatomi, histologi, fisiologi tubuh manusia …12
5. Karakteristik agen penyebab luka pada pasien..........................................................14
6. Keparahan/derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku................................................15
7. Komplikasi yang dapat terjadi berdasarkan letak luka yang ada pada passien.....................16
8. Integrasi keislaman terkait skenario......................................................................................18
A. BAB III PENUTUP
1. kesimpulan...............................................................................................................20
2. Saran......................................................................................................................................20
B. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. SKENERIO
Skenario 3 Seorang laki-laki berusia 21 tahun dating
ke UGD RS diantar oleh temannya.
Berdasarkan keterangan teman pasien,
pasien merupakan korban dari aksi
pembegalan sekitar setengah jam yang
lalu.

B. Kata Kunci
1. Laki-laki 21 tahun
2. Korban aksi pembegalan sekitar setengah
jam yang lalu
3. Masuk UGD RS diantar oleh temannya

C. Daftar Masalah
1. Jelaskan definisi luka dan jenis-jenis
luka secara umum!
2. Bagaimana pendeskripsian karakteristik
luka pada pasien sesuai scenario dan
kesimpulan diagnosis ?
PBL FORENSIK – MODUL LUKA 1
KELOMPOK 3
3. Ap patomekanisme luka/trauma
a berdasarkan anatomi, fisiologi,
pen histologi tubuh manusia?
yeb 5. Bagaimana karakteristik agen
penyebab luka pada pasien?
ab
6. Bagaimana derajat keparahan luka sesuai
luk
hukum yang berlaku?
a/tr
7. Bagaimana komplikasi yang dapat
au terjadi berdasarkan letak luka yang ada
pada pasien ?
ma
8. Integrasi keislaman terkait skenario?
(ca
use
of
da
ma
ge)
yan
g
pali
ng
mu
ngk
in
pad
a
kas
us
ini?

4. Ba
gai
ma
na

PBL FORENSIK – MODUL LUKA 2


KELOMPOK 3
D. Learning Outcome
1. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami definisi luka dan jenis-
jenis luka secara umum.
2. Mahasiswa/i mampu menegetahui dan menjelaskan pendeskripsian
karakteristik luka pada pasien sesuai scenario dan kesimpulan diagnosis
3. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan menjelaskan patomekanisme
luka/trauma berdasarkan anatomi, fisiologi, histologi tubuh manusia.
4. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan menjelaskan penyebab luka/trauma
(cause of damage) dengan pendekatan proximus morbus (PMA).
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik agen
penyebab luka pada pasien.
6. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan menjelaskan derajat keparahan luka
sesuai hukum yang berlaku.
7. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi yang dapat terjadi
berdasarkan letak luka
8. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Integrasi keislaman
terkait skenario.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Luka dan Jenis-Jenis Luka Secara Umum
A. Definisi Luka1
Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan
(discontinuous tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot,
jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang. Luka adalah salah satu
kasus yang sering terjadi dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Dalam ilmu
kedokteran forensik, luka adalah hasil dari kekerasan fisik, yang merusak
kontinuitas jaringan tubuh. Trauma dijelaskan sebagai luka pada tubuh
yang disebabkan oleh kekerasan fisik, mekanik atau kimiawi, yang dapat
menyebabkan luka atau kemungkinan komplikasi
B. Jenis-Jenis Luka Secara Umum (Klasifikasi)2
1) Luka akibat benda kekerasan tajam
Kekerasan tajam merupakan kekerasan yang diakibatkan oleh benda-
benda yang memiliki sifat tajam. Benda tajam seperti pisau, pemecah
es, kapak, pemotong dan bayonet menyebabkan luka yang dapat
dikenali oleh pemeriksa. Salah satu ciri dari luka yang disebabkan oleh
karena kekerasan tajam yakni pada ciri lukanya tidak didapatkan
adanya jembatan jaringan luka (wound tissue bridge). Tipe luka akibat
benda kekerasan tajam yaitu :
a) Luka Insisi atau Iris (Incised Wound)2
Luka insisi disebabkan gerakan menyayat dengan benda tajam
seperti pisau atau silet. Akibat kekerasan tajam yang bergerak
sejajar dengan kulit. Karena gerakan dari benda tajam tersebut,
luka biasanya panjang, bukan dalam. Luka iris dapat ditemukan
pada kasus pembunuhan maupun bunuh diri. Kasus pembunuhan
yang disertai perlawanan, dimana luka iris dapat ditemukan
sebagai luka tangkis yang diakibatkan oleh gerakan menangkis
untuk menghindari benda tajam yang diarahkan pada korban. Pada
kasus bunuh diri, luka iris dapat ditemukan sebagai luka
percobaan. Hal
ini yang merupakan luka khas pada kasus bunuh diri yang
menggunakan benda tajam.

