Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, Salawat serta Salam

atas nabi besar Muhammad SAW. Terimakasih yang sebesar-besamya kepada dr. Herry. S Yudha

Utama Sp.B, Finacs atas kesediaan, waktu dan kesempatan yang diberikan sebagai pembimbing

refrat serta tinjauan pustaka kasus ini, kepada teman sesama kepaniteraan Bedah dan perawat yang

selalu mendukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama yang baik sehingga dapat

terselesaikannya referat beserta tinjauan pustaka ini.

Referat dan tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan bagian Ilmu

Bedah di RSUD ARJAWINANGUN yang merupakan salah satu dari prasyarat ujian. Referat ini

membahas dan menganalisa berbagai hal mengenai “ GASTROSCHISIS ” .Bahasan dalam tinjauan

pustaka ini diambil dari berbagai macam sumber yang terbaru.

Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat maupun tinjauan pustaka ini masih

banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi

perbaikan refrat ini.

Semoga referat dan tinjauan pustaka ini berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cirebon, April 2010

(Penyusun)
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………......... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………................ 3

BAB II. ISI

II. 1 DEFINISI GASTROSCHISIS……...……… ………….. . 4

II.2 EPIDEMIOLOGI ………………………………………… 4

II.3 EMBRIOLOGI…………………………………………… 5

II.4 ETIOLOGI……………………………………………….. 7

II.5 GENITIKA…………………………………………..…… 7

II.6 DIAGNOSIS……………………………………………... 9

II.7 GAMBARAN KLINIS………………………………….. 10

II.8 PENATALAKSANAAN……………………………….. 12

II.9 KOMPLIKASI………………………………………….. 18

II.10 PROGNOSIS………………………………………….. 19

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relatif sering, muncul kira-kira 1

dalam 2.000 kelahiran hidup. Pemeriksaan dinding depan abdomen dan penempelan tali pusat

sangat dianjurkan di semua pemeriksaan USG pada trimester kedua dan ketiga. Omphalocelle

oleh Ambrois Pare (1510-1590) dilaporkan sebagai keadaan yang serius yang membutuhkan

perhatian yang khusus karena prognosisnya yang jelek. Sampai satu abad terakhir saat

keberhasilan pertama dilaporkan dengan repair secara primer pada omphalocele.

Insiden gastroschisis 1 : 150.000 kelahiran hidup pada tahun 1960-an sedangkan insiden

omfalokel telah dilaporkan antara 1 : 3000 dan 1 : 10.000 kelahiranhidup. Pada abad ke

sembilanbelas terminologi gastroschisis / belly cleft pertama kali digunakan dan dipisahkan dari

exomphalos, Moore dan Strokes menyatakan bahwa terminologi gastroschisis disediakan untuk

kelainan defek dinding abdomen yang mempunyai penempelan tali pusat  yang normal, tidak

adanya kantong yang melindungi organ intra abdomen.

3
BAB II

ISI

Definisi

Gastroschisis adalah penonjolan dari isi abdomen biasanya melibatkan usus dan lambung

melalui lubang atau defek pada dinding abdomen disebelah kanan tali pusar. Omphalocele defek

pada dinding abdomen terletak ditengah, isi abdomen yang keluar ditutupi oleh lapisan. 

Omphalocele biasanya berhubungan dengan kelainan kromosom atau kelainan jantung

sedangkan bayi dengan gastroschisis jarang ditemukan dengan kelainan tersebut kecuali adanya

atresia usus. Nama lain adalah Paraomphalocele, Laparoschisis, atau abdominoschisis.

Epidemiologi

Dalam suatu penelitian di California menunjukan bahwa adanya kelainan ini

berhubungan dengan kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah dan kehidupan

sosial yang tidak stabil. Penggunaan aspirin, ibuprofen, dan pseudoephedrine pada kehamilan

trimester pertama dihubungkan dengan peningkatan resiko gastroschisis mendukung teori

kerusakan pembuluh darah  sebagai penyebabnya. Rokok, alkohol, dan obat-obat penenang

memberikan kenaikan resiko malformasi. Penelitian epidemologi di eropa juga menunjukan

peningkatan resiko terjadinya gastroschisis sampai 11 kali pada ibu dibawah umur 20 tahun.

