Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan sangat mudah untuk
dipenuhi. Perkembangan teknologi informasi yang pesat akan menimbulkan
perubahan cara-cara pengetahuan diproduksi dan disampaikan. Contoh perubahan
tersebut adalah menjamurnya media sosial. Saat ini, hampir seluruh masyarakat
memiliki akses pada media sosial dan memiliki akun media sosialnya sendiri. Salah
satu jenis media sosial yang banyak digunakan untuk mencari informasi, pengetahuan,
maupun hiburan adalah YouTube.

YouTube adalah sebuah situs yang menjadi sarana berbagi media video di internet
dengan menyediakan jasa penyimpanan serta penyiaran video secara gratis. YouTube
didirikan pada tahun 2005 dan merupakan salah satu dari website yang paling banyak
dikunjungi di dunia (Calabrese, 2017:1). Seperti yang dikutip oleh KompasTekno dari
TheNextWeb pada Maret 2017, YouTube memiliki total pengguna di dunia sejumlah
1 miliar. YouTube memungkinkan para penyuka video, baik itu penonton, kolektor,
maupun pembuat video, untuk menyimpan dan berbagi video tanpa dipungut biaya
(Sopyan, 2009:3). Pembuat video di YouTube biasa disebut dengan istilah YouTuber.

Beragamnya konten yang dibuat oleh para YouTuber membuat masyarakat,


khususnya generasi muda, semakin menggemari YouTube untuk menonton video.
Berdasarkan survei dari perusahaan digital Defy Media yang dirangkum oleh
metrotvnews.com, 85% remaja berusia 13-24 tahun menggunakan YouTube sebagai
platform utama untuk menonton video. Persentase tersebut lebih banyak daripada
televisi yang hanya dipilih sebanyak 62%. Salah satu konten video yang umum
dikonsumsi adalah video blog (vlog), yaitu kegiatan membuat jurnal kegiatan online
berbentuk video.

Hal ini menyebabkan jumlah YouTuber makin bertambah, mulai dari kaum
selebriti dan orang-orang yang memiliki pengaruh di masyarakat hingga masyarakat
biasa. Mereka berlomba-lomba dalam menciptakan ciri khas dan konten yang menarik.
Konten-konten tersebut antara lain adalak vlog kuliner, vlog perjalanan, vlog review

1
produk, dan lain sebagainya. Karena jumlah view pada tiap video di kanal YouTube
dapat diuangkan, profesi sebagai YouTuber makin diminati banyak orang.

Di tengah hangatnya profesi sebagai YouTuber, di tahun 2016 lalu muncul


fenomena yang disebut dengan Virtual YouTuber. Virtual YouTuber adalah YouTuber
yang tidak tampil di videonya sebagai manusia sungguhan, melainkan sebagai karakter
berbentuk avatar animasi 3D. Seperti yang dikutip dari kotaku.com, “The virtual
YouTubers are made with animation software, with their creators controlling and
voicing 3D models”. Istilah Virtual YouTuber pertama kali digunakan oleh Kizuna Ai
di kanal YouTube-nya yang bernama A.I.Channel untuk menyebut dirinya sendiri.

Kizuna Ai merupakan Virtual YouTuber asal Jepang yang mulai mengunggah


kontennya pada November 2016 dan merupakan Virtual YouTuber pertama di dunia
(www.animenewsnetwork.com). Kizuna Ai digambarkan sebagai karakter gadis
remaja ala kartun animasi Jepang dan mengklaim dirinya sebagai Artificial Intelligent
yang sangat cerdas dan ingin berteman dengan seluruh manusia di dunia. Meski begitu,
sebenarnya sosok Kizuna Ai bukanlah artificial intelligent, melainkan hanya avatar
3D yang diisi suaranya oleh manusia biasa. Dijelaskan dalam situs resminya,
kizunaai.com, Kizuna Ai dibuat dengan menggunakan model 3D dari aplikasi Miku-
Miku Dance (MMD) yang digabung dengan sistem face detection dan motion capture
untuk membuat ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Dengan desain karakternya yang
dibuat khas seperti karakter dalam kartun animasi Jepang, Kizuna Ai berhasil menarik
perhatian para penggemar budaya populer Jepang di dunia.