Gambar 1. Luka Iris pada Leher


b) Luka Tusuk (Stab Wound)2
Luka akibat benda atau alat berjung runcing dan bermata tajam
atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau
serong dengan permukaan tubuh. Jika tusukan terjadi tegak lurus
garis tersebut, maka lukanya akan lebar dan pendek. Sedangkan,
bila tusukan terjadi parallel dengan garis tersebut, luka yang
terjadi sempit dan panjang. Ciri luka tusuk selain tidak adanya
jembatan jaringan luka, juga ukuran dalam luka lebih besar dari
ukuran panjang luka.
Benda yang digunakan dapat berupa pisau, pecahan kaca,
pecahan gelas, gunting, garpu, jarum dan lain sebagainya. Jenis
luka ini banyak ditemukan pada kasus pembunuhan. Ukuran dan
bentuk dari luka tusuk pada kulit tergantung pada sifat dan jenis
benda tajam, arah tusukan, menggerakan pisau pada luka,
pergerakan individu yang ditusuk, dan keadaan relaksasi atau
kontraksi dari kulit. Kedalaman luka yang dibentuk oleh luka
tusuk dapat kurang, sama atau melebihi panjang benda yang
digunakan. Panjang luka yang terbentuk dapat lebih pendek, sama,
atau lebih panjang dari benda yang digunakan. Sudut luka yang
dibentuk pada luka tusuk biasanya tajam, tanpa absrasi atau
konsusio. 1
Gambar 2. Luka Tusuk

c) Luka Bacok (Chop Wound)3


Luka bacok merupakan luka yang disebabkan oleh senjata
tajam yang berat dan diayunkan dengan tenaga yang akan
menimbulkan luka menganga yang lebar. Luka ini sering sampai
ke tulang. Bentuknya hampir sama dengan luka sayat tetapi
dengan derajat luka yang lebuh berat dan dalam. Luka terlihat
terbuka lebar atau menganga. Perdarahan sangat banyak dan
sering mematikan. Contoh alat: pedang, clurit, kapak, baling-
baling kapal. Berat senjata penting untuk menilai kemampuannya
memotong hingga tulang di bawah luka yang dibuatnya. Luka
bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat terjangkau oleh
tangan korban. Tempat yang lazim adalah leher, dada sebelah
kiri, pergelangan tangan, dan perut.

Gambar 3. Luka Bacok pada Kepala


2) Luka akibat benda kekerasan tumpul4
Suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekerasan mekanik
dari benda tumpul (benda-benda yang mempunyai permukaan
tumpul/ keras/ kasar seperti: batu, kayu, martil, kepalan tangan,
kuku, dll) terhadap jaringan tubuh yang mengakibatkan luka/
cedera/ trauma Trauma tumpul menyebabkan:
a) Abration (Luka Lecet)
Suatu keadaan berupa hilang atau rusaknya epitel sel
pembungkus kulit (epidermis) atau membrane mukosa
diakibatkan tekanan benda keras, tumpul atau kasar. Kerusakan
tubuh hanya terbatas pada lapisan kulit terluar/ kulit ari.
Berdasarkan Mekanisme terjadinya luka lecet:
 Luka lecet geser: Terjadi apabila objek tumpul yang lebar
dan kasar permukaannya bergeser dengan permukaan
tubuh.
 Luka lecet gores: Abrasi yang terjadi akibat geseran benda
runcing seperti duri, kuku dan benda sejenisnya.
 Luka lecet tekan: Abrasi akibat hentakan benda tumpul ke
tubuh korban (atau sebaliknya) dengan sudut tegak lurus
yang akan menghasilkan corak/bentuk objek yang
mengenainya.