Kelainan kromosom dan anomali lain sangat jarang ditemukan pada gastroschisis, kecuali

adanya atresia intestinal. Bayi dengan gastroschisis biasanya kecil untuk masa kehamilannya.

4
Embriologi

Pertumbuhan janin dan pembentukannya diatur oleh proses spesifik pada waktu dan

tempat yang tepat. Percepatan pertumbuhan yang sering diikuti oleh perlambatan. Diferensiasi

seluler, proliferasi, migrasi, dan deposisi terlibat dalam pembentukan jaringan baru.

Permulaannya, embrio sejajar rata dengan cincin umbilicus, yang ditandai secara histology

dengan hubungan epitel silinder dari epiblast (ektoderm) dan epitel kubus epitel dari amnion.

Embrio terdiri dari dua lapis, epiblast (ektoderm) yang akan menjadi salah satu neuroektoderm

atau epitel permukaan, dan hipoblast, yang menjadi epitel dalam dari organ dalam perut.

Pembentukan dari lapisan germinal yang ketiga (mesoblast) muncul  seiring dengan perubahan

5
bentuk dari embrio. Pemanjangan dari disk embrio dan pelengkungan longitudinal dan lateral

terbentuk silinder sehingga calon bentuk tubuh dapat dikenali.

Singkatnya embrio manusia berbentuk disk yang terdiri dari dua lapisan. Ini

membutuhkan lapisan sel yang ketiga yang tumbuh diatas cincin umbilicus dan menjadi silinder

dengan memanjang dan melekuk ke dalam. Lipatan  dari tubuh (cephalic, caudal, lateral)

bertemu ditengah  embrio dimana amnion tertanam dalam yolk sak. Kecacatan perkembangan

pada titik  ini menyebabkan berbagai macam kelainan dinding abdomen. Pada minggu keenam,

pertumbuhan yang cepat dari midgut menyebabkan hernia fisiologis dari usus melalui cincin

umblilikus. Usus akan kembali kedalam kavum abdomen pada minggu kesepuluh, dan rotasi dan

fiksasi dari usus timbul. Proses ini tidak terjadi pada bayi dengan gastroschisis atau omphalocele,

menyebabkan peningkatan resiko volvulus midgut.

6
Kemungkinan penjelasan secara embriologi dari kelainan dinding abdomen pada

gastroschisis yaitu kecacatan perkembangan jaringan mesenkimal pada tubuh yang terletak pada

pertemuan dinding abdomen yang mungkin pecah dengan meningkatnya tekanan abdomen.

Involusi yang abnormal dari vena umbilikalis kanan atau kecelakaan pembuluh darah

melibatkan arteri omphalomesenteric menyebabkan kelemahan dinding abdomen lokal yang

kemudian pecah. Pecahnya omphalocele kecil yang kantongnya diserap dan tumbuhya jembatan

kulit antara  defek dinding abdomen dan tali pusar telah ditemukan dalam USG prenatal secara

berurutan.

Etiologi

Etiologi tepat gastroskischis masih belum jelas, walaupun telah ada hipotesa yang

menyatakan gastroschisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam uterus pada basis tali

pusat. Sedangkan etiologi dari omfalokel dianggap akibat dari kegagalan fusi lipatan dinding

abdomen sefalik, kaudal dan lateral dengan cacat sentral yang mengakibatkan penghambatan

lipatan dinding lateral, dan terjadi omfalokel pada garis tengah yang rendah dan epigastrium.

