A. KETAHANAN NASIONAL
I. Definisi
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung
maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara di dalam mencapai
tujuan nasional
II. Gambaran Ketahanan Nasional Indonesia
Pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan
mengerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh
bidang kehidupan nasional secara terintegasi dan terkoordinasi, yang diadakan oleh
pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai inti pelaksana.
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang
dari luar maupun dari dalam baik langsung maupun tidak langsung yang
membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara. Dengan kata lain, adalah keuletan dan
ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara,
suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan kepolisian disusun dan
dikerahkan secara terpimpin , terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin
kelangsungan sistem keamanan nasional.
a. Ketahanan Pangan Indonesia
Ketahanan Pangan, berdasarkan definisi Badan Ketahanan Pangan (BKP)
Kementerian Pertanian, adalah suatu kondisi terpenuhinya pasokan pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan. Hal ini tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.
Definisi mirip-mirip juga jadi pijakan Badan Pangan Dunia (FAO), bahwa
ketahanan pangan terjadi saat semua orang, sepanjang waktu punya akses fisik
dan ekonomi
terjaga kebutuhan
dan nutrisi
pangan untuk
kehidupan yang
sehat dan aktif.
Ketahanan
pangan menjadi
salah satu fokus
negara-negara di
dunia tak hanya
Indonesia. Ini karena produktivitas suatu negara berkaitan dengan kebutuhan
pangan warganya yang tercukupi.
Indeks ketahanan pangan global Global Food Security Index/GFSI, hasil
kerja sama The Economist dan perusahaan sains bidang pangan Corteva,
menunjukkan ketahanan pangan Indonesia memang ada perbaikan setidaknya
sejak 2012. Skor Indonesia di semua aspek pada 2012 sebesar 46,8 naik menjadi
54,8 pada 2018 (skor tertinggi 100). Tahun lalu, Indonesia menempati posisi 65 di
dunia dan kelima di ASEAN dari 113 negara (Oktober 2018). Posisi teratas masih
didominasi negara-negara maju, Singapura justru berada di posisi teratas. Artinya
ketahanan pangan tak cuma bicara soal sumber daya produksi pangan, tapi ada
aspek-aspek lain.
b. Ketahanan Kesehatan
Menteri Kesehatan (Menkes) Letjen (Purn) dr Terawan Agus Putranto
menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko
Polhukam) Mahfud Md. Pertemuan membahas kondisi ketahanan kesehatan di
Indonesia saat ini.
Menkes Terawan tiba di gedung Kemenko Polhukam, Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2019), sekitar pukul 09.30 WIB.
Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 30 menit.
Saat menemui Mahfud, Terawan melaporkan soal kondisi ketahanan
kesehatan nasional saat ini. Terawan menyebut ketahanan kesehatan sangat
mempengaruhi angka kematian dan kesehatan global. "Kami membahas mengenai
ketahanan kesehatan nasional yang hubungannya ini kan soal perintah Pak
Presiden. Jadi mengenai pelayanan kesehatan, kemudian angka kematian ibu,
anak, dan sebagainya itu kan berkaitan. Kalau ketahanan kita turun, runtuh kan
juga akan mempengaruhi kesehatan global," ujar Terawan setelah menemui
Mahfud.
Mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto itu menyebut Mahfud Md
meminta agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat ditingkatkan. Selain itu,
dia melaporkan soal angka kematian ibu dan bayi. "Karena itu kita diminta untuk
apa yang menjadi masukannya supaya pelayanan kesehatan juga menjadi semakin
baik melalui BPJS-nya bisa diinikan," ucapnya. "Kemudian mengenai angka
kematian ibu, angka kematian bayi, termasuk bagaimana imunisasi, vaksinasinya.
Juga mengenai stunting karena itu menyangkut ketahanan jangka panjang juga.
Kalau kita main power-nya tidak sehat ya otomatis di kemudian hari kita tak
punya ketahanan yang baik," lanjutnya.
Terawan menuturkan kondisi ketahanan kesehatan saat ini sudah pada
jalurnya. Dia menambahkan bahwa angka stunting dan kematian ibu dan bayi
menurun. "Sudah on the track, kan itu kita lihat angka stunting juga mulai turun.