Gambar 4. Luka lecet di tungkai bawah.


b) Contution (Luka Memar)5
Luka memar adalah luka tertutup di mana kerusakan jaringan
di bawah kulit hanya tampak sebagai benjolan jika dilihat dari
luar. Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau
kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup,
timbulnya pendarahan di daerah yang terbatas disebut
hematoma. Letak, bentuk, dan luas luka memar dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda
penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan
(jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin,
corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan
penyakit (hipertensi, penyakit kardio vaskular, diathesis
hemoragik). (Tilaar,2019)

Gambar 5. Luka memar di lengan bawah


c) Laceration (Luka Robek)4
Laceration merupakan keadaan dimana permukaan tubuh
terkena benda, sehingga menimbulkan reaksi tertarik dan
tegang permukaan tubuh sampai melampaui batas elastisitasnya
dan tekanan benda itu akan merobeknya bagian yang
terpenting.

Gambar 6. Vulnus laceratum di kepala


2. Pendeskripsian Karakteristik Luka Pada Pasien Sesuai Skenario dan Kesimpulan
Diagnosis

A. Deskripsi luka 6
1. Jumlah luka: 1 buah luka.
2. Lokalisasi: terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas.
- Letak axis: tidak dapat dihitung karena pada foto tidak terlihat garis
ten gah tubuh.
- Letak ordinat:
 Ujung luka pertama 65 mm/6,5 cm dari garis tengah bahu.
 Ujung luka kedua 75 mm/7,5 cm dari garis tengah bahu.
3. Regio: Hemithoraks sinistra superior.
4. Ukuran luka: 10 mm.
5. Jenis luka: luka tusuk.
6. Bentuk luka: luka tembus berbentuk lonjong seperti celah dan jika
dirapat- kan adalah garis lurus yang arahnya mendatar.
7. Karakteristik luka:
a) Warna: merah
b) Tepi luka: regular
c) Batas luka: tegas
d) Ujung luka: salah satu ujung runcing
e) Jembatan jaringan: tidak ada
f) Dasar luka: tidak terlihat dari pemeriksaan luar
g) Tebing luka: tidak terlihat dari pemeriksaan luar.

B. Diagnosis Kasus Berdasarkan Algoritme Dari Perspektif Forensik


Diagnosis berdasarkan deskripsi luka yang telah dibahas sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis dari pasien tersebut adalah Luka
Tusuk akibat benda tajam bermata 1. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat bentuk luka yang tampak berbentuk lonjong seperti celah, dan jika
luka tersebut
ditautkan rapat dapat membentuk garis lurus yang arahnya mendatar dan salah
satu ujung dari luka tersebut runcing.
3. Penyebab luka/trauma (CODamage) Dengan Pendekatan Proximus
Morbus (PMA)

1d : Luka tusuk pada dada kiri


1c : tembus pada jantung
1b : perdarahan masif di rongga toraks/rongga dada
1a : gagal sirkulasi
  
2:-

PROXIMUS MORTIS
Kematian pada korban diakibatkan oleh karena adanya luka tusuk pada dada kiri
yang selanjutnya menembus jantung. Trauma tajam yang menembus jantung tersebut
mengakibatkan rusaknya jaringan dan terjadi perdarahan di rongga toraks/rongga dada.
Akibat perdarahan yang masif pada rongga dada tersebut, maka terjadi gagal sirkulasi
yang ditandai dengan pucatnya ujung kaki dari korban.
Penyebab kematian : gagal sirkulasi

