IFAL
Oleh
IFAL
16001018
IFAL
16001018
Mengetahui
Teknologi Hasil
Renol, S.Pi, M.P
Perikanan Koordinator Program Studi
iii
ABSTRAK
Kata kunci :
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa Oleh Karena
Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini
dengan judul “penggaru perebusan dan penggaraman ikan teri (stolephorus)
terhadap karakteristik fisik dan kimia)”. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas
penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Minarny Gobel, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Perikanan
Kelautan Palu dan selaku dosen pembimbing ketua yang telah meluangkan
waktu, tenaga, pikiran dalam memberikan bimbingan dan motivasi dalam
penyusunan usulan penelitian ini.
2. Ibu Anita T. Aristawati, S.Pi, M.P selaku ketua Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan Palu.
3. Ibu Anita T. Aristawati, S.Pi, M.P selaku dosen pembimbing anggota yang
telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam memberikan bimbingan dan
motivasi dalam usulan penelitian ini.
4. Seluruh staf dan dosen pengajar Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan
Palu yang senantiasa memberikan ilmu buat bekal kami dimasa depan.
5. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan dalam
bentuk moril maupun materil serta do’a yang tulus.
6. Semua rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan baik spirit
dan motivasinya selama penulisan usulan penelitian ini Sehingga dapat
terselesaikan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
PENGESAHAN............................................................................................. iii
ABSTRAK..................................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................. v
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 2
1.3 Manfaat........................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
amino esensial, teri juga kaya akan asam amino non esensial. Asam amino non
esensial yang menonjol pada ikan teri adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Sumbangan zat gizi yang sangat berarti dari ikan teri adalah mineral, kalsium,
fosfor dan zat besi.
Ikan teri sangat baik sebagai sumber kalsium yang murah dan mudah
didapat. Menurut Astawan (2008), ikan teri merupakan jenis ikan yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi dan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.
Protein ikan teri mengandung sejumlah asam amino esensial, yaitu asam amino
esensial yang paling menojol pada ikan teri adalah isoleusin, leusin, lisin, dan
valin. Selain mengandung asam amino esensial, ikan teri juga mengandung
asam amino non esensial. Asam amino non esensial yang menonjol pada ikan
teri adalah asam glutamat dan asam asparat.
Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan salah satu kelompok ikan pelagis
yang terdapat di perairan pesisir dan memiliki persebaran yang sangat luas. Di
lautan Indonesia, ikan teri mudah ditemui karena tersebar mulai dari Aceh di
sebelah barat hingga Laut Arafuru di sebelah timur. Ikan teri memiliki ukuran
tubuh yang kecil memanjang, dan umumnya tidak berwarna atau berwarna putih.
Di sepanjang tubuhnya terdapat garis putih keperakan memanjang dari kepala
hingga ekor. Sisiknya kecil dan tipis sehingga mudah lepas (Amrullah, 2012).
Nelayan ikan teri Desa Sungsang menerapkan metode pengawetan ikan teri
dengan cara penggaraman dan pengeringan secara tradisional sehingga
menghasilkan produk ikan teri asin.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Di samping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan, industri perikanan dan
peneliti untuk meningkatkan mutu teri asin kering.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan teri (Stolephorus Sp.) adalah ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan
pelagis kecil, yang diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan paling
melimpah di perairan Flores Timur. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya
neritik, karena penyebarannya terutama adalah di perairan dekat pantai. Pada
wilayah dimana terjadi proses penaikan massa air, sumberdaya ini dapat
membentuk biomassa yang besar (Csirke, 1988).
Teri (Stolephorus sp.) adalah ikan yang berukuran kecil dan mempunyai
keistimewaan karena seluruh bagian tubuhnya dapat dikonsumsi seperti kepala,
bagian daging bahkan tulang ikan. Ikan teri memiliki sumber nutrisi penting dan
nilai ekonomis yang tinggi, karena dimanfaatkan sebagai lauk pauk makanan
masyarakat Indonesia setiap hari. Ikan teri selain mudah didapat dan diolah
dalam berbagai bentuk menu masakan, juga dapat dikonsumsi untuk semua
kalangan usia (Nasution et al. 2018). Ikan teri adalah jenis ikan kecil tinggi
protein dan sumber kalsium terbaik karena memiliki kandungan kalsium yang
bersifat tidak mudah larut dan tahan dalam air. Kandungan gizi yang dimiliki ikan
teri selain sebagai sumber protein dan kalsium adalah salah satu sumber fosfor.