Angka kematian ibu, kematian bayi juga mulai turun. Kita ingin
lebih inikan lagi," pungkasnya. (lir/aan)
Sedangkan ketahanan kesehatan melihat angka penyebaran penyakit,
radiasi nuklir dan pencemaran biologis dalam lima dasawarsa terakhir, Indonesia
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia mengalami darurat kesehatan. Darurat
kesehatan tersebut ditandai dengan penyebaran penyakit menular, kejadian yang
disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologis, pencemaran bahan kimia,
bioterorisme dan makanan yang menimbulkan masalah kesehatan. Untuk
mencegah penyebaran penyakit yang meresahkan dunia tersebut, maka
Kementerian Kesehatan RI bersama 24 Kementerian dan Lembaga menyusun
Dokumen Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan Indonesia tahun 2020-
2024 atau National Action Plan for Health Security (NAPHS)
Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad(K) RI, mengatakan bahwa
Dokumen NAPHS memuat panduan bagi seluruh kementerian atau lembaga
dalam meningkatkan kapasitas ketahanan kesehatan nasional. “Dokumen ini
bersifat sebagai living document dan merupakan perihal yang penting dan
strategis untuk segera diimplementasikan serta menjadi acuan untuk menyusun
kegiatan teknis di kementerian atau lembaga masing-masing,” kata Terawan di
Jakarta, Jumat (20/12/2019). Penyusunan tersebut dimaksudkan mencegah
penyakit menular berpotensi menyebar ke berbagai negara. Hal itu dikarenakan
Indonesia secara geografis terletak antara Benua Asia dan Australia, serta
Samudera Hindia dan Pasifik dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa.
c. Ketahanan Harapan Hidup
Setiap daerah atau negara memiliki standar angka harapan hidup yang
berbeda. Angka harapan hidup masyarakat di suatu daerah juga kerap naik turun
dari masa ke masa. Ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini. Lantas,
berapa angka harapan hidup masyarakat Indonesia? Apa Itu Angka Harapan
Hidup?Angka harapan hidup (AHH) adalah jumlah tahun yang diharapkan untuk
hidup berdasarkan rata-rata statistik. Biasanya angka harapan hidup pada tiap
negara berbeda-beda. Bahkan, beda wilayah dan tahun di satu negara pun bisa
beda pula angka harapan hidupnya.
Angka harapan hidup seseorang tergantung pada berbagai variabel penting
di antaranya gaya hidup, akses ke fasilitas kesehatan dan status ekonomi. Namun,
seseorang bisa saja bertahan hidup lebih lama atau lebih sebentar dari yang
diharapkan karena angka tersebut hanya dihitung berdasarkan rata-rata standar
harapan hidup di wilayahnya sendiri.
Angka Harapan Hidup Rata-Rata Masyarakat Indonesia. Menurut data
dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka harapan hidup masyarakat
Indonesia di tahun 2016 yaitu 60,4 tahun untuk pria dan 63 tahun untuk wanita.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, angka
harapan hidup masyarakat Indonesia di tahun 2018 yaitu 73,19 tahun pada wanita
dan 69,30 tahun pada pria.
Angka ini didapat dari rata-rata angka harapan hidup pada tiap provinsi di
Indonesia yang berjumlah 34 provinsi. Dari 34 provinsi, angka harapan hidup di
provinsi DI Yogyakarta menjadi yang paling tinggi baik untuk pria maupun
wanita pada tahun 2018. Untuk wanita, angka harapan hidupnya ada di angka
76,65 tahun, sementara pria 73,03 tahun.
Angka harapan hidup masarakat Indonesia ini juga naik dari tahun 2017
baik pada pria maupun wanita. Di tahun 2017, angka harapan hidup pria ada di
usia 69,16 tahun sedangkan wanita di usia 73,06 tahun. Berdasarkan data dari
WHO, di seluruh dunia rata-rata wanita memang punya angka harapan hidup yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
d. Ketahanan Pendidikan
Dilihat dari status sekolah, sebagian besar peserta didik bersekolah di
sekolah negeri. Pola ini terlihat pada semua jenjang pendidikan kecuali SMK.
Persentase murid SMK yang bersekolah di SMK swasta lebih besar dibandingkan
SMK negeri. Hal ini sejalan dengan jumlah bangunan sekolah SMK swasta yang
lebih banyak dari SMK negeri. Terkait isu pemerataan pendidikan, Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) goal
keempat yakni pendidikan berkualitas adalah menjamin laki-laki dan perempuan
memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Terbukanya akses perempuan
untuk bersekolah dapat menekan kesenjangan pendidikan antar jenis kelamin.
Pemerataan pendidikan tidak hanya memastikan pembangunan pendidikan
menjangkau seluruh wilayah, melainkan juga menjangkau seluruh penduduk baik
laki-laki maupun perempuan.
Data Kemdikbud memperlihatkan peserta didik perempuan masih lebih
sedikit dari laki-laki namun sudah lebih dari 40 persen. Pada jenjang pendidikan
dasar, baik SD maupun SMP, persentase peserta didik perempuan sekitar 47-49
persen. Lain halnya dengan jenjang pendidikan menengah. Lebih dari separuh
peserta didik SMA adalah perempuan. Sebaliknya, siswa laki-laki lebih banyak
bersekolah di SMK.