4. Patomekanisme Luka/Trauma Berdasarkan Anatomi, Fisiologi, Histologi


Tubuh Manusia
lapisan kulit

Thorax
Luka tusuk (vulnuspunctum) yang memiliki gambaran terputusnya jaringan
berpinggiran rata dengan sisi ke dalaman luka lebih besar dari panjang serta lebar luka
disebabkan oleh mechanism tekanan dan kecepatan yang kuat dari permukaan paling
kecil benda tajam.
Apabila luka karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantungakan
menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjaditerus-menerus
dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yangdisebut syok
hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya systemsirkulasi akibat dari
volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang.Perdarahan yang terjadi akan
menurunkan tekanan pengisian pembuluh darahrata-rata dan menurunkan aliran darah
balik ke jantung. Hal inilah yangmenimbulkan penurunan curah jantung. Curah
jantung yang rendah dibawahnormal akan menimbulkan beberapa kejadian pada
beberapa organ, yaitu ketika curah jantung turun tahanan vaskuler sistemik akan
berusaha untukmeningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup
bagijantung dan otak melebihi jaringan lain. Kebutuhan energi untuk
pelaksanaanmetabolisme di jantung dan otak sangata tinggi tetapi kedua sel organ itu
tidakmampu menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantungpada
ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentang bila terjadi iskemiayang berat
untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak.Ketika tekanan
arterial rata-ratan (mean arterial presure / MAP) jatuh hingga <60mmHg maka aliran
ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua organakan terganggu. Apabila hal
ini terus-menerus terjadi maka akan menimbulkansuatu yang disebt "gagal sirkulasi"
dan akan menimbulkan kematian. Sepertiyang kita ketahui di rongga toraks terdapat 2
organ vital yang sangat pentingyaitu jantung dan paru-paru. Apabila luka tusuk
mengenai daerah dada (toraks)maka apabila mengenai jantung maka akan
menimbulkan kegagalan sirkulasiyang dapat mengancam jiwa seseorang.
Pada kasus yang didapatkan lokasi luka tusuk terdapat  didada kiri bagian atas,
maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-paru. 
Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem pernafasan. Hal ini dapat
terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi perdarahan dan darah akan
terakumulasi di paru-paru yang dapatmenimbulkan haemotorax. Dimana haemotorax
ini dapat mengganggu pengembangan dari paru yang akhirnya secara tidak langsung
akan mengganggu pengambilan O2 sehingga terjadi gagal nafas dimana system
pernapasan tidak mampu  untuk mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara
antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. dan
akhirnya menyebabkan hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama
dapat mengakibatkan terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada
kematian.
Trauma tajam pada rongga dada sebabkan karena luka tusukan menembus dada.
Dimana benda tajam yang menyentuh bagian kulit dan memiliki tekanan yang besar
pada kulit, dapat merobek lapisan kulit bahkan sampai ke dalam rongga dada dan
dapat mengenai organ yang terdapat di dalam rongga dada. Dimana benda tajam
menembus sampai lapisan dermis yang akan akan pembuluh darah sehingga akan
merobek atau merusak pembuluh darah dan darah akan mengalir keluar.
Selain itu, bisa jadi menembus masuk ke rongga dada, menembus otot yaitu
lapisan superficial (meliputi otot-otot yang selain melekat dan melindungi dinding
thorax juga berperan pada gerakan extremitas superior, serta merupakan bagian dari
dinding ventral abdomen), lapisan intermedia terdiri atas dua lapisan otot, yaitu
m.intercostalis externus dan m.intercostalis internus, dan lapisan profundus dibentuk
oleh m.subcostalis dan m.transversus thoracis dan merusak pembuluh darah yang
memvaskularisasi torax seperti Arteria mammaria dan Arteria intercostalis posterior
dan vena intercostalis.
Apabila tusukan lebih dalam dapat mengenai organ yaitu paru. Tusukan yang
mengenai pembuluh darah di daerah paru bisa arteri intercostalis, arteri pulmonalis
sinistra, vena pulmonalis sinistra akan menyebabkan robekan pada pembuluh darah
tersebut sehingga darah akankeluar. Disisi yang lain jika tusukannya terlalu dalam
akan mengenai jantung. Bisa saja miokardium, arteri coronaria, ventrikel kiri terkena
luka tusukan. Sehingga darah yang terkumpul pada kandung jantung lebih cepat
daripada yang keluar dari kandung jantung tersebut, baik karena kebocoran pada
kandung jantung terbendung oleh bekuan darah. 6,7,8,9,10,11
5. Karakteristik Agen Penyebab Luka Pada Pasien

