Anda di halaman 1dari 25

MODUL PEMBELAJARAN

INSTALASI TENAGA LISTRIK

TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA


LISTRIK

Topik : K3 (Kemanan, Keselamatan ketenagalistrikan dan


Keselamatan kerja)

OLEH

RICKY SAPUTRA

NIP. 198807272014031001

SMKN 1 RAO SELATAN


2018
DAFTAR ISI

Halaman
o DAFTAR ISI ................................................................................ i
A. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Deskripsi ................................................................................. 1
B. Petunjuk penggunaan Modul ..................................................... 1
C. Tujuan akhir ............................................................................ 2
B. URAIAN MATERI ........................................................................ 3
C. LATIHAN ..................................................................................... 17
D. RANGKUMAN .............................................................................. 18
E. TES FORMATIF ............................................................................ 19
F. KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI ....................................... 21
o DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 23

i
A. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI MODUL
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) merupakan modul yang
memiliki ruang lingkup meliputi : Menerapkan K3 Pada
Pemasangan Instalasi Penerangan, Panel dan Petir,
peraturan, norma, dan standar sistem keselamatan
kerja.Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar. Kegiatan
Belajar 1 tentang peraturan, norma, dan standar sistem
keselamatan kerja yang didalamnya mencakup standar
keselamatan kerja, sistem keselamatan kerja serta tindakan
menghindari cara kerja yang tidak aman. Kegiatan Belajar 2 tentang penerapan sistem
keselamatan kerja instlasi penerangan listrik. Kegiatan Belajar 3 tentang penerapan sistem
keselamatan kerja pada pemasangan penangkal petir.

Kompetensi Dasar
Pengetahuan : Menerapkan K3 (Kemanan, Keselamatan ketenagalistrikan dan
Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan
petir.

Keterampilan : Menggunakan K3 (Keamanan, Keselamatan ketenagalistrikan dan


Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan
petir.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Bagi Siswa
 Unit modul ini hendaknya dipelajari sesuai urutan aktivitas yang diberikan yaitu
setelah mempelajari isi materi pelajaran pada kegiatan belajar, kerjakan soal, soal
pada latihan di bagian akhir setiap unit kegiatan belajar. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan kunci jawaban yang ada.
 Sebaiknya modul ini dipelajari secara berkelompok , tetapi jika tidak
memungkinkan siswa dapat mempelajari sendiri.

1
 Siswa harus mempelajari modul ini secara sistematis artinya siswa dapat terus
mempelajari unit berikutnya apabila bagian unit sebelumnya telah difahami dengan
baik.

2. Bagi Guru
Guru sebagai fasilitator perlu pula membaca modul dan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
 Unit modul ini terdiri dari beberapa unit kegiatan belajar.
 Sebelum membaca modul ini perlu difahami terlebih dahulu yakni tujuan
pembelajaran dan satuan kompetensi yang harus dicapai
 Struktur modul terdiri dari pendahuluan yang meliputi tujuan, ruang lingkup,
prasyarat, dan evaluasi. Kemudian bagian pemebelajaran yang memuat secara
detail materi yang harus diajarkan.

C. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat :
1. Memahami dengan baik konsep K3 (Kemanan, Keselamatan ketenagalistrikan dan
Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.
2. Mampu menggunakan K3 (Kemanan, Keselamatan ketenagalistrikan dan
Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.

Peta Kompetensi:

Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja


Standar sitem
pemasangan instalasi pemasangan
Keselamatan Kerja
listrik penangkal petir

2
b. uraian materi

Menerapkan K3
Pada Pemasangan Instalasi Penerangan, Panel dan Petir

Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk membentuk
terselenggaranya instalasi listrik yang baik dan sesuai peraturan. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejut arus
listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan serta isinya
terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus
kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya. Di samping Persyaratan Umum
Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan
pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :
a. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda
disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:gangguan hubung
singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
b. Syarat keandalan dalam Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen
harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa
sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat
kecil.

1. Pengertian K3
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Atau K3 merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian
sebagai akibat dari kecelakaan kerja
2. Tujuan K3
Adapun tujuan dari K3 Kelistrikan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaanya

3
b. Mencegah timbulnya akibat listrik bahaya sentuhan langsung, bahaya sentuhan
tidak langsung, bahaya kebakaran

3. Norma yang yang harus dipahami dalam K3


a. Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

4. Sasaran K3
a. Menjamin keselamatan orang lain
b. Menjamin penggunaan peralatan aman digunakan
c. Menjamin proses produksi aman dan lancar

5. Dasar-dasar K3
Prinsip-prinsip keselamatan pemasangan instalasi listrik Antara lain:
a. Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan
b. Mengikuti syarat-syarat yang telah ditetapkan (PUIL)
c. Harus menggunakan tenaga terlatih
d. Bertanggungjawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya
e. Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan
instalasi lisrik harus ahli dibidang listrik, memahami peraturan listrik dan memiliki
sertifikat dari instalasi yang berwenang.