Konsumsi ikan teri dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan densitas
tulang dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis), karena
mengandung banyak kalsium dan fosfor (Fadhilah et al. 2013).
5
Ikan teri memiliki harga murah dan dapat diperoleh di pasar, jika
dibandingkan dengan ikan jenis lain. Ikan teri merupakan ikan yang tidak terlalu
berbau amis karena memiliki kadar lemak yang rendah dan kandungan urea
yang tidak terlalu tinggi (Isnanto 2012). Kelebihan teri antara lain seluruh tubuh
termasuk tulang dapat dikonsumsi, sumber kalsium atau zat kapur (Ca), tinggi
kandungan gizi, dan harga yang relatif murah untuk masyarakat dengan
pendapatan rendah (Perana 2003). DepKes (2005) menjelaskan bahwa ikan teri
segar memiliki kandungan gizi antara lain energi 77 kkal, fosfor 500 mg, lemak 1
g, besi 0,05 mg, protein 16 gram, dan kalsium 500 mg dengan kadar protein ikan
teri segar per 100 g adalah 10,3 g (Rustanti 2013). Keistimewaan ikan teri yang
dapat dikonsumsi seluruh tubuhnya menjadikan ikan teri sebagai sumber
kalsium, fosfor dan protein tinggi.
besar. Nasoetion et al. (2009) melaporkan ikan teri memiliki kandungan
kalsium sebesar 2,381 mg lebih besar dari kandungan kalsium susu sapi sebesar
143 mg. Putra (2013) melakukan penelitian tentang perbedaan kandungan
kalsium (Ca) pada susu sapi lokal dan ikan teri nasi, menghasilkan perbedaan
signifikan yaitu kandungan kalsium susu sapi sebesar 106,32 mg per 100 g lebih
rendah dibandingkan kalsium ikan teri sebesar 330,10 mg per 100 g. Ikan teri
memiliki kandungan kalsium lebih tinggi daripada susu sebesar 972 mg per 100 g
(Persatuan Ahli Gizi Indonesia 2009).
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
6
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Clupeidae
Genus : Stolephoru
2.5 Garam
mempengaruhi komposisi daging ikan. Golongan faktor ini terdiri atas daerah
kehidupannya, musim dan jenis makanan yang tersedia (Muchtadi dan Sugiyono,
1989) dalam Mayrita (2010).
Ikan teri sangat tinggi kandungan proteinnya, yaitu 68,7 g/100 g teri
kering tawar dan 42 g/100 g teri kering asin. Protein ikan teri mengandung
sejumlah asam amino esensial yang dibutuhkan dalam tubuh, yaitu asam amino
yang tidak dapat dibentuk di dalam tubuh, tetapi harus berasal dari makanan.
