Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

TERAPI PSIKOLOGIS LANSIA

DOSEN PEMBIMBING

Tumiur sormin,SKM.,M.kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. RIDA INATUL PARIDA (1914401009)


2. JESTICA PUTRI PRATAMA (1914401011)
3. MEGA PUSPITA SARI ZEIN (1914401015)
4. FEBIOLA AMELIA SARI (1914401017)
5. NAZHIRA NAZHALIA (1914401022)
6. FARA DEVA (1914401024)
7. DAFA ARDIANSYAH (1914401032)
8. NISA ZULVA NABILA (1914401034)
9. SAFIRA WIDYATAMI (1914401042)
10. DIANA RATU NISA (1914401046)
11. ZHOYA ANISA RAHMADHANTI (1914401047)
12. CAESARIA ARROHMAH (1914401049)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Terapi
Psikologis Lansia” dan tak lupa ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada teman-teman
kami terlebih kepada dosen pengajar kami Ibu Tumiur sormin,SKM.,M.kes. Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bandar Lampung, 10 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II PEBAHASAN ...................................................................................................................6

2.1 Terapi psikologis lansia .......................................................................................................6

2.2 Psikoterapi meliputi beberapa hal ........................................................................................7

2.3 Macam-macam terapi psikologis pada lansia .......................................................................8

2.4 Obat-obat yang biasanya diresepkan dokter maupun psikiater pada lansia ........................10

2.5 Perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan pada lansia ..................................................11

2.6 pencegahan gangguan mental pada lansia…………………………………………………11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...13

3.1kesimpulan………………………………………………………………………………...13

3.2saran……………………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lanjut usia dapat dikategorikan dalam usia dewasa akhir, yakni pada umur 60 tahun
keatas (Sobur, 2003). Usia 60 tahun merupakan masa permulaan tua dan sudah mengalami
kemunduran dalam hal fisik, sosial, dan psikologis. Permasalahan pada lanjut usia menurut
Hurlock (2004) biasanya berupa keadaan yang tergantung dengan orang lain karena keadaan
fisik yang sudah menurun, status ekonomi yang menurun dan mempengaruhi perubahan pola
hidup, proses adaptasi dalam hubungan sosial karena ditinggal pasangan hidup dan teman seusia
karena meninggal dunia, mengembangkan kegiatan baru karena aktivitas sehari-hari yang sudah
mulai menurun, serta beradaptasi terhadap kondisi anak-anak yang sudah dewasa. Kondisi
tersebut membuat lanjut usia harus beradaptasi lagi dengan banyak aspek dalam dirinya yang
dapat menjadi pemicu timbulnya permasalahan psikologis. Meningkatnya usia harapan hidup
dari tahun ke tahun menimbulkan semakin banyak jumlah lanjut usia tahun (Priatmaja, 2011),
sedangkan kondisi lanjut usia perlu penanganan khusus agar dapat tertangani dengan tepat dalam
proses adaptasi terhadap kondisi dari diri yang terus mengalami penurunan dan mulai melemah.
Proses penanganan pada lanjut usia harus bersifat holistik baik penanganan pada kondisi fisik,
psikologis, serta sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa lanjut usia memerlukan penanganan
khusus agar dapat mempertahankan kesehatannya dan meningkatkan kemandirian

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan terapi psikologis lansia ?
2. Psikoterapi meliputi beberapa hal ?
3. Apa saja macam-macam terapi psikologis pada lansia ?
4. Apa saja obat yang biasanya diresepkan dokter maupun psikiater pada pasien lansia ?
5. Apa saja perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan pada lansia ?
6. Bagaimana pencegahan gangguan mental pada lansia ?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan terapi psikologis lansia
2. Untuk mengetahui psikoterapi pada lansia
3. Untuk mengetahui macam-macam terapi pada lansia
4. Untuk mengetahui obat yang diresepkan dokter maupun psikiater pada lansia
5. Untuk mengetahui perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan pada lansia
6. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan gangguan mental pada lansia