6. Ketentuan Keselamatan Kerja


a. Ketentuan tentang peralatan listrik menurut PUIL ayat 920 B6:
1. Peralatan yang rusak harus segera diganti atau diperbaiki, seperti: saklar,
fiting, kontak-kontak dan lain-lain
2. Tidak boleh:
 Mengganti pengamas arus dengan kapasitas yang lebih besar
 Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnta
lebih besar
 Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah
daya

4
3. Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti
terminal-terminal, sambungan kabel dan lain-lain
4. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat darilogam harus diperbaiki
b. Ketentuan tentang tempat kerja menurut PUIL 920 A1
1. Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “AWAS BERBAHAYA”
2. Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
3. Perlu digunakan peralatan pelindung bila bekerja didaerah yang rawan bahaya
listrik
c. Ketentuan lain mengenai persyaratan  Keselamatan Kerja Bidang
Ketenagalistrikan:
1. Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji sebelum
dialiri listrik oleh pegawai pengawas spesialis listrik
2. Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung jawab
satu tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan pemasangan
instalasi
4. Harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak,
terutama untuk tegangan menegah dan atau tegangan tinggi yang dapat
mengakibatkan gangguan dan dapat menimbulkan kecelakaan
5. Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja,
tetapi juga pengaman , pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara
dengan baik
6. Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan.
Segera lakukan penggantian.
7. Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus
dibebaskan dari air, debu,arang dan zat asam, Antara lain dengan cara
penyaringan
8. Perlengkapan seperti relai lebih cepat terganggu kerusakannya. Oleh sebab itu,
harus sering dilakukan pengujian terhadapnya
9. Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan
bahan yang magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik
10. Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka atau dilepas, harus
dipasang kembali pada posisi awalnya

5
11. Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar didaerah yang dapat
membahayakan instalasi listrik
12. Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan dan
perluasan instalasi pada keadaan bertegangan, dan dalam keadaan aman,
perlengkapan listrik harus terpelihara dengan baik

7. Persyaratan Instalasi Listrik


Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya. Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk:
a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat
b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan
lain yang digerakkan secara mekanik
d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya
tidak melebihi 100 watt.

8. Bahaya listrik terhadap manusia


Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya:
a. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut
b. Jaringan dengan hantaran telanjang
c. Peralatan listrik yang rusak
d. Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
e. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
f. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
g. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak) dengan kotak
tusuk lebih satu (bertumpuk).

6
9. Keselamatan kerja pada kelistrikan
Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat bekerja
dengan aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :
a. Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja tertentu
(terbuka dan atau tinggi). 
b. Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi, menjelaskan cara penggunaan APD yang
benar
c. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan
karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang. 
d. Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik. 
e. Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi). 
f. Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik. 
g. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya,
bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak
terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan segera
mengunci.
h. Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi
terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki
dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan isolator. 
i. Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi
listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.
j. Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan
dengan kebutuhan. 
k. Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. 
l. Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi
mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off “Aliran
listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
aliran listrik yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau
pekerja.
7
m. Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut
dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan

Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.


Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran
arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh Karena itu perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan
kerja.

10. Penyebab terjadinya kecelakaan listrik antara lain yaitu :


a) Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
b) Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah
c) Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk
yang lebih dari satu (bertumpuk)
d) Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul karena salah pemilihan dan
penggunaan perlengkapan listrik
e) Pemasangan sistem proteksi mengunakan pengaman beban lebih yang tidak sesuai
dan termasuk dengan sistem pembumian instalasi yang tidak benar
f) Peralatan listrik yang sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui uji kelayakan
g) Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang disyaratkan dalam standar
maupun dalam PUIL.
Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya
berkaitan dengan mesin,pesawat, alat kerja, bahan dan komponen, proses pengolahannya,
landasan tempat kerja, lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan aset agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.
Dalam memilih komponen instalasi listrik bisa juga diterapkan K3 karena komponen
instalasi adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian listrik.

Pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut:


1. Bahan penghantar listrik (Kabel dan kawat)
Bahan penghantar listrik yaitu suatu bahan yang berisi banyak elektron-elektron bebas
dan sanggup membawa arus listrik dengan baik. Oleh sebab itu logam seperti perak,
tembaga, dan aluminium adalah penghantar listrik yang baik, sebab pada logam ini
berisi banyak elektron-elektron bebas. Bahan seperti ini disebut dengan Konduktor.
8
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
umumnya terbuat dari tembaga. Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah
dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya
hantar yang baik setelah perak. Ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel,
penghantar dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Penghantar simplex (NYA, adalah kabel yang dapat berfungsi untuk satu macam
penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja).
c. Penghantar duplex (NYM), adalah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran
(dua
fasa yang berbeda).

Kabel NYA Kabel NYM


2.Bahan Isolasi
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat,
Misalnya PVC. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis
lebih pada hantaran yang ditunjang.

3. Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan untuk membentuk instalasi
menjadi lebih rapi. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat
meter dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup
tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api.
Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem
yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan
lurus.

9
Pipa Instalasi
4. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada
umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah
sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan las
dop setelah diisolasi. Berikut bentuk macam-macam kotak sambung.

5. Sakelar
Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk
menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu penghantar. Penempatan saklar
dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik
saat di-on-kan maupun di-offkan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak
kontak disesuaikan dengan beban yang akan disambung.
Aturan pemasangan saklar :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
- Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input
yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan

10
beban listrik/alat listrik yang digunakan.
- Sakelar majemuk/ seri, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input
yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang
terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output
tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.

Saklar tunggal dan saklar majemuk


6. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-
kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting di antaranya fitting duduk, fitting
gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak.

Jenis-jenis Fitting
7. Stop kontak
Stop kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan
antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak,
maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada
stop kontak.
Aturan pemasangan stop kontak :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
b. Mudah dicapai tangan.

11
c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan
atau di sebelah bawah.

8.Klem
Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-
langit. Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara satu
dengan lainnya tidak lebih dari satu meter.

klem
9. Lengkungan siku (elbow), berfungsi sebagai penyambung siku untuk jalan pipa
yang berbelok siku. Penggunaan lengkungan siku lebih mudah daripada harus
membengkokkan pipanya.

Lengkungan siku
10. Sambungan pipa, berfungsi untuk menyambung pipa dalam hantaran untuk dapat
menghemat bahan dan dengan ini pengerjaannya akan lebih praktis.

Sambungan Pipa
4. Obeng, berfungsi untuk mengencangkan dan melepaskan sekrup

12
5. Tang, berfungsi untuk memotong kawat penghantar dan kabel. Macam-macam
tang yaitu terdiri dari tang kombinasi, tang potong, dan tang lancip.
6. Pengupas kabel, berfungsi untuk memotong isolasi dan melepas isolasi dari kabel
listrik.
7. Palu, untuk memasang dan memukul paku dan kayu pada pemasangan instalasi
Kotak Pembagi Daya Listrik/PHB/Distribusi Panel (DP) Panel bagi di dalam instalasi
listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi
dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang.
Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), saklar utama,
pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB)
untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk
pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul
atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

Pemasangan komponen instalasi penerangan di dalam dan luar permukaan


 Dalam pemasangan instalasi dalam tembok (inbow)/permukaan harus membuat
ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan ini adalah untuk memberikan tempat
bagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang. Selain itu untuk menempatkan
komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah dos.

Instalasi di dalam permukaan


 Dalam pemasangan instalasi di luar tembok (outbow)/permukaan, macam
instalasi seperti ini adalah instalasi yang sering dipasang di rumah-rumah, dimana
Instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti sakelar tunggal, lampu, T
dos, klem dan penghantar. Jika pemasangan instalasi di luar tembok
menggunakan klem maka untuk pemasangan instalasi dalam tembok

13
menggunakan paku. Fungsi paku adalah untuk menahan agar pipa dan dos yang
terpasang tidak goyah sebelum dilapisi semen.
 Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai.
 Pelaksanaan pemasangan sistem proteksi termasuk di dalamnya sistem
pembumian
instalasi yang tidak benar
 Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan pada klem buruk
kondisinya.
 Kesalahan yang dilakukan oleh perencana, karena salah memilih peralatan
dalam
perhitungan/perencanaan

Instalasi di luar permukaan


Memasang Instalasi Penerangan di Dalam & Luar Permukaan
a. Sesuai pada PUIL 2000, terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu
 Bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan
 Bahaya kebakaran
 Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
 Bahaya ledakan atau percikan metal panas
b. Kondisi tersebut terjadi karena beberapa hal yaitu :
 Kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi/peralatan listrik.
 Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai.
 Pelaksanaan pemasangan sistem proteksi termasuk di dalamnya sistem
pembumian
instalasi yang tidak benar
 Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan pada klem buruk
kondisinya.