Faktor penentu agen penyebab penyakit

 Bentuk Luka è Memberikan informasi tentang bentuk senjata yang


digunakan

 Panjang luka è Menjadi patokan dalam menentukan kemungkinan


lebar senjata

 Kedalaman luka è Menentukan kemungkinan panjang senjata

 Pola luka è Dipengaruhi oleh arah penusukan terhadap pola serabut


elastis kulit, reaksi korban terhadap penusukan dan manipulasi saat
penusukan

Identifikasi senjata luka tusuk

 Lebar senjata ditentukan oleh panjang luka

 Panjang senjata ditentukan oleh kedalaman luka

 Penyebab luka : Benda tajam bermata satu (lebar senjata ± 11mm)

Untuk agen penyebab luka pada pasien terkait skenario kemungkinan


adalah akibat benda tajam bermata satu yang memiliki lebar senjata kira-kira
10 mm, dapat dilihat dari panjang luka pada gambar di skenario. Kemudian
luka memiliki 2 sudut yang berbeda dengan bentuk yang tajam dan tumpul
serta pada luka tidak terdapat jembatan jaringan maupun kelainan di sekitar
luka.

6. Keparahan/Derajat Luka Sesuai Dengan Hukum Yang Berlaku


Derajat luka sesuai hukum yang berlaku: 11
A. Luka Ringan, Pasal 352 KUHP
1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi
orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya,
atau menjadi bawahannya.
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

B. Luka Sedang, Pasal 351 KUHP


1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah,
2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
C. Luka Berat, Pasal 90 KUHP
- Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
- Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian;
- Kehilangan salah satu pancaindera;
- Mendapat cacat berat;
- Menderita sakit lumpuh;
- Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
- Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Pada kasus tidak dicantumkan apakah korban mengalami hambatan pada
pekerjaan ataupun korban meninggal dunia seperti pada pasal-pasal KUHP
yang berlaku di Negara Indonesia, sehingga belum dapat ditentukan pasal
yang berlaku.

7. Komplikasi yang dapat terjadi berdasarkann letak luka


A. HEMATOTORAKS 12
Hematotoraks adalah adanya darah dalam rongga pleura dan dapat
disebabkan karena trauma tumpul atau tajam, juga mungkin merupakan komplikasi
dari beberapa penyakit. Hematotoraks dapat bersifat simptomatik namun dapat juga
asimptomatik. Tujuan utama tatalaksana dari hematotoraks adalah untuk
menstabilkan hemodinamik pasien, menghentikan perdarahan dan mengeluarkan
darah serta udara dari rongga pleura. Namun selain itu, ternyata ada berbagai kondisi
kesehatan yang bisa jadi penyebab hemothorax, seperti:

 Infeksiparu, misalnyatuberkulosis (TBC).


 KankerParu.
 Ada gumpalandarahbeku yang mengalirkeparu-paru (emboli paru).
 Disfungsijaringanparu.
 Robeknyapembuluhdarahakibatmasuknyakateterketikamenjalanioperasijantung.