Genetika

Gastroschisis mempunyai data empiris yang rendah 3,5% tentang kemungkinan

timbulnya kejadian berulang pada saudara kandung. Sampai sekarang tercatat tujuh kasus yang

dipublikasikan adanya kejadian berulang pada suatu keluarga. Pada keluarga ini muncul pada

saudara kandung, saudara satu orang tua, sepupu  pertama, sepupu kedua, paman dan

keponakannya. Dalam keluarga ini semua yang terlibat berhubungan darah dari ibu. Ada juga

keluarga yang mengalami kelainan oleh saudara kandung dan satu kasus lagi yang dialami dua

7
saudara yang satu ayah. Dari pengalaman mereka ini merupakan kasus pertama yang muncul

pada saudara kandung seayah.  Setelah semua kasus yang dilaporkan tersebut melalui jalur

maternal, satu melalui paternal yang menyebabkan ahli berspekulasi adanya jejak genetik yang

berperan dalam penyakit ini.  Tetapi observasi yang dilakukan tidak menunjukan hal yang sama.

Dari kasus-kasus tersebut kita menegakan diagnosis dengan USG, dan membedakan

antara gastroschisis dengan omphalocele melalui letak masuknya tali pusat, adanya lapisan

penutup,  dan organ apa yang keluar melalui defek. Dengan keakuratan mendekati 100%.

Pembedaan ini sangat penting pada kehamilan  dini karena seringnya ditemukan kelainan lainnya

dan kelainan kromosom pada omphalocele  Jadi dari  penelitian ini dapat disimpulkan adanya

kemungkinan kejadian  dalam keluarga yang rendah 3,5%, jalur transmisi penyakit ini secara

signifikan dapat terjadi melalui kedua jalur baik maternal maupun paternal. Pemeriksaan USG

pada keluarga penderita diindikasikan sebagai diagnosis dini.

8
Diagnosis

Sekitar minggu ke 16 dari kehamilan, bisa dilakukan pemeriksaan protein yang disebut

alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi maka dokter spesialis

kandungan biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi USG. USG akan menunjukan

adanya kelainan dibagian luar perut bayi. Biasanya dokter akan melihat adanya usus diluar perut

bayi, melayang di cairan amnion. AFP sendiri bermanfaat pada trimester kedua kehamilan.  Ini

berguna untuk kelainan omphalocele maupun gastroschisis yang secara  statistik  kadar AFP

gastroschisis lebih besar daripada omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti estriol  dan

Human Chorionic Gonadotropin, tidak terbukti berguna secara klinik

Pada masa kehamilan awal ibu tidak akan merasakan kelainan atau kejanggalan dalam

kehamilannya saat mereka mengandung bayi dengan gastroschisis. Pemeriksaan tambahan

biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak berhubungan dengan kelainan janin lainnya.

Kadang-kadang janin mengalami obstruksi usus sebagai konsekuensi dari gastroschisis. Bayi

dengan gastroschisis diawasi secara hati-hati dengan USG untuk memastikan apakah

pertumbuhannya cukup saat didalam uterus dan memeriksa kerusakan pada ususnya. Kerusakan

usus dapat diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau karena kerusakan pembuluh darah

pada usus yang terbuka. Interval dari pemeriksaan USG serial  ini tergantung dari keadaan

kehamilan dan janin.

9
\

Gambaran klinis

Defek biasanya hampir sama bentuk, ukuran dan tempatnya. Yaitu lima centimeter

vertikal, dan pada 95% kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilicus. Adanya inflamasi

yang luas dari usus yang menjadikan pembengkakan usus dan kekakuan sangat mengganggu

masuknya usus dan penutupan dinding abdomen. Inflamasi juga mengubah bentuk dari usus

yang menjadikan kesulitan dalam menentukan apakah ada atresia dari usus. Bila usus bisa masuk

ke cavum abdomen, inflamasi akan menurun, usus melunak, dan bentuk kembali ke normal.

Koreksi untuk atresia usus sampai saat ini masih lebih baik dengan penundaan, biasanya tiga

minggu setelah operasi pertama. Kelainan fungsi dari usus membutuhkan waktu lama sampai

normal, dari enam minggu sampai beberapa bulan.