14
 Kesalahan yang dilakukan oleh perencana, karena salah memilih peralatan
dalam
perhitungan/perencanaan

Instalasi listrik yang selesai dipasang, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri
listrik. Pemeriksaan mengenai prosedur pengawatan dan pemasangannya yaitu
diantaranya :
 Perlengkapan listrik yang dipasang
 Cara memasang perlengkapan listrik
 Pembumian
 Resistansi isolasi
 Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik
 Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan secara berkala
 Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam berita laporan

11. K3 Pada Pemasangan Penamgkal Petir


Penangkal petir sangant adalah alat yang akan melindungi rumah, gedung , pabrik dan
lain-lain dari sambaran petir, sehingga penangkal pertir termasuk syarat utama dalam
ISO tentang K3.Penangkal petir Elektrosatis adalah unit penerima sambaran petir yang
didesain untuk bisa mengarahkan sambaran petir kedalam satu titik tujuan sambaran,
dengan sambaran ini maka pengamanan jalur arus sambaran petir yaitu dikabel
penghantar dan dapat melindungi area dan radius yang lebih luas. Penangkal ini bersifat
aktif bekerja diawal proses petir, saat mulai gemuruh petir.
Penangkal petir konvensional penangkal petir ini bersifat menunggu kedatangan kilat
atau bersifat pasif dan areanya lebih kecil, baru ketika terkena sambaran petir pada ujung
runcingnya Kemudian menyalurkannya kebumi. Saat mendung melintas diatas bangunan
penangkal elekrtostatis elektroda yang terpasang didalam peralatan akan mengumpul dan
menyimpan energi dari awan yangbermuatan listrik kedalam kapasitor, setelag cukup
besar baru kemudian dikirim kegenerator.Tegangan surge (tegangan paku) umum terjadi
pada kebanyakan jaringan listrik yaitu kenaikan tegangan sangat cepat dengan panjang
gelombang pendek, tegangan ini juga dapat disebabkan oleh petir,tegangan ini dapat
merusak peralatan listrik karena tegangan ini dapat menembus isolasi yang jauh diluar
batas kemampuan isolasi peralatan listrik.

15
Cara pemasangan penangkal petir haruslah mengikuti prosedur dan standar yang berlaku
untuk tercapainya K3, mulai dari besaran kawat penghantar, nilai resistansi grounding
dan ketinggian ujung penerima petir.

Pembuatan grounding
Pembuatan grounding haruslah melihat struktur tanah yang ada, struktur tanah yang baik
adalah:
 Tanah memiliki kandungan garam yang tinggi
 Tanah memiliki kan dungan air yang tinggi
 Tanah memiliki keasaman yang tinggi
Grounding yang baik adalah yang terbuat bahan kondukror tembaga, steinlees atau
galvanisme. Standar pengukurannya menggunakanalat ukur resistansi tanah, nilai tahanan
yang diizinkan yaitu 5 Ohm.
Pemasangan penangkal petir untuk rumah adalah dengan memberikan saluran esektris dari
atas bangunan kedalam tanah, dengan tujuan apabila ada sambaran petir yang mengenai atas
bangunan bisa lansung mengenai dan tersalurke ground dengan baik. Standar kabel yang
digunakan 50mm.

16
C. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, silahkan Anda kerjakan
latihan berikut:
Soal:
1. Jelaskan pengertian K3!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Jelaskan tujuan K3 bidang listrik!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Jelaskan 5 ketentuan lain mengenai persyaratan  Keselamatan Kerja Bidang
Ketenagalistrikan!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Jelaskan 4 bahaya listrik bagi manusia!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Jelaskan 4 langkah-langkah pencegahan terjadanya kecelakan kerja
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Petunjuk jawaban latihan:


Agar dapat mengerjakan soal diatas dengan baik, cermati kembali modul ini, lalu diskusikan
jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu rumuskan jawaban yang paling tepat.

17
D. RANGKUMAN

 Keselamatan kerja merupakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan, terjadinya


penyakit akibat pekerjaan, pencegahan terjadinya cacat tetap, kematian, dan
pengamanan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.
 Pengamanan keselamatan kerja meliputi perlindungan badan, perlindungan mesin,
perlindungan aliran listrik, perlindungan ruangan.
 Sistim keselamatan kerja akan tercapai apabila pekerja mempunyai pengetahuan
keselamatan kerja, mengetahui tatacara kerja yang benar.

