Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Dalam rangka memenuhi tugas presentasi mata pelajaran sosiologi

Kelompok 5

Anggota:

- Adi Apendi - Delia Syaharani

- Eka Ramdani - Elsa Sriyani

- Iis parida - Indri febrianti

- Shopa - Sri Rahayu

- Windi sa'adah

MA. AZZAKARIYA

Alamat kp. Bojong pulus RT.0/RW. Desa Margaluyu kec. Leles kab. Garut

Kata Pengantar

1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pemantauan dan
Evaluasi Pemberdayaan Komunitas" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sosiologi. Selain itu,


makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fetri Fitriyani S.Pd.I selaku guru


Mata Pelajaran Sosiologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3

Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas ........................................................4

1. Langkah-Langkah Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas......................4

a. Persiapan........................................................................................................................4

b. Pelaksanaan.................................................................................................................5

c. Analisis.........................................................................................................................5

d. Pelaporan..........................................................................................................................5

2. Pengumpulan data dalam pemantauan dan evaluasi pemberdayaan komunitas.........5

a. Diskusi Kelompok Terarah (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD).....................7

b. Survei..............................................................................................................................10

c. Observasi dan wawancara............................................................................................12

3. Penyusunan laporan hasil evaluasi pemberdayaan komunitas.....................................14

a. Bahasa............................................................................................................................16

b. Notasi ilmiah..................................................................................................................16

c. Penulisan daftar pustaka..............................................................................................17

d. Tata letak penulisan .....................................................................................................17

4. Manfaat evaluasi pemberdayaan komunitas..................................................................18

a. Manfaat evaluasi pemberdayaan itu sendiri...............................................................18

b. Manfaat evaluasi bagi aparat pemerintah atau fasilitator pemberdayaan..............18

c. Manfaat evaluasi bagi pelaksana evaluasi.................................................................18

Daftar pustaka...................................................................................................19

Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

3
1. Langkah-Langkah Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Secara garis besar, langkah-langkah kegiatan evaluasi pemberdayaan
masyarakat sama dengan kegiatan penelitian sosial. Tahapan pelaksanaan
evaluasi program pemberdayaan komunitas meliputi persiapan, pelaksanaan,
analisis, dan pelaporan. Berikut penjelasannya.
a. Persiapan
Tahap persiapan perlu dilakukan untuk melakukan kegiatan pemantauan
dan evaluasi pemberdayaan.
Berikut persiapan yang perlu dilakukan.
1) Penyusunan rencana kegiatan evaluasi.
2) Penyusunan instrumen evaluasi.
3) Validasi instrumen evaluasi.
4) Penentuan jumlah sampel yang diperlukan.
5) Penyamaan persepsi antarevaluator.
Penyamaan persepsi antarevaluator penting dilakukan agar
penilaian evaluasi dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan
kebingungan atau perbedaan penafsiran. Beberapa hal yang perlu
disamakan yaitu tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan
program, wilayah generalisasi, teknik sampling, dan jadwal kegiatan.
Berikut langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menyusun
instrumen evaluasi.
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai.
2) Membuat kisi-kisi.
3) Membuat butir-butir instrumen.
4) Menyunting instrumen.
5) Proses validasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program merupakan proses
pengumpulan data atau informasi yang dilakukan untuk menilai suatu