Fenomena Virtual YouTuber menjadi semakin luas karena Kizuna Ai menjadi


viral saat vlognya dibagikan di media sosial Facebook sekitar awal tahun 2017 lalu.
Sejak itu, banyak Virtual YouTuber lain yang mulai bermunculan di YouTube, baik
yang berasal dari Jepang maupun dari luar Jepang seperti Cina dan Indonesia. Contoh
Virtual YouTuber yang muncul setelah viralnya Kizuna Ai di internet adalah Kaguya
Luna, Mirai Akari, Shiro, Maya Putri, dan lain sebagainya.

Namun, fenomena Virtual YouTuber ini tentu saja menumbuhkan pro dan kontra
di kalangan penggemar budaya populer Jepang. Dilansir dari forum di
myanimelist.com, yaitu sebuah situs yang menjadi basis data dan komunitas anime-
manga terbesar di dunia, terdapat berbagai pendapat mengenai fenomena Virtual
YouTuber. Beberapa orang menganggap bahwa Virtual YouTuber merupakan

2
fenomena yang menarik dan memiliki konsep yang unik, sementara beberapa orang
lainnya berpendapat bahwa mereka tidak begitu peduli dengan fenomena tersebut
(www.myanimelist.com).

Sementara melalui forum anime di aminoapps.com, sebagian orang mengaku


tidak menyukai Virtual YouTuber karena sosok Virtual YouTuber yang tidak nyata,
ditambah lagi konten-konten mereka yang tidak jauh berbeda dengan YouTuber
sungguhan. Mereka berpendapat bahwa sosok Virtual YouTuber yang mengklaim
dirinya sebagai AI merupakan sebuah bentuk penipuan, karena sebenarnya Virtual
YouTuber hanyalah avatar yang gerakan dan perkataannya dikendalikan oleh manusia
di baliknya. Selain itu, mereka berpendapat bahwa banyak YouTuber lain yang lebih
pantas menjadi lebih terkenal dibandingkan para Virtual YouTuber, karena para
YouTuber tersebut bekerja lebih keras daripada para Virtual YouTuber
(www.aminoapps.com).

Gambar 1.1.1 Virtual YouTuber Kizuna Ai


Sumber: www.DHgate.com, diakses tanggal 24 Desember 2018

Pro dan kontra tersebut tidak menghentikan perkembangan Virtual YouTuber


yang ada, termasuk Kizuna Ai yang merupakan pionir dari fenomena Virtual
YouTuber. Berbekal kualitas animasi yang cukup halus, Kizuna Ai membuat vlog
dengan berbagai macam tema dan program di kanal YouTube-nya. Per September
2018, terdapat sekitar delapan belas program vlog yang berbeda di kanal YouTube
3
A.I.Channel, sementara kanal YouTube A.I.Games fokus pada program gaming saja
(www.youtube.com). Tak heran, hanya dalam waktu hampir dua tahun, Virtual
YouTuber Kizuna Ai telah mendapatkan lebih dari 2,1 juta pengikut di kanal YouTube-
nya yang bernama A.I.Channel. Karena popularitas Kizuna Ai, Virtual YouTuber
lainnya mulai bermunculan. KAORI Nusantara, sebuah media Indonesia yang fokus
pada tren kebudayaan Jepang, merilis sebuah artikel yang merangkum laporan dari
Platform User Local, bahwa per-Maret 2018 terdapat lebih dari 1000 akun Virtual
YouTuber. Selain itu, laporan tersebut juga memuat ranking popularitas para Virtual
YouTuber berdasarkan jumlah pengikut kanal YouTube-nya.

Gambar 1.1.2 5 Virtual YouTuber paling populer


Sumber: virtual-youtuber.userlocal.jp. Diakses tanggal 10 September 2018

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Kizuna Ai berada di urutan pertama dan
memiliki jumlah pengikut paling banyak daripada Virtual YouTuber lainnya dalam 2
kanal YouTube-nya, yaitu “A.I.Channel” dan “A.I.Games”.