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terapi Psikologi Lansia

Terapi psikologi ini termasuk salah satu jenis terapi yang paling umum dalam mengatasi
berbagai masalah kesehatan mental. Pada pelaksanaannya, psikoterapis atau konselor kesehatan
mental akan mendampingi lansia untuk menjalani beberapa sesi terapi. Terapi kognitif akan
membantu lansia dalam mengenali berbagai pemikiran negatif yang tidak akurat. Artinya,
pemikiran tersebut mungkin hanya hidup dalam kepala lansia tapi tidak sesuai dengan fakta yang
ada. Ini artinya, psikoterapis akan membantu lansia untuk mengubah pola pikir dan sikapnya.
Hal ini bertujuan agar lansia bisa menghadapi berbagai masalah yang menimpanya dengan pola
pikir yang lebih positif. Dengan begitu, lansia bisa lebih memahami situasi yang menantang
dengan baik sekaligus memberikan respons yang efektif sesuai dengan fakta yang ada. Terapi ini
akan sangat bermanfaat baik sebagai penanganan tunggal. Bahkan, terapi ini juga efektif untuk
penanganan kombinasi dengan terapi lain yang khusus mengatasi masalah kesehatan mental.
Sebagai contoh, terapi khusus depresi, post-traumatic disorder (PTSD), atau terapi untuk
mengatasi gangguan makan. Terapi kognitif dapat membantu untuk mengatasi berbagai masalah
yang berkaitan dengan proses penuaan pada sebagian lansia yang tidak bisa menghadapinya
dengan baik. Tentu saja ada lansia yang bahagia menanti-nanti masa pensiun, menimang cucu,
dan menghadapi fase baru dalam hidupnya. Demensia memang tidak termasuk sebagai penyakit
mental, melainkan masalah kesehatan fisik. Namun, hal ini berpotensi menyebabkan penurunan
fungsi otak secara drastis pada lansia dan memicu berbagai masalah kesehatan mental. Demensia
yang tidak teratasi dapat memicu berbagai kesehatan yang menyerang mental seperti depresi,

6
paranoia, disfungsi seksual, gangguan tidur, dan gangguan kecemasan. Pada tingkatan yang
sudah parah, hal tersebut juga dapat memicu percobaan bunuh diri pada lansia. Oleh sebab itu,
menjalani psikoterapi seperti terapi kognitif untuk lansia dapat membantu mengatasi kondisi ini.
Setidaknya, terapi ini bisa bermanfaat dalam mengelola gejala yang muncul, melakukan
pencegahan terhadap komplikasi, hingga mengatasi kondisi yang tidak bisa diatasi dengan
penggunaan obat.

2.2 Psikoterapi meliputi beberapa hal sebagai berikut ini

A. Mengidentifikasi kondisi dan situasi yang dialami

Awalnya, ahli terapi akan mencari tahu kondisi dan situasi yang sedang dihadapi. Hal ini
termasuk kondisi kesehatan fisik yang mungkin dialami. Selain itu, ahli terapi juga akan mencari
tahu apakah ada masalah hidup yang sedang mengganggu pikiran. Sebagai contoh, baru
menghadapi perceraian, rasa sedih karena kehilangan orang tersayang, amarah atau dendam yang
tak terselesaikan, hingga berbagai gejala kesehatan mental yang mungkin dialami. Pada tahapan
ini, ahli terapi mungkin akan mengajak berdiskusi apa masalah utama yang perlu dihadapi dan
diatasi melalui terapi ini.

B. Membantu memahami pikiran dan emosi yang Anda miliki terhadap masalah

Setelah berhasil mengidentifikasi masalah utama yang harus diselesaikan melalui terapi
ini, ahli terapi akan mendorong untuk lebih nyaman berbagi pemikiran terhadap kondisi tersebut.
Pada tahapan ini, ahli terapi mungkin mencari tahu apa yang disampaikan kepada diri sendiri
dalam menghadapi situasi tersebut. Selain itu, sang ahli juga akan berusaha memahami sudut
pandang yang dipilih saat menghadapi kondisi ini.

C. Mengidentifikasi pemikiran negatif yang tidak akurat

Jika sudah berhasil memahami pola pikir dan sudut pandang yang dipilih dalam
menghadapi situasi tersebut, kini saatnya mengidentifikasi pola pikir mana yang tidak akurat.
Artinya, pola pikir negatif ini tidak sesuai dengan apa yang terjadi dan hanya hidup dalam kepala
saja.

D. Mengubah pemikiran negatif yang tidak akurat

7
Menurut Mayo Clinic, jika berhasil mengidentifikasi pemikiran negatif yang tidak sesuai
fakta, akan lebih mudah pula untuk membantu mengatasi masalah tersebut melalui terapi
kognitif untuk lansia ini. Pada tahapan ini, ahli terapi akan meminta anda untuk bertanya kepada
diri sendiri mengenai pola pikir dalam menghadapi situasi atau kondisi tertentu.

2.3 Macam-macam terapi psikologis pada lansia

1) Terapi Self Healing


Self healing adalah fase yang ditetapkan pada proses pemulihan diri (umumnya dari
gangguan psikologis, trauma, dan yang lainnya) yang didorong dan diarahkan oleh pasien
yang dipandu oleh insting diri sendiri. Prosedur penyembuhan diri sendiri atau self-healing ini
bertujuan untuk mengurangi rasa stress, takut, dan masalah mental emosional lainnya. Proses
self-healing ini dapat membantu dan mempercepat masalah psikologis yang dialami dengan
menggunakan teknik instrospeksi seeprti meditasi, olah raga, berserah diri kepada Tuhan, dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat relaksasi dan refleksi. Terapi self healing ini diberikan pada
lansia yang mengalami permasalahan seperti munculnya post power syndrome dan stress
terhadap penyakit yang diderita.