4
kegiatan atau program. Alat pengumpul data yang dapat digunakan yaitu
melalui tes, observasi, wawancara (check list, perekam suara. atau perekam
gambar), angket, dan analisis dokumen.
c. Analisis
Tahapan analisis dilakukan setelah data atau sumber informasi
terkumpul. Analisis pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan dengan rencana program. Tahapan ini terkait
dengan proses pengambilan kesimpulan. Selain itu, tahap ini dapat berisi
saran atau masukan upaya perbaikan yang harus dilakukan setelah evaluasi
Analisis dilaksanakan.
d. Pelaporan
Pelaporan hasil evaluasi dapat dilakukan melalui sosialisasi,
penulisan laporan, dan pendokumentasían video. Hasil pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan dari awal hingga akhir perlu didokumentasikan
untuk dijadikan bukti pelaksanaan evaluasi, arsip atau dokumen tertentu,
dan dijadikan pembelajaran untuk kegiatan selanjutnya.
2. Pengumpulan Data dalam Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan
Komunitas
Sebelum melakukan kegiatan evaluasi, hendaknya seorang evaluator
mempunyai bekal Berikut beberapa upaya yang dapat diterapkan oleh seorang
evaluator dalam kegiatan evaluasi pemberdayaan komunitas.
a. Memikirkan secara matang dan membuat rancangan kegiatan yang perlu
dilakukan saat melakukan evaluasi.
b. Mencermati setiap proses kegiatan dan mencatat hal-hal penting saat
pelaksanaan evaluasi Oleh karena itu, evaluator perlu bersikap teliti saat
pelaksanaan kegiatan evaluasi
c. Mengambil tindakan sesuai prosedur dan rancangan kegiatan yang telah
disusun.
d. Fokus terhadap masalah dan berpikir kritis. Dengan demikian, evaluator
mampu memberikan masukan dan hasil pengamatan secara objektif.
e. Mengatur emosi, sikap, dan perilaku saat kegiatan. Dalam hal ini perlu
digunakan bahasa yang bak, tetapi mudah dimengerti agar maksud yang
ingin disampaikan dapat diterima dengan balk

5
Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan, penentuan
informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan rumusan dan tujuan yang akan
ditelaah. Selanjutnya, penentuan proses pengumpulan data dibuat bersama
penyusunan instrumen yang dibutuhkan. Sebelum instrumen diterapkan di
lapangan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu (menguji validitas
instrumen) Setelah data terkumpul dilakukan analisis atau pengolahan data
untuk memperoleh penarikan kesimpulan dan saran. Hasil kegiatan evaluasi
kemudian ditulis dalam bentuk laporan. Pada umumnya kegiatan evaluasi
dilakukan evaluator kepada suatu komunitas terkait aksi pemberdayaan yang
telah dijalankan. Untuk melakukan kegiatan tersebut dibutuhkan teknik atau
pendekatan yang nantinya digunakan untuk memperoleh data dan dianalisis.
Selanjutnya, hasil evaluasi ditulis dan disusun dalam bentuk laporan.
Berikut teknik atau pendekatan dalam kegiatan pemantauan dan
evaluasi.
a. Diskusi Kelompok Terarah (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD) Apakah
Anda sering melakukan diskusi kelompok? Bagaimana langkah-langkah dalam
melakukan diskusi kelompok? Diskusi memiliki peran penting dalam kegiatan
bertukar pikiran, melatih kepercayaan diri, dan menghargai pendapat orang
lain. Melalui pemahaman Anda mengenal diskusi kelompok. Anda diharapkan
dapat membedakan antara diskusi dan diskusi kelompok terarah (DKT) atau
focus group discussion (FGD)
Diskusi kelompok terarah berbeda dengan diskusi pada umumnya,
seperti musyawarah atau rembuk warga. DKT/FGD adalah media bagi
sekelompok orang untuk mendiskusikan suatu topik atau permasalahan secara
mendalam. DKT/FGD merupakan metode penelitian untuk menggali persepsi,
pendapat, atau tanggapan sekelompok orang terhadap topik yang akan dibahas
tanpa mengambil kesepakatan-kesepakatan. Berikut definisi DKT menurut para
ahli.
1) Irwanto, menyatakan bahwa DKT adalah suatu proses pengumpulan
informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik.
2) Henning dan Columbia, menyatakan bahwa DKT adalah wawancara dari
sekelompok kecil orang yang dipimpin seorang narasumber atau moderator