Asam amino esensial yang paling menonjol pada ikan teri adalah isoleusin,
leusin, lisin dan valin. Selain mengandung asam amino esensial, teri juga kaya
akan asam amino non esensial. Asam amino non esensial yang men onjol
pada ikan teri adalah asam glutamat dan asam aspartat, masing-masing
kadarnya mencapai 1.439 dan 966 mg/100 g teri segar. Sumbangan zat gizi
yang sangat berarti dari ikan teri adalah mineral, kalsium, fosfor dan zat besi
(Astawan, 2008)
Kadar Air pengaruh perlakuan terhadap kadar air teri asin kering
diperoleh nilai yang berkisar antara 13,17 – 22,85% dengan rata – rata kadar air
keseluruhan 17,42%. Kadar air teri asin kering yang dihasilkan masih memenuhi
standar yang ditetapkan. Standar maksimun kadar air teri asin kering
berdasarkan SNI No.01-2708-1992 yaitu 35%. Kadar air teri asin kering yang
dihasilkan jauh menurun dibandingkan kadar air teri segar yaitu 80%. Hal ini
disebabkan faktor pengeringan dan penggaraman. Pengeringan baik yang
memakai oven maupun penjemuran dengan sinar matahari akan menguapkan
sebagian besar air yang terkandung dalam teri segar. Menurut Winarno (1993)
pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air yang terkandung dalam suatu bahan dengan cara menguapkan air
melalui penggunaan energi. Pengeringan akan bertambah baik dan cepat
apabila telah dilakukan proses sebelumnya seperti penggaraman. Garam
mempengaruhi aktivitas air dengan cara mengikat air sehingga air bebas yang
terkandung dalam ikan teri relatif menurun.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (2001) proses penggaraman yang terjadi pada
tubuh ikan ialah terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya
9
cairan dari ikan karena adanya perbedaan konsentrasi. Menurut Astawan (2002),
ikan teri yang telah mengalami penggaraman dan pengeringan akan
menghasilkan nilai gizi yang relatif tetap bahkan kadar proteinnya malah
meningkat. Dari Gambar 1. didapat kadar air terendah (13,17%) diperoleh dari
perlakuan penggaraman dalam larutan garam 5% suhu 100 C selama 1 menit
(G1) dan tanpa penggunaan antioksidan (A1) dengan pengeringan memakai
oven (P2). Kadar air teri asin kering yang dikeringkan dengan oven rata–rata
lebih rendah karena suhunya yang relatif tinggi (500 C) dan konstan dibandingan
dengan pengeringan memakai sinar matahari.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Materi
3.2.1 Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan teri, air panas,
adapun ikan teri yang berasal dari Kabupaten Donggala Kcm Banaa selatan,
Desah Lalombi. Pegerigan ikan teri yang kita tahu untuk di Sulawei tega masih
menggunakan cara yang manual yaitu degan cara di tanggkap lalu di keringgkan
tidak memiliki penaganan yang lebih aman.
3.2.2 Alat
Prosedur Penelitian Ikan teri segar dicuci dengan air sampai bersih dari
segala kotoran, ditimbang dan dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian pertama
adalah ikan teri yang direndam di air mendidi di suhu 100 0C selama 2 menit,
bagian kedua ikan teri yang di rendam di air mendidih di (suhu 100 oC) selama 4
menit di suhu 1000C dan bagian ketiga ikan teri yang direbus selama 11 menit dI
(suhu 100oC). Setelah direndam atau direbus, teri ditiriskan di waring dan setelah
itu di jemur selama 4 sampai 6 jam di bawa sinar matahari( Fahrizal at all 2010)
Adapun diagram alir penaganan ikan teri menjadi ikan asin di sajikan pada
gambar 1 sebagai berikut.
ditiriskan
1. Tahap destruksi
Di timbang 1 gram sampel yang telah di blender. Masukan
kedalam labu kjehdal 100 ml. Kemudian pipet 10 ml asam sulfat pekat masukkan
kedalam labu kjeldahl Tambakan katalisator (campuran selenium) untuk
mempercepat destruksi. Kemudian labu kjehldahl tersebut di panaskan di mulai
degan api yang kecil setelah beberapa saat sedikit demi sedikit api di besarkan
sehingga suhu menjadi naik. Destruksi dapat di hentikan pada saat di dapatkan
larutan berwarna jerni kehijauan.
2. Tahap destilasi
Hasil destruksi yang di dapatkan kemudian di diginkan, setelah itu diencerkan
dengan aquades sampai 100 ml. Setelah homogen dan dinggin di pipet sebayak
5 ml, masuk kedalam labu destitasi. Tambakan 10 ml larutan natrium hidroksida
30% melalui dinding dalam labu destilasi hingga terbentuk lapisan di bawah
larutan asam. Labu destilasi di pasang dan di hubungkan dengan kondensor, lalu
ujung kondensor dibenamkan dalam cairan penampung. Uap dari cairan yang
mendidih akan megalir melalui kondensor menuju erlemeyer penampung di isi
degan 10 mllarutan asam klorida 0,1 N yang telah ditetesi indikator metil merah.