Sebagai prasana sekolah, kondisi ruang kelas perlu diperhatikan. Kondisi
ruang kelas yang baik mendukung proses pembelajaran yang kondusif. Namun
sayangnya, sebagian besar ruang kelas dalam kondisi rusak, baik rusak
ringan/sedang maupun rusak berat/total. Pada jenjang pendidikan dasar,
persentase ruang kelas yang rusak lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan
menengah. Meskipun demikian, dibandingkan Tahun Ajaran 2015/2016 kondisi
ruang kelas jenjang pendidikan dasar membaik. Hal ini terlihat dari bertambahnya
persentase ruang kelas dalam kondisi baik
e. Ketahanan Pekerjaan
Rata rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja pada Agustus 2019
mencapai 2,64 juta rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus
2018 sebesar 2,55 juta rupiah. Terdapat perbedaan yang nyata antara rata rata
pendapatan bersih sebulan pekerja bebas di pertanian dan non pertanian
dibandingkan dengan rata rata upah/gaji bersih burh/karyawan/pegawai. Pada
Agustus 2019, rata rata pendapatan bersih sebulan pekerja bebas disektor
pertanian dan non pertanian masing masing sebesar 1,14 juta rupiah dan 1,70 juta
rupiah. Sementara itu, rata rata upah/gaji bersih sebulan buruh/karyawan/pegawai
mencapai 2,91 juta rupiah pada Agustus 2019. Secara nominal, baik rata rata
upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja maupun buruh/karyawan/pegawai
mengalami peningkatan dibandingkan keadaan Agustus 2019.
Pada Agustus 2019, dari 17 kategori pekerjaan yang dirinci menurut
provinsi pada Agustus 2019 memperlihatkan adanya variasi yang tinggi, berkisar
antara 1,85 juta rupiah sampai 4,39 juta rupiah. Rata rata upah/gaji/pendapatan
bersih sebulan pekerja tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (4,39 juta
rupiah), Kepulauan Riau (4,20 juta rupiah), dan Papua (3,91 juta rupiah).
Sedangkan pada buruh/karyawan/pegawai rata rata upah/gaji/pendapatan sebulan
tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (4,46 juta rupiah), Kepulauan Riau
(4,38 juta rupiah), dan Papua (4,00 juta rupiah
Besarnya rata rata jam kerja seminggu pekerjaan pada Agustus 2019
adalah 42 jam, lebih kecil dibandingkan periode Agustus 2018 yaitu 43 jam.
Untuk buruh/karyawan/pegawai, rata rata jam kerja seminggu adalah 43 jam,
lebih kecil dibandingkan periode Agustus 2018 yaitu 44 jam.
Rata rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan buruh/karyawan/pegawai
pada Agustus 2019 yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas
(Umum/Kejuruan) ke atas berkisar antara 2,84 juta rupiah sampai dengan 4,58
juta rupiah. Mereka yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama ke bawah
rata rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan berkisar antara 1,33 juta rupiah
sampai dengan 2,12 juta rupiah.
f. Ketahanan Tempat Tinggal
Pada Pasal 33 dalam RUU Ketahanan Keluarga juga diatur tanggung
jawab keluarga untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal layak huni termasuk
memiliki ruang tidur yang tetap dan terpisah antara orang tua dan anak serta
terpisah antara anak laki-laki dan perempuan.
Sementara itu, Pasal 36 mengatur agar pemerintah memfasilitasi tempat
tinggal layak huni untuk keluarga dengan memberikan bantuan yaitu bantuan
dana renovasi rumah tidak layak huni, subsidi rumah pertama, keringanan
pinjaman kredit kepemilikan, pembangunan atau renovasi rumah tidak layak huni,
serta penyediaan rumah susun umum dan rumah bersubsidi yang layak huni.
Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menyatakan bahwa
kepemilikan hunian layak tinggal masih menjadi persoalan yang dihadapi oleh
banyak keluarga. Hal ini disebabkan oleh belum meratanya kemampuan finansial
masyarakat dalam memiliki hunian yang layak untuk ditinggali.
“Akan menjadi persoalan baru bagi masyarakat jika RUU Ketahanan
Keluarga tersebut kemudian jadi diundangkan secara resmi oleh Pemerintah dan
DPR, karena konsekuensinya akan banyak keluarga harus memiliki hunian
minimal dengan tiga kamar tidur,” katanya melalui laporan tertulis, Kamis
(27/2/2020).
Sementara harga rumah atau hunian dengan tiga kamar tidur umumnya
relatif lebih mahal dibandingkan rumah atau hunian dengan dua kamar tidur.