Seperti YouTuber lainnya, Kizuna Ai menjadi pembawa acara dalam konten-


konten video di kanalnya. Karakter Kizuna Ai memiliki sapaan khas kepada audiens
berupa kalimat, “Hai, domo! Virtual YouTuber Kizuna Ai, desu!” yang kira-kira
memiliki arti, “Hai, teman-teman! Virtual YouTuber Kizuna Ai di sini!”. Kizuna Ai
memiliki dua kanal YouTube. Yang pertama adalah A.I.Channel yang berisi vlog
dengan berbagai macam tema dan program. Sementara yang kedua adalah A.I.Games
yang khusus berisi vlog gaming, yaitu vlog yang memperlihatkan sosok Kizuna Ai
sedang bermain game di komputer atau ponselnya. Kanal A.I.Games sendiri telah
memiliki lebih dari satu juta pengikut per 10 September 2018.

4
Gambar 1.1.3 Kanal YouTube Kizuna Ai
Sumber: www.youtube.com, diakses tanggal 10 September 2018
Selain memiliki dua kanal YouTube, Kizuna Ai memiliki akun media sosial lain,
yaitu Twitter @aichan_nel dan website resmi, yaitu www.kizunaai.com. Saat ini,
pengikut akun Twitter milik Kizuna Ai berjumlah sekitar 460 ribu orang.

Gambar 1.1.4 Akun Twitter Kizuna Ai


Sumber: www.twitter.com, diakses tanggal 10 September 2018
Tidak hanya melalui media sosial, kepopuleran Kizuna Ai juga dibuktikan melalui
berbagai bentuk merchandise original yang dibuatnya. Merchandise tersebut antara

5
lain adalah photobook, nendoroid, figurine, dan figma Kizuna Ai yang dijual secara
online. Popularitas Kizuna Ai memuncak saat dia ditunjuk menjadi ambassador dari
kampanye baru yang dibuat oleh JNTO (Japan National Tourism Organization)
cabang New York yang bernama Come To Japan pada Maret 2018 lalu. Kampanye
tersebut dibuat untuk memperbanyak jumlah turis Amerika yang datang ke Jepang
(www.akibanation.com).

Gambar 1.1.5 Contoh Merchandise Kizuna Ai


Sumber: www.goodsmile.info dan www.otakumode.com,
diakses tanggal 10 September 2018

Karena desain karakternya yang dibuat khas seperti karakter dalam kartun animasi
Jepang, Virtual YouTuber Kizuna Ai merupakan salah satu bagian dari budaya populer
Jepang. Banyak dari generasi muda Indonesia yang telah akrab dengan budaya populer
Jepang. Sehingga, Indonesia juga tidak luput dari popularitas Virtual YouTuber Kizuna
Ai. Semenjak popularitas Kizuna Ai meroket pada tahun 2017 lalu, banyak dari
penggemar budaya populer Jepang di Indonesia yang menonton vlog-vlog unggahan
Kizuna Ai atau bahkan mengikuti kanal YouTube-nya. Selain itu, muncul beberapa
cosplay karakter Kizuna Ai di berbagai festival kebudayaan Jepang di Indonesia.
6
Cosplay atau costume play adalah aktivitas berdandan dalam kostum sebagai karakter
yang dikagumi dalam rangka mengekspresikan antusiasme dan fandom (Kroski,
2015:1). Selain itu, banyak komunitas-komunitas yang membuat dan
memperjualbelikan merchandise buatan fans bergambar Kizuna Ai di festival-festival
kebudayaan Jepang.