B. PNEUMOTHORAK 13

Pneumothorak adalah adanya udara dalam rongga pleura.Biasanya


pneumotorak hanya temukan unilateral, hanya pada blast-injury yang hebatdapat
ditemukan pneumotorak bilateral.Penumotoraksnya adanya udara dalam rongga
pleura akibat robeknya pleura.Pneumothorak merupakan suatu keadaan terdapatnya
udara di dalam rongga paru pleura. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pneumothorak adalah keadaan adanya udara dalam rongga pleura akibat
robeknya pleura.Pneumothorax dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui
penyebabnya dengan pasti atau akibat sejumlah kondisi berikut :

 Pada dada, misalnyaakibatlukatembak, lukatusuk, benturan, patahtulangrusuk,


atauprosedurmedis, sepertibiopsi dan CPR.
 Pecahnyakantungberisiudara (bleb) di luarparu-paru akibat emfisema atau PPOK.
 Ketidak seimbangan tekanan udara di dalam dada akibat penggunaan alat bantu
pernapasan atau ventilator.

C. Tetanus 14
Luka tusuk juga bisa menyebabkan infeksi jaringan lunak yang parahatau
fasciitis nekrotikans yang disebabkan oleh berbagaibakteritermasuk Clostridium dan
Streptococcus yang dapatmenyebabkankehilanganjaringan dan sepsis. Tetanus
adalahpenyakitserius yang disebabkan oleh racunbakteri yang
memengaruhisistemsaraf, menyebabkankontraksiotot yang menyakitkan, terutama
pada otot rahang dan leher.Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
terjadi infeksi tetanus. Misalnya:
 Seseorang yang tidakmenjalaniinfeksi tetanus denganlengkap.
 Sistemimun yang lemah.
 Benda asing yang yangmenyebabkanluka, cotohnyatertancappaku.
 Luka yang tidakdibersihkan, sehinggabisamenyebabkanmasuknyaspora tetanus
kedalamtubuh.
D. Tension Pneumothoraks15
Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika
udaraterperangkap di rongga pleura antaraparu-parukiri dan kanan. Kondisiini sangat
berbahayakarenaketikaudaraterusmenerusmasukkeronggaini, dapat menekan paru-
paru bahkan jantung.Tension pneumothorax dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa
diketahuipenyebabnyadenganpastiatauakibatsejumlahkondisiberikut:
 Penyakitparu-paru yang menyebabkankerusakanjaringan,
sepertipenyakitparuobstruktifkronis (PPOK), infeksiparu-paru, dan cystic
fibrosis.
 Cedera pada dada, misalnyaakibatlukatembak, lukatusuk, benturan,
patahtulangrusuk, atauprosedurmedis, sepertibiopsi dan CPR.
 Pecahnyakantungberisiudara (bleb) di luarparu-paruakibatemfisemaatau PPOK.
 Ketidak seimbangan tekanan udara di dalam dada akibat penggunaan alat bantu
pernapasan atau ventilator.

8. Integrasi Keislaman Terkait Skenario


A. QS. Al-Ahzab/33:58

Terjemahnya:
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan
mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya
mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
Menurut tafsir Kementrian Agama, ayat ini menjelaskan mengenai orang
yang menyakiti para mukmin, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, dan hanya berdasarkan kepada fitnah dan
tuduhan yang dibuat-buat, maka sungguh mereka itu telah melakukan dosa
yang nyata, dan mereka layak menerima azab dari Allah. Dari ayat ini
tidak dapat diambil kesimpulan bahwa orang mukmin yang melakukan
perbuatan buruk boleh disakiti, dihina, atau diganggu. ( Kementrian
Agama,2020)

B. QS. an-Nisa/4:123

Terjemahnya:
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula)
angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya
akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan
mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.”
Menurut tafsir Kementrian Agama, ayat ini menjelaskan mengenai
pahala yang Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh itu, bukanlah angan-anganmu yang kosong, wahai kaum
musyrik atau kaum muslim yang belum memahami dan menghayati
agama dengan benar, dan bukan pula angan-angan Ahli Kitab dari
golongan Yahudi dan Nasrani, tetapi dicapai berkat karunia Allah yang
dibagi-bagikan karena keberimanan dan amal saleh. Barang siapa
mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan
itu, cepat atau lambat, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan
penolong yang dapat melindunginya dari azab Allah selain Allah.
( Kementrian Agama,2020)
Kasus pada skenario ini, pasien merupakan korban dari aksi pembegalan. Aksi
pembegalan merupakan salah satu dari tindak kejahatan. Tindak kejahatan tersebut menyakiti
fisik korban. Menurut kedua ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaku yang melakukan aksi
kejahatan tersebut patut mendapatkan balasan yang setimpal, dan tidak akan mendapatkan
perlindungan dari azab Allah Swt.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan

Setelah dilakukan diskusi pada 2 pertemuan PBL untuk memecahkan


skenario masalah maka kelompok kami menyimpulkan berdasarkan deskripsi
luka sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis dari pasien
tersebut adalah Luka Tusuk akibat benda tajam bermata 1. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan melihat bentuk luka yang tampak berbentuk lonjong
seperti celah, dan jika luka tersebut ditautkan rapat dapat membentuk garis
lurus yang arahnya mendatar dan salah satu ujung dari luka tersebut runcing.
Dalam pengertiannya trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang
mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. seperti
pisau, kapak, silet dan lainnya. Benda-benda ini kemudian mengakibatkan
luka bahkan kematian bagi individu yang terlibat dalam proses kekerasan.

Saran
Kami harapakan agar penulis lebih banyak membaca serta tetap
menkondusifkan diskusi serta lebih berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah dan memperbaiki serta meningkatkan tata krama berdiskusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Priyanto MH. Peran Kedokteran Forensik Dalam Pengungkapan Kasus
Pembunuhan Satu Keluarga Di Banda Aceh. J Kedokteran Syiah Kuala.
2019;19(1):45–50.
2. Yudianto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Scopindo Media Pustaka; 2020.

3. Malarante A, Ngantung J, Oley M. Angka Kejadian Luka Bacok Di Rsup.


Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode November 2011-Desember 2012. J
e- Biomedik. 2013;1(1):135–9.

4. Parinduri AG. Trauma Tumpul. J Ibnu Sina Biomedika [Internet].


2017;1(2):29–36.

5. Tilaar NAF, Mallo JF, Tomuka D. Gambaran Perubahan Luka Memar Pada
Suku Minahasa. e-CliniC. 2019;8(1):177–80.

6. Gani, M.Husni, dr. DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas : Padang. 2007

7. Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition.


Jakarta: EGC.

8. Arthur C, Guyton, John E. Hall. 2012. Buku Ajar FisiologiKedokteran.


Edisi 12 Jakarta : EGC

9. Amir, A., 2008. RangkaianIlmuKedokteranForensik. EdisiKetiga. Medan:


FK USU.

10. Mescher, A. L. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 13th edn.
English: McGrawHill Medical. 2013.

11. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).Yogyakarta : Penerbit


Pustaka Yustisia. 2007.

12. Broderick SR. Hematotoraks: etiology, diagnosis, and management. Thorac


SurgClin. 2013;23(1):89-96.

13. Zarogoulidis P, Kioumis I, Pitsiou G, Porpodis K, Lampaki S,


Papaiwannou A, et al. Pneumothorax: from definition to diagnosis and
treatment. J Thorac Dis. 2014;6(4):S372-S376–S376.

14. Hinfey PB, Brusch JL. Tetanus.


https://emedicine.medscape.com/article/229594-overview

15. Krause, L. Healthline (2018). Pneumothorax (Collapsed Lung).

16. Kementrian Agama (2020a) Qur’an Kemenag Tafsir Q.S 33:58,


quran.kemenag.go.id. Tersedia pada https://quran.kemenag.go.id/sura/33
(Diakses : 14 Desember 2020).

17. Kementrian Agama (2020b) Qur’an Kemenag Tafsir Q.S 4:123,


quran.kemenag.go.id. Tersedia pada https://quran.kemenag.go.id/sura/33
(Diakses : 14 Desember 2020).

Anda mungkin juga menyukai