2) Katarsis emosi
Katarsis menurut sudut pandang psikoanalisa merupakan ekspresi dan pelepasan emosi
yang ditekan. Kadangkala disinonimkan dengan abreaksi yang didefinisikan sebagai
mengalami kembali pengalaman emosional yang menyakitkan dalam psikoterapi, biasanya
melibatkan kesadaran pada materi yang sebelumnya ditekan (Corsini & Wedding, 1989).
Terapi dengan cara katarsis emosi ini diberikan pada lansia yang mengalami permasalahan
merasa loneliness karena hidup sendiri (jauh dari keluarga) dan lansia yang tidak punya
semangat hidup lagi karena kehilangan pasangan hidupnya.

3) Logoterapi
Logoterapi merupakan psikoterapi yang mengembangkan dimensi kepribadian, somatic
dan spiritual untuk menuju individu yang memiliki kualitas hidup karena pada logoterapi
dikenal dengan istilah Existensial analysis yang akan menganalisa dan menemukan makna

8
hidup berdasarkan masalah yang sudah ditemukan. Terapi ini diberikan pada lansia yang sudah
mengalami depresi berat terhadap penyakitnya dan juga kepada lansia yang masih harus
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri (masih harus bekerja mencari uang).

4) Terapi Tertawa
Terapi tertawa merupakan kegembiraan di dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut
dalam bentuk suara tawa, senyuman yang menghias wajah, perasaan hati yang lepas dan
bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga bisa mencegah penyakit,
memelihara kesehatan, serta menghilangkan stres. Klien bisa mengalami suasana hati yang
santai dalam hidupnya biarpun hanya sejenak, maka bisa menjadi obat penangkalan
kesedihannya. Beberapa penelitian mengemukakan manfaat dan efektivitas terapi tertawa
seperti yang dilakukan di India, tertawa dapat menangani kecemasan dan perasaan depresi,
sebanyak 19,5 %. Tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu
epinefrin dan kortisol, yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit baik fisik
maupun mental. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geriatrics and Gerontology
International, para peneliti menemukan terapi tawa bisa mengatasi depresi pada individu.
Tertawa terbukti memperbaiki suasana hati dalam konteks sosial, membantu membentuk pola
pikir yang lebih positif. Terapi tertawa dipilih sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan
kemampuan seseorang dalam menangani kondisi mental dan dalam pelaksanaannya terjadi
proses relaksasi sistem pernafasan

5) Terapi Musik
Terapi musik merupakan teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit
yang menggunakan iram tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat sesuai
dengan ke inginan, seperti musik klasik, intrumentalia, musik berirama santai, orkesta, dan
musik modern lainnya (Potter, 2006).Musik merupakan rangsangan pendengaran yang
terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme, harmoni, warna (timber), bentuk dan gaya. Musik
memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan ketidak mampuan yang di alami oleh
seseorang ketika musik di aplikasikan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkat,
memulihkan, memelihar kesehatan fisik, mental emosional dan spiritual dari setiap individu.
Hal itu membuktikan karena musik mempunyai beberapa kelebihan seperti bersifat universal,
nyaman, menyenangkan, dan terstruktur. Seperti nafas, detak jantung, dan pulsasi semuanya

9
berulang dan berirama. Semua jenis musik dapat di gunakan sebagai terapi seperti lagu-lagu
rileksasi, lagu popule, maupun klasik.namun di anjurkan memilih lagu dengan tempo sekitar
60 ketukan permenit bersifat rileks (Turana, 2006).

6) Terapi Reminiscence
Terapi Reminiscence merupakan salah satu intervensi yang menggunakan memori
untuk memelihara kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam kegiatan terapi
ini, terapis memfasilitasi lansia untuk mengumpulkan kembali memori- memori masa lalu
yang menyenangkan sejak masa anak, remaja dan dewasa serta hubungan klien dengan
keluarga, kemudian dilakukan sharing dengan orang lain. Kegiatan mengenang merupakan
aktivitas yang alami bagi semua orang di segala usia. Sejalan dengan bertambahnya usia,
kecenderungan untuk mengenang meningkat dan semakin penting. Terapi Reminiscence
bertujuan untuk meningkatkan harga diri, membantu individu mencapai kesadaran diri,
memahami diri, beradaptasi terhadap stres, meningkatkan kepuasan hidup dan melihat dirinya
dalam konteks sejarah dan budaya. Selain itu, terapi Reminiscence yang sederhana dapat
menjadi suatu mekanisme koping untuk menghadapi stres.