   Omphalocele  Gastroschisis
 Cord  Into the base of the cord  Para umbilical
 Covered by membrane  +  -
 Liver  +  -
 Associated anomalies  +  -

Klinis perbandingan antara Omphalocele dan Gastroschisis

10
Faktor Omphalocele Gastroschisis
Lokasi Cincin umbilicus Samping umbilikus
Defek
Besar (2-10 cm) Kecil (2-4 cm)
ukuran
Tali pusat Menempel pada kantong Normal
Kantong Ada Tidak
Isi Hepar, usus. Usus, gonad.
Usus Normal Kusut , meradang
Malrotasi Ada Ada
Abdomen
Ada Ada
kecil
Fungsi Fungsi menurun pada
Normal
Intestinal awal
Anomali Tidak biasa kecuali
Sering  (30-70%)
lain atresia usus.

American Pediatric Surgical Association, 2004

Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen. Hanya lambung, usus halus, dan usus

besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi pada 5% penderita. Biasanya

ovarium dan tuba falopii pada perempuan dan  undescesus testis pada laki-laki berada diluar.

Ruangan cavum abdomen biasanya kecil. Kedua jenis kelamin terkena secara sama. Ibu yang

berumur belasan sekitar 40% bayi mereka prematur atau kecil untuk masa kehamilan. Bayi

dengan gastroschisis biasanya mempunyai malrotasi dan kira-kira 23% mempunyai atresia usus

atau stenosis. Begitu dilahirkan bayi dengan gastroschisis akan mengalami problem yang sangat

serius karena usus yang terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan

masalah utama yang harus dihindari. Biasanya digunakan plastik steril untuk memasukan usus.

Penatalaksanaan

11
Bila usus atau organ intra abdomen terletak diluar abdomen, maka ini akan meningkatkan

resiko kerusakan bila melewati kelahiran normal. Banyak ahli menganjurkan diberlakukan seksio

sesaria untuk semua kasus gastroschisis dan omphalocele. Pada kenyataan adanya resiko

kehamilan normal hanyalah teori, dan persalinan pervaginam tidak meningkatkan resiko

komplikasinya. Atas dasar alasan tersebut beberapa ahli merekomendasikan persalinan normal.

Kecuali ada alasan dari bagian obstetrik  untuk dilakukan seksio sesaria. Selama dalam uterus

janin dengan gastroschisis akan terlindung baik dari trauma dan komplikasi. Setelah lahir usus

yang terpapar harus dilindungi dari trauma, infeksi, dan dehidrasi, kemudian baru dapat dibawa

secara aman ke rumah sakit rujukan setelah prosedur tersebut dijalankan. Bila diagnosis sudah

dapat ditegakan dalam kandungan, sangatlah beralasan bila kelahiran dilakukan di rumah sakit

pusat rujukan

Satu hal yang paling diperhatikan dalam gastroschisis adalah usus yang menjadi sangat

rusak karena terpapar, yang fungsinya juga sangat menurun dan bayi akan mengalami perawatan

di ruang intensif untuk waktu yang sangat lama. Seperti diketahui bayi dengan gastroschisis

mempunyai usus yang sangat rusak, tebal, kaku, dan mengelupas. Salah satu teori dari kerak ini

adalah ( pada kenyataannya beberapa bayi sedikit atau tidak mempunyai kerak yang mengelupas

ini) disebabkan karena lamanya usus terpapar oleh cairan amnion menyebabkan kerusakan yang

progresif. Dalam lain kata membatasi waktu pemaparan usus oleh cairan amnion ( atau

mengencerkan cairan tersebut dengan cairan saline steril ke dalam rahim) secara teori dapat

menurunkan terjadinya kerusakan pada usus.

Pre operatif

12
Segera diberikan cairan melalui jalur vena. Daerah luas pada usus yang terpapar

menyebabkan kehilangan cairan dan panas yang cepat dengan konsekuensi adanya sok

hipovolemik dan hipotermi. Kebanyakan bayi telah mengalami banyak kerusakan iskemi

jaringan pada organ tubuhnya karena defisit perfusi. Pemberian  cairan  20 ml/kg segera

diberikan setelah terpasang jalur intravena. Resusitasi hanya menggunakan D5/RL atau D5/RL

ditambah albumin . pemberian cepat setara dengan tiga sampai empat kali kecepatan cairan

rumatan. Harus dipastikan sampai produksi urin mencapai 1,5 sampai 2 ml/kg/jam atau 40

ml/kg/hr.

