Makalah Etika Administrasi Dan Penerapannya Di Indonesia Compress
Makalah Etika Administrasi Dan Penerapannya Di Indonesia Compress
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Lebih dari dua abad yang lalu, sebuah akademi di kota Dijon Prancis mengadakan
sayembara tertulis untuk menjawab pertanyaan sederhana, apakah kemajuan dalam bidang
seni dan ilmu pengetahuan memberikan sumbnagan bagi perbaikan moraltas manusia.
Seseorang bernama Jean – Jacques Rousseau dengan lantang menjawab pertanyaan tersebut
dengan “Tidak” pertanyaan yang diajukan akademi Dijon ini begitu sederhana, sebagaimana
jawabannya. Namun, Implikasinya demikian luas. Karena karya tulisnya untuk
Akademi Dijon yang menentang arus kemudian nama Rousseau bnayak disebut – sebut
sebagai filusuf brilian dari eropa.
Kegalauan pikiran Rousseau mengenai relevansi moralitas bagi kemajuan seni dan ilmu
pengetahuan bisa dipahami jika kita melihat latar belakang sejarah pada waktu itu, pada
pemulaan abad ke- 18 seni dan budaya di prancis sudah demikian maju jika dibandingkan
dengan negara lain. Sikap masyarakat tidak lagi terbelenggu fatalisme dan ajaran – ajaran
dogmatis, rasionalitas dijunjung tinggi dimana – mana namun kenyataan lain begitu
kontradiktif. Louis XIV dengan congkak ingin mengukuhkan absolutisme monarki melalui
ucapannya “negara adalah aku”. Sementara itu ketidakadilan pemungutan pajak tanpa begitu
mencolok kaum ningrat dibebaskan dari pajak yang begitu tinggi, sedangkan rakyat kecil
dikenai pajak begitu tinggi. Para penguasa yang korup cenderung menghamburkan uang
negara.
Dari penjelasan diatas jelas mengatakan kemjauan seni ilmu pengetahuan, dan tekhnologi
tidak dapat dijadikan cerminan kemajuan di bidang moralitas. Itulah sebabnya rousseau
menganjurkan supaya manusia kembali ke alam yaitu bahwa moralitas yang asli benar –
benar manusia itu ditemukan dalam manusia yang masih alamiah dan harus identik dengan
dirinya sendiri. Begitupun di indonesia, persoalaan – persoalaan etis memungkinkan berbagai
macam alternatif yang mengandung konsekuensi yang berbeda. Oleh sebab itu pemahaman
moral yang mendalam sangat dibutuhkan untuk membuat pilihan alternatif yang paling tepat,
suatu pemahaman yang tidak hanya mensyaratkan pengetahuan teoritis dan rasionalitas nilai
tetapi juga keterlibatan kognitif serta kepekaan rohani dan penglaman empiris dalam
memecahkan persoalaan – persoalaan moral.
1. pengertian etika ?
2.ruang lingkup etika administrasi Negara ?
3. etika administrasi dalam prakteknya ?
Ada 3 prinsip yang harus dipegang agar sebuah Administrasi dapat dikatakan baik yakni:
Prinsip Pelayanan kepada Masyarakat
Prinsip utama prinsip demokrasi adalah asas kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan
rakyat mensyaratkan bahwa rakyatlah yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
pemerintahan negara, dari sini dapat dipahami bahwa pemerintah ada memang untuk
memberi pelayanan kepada masyarakat.
Prinsip Keadilan Sosial dan Pemerataan
Prinsip ini berhubungan dengan distribusi pelayanan yang harus sesuai, tidak “pilih
kasih” dan relatif merata di seluruh wilayah sebuah negara/ pemerintahan.
Mengusahakan Kesejahteraan Umum
Maksudnya adalah setiap pejabat pemerintah harus memiliki komitmen dan untuk
peningkatan kesejahteraan dan bukan semata mata karena diberi amanat atau dibayar oleh
negara melainkan karena mempunyai perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan warga
negara pada umumnya.
Apakah keberhasilan administrasi ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai, yaitu
efisiensinya dalam melaksanakan tugas?
Dari sini dapat diketahui bahwa lingkup Etika Administrasi Negara adalah pada
penentuan nilai dalam proses administrasi Pembicaraan tentang kode etik bagi orang-orang
yang bekerja dalam tugas-tugas administrasi negara barangkali membawa masalah tentang
arti dari kode etik itu sendiri. Mengingat bahwa kode etik biasanya dikaitkan dengan suatu
kode khusus. Kedudukan etika administrasi negara berada diantara etika profesi dan etika
politik sehingga tugas administrasi negara tetap memerlukan perumusan kode etik yang dapat
dijadikan sebagai pedoman bertindak bagi segenap aparat publik. Hal yang pertama-tama
perlu diingat ialah bahwa kkode etik tidak membebankan sanksi hukum atau paksaan fisik.
Kode etik dirumuskan dengan asumsi bahwa tanpa sanksi-sanksi atau hukuman dari pihak
luar, setiap orang tetap menaatinya. Jadi dorongan untuk mematuhi perintah dan kendali
untuk menjauhi larangan dalam kode etik bukan dari sanksi fisik melainkan dari rasa
kemanusiaan, harga diri, martabat, dan nilai-nilai filosofis. Kode etik juga merupakan hasil
kesepakatan atau konvensi suatu kelompok sosial. Kode etik adalah persetujuan bersama,
yang timbul dari diri anggota itu sendiri untuk lebih mengarahkan perkembangan mereka,
sesuai dengan nilai-nilai ideal yang diharapkan.Dengan demikian pemakaian kode etik tidak
terbatas pada organisasi-organisasi yang personilnya memiliki keahlian khusus. Pelaksanaan
kode etik tidak terbatas padakaum profesi karena sesungguhnya setiap jenis pekerjaan dan
setiap jenjang keputusan mengandung konsekuensi moral.
Kode etik bisa menjadi sarana untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi karena
bagaimanapun juga organisasi hanya akan dapat meraih sasaran-sasaran akhirnya kalau setiap
pegawai yang bekerja didalamnya memiliki aktivitas dan perilaku yang baik.
Seorang pegawai atau pejabat akan mengucapkan atau menghapal sumpah jabatan
dengan mudah. Namun, perenungan, pengkhayatan, serta pengalaman dari apa yang mereka
ucapkan itu yan lebih penting. Unsur-unsur etis yang langsung menyangkut pekerjaan sehari-
hari seorang pegawai dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1979 tentang
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Ada delapan unsur penilaian pegawai
yaittu: Kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa,
kepemimpinan.
1. http://jhansem.wordpress.com/2009/03/10/etika-administrasi-negara-publik
2. http://anggia-megani.blogspot.com/2011/11/analisis-hubungan-etika-dan.html
3. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=3
4. http://www.scribd.com/doc/30385579/Studi-Dan-Lingkup-Etika-Administrasi-Negara
5. http://www.scribd.com/doc/30385579/Studi-Dan-Lingkup-Etika-Administrasi-Negara
6. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M. P. A, 2008. Filsafat Administrasi