2.4 Obat yang biasanya diresepkan dokter maupun psikiater pada pasien

1. Obat antidepresan.

Obat ini diresepkan untuk menangani depresi dan mengatasi bipolar disorder. Sebagai
contoh obat antidepresan yang umumnya digunakan adalah citalopram (Celexa), escitalopram
(Lexapro), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft) dan vilazodone
(Viibryd).

2.Obat antipsikotik.

Obat antipsikotik diresepkan untuk mengatasi skizofrenia, yakni gejaladelusi dan


halusinasi serta pengidap bipolar. Sebagai contoh obat antipsikotik yang biasanya digunakan
adalah olanzapine (Zyprexa), risperidone (Risperdal), quetiapine (Seroquel), aripiprazole
(Abilify), asenapine (Saphris), atau brexpiprazole (Rexulti).

3.Obat antikecemasan.

10
Obat ini diresepkan untuk pasien gangguan kecemasan, dan yang paling umum
digunakan adalah buspirone. Pada jarang kasus, benzodiazepin mungkin juga diresepkan pada
pengidap gangguan kecemasan dan bipolar disorder.

4.Obat penstabil suasana hati.

Obat ini digunakan untuk mengendalikan gejala mania dan hipomania pada pasien
bipolar disorder. Dokter dapat memberikan obat golongan ini, seperti valproic acid (Depakene),
divalproex sodium (Depakote), carbamazepine (Tegretol, Equetro, others) dan lamotrigine
(Lamictal).

5.Psikoterapi

Selain minum obat, gangguan mental pada lansia juga bisa diobati dengan psikoterapi,
khususnya jenis terapi perilaku kognitif. Pada terapi ini, terapis akan membantu pasien untuk
mengelola gejala seperti stres atau kecemasan dan mengalihkan hal tersebut pada cara yang lebih
sehat.

2.5 Perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan pada lansia

1. Cukup tidur karena kurang tidur bisa memicu kecemasan, stres, depresi, maupun suasana
hati yang buruk.
2. Konsumsi makanan yang sehat bergizi untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
3. Olahraga rutin untuk mengurangi stres dan kecemasan.
4. Ikut serta dalam kegiatan di rumah atau lingkungan jika memungkinkan.
5. Lansia dengan kondisi ini akan kesulitan untuk menerapkan hal ini sendiri. Oleh karena
itu, butuh bantuan dan dukungan dari keluarga, pengasuh, amupun orang terdekat.

2.6 Pencegahan gangguan mental pada lansia

Gangguan mental pada lansia seperti skizofrenia tidak bisa dicegah. Namun, jika
seseorang sudah didiagnosis memiliki penyakit mental ini, mengikuti pengobatan secara rutin
sangat diwajibkan. Tujuannya, untuk mencegah kekaambuhan gejala sekaligus keparahannya.
Selain skizofrenia, tidak ada cara pasti yang sepenuhnya dapat mencegah gangguan mental

11
seperti gangguan kecemasan, depresi, atau bipolar pada lansia. Meski begitu, penderitanya masih
bisa mungkin menurunkan beberapa risikonya, seperti: Berhenti minum alkohol dan obat-obatan
yang sifatnya menimbulkan kecanduan dan euphoria (menimbulkan perasaan gembira dan
“high”). Belajar untuk mengurangi stres dengan cara yang sehat, seperti olahraga, berkebun, atau
melakukan konseling ke psikolog. Selalu terhubungan dengan keluarga, teman, dan orang-orang
di sekitar agar tidak merasa sendiri dan kesepian.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penuaan adalah proses alami di mana lansia mengalami perubahan baik fisik, kognitif,
psikologis, maupun spiritual. Perubahan psikis pada lansia termasuk gangguan mood atau
depresi. Salah satu perawatan untuk depresi adalah memberikan terapi tawa. Terapi tawa adalah
metode terapi menggunakan tawa yang dilakukan dalam kelompok untuk membantu individu
mengurangi masalah baik dalam bentuk gangguan fisik dan mental. Penggunaan terapi tawa itu
meningkatkan endorfin atau hormon kebahagiaan, yang memberi perasaan lega dan emosi positif
pada individu. Hal itu dikarenakan, bahwa tawa secara alami menghasilkan penghilang rasa sakit
dan mengurangi depresi.

3.2 Saran

Setelah membuat makalah, ini agar pembaca menjadi tahu tentang terapi psikologis
lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita
sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik
sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak
menyesal di masa tua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gangguan Mental pada Lansia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan (hellosehat.com)

Terapi Tawa Menjadi Solusi Efektif Lansia Depresi - FKM UNAIR

Memamhami Manfaat dan Prosedur Terapi Kognitif pada Lansia (hellosehat.com)

14

Anda mungkin juga menyukai