6
yang mendorong peserta untuk berbicara terbuka dan spontan tentang hal
yang dianggap penting dan berkaitan dengan topik saat itu.
3) Andi Prastowo, menyatakan bahwa DKT adalah suatu bentuk penelitian
kualitatif di mana sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu
produk, konsep, layanan, ide. iklan, kemasan, atau situasi kondisi tertentu.
DKT dapat pula diartikan sebagai teknik wawancara kelompok yang
bertujuan memperoleh informasi, pendapat, dan persepsi dari para peserta
DKT. Dengan demikian, kegiatan evaluasi dapat terhindar dari subjektivitas
evaluator dan pemaknaan yang salah, melatih kepercayaan diri, dan
menghindari pendapat orang lain. Kegiatan DKT tidak hanya dapat dilakukan
pada waktu kegiatan evaluasi. DKT dapat dilakukan sebelum pengumpulan
data. Selain itu, DKT dapat dilakukan untuk uji coba program atau produk baru,
misalnya kita dapat menggali pendapat dan tanggapan masyarakat terhadap
materi kampanye atau program baru.
Adapun kelebihan dan kekurangan DKT/FGD adalah sebagai berikut.
1). Kelebihan
a) Relatif murah dan waktu yang digunakan cukup singkat.
b) Moderator relatif dapat dilakukan oleh semua orang.
c) Dapat dilakukan melalui pelatihan pendek.
d) Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan, dan penilaian
sebuah kelompok.
2) Kekurangan
a) Peserta sering tidak mewakili seluruh kelompok sasaran.
b) Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk dikendalikan.
c) Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh pandangan atau
pendekatan moderator.
d) Tidak mempunyai data statistik.
Tujuan dari DKT itu sendiri adalah memperoleh masukan atau informasi
mengenal permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini
ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan dianalisis.
Berikut karakteristik DKT.

7
1) Jumlah peserta diskusi terbatas, dengan tujuan agar setiap peserta mendapat
kesempatan untuk berbicara, mengemukakan pendapat, dan terlibat aktif
dalam diskusi.
2) Peserta diskusi berasal dari satu populasi sasaran yang sama atau kelompok
homogen, dengan ciri-ciri yang sama, ditentukan dari tujuan penelitian.
Menurut Andi Prastowo, prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh
dalam DKT adalah sebagai berikut.
1) DKT adalah kelompok diskusi, bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode
riset FGD yang tidak dimiliki oleh metode penelitian kualitatif lain (baik
wawancara mendalam maupun observasi). adalah adanya interaksi.
2) DKT adalah grup, bukan individu sehingga agar dinamika kelompok berjalan
lancar, setiap anggota kelompok terlibat secara aktif.
3) DKT adalah diskusi terfokus, bukan diskusi bebas. Tidak hanya terfokus pada
interaksi dan dinamika kelompok, tetapi juga terfokus pada tujuan diskusi.
Terdapat beberapa alasan mengapa DKT dipilih yaitu sebagai berikut.
1) Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan
metode survei atau wawancara.
2) Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif
singkat.
3) Sebagai metode yang dirasa cocok bagi permasalahan yang bersifat sangat
lokal dan spesifik. Oleh karena itu, DKT yang melibatkan masyarakat setempat
dipandang sebagai pendekatan yang paling serasi.
4) Untuk menumbuhkan peranan memilih dari masyarakat yang diteliti sehingga
pada saat peneliti memberikan rekomendasi, dengan mudah masyarakat mau
menerima rekomendasi tersebut.
Menurut Irwanto, syarat agar DKT dapat berjalan lancar adalah setiap DKT
mem butuhkan satu orang moderator, satu pencatat proses, satu pengembang
peserta, serta satu atau dua orang logistik dan blocker.
Berikut langkah-langkah penerapan DKT.
1) Menentukan jumlah kelompok DKT. Pada umumnya DKT dilakukan oleh tujuh
sampai dua belas peserta. Terdapat satu moderator yang akan memandu
peserta mendiskusikan beberapa pertanyaan sesual dengan topik yang akan
dibahas.