Usus yang terpapar harus dilindungi dengan kasa lembut mengandung NaCl dengan

sedikit larutan antiseptik. Kemudian usus harus dijaga agar usus tidak melipat diatas tepi defek

sehingga arteri mesenterika tidak terjepit. Bila defek kecil dan arteri mesenterika terjepit maka

dilebarkan sampai di tengah 1-2 cm untuk melebarkan defek dan membebaskan jepitan.

Lindungi usus dengan kasa gulung yang lembut beberapa kali diakhiri dengan ikatan angka

delapan akan menjaga usus adekuat. Bayi kemudian ditempatkan pada kantong plastik dengan

kepala diluar untuk mengurangi kehilangan cairan ke udara luar.

Segera diberikan antibiotik spectrum luas, pemasangan selang orogastrik untuk

dekompresi dan mencegah pnemonia aspirasi. Usaha luar biasa dibutuhkan untuk menjaga

temperatur tubuh normal saat resusitasi dan transport. Alat transport yang baik harus diusahakan.

Bila kanulasi intravena mengalami kesulitan maka segera dikirim tanpa menunggu. Operasi pada

gastroschisis bertujuan untuk memperbaiki defek congenital dimana  sebagian atau seluruh usus

beserta organ intra abdomen berada di luar abdomen. Mengembalikan organ-organ tersebut  ke

13
dalam cavum abdomen melalui defek, menutup defek bila mungkin  atau membuat kantong steril

untuk melindungi usus pada saat mereka perlahan masuk ke cavum abdomen.

Pada tahun 1969, Allen and Wrenn melakukan modifikasi pada tehnik Schuster’s untuk

penanganan gastroschisis. Lembaran Silastic dijahitkan pada defek dinding abdomen luas

seluruh ketebalannya dan menutupi seluruh usus yang keluar, reduksi dipermudah dengan

peregangan otot abdomen, mengosongkan lambung dan kandung kemih, mengosongkan kolon

secara manual.

Faktor utama untuk mereduksi isi abdomen yang keluar adalah menurunkan peradangan

intestinal, yang menyebabkan perubahan dari kaku, menggumpal, menjadi lunak , lentur yang

nanti akan menyelinap masuk ke rongga abdomen. Penutupan yang terlalu kencang dari dinding

abdomen harus dihindari, bila melewati batas diafragma akan menyebabkan peningkatan tekanan

inspirasi untuk mengkompensasi peningkatan tahanan jalan nafas. Pada umumnya, tekanan

puncak inspirasi PIPs, lebih tinggi dari 25 mmHg harus dihindari, High-frequency oscillatory

merupakan alternatif untuk ventilasi konvensional bila tekanan intra abdomen mulai naik.

Sebagai tambahan , penutupan yang terlalu kencang menghalangi venous return ke jantung,

mengurangi  cardiac output dan menurunkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi ginjal.

Trombosis vena renalis dan gagal ginjal mungkin terjadi. Hilangnya aliran darah mesenterika

akan meningkatkan berkembangnya NEC. Untuk  menghindari masalah ini, dipakai tehnik untuk

memonitor CVP central venous pressure (CVP), tekanan intra abdomen, tekanan intra vesika,

dan tekanan dalam gaster.                                                        

14
              

Tehnik operasi

Bayi diletakan pada pada meja operasi dengan penghangat dalam stadium anastesi

terintubasi. Antiseptic medan operasi dengan povidone iodine. Kemudian daerah yang telah di

antisepsis ditutup dengan kasa steril diatas abdomen. Asisten melakukan irigasi melalui rektum

dengan kateter besar dengan larutan hangat dengan 1% asetillsitein. Keteter dibimbing melalui

usus sampai semua mekonium keluar.

Prosedur ini dilanjutkan dengan dekompresi lambung dan duodenum dengan pipa

orogastrik. Ini akan mengurangi ukuran usus yang akan dimasukan kedalam kavum abdomen.