Berdasarkan data riset Rumah.com, harga minimum hunian dengan tiga kamar
tidur di sejumlah kota besar di Indonesia berkisar antara Rp550 juta hingga Rp1
miliar. Diantara kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Bali, dan Surabaya, harga
hunian dengan tiga kamar tidur tertinggi berada di Jakarta. Harga hunian untuk
tipe tersebut di Jakarta yang paling terjangkau berkisar Rp800 juta.
Sementara itu, di daerah lainnya seperti di Bogor, Depok, Bekasi, dan Bali
harganya bisa lebih rendah lagi yaitu berkisar Rp550 juta. Berdasarkan hasil
survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey 2019, sebagian besar masyarakat
belum mampu membeli rumah dengan harga tersebut lantaran sebanyak 62 persen
responden hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta untuk membeli
hunian.
Kemudian, data penghasilan rata-rata pekerja dengan tingkat pendidikan
sarjana adalah Rp5 juta hingga Rp8,5 juta per bulan dengan penghasilan tertinggi
berada di Jakarta. Jika dianggap pembeli rumah adalah suami istri yang sama-
sama bekerja, maka pendapatan gabungan rata-rata maksimal adalahRp 17 juta.
“Sehingga kalau kita mengikuti acuan bank di mana batas cicilan aman adalah 30
persen dari penghasilan, maka hunian yang dapat dicicil oleh pasangan sarjana di
Jakarta, yang keduanya bekerja adalah Rp570 jutaan. Ini tentunya di bawah harga
minimum hunian tiga kamar tidur di Jakarta,” ucapnya.
Ike menambahkan saat ini, rata-rata perumahan di Indonesia terdiri dari
dua kamar tidur, atau setidaknya persentase rumah dengan dua kamar tidur lebih
banyak jika dibandingkan rumah dengan tiga atau lebih kamar tidur. Selain itu,
rumah subsidi yang disediakan Pemerintah juga hanya menyediakan dua kamar
tidur. Harga rumah dua kamar tidur pun relatif lebih terjangkau dan masuk ke
kantong golongan kelas menengah, yang merupakan golongan terbesar di
Indonesia.
“Harga rumah subsidi saat ini adalah Rp168 juta untuk kawasan
Jabodetabek. Jika dibandingkan dengan harga rumah tiga kamar tidur terendah di
kawasan yang sama, yakni sebesar Rp550 juta, maka perbedaan harganya bisa
mencapai 327 persen atau lebih dari 3 kali lipat,” jelasnya. Lebih lanjut, Ike
menuturkan, jika pemisahan kamar tidur anak dan orang tua serta anak laki-laki
dan perempuan menjadi suatu kewajiban, maka pemerintah wajib pula
meningkatkan standar rumah subsidi serta meningkatkan daya beli masyarakat
terhadap rumah tiga kamar tidur
Tempat tinggal layak huni dirincikan dalam pasal 33 ayat (2) yang
berbunyi:
Tempat tinggal yang layak huni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
memiliki karakteristik antara lain:
a) memiliki sirkulasi udara, pencahayaan, dan sanitasi air yang baik:
b) memiliki ruang tidur yang tetap dan terpisah antara Orang Tua dan Anak
serta terpisah antara Anak laki-laki dan Anak perempuan;
c) ketersediaan kamar mandi dan jamban yang sehat, tertutup, dapat dikunci,
serta aman dari kejahatan seksual.
g. Ketahanan Spiritual
Di samping soal kesehatan fisik yang harus diperhatikan, juga masalah
kesehatan mental spiritual. Berapa pun besar jumlah rakyatnya kalau mental
spiritualnya tidak sehat justru akan merusak ketahanan dari dalam. Contohnya,
berapa banyak uang negara yang hilang di tangan para koruptor yang secara
fisik mereka sehat dan pintar, tapi karena mental spiritualnya tidak sehat maka
negara bisa rusak.
Uang Negara yang seharusnya dipakai untuk meningkatkan
kesejahteraan warganya, malah digunakan untuk kepentingan sendiri. Betapa
banyak rakyat yang menderita karena ulah mereka. Mereka berpesta di atas
derita dan air mata rakyatnya sendiri.
1. Kris Widjoyo Soepandji, Muhammad Farid, 2018. Konsep Bela Negara dalam
Perspektif Ketahanan Nasional
12. CNN Indonesia (2020, 02 Februari). RUU Ketahanan Keluarga: Kamar Orang
Tua dan Anak harus Pisah. Diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200220102853-32-476396/ruu-
ketahanan-keluarga-kamar-orang-tua-dan-anak-harus-pisah