Kepopuleran Kizuna Ai di Indonesia dibuktikan dengan diundangnya Kizuna Ai


sebagai bintang tamu di acara Anime Festival Asia Indonesia (AFA ID) yang diadakan
di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2018 hingga 2 September 2018 lalu. Berdasarkan
website resminya, Anime Festival Asia (AFA) merupakan “Asia's #1 Japan Pop
Culture Event”. AFA diadakan di beberapa negara di Asia seperti Indonesia,
Singapura, Thailand, dan Malaysia. Dalam acara AFA ID 2018, Kizuna Ai tampil
menggunakan video interaktif yang dimainkan seolah-olah pembawa acara tengah
berinteraksi dengannya.

Gambar 1.1.6 Kizuna Ai di acara AFA ID


Sumber: www.facebook.com, diakses tanggal 10 September 2018

Untuk menguatkan latar belakang, peneliti membuat sebuah pra-penelitian


mengenai pengetahuan masyarakat penggemar budaya populer Jepang di Indonesia
mengenai Virtual YouTuber Kizuna Ai. Pra-penelitian dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner online di berbagai komunitas penggemar budaya populer Jepang, baik yang
dibentuk secara online di media sosial (Facebook dan LINE Square), maupun
komunitas-komunitas offline (universitas dan kepanitiaan acara kebudayaan Jepang).

7
Dari seratus orang responden yang berpartisipasi dalam mengisi kuesioner pra-
penelitian mengenai Virtual YouTuber Kizuna Ai, sebanyak 41% berdomisili di
wilayah Bandung, 19% berdomisili di wilayah Jabodetabek, 18% berdomisili di
wilayah Yogyakarta, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain seperti Semarang,
Medan, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan lain-lain.

Gambar 1.1.7 Diagram Pra-Penelitian Virtual YouTuber Kizuna Ai


Sumber: Pra-Penelitian, 2018

Di pertanyaan mengenai tahu atau tidaknya responden mengenai Virtual


YouTuber Kizuna Ai, sebanyak 96% dari 100 responden menjawab bahwa mereka
mengetahui tentang Virtual YouTuber Kizuna Ai. Sementara sisanya, yaitu hanya 4%
menjawab tidak tahu mengenai Virtual YouTuber Kizuna Ai. Dengan kata lain, hampir
semua penggemar budaya populer Jepang di Indonesia mengetahui sosok Virtual
YouTuber Kizuna Ai.

Gambar 1.1.8 Diagram Pra-Penelitian Virtual YouTuber Kizuna Ai


Sumber: Pra-Penelitian, 2018
8
Tidak hanya sekadar mengetahui mengenai karakter Kizuna Ai sebagai Virtual
YouTuber, sebanyak 85% dari responden menyatakan bahwa mereka pernah menonton
vlog milik Virtual YouTuber Kizuna Ai. Sementara yang menyatakan bahwa mereka
belum pernah menonton vlog milik Virtual YouTuber Kizuna Ai hanya sebanyak 15%.

Gambar 1.1.9 Diagram Pra-Penelitian Virtual YouTuber Kizuna Ai


Sumber: Pra-Penelitian, 2018

Terakhir, ketika ditanyai mengenai apakah mereka mengikuti kanal YouTube


Virtual YouTuber Kizuna Ai, lebih dari separuh responden menjawab bahwa mereka
mengikuti kanal YouTube Virtual YouTuber Kizuna Ai, tepatnya sebanyak 53%.

Gambar 1.1.10 Diagram Pra-Penelitian Virtual YouTuber Kizuna Ai


Sumber: Pra-Penelitian, 2018

Tentunya, hadirnya fenomena Virtual YouTuber Kizuna Ai di kalangan


penggemar budaya populer Jepang menghadirkan beberapa pertanyaan. Di antaranya
adalah mengapa Kizuna Ai digemari dan ditonton oleh banyak orang meski dia tidak

9
tampil sebagai manusia sungguhan? Apakah karena Kizuna Ai merupakan sosok yang
unik dan terasa nyata, atau karena Virtual YouTuber Kizuna Ai memiliki keunggulan
tertentu dibandingkan YouTuber biasa? Selain itu, sebagai Virtual YouTuber,
eksistensi dan karakter Kizuna Ai tentunya akan dimaknai sedemikian rupa oleh para
audiensnya.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai fenomena
Virtual YouTuber Kizuna Ai di kalangan penggemar budaya populer Jepang di
Indonesia. Dalam penelitian ini, keberadaan Virtual YouTuber Kizuna Ai merupakan
sebuah fenomena. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fenomena merupakan hal-
hal yang dapat disaksikan oleh panca indera dan dapat diterangkan secara ilmiah.
Meski Virtual YouTuber Kizuna Ai merupakan sesuatu yang virtual, namun
keberadaannya dapat disaksikan oleh panca indra dengan menggunakan perantara
media internet dan komputer.