Cek hasil destilasi degan kertas lakmut, jika
3. Tahap titrasi
Setelah proses destilasi, tahap selanjutnya adalah titrasi. Hasil destilasi yang
di tampung dalam erlenmeyer berisiasam klorida 0,1 N ditetesi indikator metil
merah sebanyak 5 tetes langsung dititrasi dengan menggunakan larutan natrium
hidroksida 0,1 N. Titik akhir dititrasi denggan menggunakan larutan natrium
hidroksida 0,1 N titik akhir titrasi ditandai degan warna merah mudah menjadi
kuning. Perlakuan ini di lakukan sebanyak 3 kali untuk tiap sampel.
13
Sifat Organoleptik adalah sifat dari bahan pagan yang di nilai degan
menggunakan panca indra, merupakan penilaian yang bebyektif.
Penilaian cara ini dapat di laksanakan degan empat cara sebagai berikut
1 Warna
Warna adalah indikator pertama yang langsung diamankan oleh
panelis karena warna merupakan kemampuan yang langsung di lihat
oleh indrah penglihatan, Organoleptik dapat mengenal dan menilai
bentuk ukuran, kekeruhan, kesegaran produk, warna, sifat-sifat
permukaan seperti suram, mengkilat, homogen heterogen dengan
melihat (setyanisngsih et al 2010)
2 Aroma
Aroma adalah indikator kedua yang akan di amati oleh panelis
setelah warna karena aroma merupakan sesuatu hal yang langsung
dapat tercium oleh indra penciuman. Dalam peneliti ini aroma yang
dinilai adalah aromah tepung dan aroma ikan teri pada ikan teri asin.
Aroma di sebut juga pencicipan jarak jauh karena manusia dapat
mengenal enakya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium
baunya atau aromanya dari jarak yang jauh kepekaan pembauan lebih
tinggi daripada pencicipan. Zat yang di perlukan untuk dapat
merangsang inrah penciuman jumlahnya lebih rendah dari zat yang di
perlikan untuk merangsang indera pencicip (Setyaningsih et al, 2010)
3 Rasa
Rasa merupakan sesuatu yang di terima oleh indra. Pada uji sasa
15
Terbagi menjadi empat rasa utama asam, pahit dan asin, serta ada
rasa lain setelah modifikasi (Zuhra 2006). Ber asal dari kombinasi
bahan pembentuk dan komposisi pada suatu produk makanan, di
tangkap oleh selerah yang merupakan salasatu penunjang rasa
kualitas produk (Gerson 2010)
4 Tekstur
dengan formulas yaitu P1 ikan teri yang direndam di air mendidi di suhu 100 0C
selama 2 menit, P2 ikan teri yang di rendam di air mendidih di (suhu 100 oC)
selama 4 menit di suhu 1000C) P3 ikan teri yang direbus selama 11 menit dI
(suhu 100oC), setiap perlakuan dilakukan 5 kali ulagan sehingga diperoleh jumlah
total perlakuan 15.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah F,2012 Kadar protein dan Ca pada ikan teri asli hasil pegasinan
degan abu pelepa kelapa SI.Skripsi Unifersitas Muhammadiyah surakarta
surakarta
Amrullah, Fahmi. (2012). Kadar Protein dan Ca Pada Ikan Teri Asin Hasil
Pengasinan Dengan Abu Pelapah Kelapa. Jakarta (ID).
Astawan, Made. (2004). Ikan yang Sedap dan Bergizi. Solo: PT Tiga
Serangkai.
( Fahrizal at all 2010) peningkatan mutu ikan teri asin kering di aceh
besar, nanggroe aceh darussalam Auditorium Hall, Faculty of Engineering,
Universiti Putra Malaysia, 26th – 28th March, 2010
Csirke J. 1988. Small Shoalding Fish Stocks. InJ.A Gulland, ed. Fish
PopulationDynamic, Chechester: John Willy and Sons.Irwansyah, Ade. 2009.
Seandainya Saya Kritikus Film.: Homerian Pustaka jogyakarta.