Usus dan dinding abdomen sekali lagi di antisepsi dengan povidon iodine, kasa steril diganti

dengan yang baru. Pembuluh darah umbilical dan urakus biasanya terletak dibawah kulit jauh

dari defek. Bila defek di abdomen keberukuran kecil maka diperlebar dengan irisan ke atas

kearah xipoid dan ke bawah kearah pubis. Kulit tidak boleh dipisahkan dari tepi defek untuk saat

ini, karena masih mungkin untuk menggunakan kantung silo.

15
Dinding abdomen diregangkan. Jari salah satu tangan diletakan pada dinding posterior

abdomen sedangakan jari tangan yang lain menekan dengan konstan menggunakan gerakan

memijat ke anterior dan lateral dinding. Prosedur ini dilakukan harus dengan kuat. Untuk

relaksasi selanjutnya mungkin dibutuhkan pemotongan fasia pada garis tengah di bawah kulit ke

atas ke xipoid ke bawah ke pubis.  Kemudian dengan diseksi tajam yang hati-hati usus saling

dipisahkan dan eksudat gelatine di buang.

Prosedur ini akan membebaskan usus dari pemendekan dan    kekakuan. Tetapi tidak

perlu dilakukan tindakan  atau usaha untuk mengelupas lapisan yang mengering. Karena ini

adalah lapisan seromuskular yang menebal, udem dan pelepasannya akan menyebabkan

perdarahan. Setelah itu seluruh usus diperiksa untuk mencari kelainan yang lain. Dicari daerah

dengan ganggren, perforasi, atau atresia yang nantinya akan direseksi dan dilakukan anastomose

usus end to end. Sekali lagi abdomen diregangkan ke segala arah, tapi kali ini diberikan

pelumpuh otot oleh anestesi. Usus ditempatkan dalam abdomen, dimulai dengan meletakan

duodenum dan jejunum di sebelah kanan, kolon dan sekum diletakan disebelah kiri sehingga

posisi non rotasi tetap dipertahankan.  Terkadang, testis kiri berada diluar rongga abdomen.

Maka testis dimasukan kedalam scrotum melalui cincin luar dan dijahitkan dengan scrotum. Bila

semua bagian usus telah masuk ke abdomen yang telah diregangkan maka usaha selanjutnya

untuk menutup fasia, dalam banyak kasus penutupan fasia secara langsung dapat dilakukan.

Menggunakan benang absorbable 3.0 monofilamen.

Bila penutupan fasia terlalu kencang maka kulit dideseksi kebelakang dari defek 2 cm

dan fasia dibebaskan ke xipoid dan ke pubis. Setelah meregangkan kulit, kulit dijahit

subkutikuler dan ditutup dengan plester steril. Ini tidak meninggalkan hernia ventralis yang besar

16
tetapi hanya diastasis pada garis tengah yang akan ditutup dengan mudah pada tahun pertama.

Tetapi tetapi bila tetap tidak memungkinkan maka akan digunakan lapisan silastik setebal 0,007

inc dengan jahitan matras atau angka delapan ke kulit fasia dan peritoneum, permukaan yang

halus dihadapkan ke usus, kedua silo kemudian dijahit dengan jahitan kontinyu, setelah itu

diantisepsis dengan povidon iodine. Dan ditutup ulang dengan silo lapisan kedua. Pada keadaan

usus yang edem dan kaku sangat berat mungkin tidak dapat dilakukan perbaikan primer pada

kelainan atresia atau stenosis. Kelainan ini dapat diperbaiki dalam waktu 6-8 minggu pada saat

radang dan penebalan sudah mengalami resolusi. Bila ada kasus volvulus atau nekrosis usus

yang tidak viabel harus direseksi yang kemudian langsung di anastomosis.  Tetapi bila keadaan

sangat jelek maka dilakukan enterostomi proksimal sesuai kebutuhan.