Dalam membahas fokus penelitian, peneliti akan menggunakan pendekatan


kualitatif dan metode fenomenologi. Fenomenologi merupakan suatu studi tentang
fenomena, sifat, dan makna (Fouche dalam Sobur, 2013:xi). Hal-hal yang menjadi
aspek dalam metode fenomenologi adalah adanya motif dan makna. Peneliti ingin
mengetahui motif yang mendorong penggemar budaya populer Jepang Kizuna Ai
dalam menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai dan makna yang dibangun oleh
penggemar budaya populer Jepang dalam menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai.
Menurut Iskandar (2009), motif merupakan daya penggerak dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sementara makna
adalah derivasi dari potensialitas sebuah objek atau pengalaman yang khusus dalam
kehidupan pribadi (Ardianto & Q-Anees, 2007:127).

Peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi


Alfred Schutz dengan menggunakan judul, “FENOMENA VIRTUAL YOUTUBER
KIZUNA AI DI KALANGAN PENGGEMAR BUDAYA POPULER JEPANG
DI INDONESIA”.

1.2 Fokus Penelitian


Kizuna Ai sebagai Virtual Youtuber menciptakan pengalaman manusia berupa
menonton vlog Virtual YouTuber. Sebuah pengalaman didasari oleh adanya motif dan
kemudian akan dimaknai oleh seseorang. Oleh karena itu, peneliti ingin memfokuskan

10
penelitian pada motif dalam aktivitas menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai dan
makna yang dibangun dalam menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai.

1.3 Identifikasi Masalah


Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1.3.1 Apa motif yang melatarbelakangi penggemar budaya populer Jepang dalam
menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai?

1.3.2 Bagaimana makna yang dibangun penggemar budaya populer Jepang dalam
menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan fokus penelitian dan identifikasi masalah yang telah ditetapkan, tujuan
penelitian ini adalah:

1.4.1 Untuk mengetahui motif yang melatarbelakangi penggemar budaya populer


Jepang dalam menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai.

1.4.2 Untuk mengetahui makna yang dibangun penggemar budaya populer Jepang
dalam menonton vlog Virtual YouTuber Kizuna Ai.

1.5 Kegunaan Penelitian


a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pengembangan ilmu
komunikasi serta dapat menjadi bahan referensi penelitian-penelitian selanjutnya,
terutama mengenai media sosial video blogging, Virtual YouTuber, dan penelitian
yang menggunakan metode fenomenologi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kepekaan masyarakat


mengenai Virtual YouTuber. Dengan memahami pengalaman penonton Virtual
YouTuber, diharapkan masyarakat dapat memproduksi maupun memanfaatkan Virtual
YouTuber dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang bisnis dan ekonomi,
pariwisata, dan lain sebagainya.

11
1.6 Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama sekitar 5 bulan, yaitu mulai dari Agustus 2018
hingga Januari 2019. Adapun waktu dan periode penelitian dapat dirangkum sebagai
berikut:

Tabel 1.1
Waktu dan Periode Penelitian

Kegiatan BULAN
Agustus September Oktober November Desember Januari
Pencarian
Informasi

Pengumpulan
Konsep dan Teori

Pengumpulan
Proposal Skripsi

Desk Evaluation

Revisi Proposal
Skripsi

Pengumpulan
data dari
narasumber

Analisis hasil
wawancara

Perumusan hasil
penelitian

Bimbingan

Sumber: olahan peneliti, diolah 11 September 2018

12

Anda mungkin juga menyukai