8
2) Menentukan komposisi kelompok DKT. Komposisi kelompok DKT dapat
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kelas sosial, status spesifik
tertentu, perbedaan budaya, dan jenis kelamin. Contoh: dalam kegiatan
evaluasi pemberdayaan komposisi kelompok DKT diikuti oleh anggota, warga
lokal, atau anggota PKK setempat.
3) Menentukan tempat DKT. Tempat diskusi hendaknya mampu mendatangkan
rasa aman, nyaman, lingkungain netral. dan mudah dicapai.
b. Survei
Survei merupakan metode penelitian yang mengumpulkan informasi dari
sekelompok responden atau sampel yang dianggap mampu mewakili sumber
secara keseluruhan (populasi). Teknik survei identik dengan daftar pertanyaan
yang diajukan kepada responden. Oleh karena itu, survei sebagai suatu teknik
pengumpulan informasi dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan
guna menanyakan informasi yang dibutuhkan.
Berikut kelebihan penggunaan teknik survei.
1) Waktu yang dibutuhkan relatif singkat.
2) Cakupan objek lebih luas.
3) Dapat dilakukan secara serentak,
4) Dengan mengambil sampel, dana yang dikeluarkan akan lebih sedikit
dibandingkan seluruhnya.
Adapun kelemahan pendekatan survei adalah sebagai berikut.
1) Validitas jawaban sulit diketahui.
2) Kejujuran responden tidak dapat diketahui.
3) Rawan bagi responden yang kurang teliti.
Dalam melakukan evaluasi kegiatan pemberdayaan, pendekatan survei
dapat dilakukan sebagai teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh
tersebut kemudian dijadikan bahan analisis kegiatan evaluasi pemberdayaan.
Terdapat tiga bentuk pelaksanaan komunikasi dalam kegiatan survei
antara peneliti dan responden yaitu sebagai berikut.
1) Personal
Model hubungan personal dilakukan orang per orang yaitu antara
pewawancara dan terwawancara secara langsung, misalnya peneliti melakukan
survei kepada masyarakat desa yang masih buta aksara melalui wawancara.

9
2) Impersonal
Model hubungan impersonal membutuhkan perantara atau media
yang menghubungkan antara pewawancara dan terwawancara, misalnya
responden diminta mengisi sendir angket evaluasi kegiatan pemberdayaan.
Artinya, dalam kegiatan survei tidak perlu kontak secara langsung.
3) Gabungan
Model gabungan merupakan penggabungan antara model personal
dan model impersonal, misalnya pada survei sensus penduduk petugas
menanyakan langsung kepada responden mengenai data yang ingin
diperoleh. Selain itu, petugas pembantu mengisi angket yang telah dibuat.
Teknik survei dapat menggunakan instrumen berupa daftar
pertanyaan (kuesioner). Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang
diajukan kepada responden mengenai objek yang akan diteliti. Berikut unsur-
unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan.
1) Menentukan jenis daftar pertanyaan yang digunakan, yaitu terbuka (open
questionnaire). tertutup (closed questionnaire), dan gabungan (open closed
questionnaire). Tiap jenis daftar pertanyaan tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, jenis pertanyaan tersebut
perlu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.
2) Daftar pertanyaan disusun secara runtut dan bertahap. Hendaknya
pertanyaan tidak langsung menjurus pada pokok permasalahan. Pertanyaan
perlu disusun secara bertahap agar responden mampu menjawab
pertanyaan dengan baik dan memperoleh jawaban yang lengkap.
3) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Hendaknya bahasa mampu dipahami dan menghindari istilah-istilah asing
yang jarang digunakan responden.
4) Apabila menggunakan pertanyaan tertutup, jawaban setiap pertanyaan
hendaknya diberi kode yang jelas agar mempermudah proses pengolahan
data.
c. Observasi dan Wawancara
Observasi dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk membangun informasi. Observasi adalah teknik pengumpulan

10
data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi.
Adapun wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk
memperoleh informasi langsung dari informan. Observasi dan wawancara dapat
digunakan sebagal teknik evaluasi dalam kegiatan pemberdayaan.
Berikut kelebihan teknik observasi dan wawancara.
1) Peneliti dapat memperoleh informasi langsung dari sumber dan fakta lapangan.
2) Informasi yang diperoleh dapat dikembangkan lebih mendalam.
3) Dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat karena observasi dilakukan
langsung kepada objek atau informan.
Adapun kelemahan teknik observasi adalah sebagai berikut.
1) Memerlukan waktu relatif lama karena perlu meluangkan waktu terjun ke
lapangan.
2) Subjektivitas peneliti dapat memengaruhi hasil analisis data.
3) Sikap tertutup dan lokasi informan yang sulit dijangkau dapat menghambat
proses evaluasi
Teknik observasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu observasi
partisipasi aktif (bergabung secara langsung) dan observasi partisipasi pasif
(melakukan pengamatan dari jauh). Adapun wawancara dapat dilakukan dalam
beberapa bentuk, antara lain terstruktur. tidak terstruktur, formal, informal, dan
wawancara mendalam." Observasi partisipasi aktif lebih banyak digunakan dalam
kegiatan evaluasi pemberdayaan. Melalui teknik tersebut evaluator dapat
memantau langsung kelebihan ataupun kekurangan kegiatan pemberdayaan.
Berikut langkah-langkah teknik observasi dalam kegiatan pemberdayaan.
1) Menentukan tujuan dan fungsi kegiatan observasi.
2) Datang langsung ke lokasi observasi.
3) Mencatat data yang diperlukan dan menyesuaikannya dengan tujuan atau
fungsi observasi.
4) Jika observasi dilanjutkan wawancara, observer menemui narasumber untuk
dilakukan wawancara dan mencatat hasil wawancara.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan observer dalam melakukan
observasi menurut Burhan Bungin.