Post operasi

Pemberian  perlindungan antibiotic. Melakukan penutupan menyeluruh sesegera

mungkin. Tiga sampai empat hari seharusnya sudah dapat menyelesaikan penutupan bila

menggunakan silo. Memenuhi dan menjaga volume secara penuh. Mungkin memerlukan jumlah

cairan yang besar pada bayi yang mempunyai mengalami hipoperfusi yang berat pada integritas

17
kapilernya. Pengawasan analisa gas darah dan tekanan vena sentral. Diperlukan bantuan pada

ventilasi dan kardiak output. Tekanan positif dan ekspiratori sangatlah penting untuk bayi yang

mengalami kerusakan kapiler.

Mengenali sepsis sesegera mungkin dengan pengawasan hitung trombosit dan

pengawasan kultur darah, dan melakukan terapi sebaik mungkin bila itu muncul. Memulai nutrisi

total parenteral sesegera setelah pemasangan monitor vena sentral. TPN diteruskan sampai

pemberian nutrisi peroral dapat diterima.

Terutama pada bayi yang mempunyai volvulus atau atresia yang direpair akan

mempunyai usus yang pendek, ketidak mampuan mengkonsumsi nutrisi per oral akan

berkepanjangan dan menjadi masalah. Maka diadakan peningkatan bertahap volume dan

konsentrasi dari formula predigesti dan dijalankan sampai dapat menerima volume dan

konsentrasi penuh. Baru kemudian formula standard yang komplek bisa ditambahkan pada

awalnya sebagian kecil dari seluruh volume makanan.

Komplikasi

a. Distress pernapasan (kesalahan peletakan isi abdomen akan menyebabkan gangguan

pengembangan paru)

b. Nekrosis usus / nekrosis.

c. Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun dengan bekas luka 

yang tipis.

d. Komplikasi dari operasi abdomen adalah peritonitis dan paralisis usus sementara

18
e. Bila kerusakan usus halus terlalu banyak, bayi mungkin akan mengalami short bowel

syndrome dan mengalami gangguan pencernaan dan penyerapan.

f. Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung sehingga terjadi dehidrasi

dan hipotermi.

g. Kontaminasi usus dengan kuman cepat berlangsung sehingga mudah terjadi sepsis.

h. Aerofagi menyebabkan usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan intestine

kerongga abdomen pada waktu pembedahan.

Prognosis

Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang muncul, termasuk prematuritas,

atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena peradangan.

Banyak bedah anak percaya bahwa prognosis meningkat karena pemeriksaan USG dan

diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan cara terbaik untuk

melahirkan bayi tersebut di senter pengobatan. Tahun lalu penutupan abdomen secara langsung

pada bayi dengan gastroschisis tidak  wajar, biasanya kita memerlukan silo untuk menutup

defek. Sekarang penutupan primer sudah dapat dicapai. Pada suatu penelitian menyebutkan

bahwa prognosis omphalocele tiga kali lebih buruk dibanding dengan gastroschisis karena

seringnya kasus yang berhubungan dengan kelainan congenital yang lain.

19
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

Gastroschisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding

abdomen sebagian tetap terbuka.letak defek biasanya disebelah kanan umbilikus yang terbentuk normal.usus sebagian

besar terdapat di luar rongga abdomen janin.akibatnya usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi

cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek rongga abdomen tampak sempit.

Diagnosisnya dengan terdapatnya dinding abdomen terbuka tanpa tertutup peritoneum. Umbilicus tampak normal dan

usus terlihat tebal dan pendek. Pertolongan pertama untuk mencegah penyulit yang timbul dengan pemasangan sonde

lambung, peberian cairan elektrolit, antibiotika spectrum luas, suhu tubuh dipertahankan dengan baik, pencegahan

kontaminasi usus dengan menutup kasa steril.

III.2 Saran

Pemeriksaan USG dan diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan

cara terbaik untuk melahirkan bayi tersebut di senter pengobatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.2000.129-130

2. Samsuhidajat R, De Jong W. Buku ajar Ilmu bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.2004.520-521

3. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta :

EGC.2000.568-569

4. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.265-267

5. Doherty, M Gerard. Current Surgical Diagnosis and Treatment, Ed 12, USA: The

McGraw-Hill Companies Inc. 2006.1198-1199

6. www.emedicine.com

7. www.wikipedia.com

21

Anda mungkin juga menyukai