18
e. tes formatif
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai alternative jawaban berikut ini:
1. Segala usaha yang dilakukan oleh praktikan untuk menghindari kecelakaan yang
disebabkan oleh alat, bahan, lingkungan kerja dan kejutan listrik disebut dengan…
a. Teliti dalam bekerja c. Hati-hati dalam bekerja
b. Tatatertib kerja d. Keselamatan kerja
2. Yang tidak termasuk sasaran dari keselatan kerja adalah…
a. Mencegah terjadinya kekurangan
b. Mencegah atau mengurangi kematian
c. Mencegah terjadinya kecelakaan
d. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
3. Mengingat kembali prosedur masuk workshop merupakan salah satu bagian dari…
a. Tujuan khusus keselamatan kerja
b. Sasaran dari keselamatan kerja
c. Tujuan umum keselamatan kerja
d. Keuntungan dari keselamatan kerja
4. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan karena linkungan adalah…
a. Pakaian yang berbahaya c. Melanggar wewenang
b. Terlalu percaya diri d. Kurang pengetahuan
5. Yang termasuk kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan berupa biaya tidak langsumg
adalah…
a. Perawatan dan pengobatan rumah sakit
b. Biaya P3K
c. Kompensasi cacat
d. Upah selama tenaga kerja tidak mampu bekerja
6. Yang termasuk kecelakaan menurut jenisnya kecuali…
a. Gerakan yang melebihi kemampuan
b. Geger otak

19
c. Tertimpa benda
d. Tersambar petir
7. Deteksi kebakaran ( Fire Detektor )bekerja berdasarka, kecuali...
a. Panas c. Api
b. Asap d. Listrik

8. Hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat pada
ruangan komputer adalah…
a. Menggunakan lampu yang posisinya berada diatas monitor computer
b. Meletakkan monitor computer dekat jendela
c. Ruangan komputer dialas dengan karpet atau bahan lain yang tidak mengantarkan arus
listrik
d. Warna ruangan yaitu dengan menggunakan cat berwarna biru tua.
9. Sistem penyiram air ( water sprinkler ) mempunyai empat variasi, kecuali...
a. Sistem pipa kering c. Sistem pipa basah
b. Deluge d. Sistem pompa
10. Jika teman anda mengalami kecelakaan karena kejutan listrik maka langkah yang pertama
anda lakukan untuk menolong teman tersebut adalah....
a. Menarik korban dari tempat kecelakaan
b. Menghubung singkat atau menghubung tanahkan hantaran
c. Mematikan (off) saklar pemutus daya
d. Memberi korban nafas buatan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif pada akhir modul.
Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini.
Rumus:
Jumlah Jawaban Benar
Tingkat Penguasaan = x 100 %
10
90 – 100% = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
41 – 69 % = Kurang
0 – 40 % = Gagal

20
Apabila anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat meneruskan ke modul
berikutnya. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50 – 70% , Anda harus mengulangi kegiatan
belajar, terutama bagian yang belum anda kuasai. Apabila tingkat penguasaan anda kurang dari 50%,
anda harus mengulang baca beberapa kali kegiatan belajar ini.

F. Kunci jawaban

Kunci Jawaban Latihan:


a. Pengertian K3
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Atau K3 merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian
sebagai akibat dari kecelakaan kerja

b. Tujuan K3
1) Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaanya
2) Mencegah timbulnya akibat listrik bahaya sentuhan langsung, ahaya sentuhan tidak
langsung, bahaya kebakaran

c. 5 Ketentuan lain mengenai persyaratan Keselamatan Kerja Bidang Kelistrikan


1) Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji sebelum dialiri
listrik oleh pegawai pengawas spesialis listrik
2) Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung jawab satu
tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan pemasangan instalasi
3) Harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak, terutama
untuk tegangan menegah dan atau tegangan tinggi yang dapat mengakibatkan
gangguan dan dapat menimbulkan kecelakaan
4) Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja,
tetapi juga pengaman , pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara dengan
baik
5) Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan. Segera
lakukan penggantian.

d. 4 Bahaya listrik bagi manusia

21
1) Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut
2) Jaringan dengan hantaran telanjang
3) Peralatan listrik yang rusak
4) Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body

e. 4 Langkah-langkah pencegahan terjadinya kecelakaan kerja


1) Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja tertentu
(terbuka dan atau tinggi). 
2) Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi, menjelaskan cara penggunaan APD yang
benar
3) Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan
karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang. 
4) Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik.

Kunci jawaban Tes Formatif


1. D
2. A
3. B
4. A
5. D
6. A
7. D
8. D
9. A
10. C

22
DAFTAR PUSTAKA

Prih Sumardjati,dkk(2008).Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1.Jakarta:Ditpsmk

https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-tujuan-dan-prinsip-keselamatan-
kesehatan-kerja-k3.html

23

Anda mungkin juga menyukai