11
1) Dalam melakukan evaluasi hasil pemberdayaan, observer harus mengetahui
hal-hal yang akan diobservasi, misalnya mengobservasi kinerja atau hasil
pemberdayaan.
2) Cara melakukan pencatatan. Dalam melakukan observasi, observer dapat
menerapkan pencatatan langsung atau dengan alat (handycam atau alat
perekam lainnya).
3) Menjaga hubungan baik dengan objek pengamatan. Kadang dalam
melakukan observasi ditemui hasil pemberdayaan yang kurang memuaskan.
Observator harus dapat menjaga emosi dan pendapatnya agar tidak
merusak hubungan baik dengan objek pengamatan.
4) Waktu observasi. Untuk melakukan observasi, observator perlu
menentukan waktu yang dibutuhkan.
Tiap teknik yang telah dijelaskan tersebut dapat dipilih dan diterapkan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi kegiatan pemberdayaan
dapat dilakukan melalui lebih dari satu teknik. Penggunaan tiap teknik
tersebut membantu peneliti atau observator menemukan data lapangan
dalam proses analisis. Untuk mewujudkan kegiatan evaluasi pemberdayaan
dibutuhkan sikap teliti, jujur, dan tanggung jawab. Selain itu, dengan
menumbuhkan sikap peduli sosial kita telah melaksanakan ajaran agama dan
menunjukkan keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Mengapa penulisan laporan perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi
pemberdayaan? Coba utarakan pendapat Anda! Setelah melakukan evaluasi,
kegiatan selanjutnya adalah menulis hasil evaluasi dalam sebuah laporan. Hasil
kegiatan evaluasi pemberdayaan yang telah dilakukan ditulis dalam bentuk
laporan yang tersusun secara sistematis. Berikut contoh sistematika penulisan
laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan komunitas.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Ringkasan Kegiatan Evaluasi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan
D. Manfaat
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan

12
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
B. Teknik yang Digunakan
BAB IV Hasil dan Pembahasan Kegiatan Evaluasi Pemberdayaan
A. Deskripsi Kondisi Umum Lokasi Pemberdayaan
B. Deskripsi Program dan Kegiatan Pemberdayaan
C. Hasil Kegiatan Evaluasi Pemberdayaan
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran
Daftar Pustaka

Sistematika penulisan laporan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan


hasil yang ingin dicapai. Anda dapat mengembangkan sistematika penulisan
laporan tersebut. Anda dapat membandingkan sistematika tersebut dengan
laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan yang telah ada sebelumnya dengan
mengunjungi perpustakaan atau penelusuran internet.

Penulisan laporan penelitian merupakan proses akhir dalam kegiatan


evaluasi pemberdayaan. Menulis laporan penelitian dapat mendorong Anda
untuk menggali informasi dan mengembangkan pola pikir kritis. Hendaknya
perlu memperhatikan teknik penulisan yang telah ditentukan dalam menulis
laporan penelitian. Berikut beberapa teknik penulisan yang perlu diperhatikan.

a. Bahasa

Dalam penulisan laporan evaluasi hendaknya menggunakan kalimat


efektif. Selain itu, bahasa yang digunakan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hal tersebut
dilakukan agar hasil laporan kegiatan evaluasi dapat lebih mudah dipahami.

b. Notasi Ilmiah

Terdapat tiga unsur pernyataan ilmiah yang dipergunakan dalam


tulisan, yaitu sebagai berikut.
1) Harus dapat diidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2) Harus dapat diidentifikasikan media komunikasi ilmiah, misalnya disampaikan
dalam buku, jurnal, atau lokakarya.
3) Harus dapat diidentifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut beserta domisili dan waktu penerbitan dilakukan.

13
Teknik notasi ilmiah terdiri dari dua macam, yaitu dicantumkan atau
ditulis langsung pada badan halaman setelah kutipan dan ditulis pada kaki
halaman atau catatan kaki (footnote). Fungsi catatan kaki yaitu memberikan
catatan tambahan dan sebagai sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang
disampaikan.
c. Penulisan Daftar Pustaka
Dalam laporan evaluasi, semua kutipan baik kutipan langsung
maupun kutipan tidak langsung harus dituliskan sumber pustakanya. Penulisan
sumber referensi tertulis dalam daftar pustaka yang disusun berdasarkan abjad
huruf awal nama familinya bagi penulis internasional, sedangkan nama penulis
Indonesia tidak perlu dibalik namanya karena nama belakang sering bukan
nama famili. Setelah penulisan nama, diikuti tahun penerbitan buku, judul buku,
kota penerbit, dan nama penerbit judul buku. Berikut contoh penulisan daftar
pustaka.
1) Ritzer, George dan Goodman J. Douglas. 2007. Teori Sosiologi Modem (Edisi
Keenam). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
2) Yustinus Prastowo. 2014. Ketimpangan Pembangunan Indonesia dari
Berbagai Aspek. Jakarta: Infid.
d. Tata Letak Penulisan
Berikut tata letak penulisan laporan yang sering digunakan sebagai acuan
pengetikan laporan.
1) Kertas yang biasa digunakan yaitu ukuran kuarto (A4) dengan berat 70 gram.
2) Standar margin (jarak tepi) yang sering digunakan yaitu 3-3-3-3. Meskipun
demikian, ada pula yang menuliskan 4-3-4-3 dengan jarak penulisan adalah
1,5 spasi.
3) Penulisan tabel dan gambar harus ada nama, nomor, dan sumber.
Apakah manfaat laporan evaluasi pemberdayaan komunitas? Coba
utarakan pendapat Andal Evaluasi pemberdayaan dapat menguntungkan
berbagai pihak, termasuk bagi Anda. Dengan melakukan kegiatan tersebut,
Anda dapat menunjukkan peran dalam komunitas di lingkungan sekitar Anda.
Sebagai contoh, Anda dapat berpartisipasi dalam kegiatan evaluasi
pemberdayaan karang taruna dan organisasi di sekolah. Selanjutnya, Anda

14
menyusun laporan kegiatan evaluasi sesuai hasil telaah dan menyampaikannya
sebagai bahan masukan bagi karang taruna atau organisasi di sekolah Anda.
4. Manfaat Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Mardikanto, manfaat evaluasi pemberdayaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri,
bagi aparat pemerintah atau fasilitator pemberdayaan, dan bagi pelaksana
evaluasi.
a. Manfaat Evaluasi bagi Kegiatan Pemberdayaan Itu Sendiri
1) Mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dilaksanakan.
2) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan.
3) Mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul berkaitan dengan
tujuan yang diinginkan.
4) Mengukur efektivitas dan efisiensi sistem kerja serta metode
pemberdayaan yang telah dilaksanakan.
5) Meningkatkan partisipasi masyarakat pada masa mendatang.
b. Manfaat Evaluasi bagi Aparat Pemerintah atau Fasilitator Pemberdayaan
1) Memberikan kepuasan psikologis yang mampu mendorong aktivitas
pemberdayaan pada masa mendatang.
2) Mengembangkan karier.
3) Mendorong sikap tekun dan tanggung jawab.
c. Manfaat Evaluasi bagi Pelaksana Evaluasi
1) Mengembangkan kebiasaan mengeluarkan pendapat berdasarkan fakta
dan data yang ada.
2) Menanamkan kebiasaan bekerja sistematis, sesuai prosedur dan pedoman
yang telah ditetapkan.
3) Memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk
menggunakan serta mengembangkan teknik pengukuran, pengumpulan
data, dan analisis yang tepat dan tajam.

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai