Anda di halaman 1dari 57

ASSESMEN PEMBELAJARAN DI SD

Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok


Mata kuliah Assesmen Pembelajaran di SD

Oleh :
Kelompok 3
Faridatul Umi 19124013
Lisa Syupriyanti 19124024
Mera Putri Dewi 19124025
Feni Herlina 19124015

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. Farida F, M.T., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

i
DAFTAR ISI

TUGAS MATERI 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
Membuat Spesifisikasi Kesimpulan dan Keputusan untuk Merencanakan
Penilaian, Membuat Persiapan untuk Memperoleh Data yang Dibutuhkan
A. Membuat Spesifikasi Kesimpulan ........................................................... 1
1. Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi ........................................ 1
2. Menghimpun Data ................................................................................ 2
3. Melakukan Verifikasi Data .................................................................. 2
4. Mengolah dan Menganalisis Data ........................................................ 2
5. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan ..... 3
B. Keputusan untuk Merencanakan Penilaian ........................................... 7
1. Objek dari Keputusan ............................................................................ 7
2. Jenis Tindakan Keputusan ..................................................................... 7
3. Tujuan Keputusan .................................................................................. 9
4. Kriteria Pentingnya Mengukur Sebuah Keputusan ................................ 10
C. Membuat Persiapan untuk Memperoleh Data yang Dibutuhkan ........ 10
1. Mencari Informasi yang Sudah Tersedia ............................................... 10
2. Memutuskan Kapan dan Bagaimana untuk Mendapatkan Informasi yang
Dibutuhkan ............................................................................................ 11
a. Teknik Pengumpulan Informasi yang Tepat ...................................... 11
b. Jenis Instrumen .................................................................................. 12
BENTUK IMPLEMENTASI DI SD............................................................. 17
CONTOH PENYUSUNAN INSTRUMEN UNTUK TES TERTULIS ..... 18
KISI-KISI SOAL PENILAIAN .................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 25

TUGAS MATERI 8
Membangun Daftar Periksa dan Skala Penilaian
A. Menurut TenBrink .................................................................................... 26
1. Konstruksi Daftar Periksa ....................................................................... 26

i
ii

2. Rating Scale (Skala Bertingkat) ............................................................. 27


B. Menurut Brassard ..................................................................................... 28
1. Daftar Periksa (Cheklist) ......................................................................... 28
2. Rating Scale (Skala Bertingkat) .............................................................. 28
C. Menurut Rusilowati .................................................................................. 29
1. Daftar Cek (Check-List) .......................................................................... 29
2. Skala Penilaian (Rating Scale) ................................................................ 30
D. Menurut Learning and Teaching Centre ................................................ 32
1. Daftar Periksa (Checklist) ....................................................................... 33
2. Rating Scale ............................................................................................. 33
E. Menurut Sugiyono ..................................................................................... 34
ANALISIS ....................................................................................................... 35
IMPLEMENTASI .......................................................................................... 36
INSTRUMEN DAFTAR PERIKSA dan SKALA PENILAIAN ............... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
Soal Membuat Spesifikasi Kesimpulan ........................................................... 46
Soal Membuat Keputusan ................................................................................ 48
Soal Membuat Daftar Cek................................................................................ 50
Soal Membuat Rating Scale ............................................................................. 52
CHAPTER REPORT

A. Membuat Spesifikasi Kesimpulan


Dalam membuat spesifikasi kesimpulan, ada beberapa perencanaan yang
harus di persiapkan yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi
1) Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi, termasuk
merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya penilaian. Hal ini perlu
dilakukan agar arah proses penilaian jelas.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif,
afektif, atau psikomotor.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. Apakah akan
menggunakan teknik tes ataukah non tes. Dari sejumlah teknik tes atau
non tes yang ada, juga harus menentukan mana yang akan digunakan
dengan memperhatikan ciri-ciri dari masing-masing teknik serta
memahami beberapa kelebihan dan kekurangannya.
4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin
digunakan adalah butir-butir soal tes (test item), daftar cek (check list),
rating scale, panduan wawancara, dan lain-lain. Tentunya di dalam
memilih instrumen yang akan digunakan harus menyesuaikan dengan
satu atau lebih tujuan yang telah ditentukan. Termasuk di dalam langkah
ini adalah membuat petunjuk yang akan dicantumkan pada lembar
penilaian, yang meliputi:
- tujuan diadakannya penilaian
- waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
- dasar yang digunakan untuk memberikan jawaban (misalnya memilih
jawaban yang benar ataukah yang terbaik?)
- prosedur menulis jawaban (tanda silang, melingkari, dsb)
- akibat yang diterima jika guessing (menebak).

1
2

5) Menentukan metode penskoran jawaban siswa. Dengan kata lain Anda


harus memutuskan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam menginterpretasi data hasil evaluasi.
Misalnya saja, apakah Anda akan menggunakan Penilaian Beracuan
Patokan (PAP) ataukah menggunakan Penilaian Beracuan Kelompok
atau Norma (PAN).
6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi
(kapan, berapa kali, dan berapa lama).
7) Mereviu tugas-tugas penilaian
Setelah menyusun tugas penilaian, mintalah bantuan pihak lain untuk
mencermatinya sebelum mencantumkannya pada instrumen asesmen.
Dengan meminta bantuan pihak lain, akan dapat mengetahui apakah
kalimat yang dibuat bisa dipahami orang lain, apakah struktur kalimat
yang kita gunakan sudah tepat, apakah tidak terjadi pengulangan, dan
seterusnya.
b. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan
tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara
atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa
rating scale, check list, interview guide atau angket. Ketika melakukan
penialain prestasi peserta didik, para guru harus memahami situasi dan
kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus tenang dan
nyaman. Selama proses penilaian berlangsung, Guru juga harus memonitor
jalannya penialain dan membantu agar semuanya berjalansesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
c. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang
“baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta
didik yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang
akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).
d. Mengolah dan Menganalisis Data
3

Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang
telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa
menggunakan teknik statistik dan/atau teknik nonstatistik, berdasarkan pada
mempertimbangkan jenis data.
e. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap
makna yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat
tentu saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di
awal.
Malawi, I., Maruti, S., E. (2016). Evaluasi Pendidikan. Jawa Timur: CV. Ae
Media Grafika
Sebelum membuat kesimpulan dalam merencanakan penilaian, terlebih
dahulu harus diketahui apa saja yang harus dipersiapkan dan dibutuhkan dalam
merencanakan penilaian, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan umum
Perencanaan umum adalah perencanaan yang menyangkut segenap
rencana evaluasi hasil belajar dalam suatu jenis pendidikan tertentu.
Perencanaan dimulai dengan pengaturan pemberian pelajaran. Berhubungan
dengan pengaturan pemberian pelajaran, ada dua hal penting yang harus
diperhatikan oleh guru atau pengajar di sekolah, antara lain:
a. Guru harus memahami tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh suatu jenis
pendidikan ketika guru bertugas
b. Guru perlu menyadari sumbangan yang dapat diberikan dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan itu
Melalui dua kegiatan tersebut guru dapat mengetahui gambaran tentang
kemajuan belajar peserta didik dalam melakukan evaluasi belajar. Dalam
melaksanakan evaluasi belajar perlu diberlakukan program evaluasi. Adapun
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pokok-pokok
yang akan dicantumkan dalam program evaluasi suatu sekolah yaitu sebagai
berikut:
4

1) Kecakapan serta pengalaman yang dimiliki para guru dalam soal evaluasi
atau teknik-tekik evaluasi
2) Jelas tidaknya, rinci tidaknya rumusan tentang tujuan-tujuan pendidikan,
maupun rumusan tentang tujuan-tujuan pelajaran yang tercantum dalam
rencana pembelajaran
3) Tersedia tidaknya alat-alat evaluasi yang akan dipergunakan.

2. Perencanaan khusus
Dalam melakukan perencanaan penilaian khusus ada beberapa langkah-
langkah yang perlu dipersiapkan oleh guru sebelum melakukan penilaian.
Perencanaan penilaian khusus ini akan berhasil apabila dibarengi dengan
evaluasi dan persiapan khusus. Keduanya ini merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan karena keduanya saling melengkapi. Persiapan khusus untuk
melakukan perencanan penilaian adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan
Pertama yang dilakukan sebelum melakuakan penilaian yaitu
merumuskan tujuan secara rinci dan seberapa proses mental yang ingin
diukur dalam hubungannya dengan pengetahuan tentang materi yang
dievaluasi. Rincian pengetahuan yang hendak diukur dapat dilakukan
dengan berpedoman dengan taxsonomy yang menggolongkan jenis
pengetahuan adalah:
1) Daerah kognitif
2) Daerah afektif
3) Daerah psikomotor
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai
Aspek-aspek yang akan dinilai dalam suatu tindakan evaluasi
didasarkan pada tujuan evaluasi yang telah dirumuskan.
c. Menetapkan metode
Menentukan metode yang akan digunakan dalam tindakan
evaluasidilakukan setelah merumuskan tujuan evaluasi. Metode yang
digunakan menjadi efektif apabila kita mengetahui aspek-aspek yang kita
5

nilai. Kalau aspek yang akan kita nilai memil;iki macam-macam bentuk
manifestasi, maka sedapat mungkin kita pilih manifestasi yang paling sesuai
dengan aspek tadi. Misalnya tujuan muatan IPA siswa mampu menjelaskan
pengertian udara, maka untuk menilai pengetahuan siswa tentang pengertian
udara itu dapat menggunakan metode tes, sedangkan untuk menilai
pengetahuan siswa tentang makna udara bagi kehidupana manusia maka
dapat digunakan metode ekperimen.
d. Menyiapkan alat-alat
Alat-alat yang perlu disiapkan dalam tindakan evaluasi erat
berhubungan dengan metode yang digunakan dalam evaluasi. Apabila
dalam tindakan evaluasi berupa tes tertulis maka alat-alat berupa soal tes.
Apabila evaluasi yang dilakukan berupa ekperimen maka alat yang harus
disipkan merujuk ke ruang laboraturium.

Masbur. (2012). Remedial Teaching Sebagai Suatu Solusi: Suatu Analisis


Teoritis. Jurnal Ilmiah Didaktika.

Untuk membuat keputusan dan kesimpulan mengenai penilaian hasil belajar


peserta didik seperti hasil belajar yang kurang memuaskan, maka guru perlu
merencanakan proses perbaikan dari hasil belajar misalnya dengan mengadakan
remedial. Pengajaran remedial adalah suatu layanan pendidikan atau suatu bentuk
program pembelajaran yang dilaksanakan dengan perlakuan khusus yang
diberikan guru pada siswa yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tersebut mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan.
Adapun perencanaan dari pengajaran remedial adalah sebagai berikut:
a. Meneliti kembali kasus
Meneliti kembali kasus adalah mendiagnosis kasus kesulitan belajar
dengan kriteria di bawah minimal yang dicapai dari hasil belajarnya. Meneliti
kembali kasus dengan permasalahannya merupakan tahapan paling
fundamental dalam pengajaran remedial karena merupakan landasan titik
tolak langkah-langkah berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah
6

agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara
dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus akan
dapat ditentukan siswasiswa yang perlu mendapatkan pengajaran remedial.
Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam bidang
studi apa saja mengalami kelemahan.
b. Menentukan tindakan yang harus dilakukan
Menentukan tindakan yang harus dilakukan yaitu menentukan alternative
pilihan yang relevan dengan karakteristik kasus yang ditangani. Langkah ini
merupakan lanjutan dari langkah pertama. Dari hasil penelaah dan penelitian
kembali kasus yang dilakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh
karakteristik kasus yang ditangani tersebut, yaitu dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga golongan yaitu berat, cukup, dan ringan. Dikatakan kasus berat
jika siswa belum memiliki cara belajar yang baik, juga memiliki hambatan
emosional. Kasus yang cukup adalah jika siswa telah mampu menemukan
pola belajar tetapi belum dapat berhasil karena ada hambatan psikologis.
Sedangkan pada kasus ringan jika siswa belum menemukan cara belajar yang
baik.
c. Pemberian layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh guru/konselor kepada siswa melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar
siswa memiliki kemampuan atau kecakapan dalam melihat dan menemukan
masalahnya serta mampu menyelasaikan masalahnya sendiri.
d. Pelaksanaan pembelajaran remedial
Pelaksanaan pembelajaran remedial merupakan suatu program yang
diberikan guru untuk memperbaiki prestasi belajar siswa yang dibawah
criteria ketuntasan minimal. Program ini sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa
(dengan karakter) tertentu lebih mampu meningkatkan prestasi seoptimal
mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan.
7

e. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar

Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi adalah dengan


mengadakan tes terhadap perubahan pribadi siswa untuk mengetahui proses
pengajaran remedial secara menyeluruh. Langkah ini adalah melakukan
pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang diberikan pengajaran
remedial. Apakah ia sudah mencapai apa yang direncanakan pada kegiatan
pelaksanaan remedial atau belum. Maka untuk mengetahui hal itu perlu
dilakukan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan alat post-tes atau
tes sumatif yang seperti dipergunakan pada proses belajar mengajar yang
sesungguhnya.
B. Keputusan untuk Merencanakan Penilaian
1. Objek dari keputusan
Keputusan tentang pendidikan biasanya dibuat untuk siswa secara
individu. Contohnya : Milner dipromosikan naik ke kelas 5 atau Elis
diberikan pelajaran tambahan untuk naik ke level berikutnya. Namun
demikian, pribadi siswa tidak mesti menjadi objek dari keputusan
pendidikan. Bisa saja guru, materi pelajaran, aktivitas pembelajaran,
metode mengajar, rencana pembelajaran, tesnya, kurikulum. Hampir setiap
orang, tempat atau sesuatu dapat dijadikan objek dari keputusan
pendiSdikan. Jika objek yang akan dijadikan keputusan itu adalah siswa
maka informasi yang dicari adalah mengenai siswa dan juga kesimpulan
yang diambil adalah keadaan siswa pada saat sekarang. Begitu juga
dengan objek yang lainnya.
2. Jenis tindakan keputusan
Ada beberapa jenis keputusanuntuk merencanakan penilaian, antara
lain:
a. Keputusan pemilihan,bisa penerimaan atau penolakan terhadap
tindakan yang akan dipilih. Contoh seorang siswa ingin memilih 2
sekolah yang ingin dimasuki berarti itu ada satu yang diterima dan
satu ditolak. Dalam sebuah yayasan punya dana akan memilih dari
beberapa proposal yang masuk, ini berarti ada proposal yang diterima
8

dan ada yang ditolak. Bisa juga keputusan pemilihan itu memilih tidak
dari pilihan yang mernerimanya tetapi dari pilihan yang lain yang
disenangi. Contoh : seorang anak lebih memilih sekolah swasta yang
bagus daripada sekolah negeri yang lebih dulu menerimanya.
b. Keputusan penempatanadalah jenis keputusan yang dibuat ketika
seseorang individu yang telah diterima dalam ruang dan waktu.
Ditempatkan dalam waktu maksudnya adalah ditempatkan di
beberapa point dalam urutan acara, kegiatan atau program. Contoh
George ditempatkan di level kelas tiga dalam pelajaran membaca.
Dari 20 level yang ada di kelas 8 Mary ditempatkan pada level 14.
Ditempatkan dalam ruang maksudnya adalah ditempatkan di tempat
tertentu atau dalam kelompok tertentu. Contohnya Laura ditempatkan
dalam dalam kelas program membaca, Wilbur dalam kelas pidato, dan
Sally dalam kelas pembelajaran dissabiliti.
c. Keputusan treatment. Contohnya pengembangan rencana
pembelajaran pada satu unit mata pelajara sosial, penugasan chapter
yang harus dibaca, menyediakan media kit untuk siswa bagi yang
ingin memperkaya kosakatanya.
Menurut Thomdike dan Hagen (dalam Basrowi dan Siskandar,
2012:5-6) tujuan dan kegunaannilai dapat diarahkan pada keputusan-
keputusan diantaranya:
1) Keputusan pengajaran,mengambil keputusan apa yang berkenaan
dengan apa yang dipelajari siswa di kelas.
2) Keputusan hasil belajar,hasil belajar meliputi aspek pengetahuan,
sikap,dan keterampilan.
3) Keputusan untuk diagnostik,tes ini dilakukan untuk mengetahui
bidang kelebihan dan kelemahan pada siswa.
4) Keputusan untuk penempatan,kemampuan siswa yang satu dengan
lainnya berbeda karenanya ini mendorong pengajar untuk melakukan
pengelompokan setara (homogeneus grouping).
9

5) Keputusan seleksi, seleksi dihubungkan dengan jumlah tempat yang


tersedia dan dihubungkan dengan mutu lulusan dan batas lulusan.
6) Keputusan untuk pelayanan bimbingan dan konseling, dengan adanya
bimbingan konseling ini bisa mengarahkan dan mewujudkan bakat
pada diri siswa.
7) Keputusan untuk kurikulum, isi kurikulum dan rangcangan pengajaran
tidak tetap, kemungkinan bisa terjadi perubahan dan tekanan dalam
prosedur dan sarana pengajaran.
8) Keputusan untuk penelitian kelembagaan, lembaga pendidikan
mampu menghasilkan lulusan yang dilihat dari hasil balajar dan
berprestasi sekitar rata-rata saja. Hal ini dapat diketahui penelaahan
hasil pengukuran dan pendidikan.
3. Tujuan keputusan
Tujuan administratif, tujuan konseling, tujuan pembelajaran, atau
bertujuan untuk sebuah penelitian, sebagai berikut:
a. Administratif,tujuan adminisratif sebagai yang utama karena akan
memberikan efek total pada unit operasi administratif. (sistim seluruh
kota, SMA dalam kota, SD pinggiran kota). Contohnya keputusan
yang berkenaan dengan alokasi sumber daya, pemilihan kurikulum,
pembentukan dan pemeliharaan staf.
b. Konseling,membantu siswa membuat pilihan vacational dan
pendidikan sama baiknya dengan membimbing siswa pada kebiasaan
belajar yang lebih baik, hubungan sosial yang lebih baik, kesehatan
mental yang lebih baik.
c. Pembelajaran,fungsi utama dari pendidikan, dan banyak keputusan
pembelajaran yang dibuat setiap hari. Keputusan tentang pembelajaran
yang mana yang layak diharapkan, aktifitas yang mana yang
seharusnya digunakan siswa untuk membantu mencapai semua hasil
ini, dan tehnik motivasi yang mana yang seharusnya dicoba semua
contoh keputusan yang menyediakan sebuah tujuan pembelajaran.
d. Penelitian,para peneliti pendidikan membuat tujuan tentang hipotesa
10

mana yang akan dites, siapa yang seharusnya dimasukkan dalam


sampel, dan treatment yang mana mungkin menyebabkan munculnya
lebih efisien. Peneliti mencari untuk menggali secara sistimatik jenis
pertanyaan yang guru tanyakan secara informal, seperti strategi
pembelajaran yang mana yang berhasil sangat baik bagi jenis
pembelajaran tertentu.
4. Kriteria pentingnya mengukur sebuah keputusan
a. Reservibility (dapat dibalikkan)
Kadang keputusan kita di awal berbeda dengan keadaan yang
kemudian terjadi setelah kita mengetahui adanya perubahan dari objek
yang kita putuskan, maka keputusan kita tersebut dapat dibalikkan ke
keadaan yang berbeda. Contohnya kita memutuskan untuk
menenpatkan seorang siswa pada level membaca di grup yang rendah.
Tapi setelah siswa tersebut meningkatkan kemampuan membacanya
keputusan yang tadi kita ambil bisa berubah atau dibalikkan.
b. Berapa banyak orang yang akan terimbas? Kadang-kadang keputusan
hanyak berefek hanya untuk sebagian kecil orang saja.
c. Jangka waktu efek yang terjadi tersebut bertahan
Misalnya dalam pemilihan buku teks pelajaran bagi siswa, kita
sebaiknya tidak hanya memikirkan berapa lama buku tersebut akan
dipakai tapi lebih kepada sebesar apa efek yang ditimbulkan atau
pengaruh penggunaan buku tersebut bagi siswa.
d. Pentingnya hasil belajar
C. Membuat Persiapan untuk Memperoleh Data yang Dibutuhkan
Membuat Persiapan untuk Memperoleh informasi yang
DibutuhkanMenurut TenBrink (1974: 127), sebagai berikut:
1. Mencari informasi sudah tersedia
Sebuah informasi keputusan kesepakatan dengan hati-hati
dikumpulkan, direkam dan disimpan hanya untuk disalahgunakan atau
tidak digunakan sama sekali, informasi adalah catatan yang disimpan oleh
sekolah maupun oleh masing-masing guru dan lain-lain bisa sangat
11

berguna, namun anda harus tahu di mana untuk mencari informasi ini, apa
yang dapat anda harapkan untuk menemukan, dan bagaimana
menggunakan apa yang anda temukan.
2. Memutuskan kapandan bagaimana untukmendapatkan informasi
yang dibutuhkan
Sebagian besar waktu, informasi yang anda butuhkantidakakan
tersedia, iniberartiAnda harusmendapatkan informasiitu
sendiri.Perencanaan yang cermatakanpergijauh ke arahmeyakinkan anda
tentanginformasi yang validdan dapat diandalkan. Anda harus
merencanakansebagai lemakdepanmungkin, memutuskan kapan, di mana,
dan bagaimanauntuk mendapatkaninformasi yang anda butuhkan.
a. Teknik pengumpulan informasi yang tepat
Ada empat teknik utama (atau metode) untuk memperoleh
evaluatif pengamatan informasi, penyelidikan, analisis, dan pengujian.
Jenis informasi yang dibutuhkan, jumlah waktu yang tersedia dan
jumlah akurasi yang dibutuhkan semua penting dalam memutuskan
teknik yang digunakan, sekali teknik umum telah diputuskan, maka
instrumen tertentu yang akan digunakan dapat dipilih. Ini merupakan
perbedaan penting, sebuah informasi teknik pengumpulan adalah
metode memperoleh informasi sedangkan pengumpulan informasi
instrumen (atau alat) adalah perangkat tertentu yang akan digunakan,
beberapa jenis instrumen dapat digunakan dengan lebih dari satu
teknik, misalnya. Satu checklist dapat digunakan untuk menganalisis
dan tugas tertulis dan lain untuk mengamati orang yang membuat
periksa ketika memutuskan bagaimana untuk mendapatkan informasi.
Teknik pengumpulan informasi adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah proses mencari dan mendengarkan,
memperhatikan elemen penting kinerja atau produk, observasi
memungkinkan guru untuk memperoleh informasi tentang
pengetahuan mahasiswa serta sikap dan keterampilan,
12

bagaimanapun, observasi paling cocok untuk pengumpulan


informasi tentang psikomotor seseorang dan perilaku afektif,
keterampilan apapun yang dengan sendirinya diamati (menyanyi,
senam menari, pidato) atau yang menghasilkan produk akhir yang
dapat diamati (menulis, menggambar, melukis) dapat dinilai
melalui penggunaan observasi
b. Penyelidikan
Penyelidikan adalah dengan bertanya, ada banyak informasi
yang bisa kita dapatkan terbaik dengan hanya meminta dan setiap
kita ingin tahu tentang seseorang yang dikagumi, tanyakan dia
informasi tentang sikap, minat, dan hubungan interpersonal
biasanya dapat diperoleh paling efisien melalui wawancara
digunakan.
c. Analisis
Analisis pada dasarnya adalah proses memisahkan sesuatu
menjadi bagian-bagian memecahnya “untuk mencari tahu”.
Ttugas, tes dan proyek dapat dianalisis untuk berbagai faktor,
misalnya, tugas matematika siswa dapat dipisahkan ke dalam
jenis kesalahan atau jenis solusi yang diusulkan.
d. Pengujian
Pengujian biasanya dianggap sebagai teknik pengumpulan
informasi utama untuk memperoleh informasi tentang aspek
kognitif dari perilaku orang. Oleh karena itu, pengujian sering
dikaitkan dengan kertas dan pensil tindakan subjek pengetahuan
mater dan kemampuan berpikir. Namun, pengujian juga dapat
digunakan untuk mendapatkan ukuran keterampilan seseorang
dalam bidang-bidang seperti menulis, berbicara olahraga dan
pendidikan jasmani.
b. Jenis instrumen
1) Instrumen observasi
Ada beberapa Instrumen pengamatan, sebagai berikut:
13

a) Catatan anekdot
Catatan anekdot yang ditulis deskripsi dari pengamatan
guru telah membuat siswa mereka. Deskripsi ini adalah catatan
faktual dari pada interpretasi dari apa yang terjadi. Catatan
anekdot, seperti kamera film bingkai tunggal adalah semacam
teknik perekaman “selang waktu” yang sangat berguna untuk
guru kelas. Ini gambar singkat perilaku wiil memungkinkan
guru untuk melihat pola perilaku selama periode waktu dalam
banyak cara yang sama bahwa seorang fotografer, melalui
fotografi selang waktu jam tangan sebuah tanaman yang
tumbuh.
b) Checklist
Checklist adalah untuk sorotan sebagai sebuah anekdot
adalah untuk checklist meskipun analogi di atas adalah agak
kasar, itu tidak menunjukkan perbedaan yang sangat penting
antara anekdot dan checklist, anekdot yang digunakan untuk
menyelidiki daerah besar perilaku, untuk melihat apa yang bisa
dilihat. Checklist, di tangan, digunakan untuk mencari perilaku
yang sangat spesifik, untuk melihat apakah apa yang dicari
adalah ada. Bila menggunakan checklist, bisa memutuskan
bahwa perilaku tertentu atau karakteristik tertentu yang penting.
Anda menempatkan ini turun dalam daftar dan kemudian
memeriksa off masing-masing yang hadir.
c) Skala penilaian
Skala penilaian hanyalah seperangkat karakteristik yang
akan dinilainya disertai oleh beberapa jenis skala. Pengamatan
menggunakan skala untuk menunjukkan yang mana dari
beberapa keterangan terbaik mencirikan individu dihakimi skala
rating menentukan karakteristik harus dinilai dan yang laporan
deskriptif yang akan digunakan dalam menilai karakteristik
tersebut. Itu, aspek yang paling penting spesifik karakteristik
14

yang sedang dihakimi dipilih dan perhatian pengamat diarahkan


khusus untuk aspek-aspek. Proses ini menyebabkan pengamat
menjadi agak lebih objektif dan mungkin lebih akurat dalam
penilaiannya.
d) Peringkat
akan alat pengamatan yang relatif mentah dan agak
subjektif. Untuk itu hanya panggilan untuk pengamat untuk
peringkat orang-orang atau benda yang dinilai pada dasar sejauh
mana mereka memiliki karakteristik yang sedang diukur. Ada
sejumlah modifikasi berguna dari metode urutan peringkat yang
ketat. Misalnya adalah mungkin untuk peringkat dengan
membagi sekelompok orang atau produk ke beberapa nomor
prapembagunan kelompok. Ini adalah prosedur diikuti ketika
tema atau benda-benda seni dibagi menjadi rata, di atas rata-rata
dan di bawah rata-rata kelompok. Modifikasi lain dari metode
peringkat disebut metode perbandingan berpasangan dalam
pendekatan ini setiap siswa dibandingkan dengan setiap siswa
lain dan di setiap penilai menunjukkan mana dari dua dinilai
lebih baik.
2) Instrumen Penyelidikan
Instrumen berikut dapat membantu guru untuk mendapatkan,
lebih sistematis dan lebih objektif, informasi tentang persepsi
individu tentang dirinya sendiri atau orang lain kuesioner,
wawancara, instrumen sociometric dan teknik proyekti kuesioner.
Kuesioner hanyalah sebuah daftar pertanyaan tertulis sehingga
mereka dapat dibaca dan ditanggapi oleh siswa (atau responden
lainnya) kuesioner biasanya menduplikasi sehingga salinan dapat
diberikan kepada setiap orang yang mempertanyakan. Akibatnya,
kelompok besar individu dapat dipertanyakan pada saat yang sama.
15

a) Kuesioner atau angket


Kuesioner adalah informasi terutama untuk mendapatkan
tentang pendapat dan sikap individu, penggunaan lain dari
kuesioner namun untuk memperoleh laporan dari masing-
masing melakukan (atau mungkin melakukan) dalam situasi
tertentu misalnya. Kuesioner dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang dilaporkan kebiasaan belajar,
dirasakan penggunaan perpustakaan atau jumlah waktu yang
dihabiskan untuk berlatih untuk kinerja.
Menurut Sugiyono (2011), angket atau kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukkan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu yang tidak bisa
diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan
data sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam jumlah
besar.
b) Wawancara
Keuntungan utama dari wawancara adalah bahwa hal itu
memungkinkan Anda untuk mendapatkan informasi afektif yang
bersifat sangat pribadi. Tentu saja, kelemahan utama adalah
bahwa informasi dari yang sangat subjektif dan mungkin
mengandung banyak kesalahan. Kerugian lain yang penting
adalah bahwa dibutuhkan banyak waktu. Jika informasi yang
sama diperlukan tentang semua siswa Anda, maka kuesioner
atau persediaan akan lebih tepat.
c) Instrumen sociometric
Instrumen sociometric dirancang untuk memperoleh bukti
tentang penerimaan sosial dari individu dalam kelompok dan
tentang hubungan yang dirasakan yang ada di dalam kelompok.
16

Penerimaan sosial individus dalam kelompok yang terbaik


menentukan oleh perangkat pencalonan, instrumen ini
menetapkan kebutuhan untuk berbagai orang yang akan dipilih
untuk beberapa posisi atau kegiatan
d) Teknik proyektif
Teknik proyektif yang dirancang untuk mencari tahu
tentang kepribadian dan karakteristik penyesuaian sosial
individu. Instrumen ini umumnya menyajikan bahan stimulus
yang sangat ambigu (gambar atau percikan tinta) untuk individu.
Individu diperintahkan untuk menggambarkan apa yang dia lihat
dan tanggapannya dianalisis. Asumsinya adalah bahwa
seseorang akan memproyeksikan perasaannya, bias dan
keanehan dalam rangsangan ambigu.
17

BENTUK IMPLEMENTASI DI SEKOLAH DASAR

Dalam membuat spesifikasi kesimpulan dan keputusan untuk merencanakan


penilaian dimulai dengan suatu pertanyaan. Pertanyaannya berkaitan dengan proses
pembelajaran. Seperti guru ingin tahu apa saja yang diajarkan kepada siswa,
bagaimana cara mengajarkan atau bagaimana strategi yang akan digunakan,
bagaimana membuat siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang
akan di nilai oleh guru, kapan guru akan melakukan penilaian, dan apa bentuk
penilaiannya. Pertanyaan seperti sangat penting untuk guru sebelelum membuat
kesimpulan dan keputusan dalam perencanaan penialaian.
Selain itu, sebelum mengambil keputusan, guru harus mengetahui apa saja yang
akan dinilai oleh guru, misalnya penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Selanjutnya guru harus mengetahui apa saja bentuk penilaian yang akan dilakukan
seperti tes dan non tes. Guru juga harus memahami bagaimana membuat instrumen
tes dan non tes sehingga instrumen yang dibuat dapat mengukur atau menilai yang
hendak di ukur atau dinilai. Selain itu, guru juga harus memahami bagaimana
melakukan penilaian sesuai dengan Standar Penilaian yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Guru juga, mempertimbangkan kapan dilaksanakan penilaian itu
dilaksanakan. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mempermudah
guru dalam membuat kesimpulan dan keputusan penilaian.
Setelah membuat pertanyaan, kemudian mengumpulkan informasi dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dengan cara melakukan pengamatan dan
persiapan. Selanjutkan memutuskan kapan dan bagaiamana melakukan penilaian dan
dengan cara apa melaksanakan penilaian. Adapun teknik penilaian dapat disesuaikan
oleh guru berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan bisa dalam bentuk tes atau
non tes. bentuk tes bisa berupa soal-soal, lisan, ataupun prektek. Sedangkan non tes
ini dilakukan untuk menilai sikap dengan menggunakan format penilaian sikap.
18
19
20
21
22
23
24
25

DAFTAR RUJUKAN

Basrowi dan Iskandar. 2012. Evaluasi Belajar Berdasarkan Kinerja. Bandung : Karya
Putra Darma.
Malawi, I., Maruti, S., E. (2016). Evaluasi Pendidikan. Jawa Timur: CV. Ae Media
Grafika
Masbur. (2012). Remedial Teaching Sebagai Suatu Solusi: Suatu Analisis Teoritis.
Jurnal Ilmiah Didaktika.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
TenBrik, Terry D. 1974. Evaluation A Practical Guide For Teachers. USA :
McGraw-Hill.
26

CHAPTER REPORT

Membangun Daftar Periksa dan Skala Penilaian

TenBrink. (1974). Evalution: A Practical Guide For Teachers. Colombia: University of Misaori.

Daftar periksa dan skala penilaian adalah alat yang berguna untuk mengamati
kinerja dan produk siswa. Namun, kalau tidak ada ketelitian yang dilakukan dalam
membangun instrumen ini, akan terjadi banyak kesalahan Selain itu, bias dari pengamat
akan cenderung mempengaruhi hasil pengamatan ketika menggunakan intrumen
(TenBrink, 1974).

A. Kontruksi Daftar Periksa


Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk dapat menghasilkan daftar
periksa yang valid, dapat diandalkan, dan mudah digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Tentukan kinerja atau produk yang tepat
Tentukan kinerja atau produk yang tepat dan daftar periksa cukup mudah
untuk dibangun dan digunakan, tetapi itu bukan alasan untuk menggunakannya.
Pastikan bahwa informasi yang dibutuhkan tentang kinerja atau produk yang akan
di evaluasi sudah termasuk dalam daftar. Tanyakan kepada diri anda pertanyaan
berikut yaitu tentang kinerja apa saja yang akan dievaluasi "apakah ada beberapa
karakteristik dari kinerja yang sangat penting untuk diketahui seperti apakah
terlaksana atau tidak" jika jawaban anda adalah ya, maka daftar periksa adalah
instrumen yang tepat untuk digunakan. Pertanyaan serupa harus diajukan tentang
penilaian produk yang ingin anda evaluasi. Apakah ada beberapa karakteristik
khas dari produk yang sangat penting diketahui, apakah itu terjadi atau tidak?
sekali lagi, jika jawaban anda adalah ya, maka daftar periksa sudah sesuai.
2. Buat daftar perilaku atau karakteristik yang penting
3. Tambahkan kesalahan umum
4. Atur daftar perilaku atau karakteristik
Daftar periksa akan mudah digunakan jika perilaku yang diamati sudah
dibuat daftarnya secara berurutan. Jika suatu produk yang akan dievaluasi maka
karakteristiknya harus tersusun secara sistematis sehingga pemeriksa dapat
memeriksa secara runtut bagian demi bagian.
5. Berikan cara untuk menggunakannya.
26
27

Harus ada tempat untuk melakukan memeriksa perilaku yang terjadi. Cara
yang terbaik adalah menempatkan pada sisi yang kosong pada margin kiri sebelah
masing-masing karakteristik yang diperiksa. Tanda centang dibuat hanya ketika
karakteristik yang dijelaskan terjadi dan karakteristik dibuat secara berurutan.

B. Rating scale (Skala Bertingkat)


Skala penilaian memiliki keunggulan pada daftar periksa karena
memungkinkan membuat penilaian tentang tingkah laku atau karakteristik yang
muncul secara sitematis. Skala penilaian biasanya terdiri dari seperangkat
karakteristik atau tingkah laku yang akan dinilai seperti halnya skala, pengamat
menggunakan skala untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas dari karakteristik
yang di amati. Seperangkat petunjuk akan membantu pengamat bagaimana
menggunakan skala tersebut.
Contoh dari rating scale: Petunjuk: berilah peringkat pada pemimpin diskusi
masing-masing karakteristik berikut dengan menempatkan “x” di sepanjang garis
horizontal di bawah setiap item.
Sejauh mana pemimpin diskusi mendorong diskusi?

Mencegah diskusi tidak mengecewakan atau memberi semangat diskusi


dengan komentar negatif memberi semangat diskusi dengan komentar positif

Perhatikan bahwa penulisan dari skala penilaian di atas membantu pengamat


fokus pada perilaku yang spesifik. Selain itu, jika menilai keseluruhan siswa maka
akan beracuan pada kerangka umum. Hal ini memberikan objektivitas dan
meningkatkan keandalan pengamatan jika rating scale dirancang dengan baik. Skala
penilaian dapat digunakan lebih dari satu kali penilaian. Berikut adalah langkah-
langkah yang harus diambil dalam membangun rating scale:
1. Menentukan hasil belajar yang sesuai
2. Buat daftar karakeristik yang penting dari setiap hasil belajar
3. Menentukan skala pada setiap karakteristik
4. Mengatur skala
5. Menuliskan petunjuk
28

Brassard, R.,M., Boehm, E., A. (2008). Preschool Assessment: Principless and


Practices. London: Guilford Press.

A. Daftar Periksa (checklist)

Dalam menyelesaikan daftar periksa mengharuskan penilai untuk membuat


penilaian tentang ada atau tidaknya perilaku atau keterampilan khusus yang terdaftar.
Oleh karena itu daftar periksa merupakan bentuk dikotomi peringkat. Hanya saja
jarang informasi deskriptif yang diberikan tentang kualitas perilaku. Daftar-
pembanding digunakan secara luas dalam penilaian. Meskipun mudah digunakan dan
menarik bagi penilai, kehati-hatian perlu dilakukan, karena banyak daftar periksa
yang singkat dan dangkal (Brassard, R & Boehm, E, 2008).

B. Rating Scale (skala bertingkat)

Skala penilaian menyelesaikan rating scale melibatkan pembuatan penilaian


kualitatif tentang perilaku tertentu. McCloskey (1990) menyebutnya sebagai
jangkar, yang "dapat dianggap sebagai spanduan penilaian". tergantung pada kata-
katanya, rating scale dapat dibuat seperti peringkat subyektif sederhana tentang
keberadaan atau kualitas perilaku, seperti yang dilakukan "Selalu" dan "Jarang".

Contoh:
Kegigihan anak
5 4 3 2 1
Selalu sangat jarang

Memotong dengan gunting


4 3 2 1
Unggul memuaskan membutuhkan perbaikan tidak memuaskan

Skala penilaian dan daftar periksa digunakan secara luas sebagai bagian dari
proses penyaringan dan identifikasi. Rating yang dilengkapi guru dapat memberikan
informasi yang berguna tentang aspek (kegiatan, harapan, dan lain-lain). Meskipun
skala penilaian tampaknya mudah untuk dibangun dan digunakan, Kerlinger (1973)
memperingatkan bahwa kemudahan ini membawa sesuatu yang besar terkait dengan
29

kurangnya validitas, karena tiga sumber yang bisa: (1) kesalahan keparahan, yang
mengakibatkan peringkat individu ke arah yang menyimpang dari semua
karakteristik; (2) kesalahan pemberian keringanan hukuman, yang mengakibatkan
semua orang mendapat manfaat dari keraguan; dan (3) kesalahan kecenderungan
sentral, atau menghindari semua penilaian ekstrem. Karena skala penilaian begitu
banyak digunakan dalam penilaian, beberapa perhatian perlu diarahkan untuk
meningkatkan penggunaannya.
Dalam meninjau dan memilih skala, pengamat perlu mengingat bagaimana
hasil akan digunakan, siapa yang akan melakukan penilaian, dan apa pengaturannya.
Selain meninjau ulasan tentang skala skala penilaian, McCloskey (1990)
mengemukakan sejumlah pertanyaan yang berguna untuk meninjau, mengevaluasi,
dan memilih di antara skala penilaian yang tersedia: Apakah arahan untuk
menggunakan skala dinyatakan dengan jelas? Apakah sudah ditulis dengan jelas?
Apakah tingkat keterbacaan cocok untuk mereka yang akan melakukan penilaian
(masalah penting untuk skala penilaian orang tua)? Apakah skala mengukur perilaku
yang akan dilihat oleh penilai sebagai bermakna? Berapa banyak pelatihan yang
dibutuhkan untuk menggunakan skala? Bagaimana item disajikan dan diberi skor?
Apa jenis jangkar yang disediakan (yaitu kata sifat atau deskriptor perilaku yang
lebih lengkap, angka atau persentase) dan seberapa baik definisi ini? Jenis skor apa
yang dihasilkan oleh skala penilaian-skor yang ditunjukkan pada norma, hingga
tingkat penguasaan, atau untuk tujuan keterampilan pengembangan?

Rusilowati, A. (2013). Pengembangan Intrumen non-tes. Seminar Nasional


Evaluasi Pendidikan Tahun 2013.

Menurut (Rusilowati, 2014) untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen berupa daftar cek (check-list) dan skala bertingkat
(rating scale).

A. Daftar Cek (Check-list)


Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-
tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila
30

kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun
daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh check list untuk menilai kegiatan pratikum IPA:
Nama peserta didik : .................
Kelas : .................
No Aspek Yang Diamati 4 3 2 1
1. Pengetahuan tentang prosedur kerja
2. Ketepatan memilih alat dan bahan
3. Ketepatan cara mengoperasikan alat
4. Hasil pengamatan
5. Ketepatan menyusun laporan
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:
Skor maksimum : 5
Skor yang dicapai: jumlah skor setiap aspek
Nilai = (skor yang dicapai/skor maksimum) x 10

Penentuan Kriteria:
Skor 4-5, dapat ditetapkan kompeten
Skor 3-4, dapat ditetapkan cukup kompeten
Skor 1-2, dapat ditetapkan tidak kompeten
B. Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
31

pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala
penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu
orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Agar para penilai memiliki frame yang sama
maka perlu dibuat rubrik penilaiannya. Rubrik penilaian dapat berupa generik dan
spesifik.
Contoh rating scale dan rubriknya dapat dicermati pada uraian berikut:
Contoh Rating Scale
Format Penilaian Praktikum IPA
Nama Siswa :
Kelas :
No Aspek Yang Diamati 4 3 2 1
1. Pengetahuan tentang prosedur kerja
2. Ketepatan memilih alat dan bahan
3. Ketepatan cara mengoperasikan alat
4. Hasil pengamatan
5. Ketepatan menyusun laporan
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Rubrik penilaian:
a. Pengetahuan tentang prosedur kerja
Skor 4 = memahami prosedur kerja, dan menerapkannya secara benar dan
tepat
Skor 3 = dapat menerapkan prosedur kerja secara tepat dengan membaca
petunjuk
Skor 2 = dapat menerapkan prosedur kerja dengan bimbingan orang lain
Skor 1 = tidak mampu menerapkan prosedur kerja
b. Ketepatan memilih alat dan bahan
Skor 4 = memilih alat dan bahan, dan dilakukan dengan benar dan tepat
Skor 3 = memilih alat dan bahan secara tepat dengan bertanya kepada teman
sekelompok
32

Skor 2 = memilih alat dan bahan sendiri, tetapi tidak seluruhnya benar
Skor 1 = memilih alat dan bahan dengan bimbingan orang lain
(guru/laboran)
c. Ketepatan cara mengoperasikan alat
Skor 4 = mengoperasikan alat dengan benar dan tepat
Skor 3 = mengoperasikan alat dengan benar tetapi bertanya kepada teman
sekelompok
Skor 2 = mengoperasikan alat tetapi tidak seluruhnya benar
Skor 1 = mengoperasikan alat dengan bimbingan orang lain (guru/laboran)
d. Hasil pengamatan
Skor 4 = hasil pengamatan benar dan lengkap
Skor 3 = hasil pengamatan benar tapi kurang lengkap
Skor 2 = hasil pengamatan kurang lengkap
Skor 1 = hasil pengamatan tidak sesuai dengan pengamatan yang dilakukan
d. Ketepatan menyusun laporan
Skor 4 = menyusun laporan dengan benar dan tepat
Skor 3 = menyusun laporan tetapi bertanya kepada teman sekelompok
Skor 2 = menyusun laporan tetapi tidak seluruhnya benar
Skor 1 = menyusun laporan dengan bimbingan orang lain (guru/laboran)

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut


Skor maksimum : 5 x 4 = 20
Skor yang dicapai: jumlah skor setiap aspek
Nilai = (skor yang dicapai/skor maksimum) x 10

Penentuan Kriteria:
Skor 16 - 20, dapat ditetapkan sangat kompeten
Skor 12 - 15, dapat ditetapkan kompeten
Skor 8 - 11, dapat ditetapkan cukup kompeten
Skor 4 - 7, dapat ditetapkan tidak kompeten

Learning and Teaching Centre. (2010). De Developing Checklists. British Columbia


Institute of Technology.
33

Menilai kinerja atau produk tes sangat berguna terutama untuk menilai
pengetahuan. Saat menilai kinerja, Anda harus mengamati siswa benar-benar
melakukan tugas, seperti dalam tes berenang, bernyanyi, dan lain sebagainya di mana
tidak ada produk untuk dinilai. Ketika menilai suatu produk, siswa tidak perlu
melihatnya. Anda dapat menilai suatu produk tanpa mengetahui siapa yang
membuatnya, memungkinkan penilaian menjadi objektif. Alat umum yang digunakan
untuk menilai kinerja atau produk, baik secara formal maupun informal, adalah: daftar
periksa skala penilaian (Learning and Teaching Centre, 2010)

A. Daftar Periksa (Checklist)


Daftar periksa adalah alat untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
pengetahuan konseptual, keterampilan, atau perilaku. Daftar periksa digunakan untuk
mengidentifikasi apakah tugas-tugas utama dalam suatu prosedur, proses, atau
kegiatan telah selesai. Tugas dapat berupa urutan langkah atau menyertakan item
untuk memferifikasi bahwa urutan yang benar telah diikuti. Kita mungkin perlu
mengamati tugas-tugas yang sedang dilakukan (proses), karena secara umum, kita
tidak dapat menilai tugas-tugas apa yang dilakukan pelajar dari produk akhir saja.
Ingatlah bahwa beberapa sikap dapat diamati secara tidak langsung.
Daftar periksa juga dapat diberikan kepada siswa untuk mengikuti dalam
menyelesaikan prosedur (misalnya, di laboraturium). Daftar periksa memerinci
deskripsi tugas dalam satu kolom dan menyediakan ruang di samping setiap item
dalam kolom kedua untuk memeriksa penyelesaian tugas. Karakteristik daftar
periksa yaitu sebagai berikut:
a. memiliki kriteria keberhasilan berdasarkan hasil yang diharapkan cukup singkat
untuk praktis (misalnya, satu lembar kertas)
b. memiliki tugas yang dibagi menjadi bagian-bagian logis atau mengalir dari awal
hingga selesai menyoroti tugas-tugas penting
c. memiliki titik masuk yang mencegah siswa dari melanjutkan tanpa persetujuan,
jika perlu ditulis dengan kata-kata yang jelas dan terinci untuk meminimalkan
risiko salah tafsir
d. memiliki ruang untuk informasi lain
34

B. Rating Scale
Skala penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai kinerja tugas,
prosedur tingkat keterampilan, proses, kualitas, jumlah, atau produk akhir, seperti
laporan, gambar, dan program komputer. Ini dinilai pada tingkat yang ditentukan
dalam rentang yang dinyatakan. Skala penilaian serupa dengan daftar periksa kecuali
yang menunjukkan tingkat pencapaian, bukan hanya ya atau tidak. Skala penilaian
mencantumkan pernyataan kinerja dalam satu kolom dan kisaran pencapaian dalam
kata-kata deskriptif, dengan atau tanpa angka, di kolom lain. Kolom-kolom lain ini
membentuk "skala" dan dapat menunjukkan berbagai pencapaian, seperti dari yang
buruk hingga yang sangat baik, tidak pernah selalu, mulai menjadi teladan, atau
sangat tidak setuju untuk sangat setuju. Beberapa tugas, seperti prosedur dan proses,
perlu diamati untuk dinilai.
Karakteristik skala penilaian skala penilaian harus: memiliki kriteria untuk
keberhasilan berdasarkan hasil yang diharapkan telah didefinisikan dengan jelas,
pernyataan terperinci. Ini memberikan hasil yang lebih dapat diandalkan. Untuk
menilai produk akhir, kadang-kadang dapat membantu untuk memiliki satu set foto
atau sampel nyata yang menunjukkan tingkat pencapaian yang berbeda. Siswa dapat
secara visual membandingkan pekerjaan mereka dengan standar yang disediakan.
memiliki pernyataan yang dipotong menjadi bagian logis atau mengalir secara
berurutan termasuk kata-kata yang jelas dengan angka ketika skala angka digunakan.
Sebagai contoh, ketika pernyataan kinerja menggambarkan perilaku atau
kualitas 1 terendah hingga 5 sangat baik lebih baik dari 1 terendah hingga 5 tertinggi
atau cukup 1 hingga 5. Kisaran angka harus sama untuk semua baris dalam suatu
bagian (seperti semua dari 1 hingga 5. Kisaran angka harus selalu meningkat atau
selalu menurun. Misalnya, jika angka terakhir adalah pencapaian tertinggi di satu
bagian, angka terakhir harus menjadi pencapaian tertinggi di bagian lain. Memiliki
istilah-istilah yang spesifik dan dapat dibedakan. Menggunakan yang baik dari yang
baik lebih baik dari yang baik kemudian yang sangat baik karena sulit untuk
membedakan antara yang baik dan yang sangat baik. Beberapa istilah, seperti sering
atau kadang-kadang, kurang jelas dari angka, seperti 80% dari waktu.
35

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta

Menurut (Sugiyono, 2015) data mentah yang diperoleh menggunakan rating scale
dapat berupa angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden
menjawab, senang atau tidak senang, baik-buruk, setuju-tidak setuju, pernah-tidak
pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden
tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, oleh
karena itu, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi
untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk
mengukur status social ekonomi, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain
sebagainya.
Yang penting bagi penyusun instrument rating scale adalah harus dapat
mengaitkan setiap angka yang diberikan pada aletrnatif jawaban pada setiap item
instrument. Orang terrtentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu
belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan
angka 2.
Contoh: Seberapa baik tata ruang kelas yang ada di sekolah ?
Berilah jawaban dengan angka
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik.

Analisis
1. Membangun Daftar Periksa
Pada buku (Learning and Teaching Centre, 2010) daftar periksa adalah alat
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya pengetahuan konseptual, keterampilan,
atau perilaku. Daftar periksa digunakan untuk mengidentifikasi apakah tugas-
tugas utama dalam suatu prosedur, proses, atau kegiatan telah selesai.
Sedangkan Pada buku (Rusilowati, 2014) untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai .
36

(Brassard, R & Boehm, E, 2008) menerangkan bahwa dalam


menyelesaikan daftar periksa mengharuskan penilai untuk membuat penilaian
tentang ada atau tidaknya perilaku atau keterampilan khusus yang terdaftar.
Oleh karena itu daftar periksa merupakan bentuk dikotomi peringkat. Hanya
saja jarang informasi deskriptif yang diberikan tentang kualitas perilaku. Daftar-
pembanding digunakan secara luas dalam penilaian.

Meskipun mudah digunakan dan menarik bagi penilai, kehati-hatian perlu


dilakukan, karena banyak daftar periksa yang singkat dan dangkal. (TenBrink,
1974) mengemukakan bahwa ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk
dapat menghasilkan daftar periksa yang valid, dapat diandalkan, dan mudah
digunakan yaitu sebagai berikut: Tentukan kinerja atau produk yang tepat, buat
daftar perilaku atau karakteristik yang penting, tambahkan kesalahan umum, atur
daftar perilaku atau karakteristik, berikan cara untuk menggunakannya.

2. Skala Penilaian

Pada buku (Learning and Teaching Centre, 2010) Skala penilaian serupa
dengan daftar periksa kecuali yang menunjukkan tingkat pencapaian, bukan
hanya ya atau tidak. Skala penilaian mencantumkan pernyataan kinerja dalam
satu kolom dan kisaran pencapaian dalam kata-kata deskriptif, dengan atau tanpa
angka, di kolom lain. Kolom-kolom lain ini membentuk "skala" dan dapat
menunjukkan berbagai pencapaian, seperti dari yang buruk hingga yang sangat
baik, tidak pernah selalu, mulai menjadi teladan, atau sangat tidak setuju untuk
sangat setuju. Sedangkan menurut buku (TenBrink, 1974) skala penilaian
memiliki keunggulan pada daftar periksa karena memungkinkan membuat
penilaian tentang tingkah laku atau karakteristik yang muncul secara sitematis.

Skala penilaian biasanya terdiri dari seperangkat karakteristik atau tingkah


laku yang akan dinilai seperti halnya skala, pengamat menggunakan skala untuk
menunjukkan kualitas dan kuantitas dari karakteristik yang di amati. Adapun
karakteristik skala penilaian skala penilaian harus: memiliki kriteria untuk
keberhasilan berdasarkan hasil yang diharapkan telah didefinisikan dengan jelas,
pernyataan terperinci.
37

Implementasi
Daftar periksa atau ceklist dapat digunakan dalam proses penilaian aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Daftar periksa ini dapat berupa tabel pengamatan sikap
percaya diri siswa dalam proses pembelajaran seperti contoh di bawah ini :
Pedoman Observasi Sikap Percaya Diri
Petunjuk :Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam percaya diri.
Berilah tanda (√) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut:
Ya = apabila peserta didik menunjukkkan perbuatan sesuai aspek pengamatan
Tidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan

Nama peserta didik :


Kelas :
Tanggal pengamatan :
Melakukan
No. Sikap yang diamati
Ya Tidak
1. Berani persentasi di depan kelas
2. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
3. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
4. Mampu membuat keputysan dengan cepat
5. Tidak mudah putus asa atau pantang menyerah
Jumlah

Contoh : Jawaban ya sebanyak 3, maka diperoleh skor 3 dan skor tertinggi 5 maka skor akhir adalah :
3/5. 4 =2,4

Sedangkan untuk rating scale dapat digunakan untuk proses penilaian aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran misalnya penilaian sikap santun siswa seperti contoh
di bawah ini :
38
39
40
41
42

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK

DAFTAR CEK (CHECKLIST)

Nama :
Kelas :
Semester :
Waktu Penilaian :

Petunjuk:

Berilah tanda cek Ratau - pada kolom “jawaban” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.

No Pernyataan Jawaban
1 Saya selalu berdo’a sebelum melakukan aktivitas

2 Saya tidak mengganngu teman yang beragama


lain ketika berdo’a sesuai agamanya
3 Saya berani mengakui kesalahan saya

4 Saya menyelesaikan tugas–tugas tepat waktu

5 Saya menghargai pendapat orang lain

6 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam

7 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan

8 Saya datang ke sekolah tepat waktu


43

9 Saya mencium tangan orangtua sebelum berangkat ke


sekolah
10 Saya tidak pernah mencontek

Intrumen ini merupakan instrumen penilaian diri yang digunakan oleh peserta didik
untuk mengemukakan sikap dan prilaku postif dan negatif dari dirinya. Penilaian diri
dilakukan sebagai alat konfirmasi.

Contoh cara menggunakan intrumen daftar cek:

No Pernyataan Jawaban
1 Saya selalu berdo’a sebelum melakukan aktivitas

2 Saya tidak mengganngu teman yang beragama


lain ketika berdo’a sesuai agamanya
3 Saya berani mengakui kesalahan saya

4 Saya menyelesaikan tugas–tugas tepat waktu

5 Saya menghargai pendapat orang lain

6 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam

7 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan

8 Saya datang ke sekolah tepat waktu


44

9 Saya mencium tangan orangtua sebelum berangkat ke


sekolah
10 Saya tidak pernah mencontek

Peserta didik akan melakukan penilaian dengan cara mengisi intrumen penilaian berupa
daftar cek tentang sikap dan prilakunyat. Dalam penilaian diri peserta didik dituntut
untuk memiliki sikap jujur. Hasil pengamatan sikap dan perilaku peserta didik akan
dibahas oleh guru kecuali ada atau ditemukan sikap spiritual/sosial yang perlu
diprioritaskan. Guru dapat membahas dan melaporkan minimal dua kali dalam satu
semester untuk ditindaklanjuti. Sebagai tindak lanjut, peserta didik yang mengalami
peningkatan sikap dan perilaku, diberi penghargaan (verbal dan atau non-verbal),
sedangkan peserta didik yang mengalami penurunan sikap dan perilaku diberi program
pembinaan dan atau motivasi.
45

DAFTAR PUSTAKA

Brassard, R, M., & Boehm, E, A. (2008). Preschool Assessment: Principless and


Practices. London: Guilford Press.
Learning and Teaching Centre. (2010). Developing Checklists. British Columbia
Institute of Technology.
Rusilowati, A. (2014). Pengembangan Intrumen Nontes. Seminar Nasional Evaluasi
Pendidikan Tahun 2013, (2004), 121–128.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
TenBrink, T. (1974). Evalution: A Practical Guide For Teachers. Colombia: University
of Misaori.
46

SOAL MEMBUAT SPESIFIKASI KESIMPULAN

Oleh : Lisa Syupriyanti (19124024)

Soal Essay
1. Jelaskan perencanaan yang harus disiapkan dalam membuat spesifikasi
kesimpulan !
Jawab :
a. Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi
1) Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi,
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai. (Sikap, pengetahuan, keterampilan)
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. (Tes dan non tes)
4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar
para peserta didik. (Butir soal, daftar check list, rating scale, wawancara)
5) Menentukan metode penskoran jawaban siswa. Apakah akan menggunakan
Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah menggunakan Penilaian Beracuan
Kelompok atau Norma (PAN).
6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi (kapan, berapa
kali, dan berapa lama).
7) Mereview tugas-tugas penilaian
b. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes atau
memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan
menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview
guide atau angket. Ketika melakukan penialain prestasi peserta didik, para guru harus
memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus
tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung, Guru juga harus memonitor
jalannya penialain dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
c. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang “baik”
(yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang sedang
dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran
mengenai peserta didik).
47

d. Mengolah dan Menganalisis Data


Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah
dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan
teknik statistik dan/atau teknik non statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis
data.
e. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang
terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah
kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu pada
sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal.

Soal Objektif
2. Untuk membuat keputusan dan kesimpulan mengenai penilaian hasil belajar peserta
didik, maka guru perlu merencanakan proses perbaikan dengan mengadakan remedial.
Yang merupakan perencanaan mengadakan remedial adalah kecuali ...
a. Meneliti kembali kasus
b. Melakukan tindakan yang harus dilakukan
c. Pemberian layanan bimbingan dan konseling
d. Pelaksanaan pembelajaran remedial
e. Melaporkan hasil pembelajaran
Jawab: E

3. Jika hasil belajar siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, maka keputusan dan
kesimpulan yang harus diambil oleh guru adalah dengan melakukan ...
a. Remedial
b. Wawancara
c. Pengamatan
d. Angket
e. Penelitian
Jawab: A
48

SOAL MATERI MEMBUAT KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN


PENILAIAN

Oleh : Mera Putri Dewi (19124025)

Soal Essay
1. Dalam membuat keputusan untuk merencanakan suatu penilaian diperlukan
adanya persiapan terutama dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Coba
anda jelasakan bagaimana teknik pengumpulan informasi yang tepat!

Jawab:
Teknik pengumpulan informasi dalam membuat keputusan:
a. Observasi
Observasi adalah proses mencari dan mendengarkan, memperhatikan
elemen penting kinerja atau produk, observasi memungkinkan guru untuk
memperoleh informasi tentang pengetahuan mahasiswa serta sikap dan
keterampilan, bagaimanapun, observasi paling cocok untuk pengumpulan
informasi tentang psikomotor seseorang dan perilaku afektif, keterampilan
apapun yang dengan sendirinya diamati (menyanyi, senam menari, pidato)
atau yang menghasilkan produk akhir yang dapat diamati (menulis,
menggambar, melukis) dapat dinilai melalui penggunaan observasi
b. Penyelidikan
Penyelidikan adalah dengan bertanya, ada banyak informasi yang bisa
kita dapatkan terbaik dengan hanya meminta dan setiap kita ingin tahu
tentang seseorang yang dikagumi, tanyakan diainformasi tentang sikap,
minat, dan hubungan interpersonal biasanya dapat diperoleh paling efisien
melalui wawancara digunakan.
c. Analisis
Analisis pada dasarnya adalah proses memisahkan sesuatu menjadi
bagian-bagian memecahnya “untuk mencari tahu” . Ttugas, tes dan proyek
dapat dianalisis untuk berbagai faktor, misalnya, tugas matematika siswa
dapat dipisahkan ke dalam jenis kesalahan atau jenis solusi yang diusulkan.
d. Pengujian
Pengujian biasanya dianggap sebagai teknik pengumpulan informasi
utama untuk memperoleh informasi tentang aspek kognitif dari perilaku
orang. Oleh karena itu, pengujian sering dikaitkan dengan kertas dan pensil
49

tindakan subjek pengetahuan mater dan kemampuan berpikir. Namun,


pengujian juga dapat digunakan untuk mendapatkan ukuran keterampilan
seseorang dalam bidang-bidang seperti menulis, berbicara olahraga dan
pendidikan jasmani.

Soal Evaluasi (Objektif)


2. Instrumen pengamatan yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam
membuat suatu keputusan yang berbentuk deskripsi atau catatan faktual dari
interpretasi apa yang terjadi disebut…..
a. Checklist
b. Catatan anekdot
c. Skala penilaian
d. Peringkat
e. Diagnostik
Jawab: B. Catatan Anekdot

3. Ada beberapa jenis keputusan dalam membuat penilaian. Jika keputusan tersebut
bisa diterima atau ditolak terhadap tindakan yang dipilih disebut keputusan ….
a. Penempatan
b. Treatmen
c. Pemilihan
d. Sosiometrik
e. Pengajaran
Jawab: C. Pemilihan
50

SOAL MEMBUAT PERTANYAAN MATERI DAFTAR PERIKSA


(CHECKLIST)

Oleh: FENI HERLINA (19124015)

A. Soal essay
1. Jelaskan tahap yang harus dilakukan agar menghasilkan daftar periksa
(checlist ) yang valid, dapat diandalkan dan mudah digunakan!
Jawab :
1. Tentukan kinerja atau produk yang tepat
Tentukan kinerja atau produk yang tepat dan daftar periksa cukup mudah
untuk dibangun dan digunakan, tetapi itu bukan alasan untuk
menggunakannya. Pastikan bahwa informasi yang dibutuhkan tentang
kinerja atau produk yang akan di evaluasi sudah termasuk dalam daftar.
Tanyakan kepada diri anda pertanyaan berikut yaitu tentang kinerja apa saja
yang akan dievaluasi "apakah ada beberapa karakteristik dari kinerja yang
sangat penting untuk diketahui seperti apakah terlaksana atau tidak" jika
jawaban anda adalah ya, maka daftar periksa adalah instrumen yang tepat
untuk digunakan. Pertanyaan serupa harus diajukan tentang penilaian
produk yang ingin anda evaluasi. Apakah ada beberapa karakteristik khas
dari produk yang sangat penting diketahui, apakah itu terjadi atau tidak?
sekali lagi, jika jawaban anda adalah ya, maka daftar periksa sudah sesuai.
2. Buat daftar perilaku atau karakteristik yang penting
3. Tambahkan kesalahan umum
4. Atur daftar perilaku atau karakteristik
Daftar periksa akan mudah digunakan jika perilaku yang diamati sudah
dibuat daftarnya secara berurutan. Jika suatu produk yang akan dievaluasi
maka karakteristiknya harus tersusun secara sistematis sehingga
pemeriksa dapat memeriksa secara runtut bagian demi bagian.
5. Berikan cara untuk menggunakannya.
Harus ada tempat untuk melakukan memeriksa perilaku yang terjadi. Cara
yang terbaik adalah menempatkan pada sisi yang kosong pada margin kiri
sebelah masing-masing karakteristik yang diperiksa. Tanda centang dibuat
51

hanya ketika karakteristik yang dijelaskan terjadi dan karakteristik dibuat


secara berurutan.

B. Soal evaluasi (objektif)


1. Manakah diantara pernyataaan berikut yang termasuk karakteristik daftar
periksa (checklist)………
a. Buat daftra periksa atau karakteristik yang penting
b. Tambahkan kesalahan umum
c. Memiliki kriteria keberhasilan berdasarkan hasil yang diharapkan
cukup singkat untuk praktis
d. Mencantumkan pernyataan kinerja dalam satu kolom
e. Memiliki skala penilaian
Jawab : C

2. Pengertian daftar periksa (checklist) adalah………….


a. Alat untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya pengetahuan
konseptual, keterampilan, atau perilaku
b. Alat untuk menilai kinerja tugas, prosedur tingkat keterampilan,
proses, kualitas, jumlah atau produk akhir
c. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
d. Penilaian yang perlu dianalisis
e. Memiliki ruang untuk informasi
Jawab : A
52

SOAL RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)

Oleh : Faridatul Umi (19124013)

Soal Essay
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan skala penilaian (rating scale) dan berikan 1
contoh bentuk skala penilaian (rating scale) tersebut!
Jawab :
Skala penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai kinerja tugas,
prosedur tingkat keterampilan, proses, kualitas, jumlah, atau produk akhir,
seperti laporan, gambar, dan program komputer. Skala penilaian ini dinilai pada
tingkat yang ditentukan dalam rentang yang dinyatakan. Skala penilaian
mencantumkan pernyataan kinerja dalam satu kolom dan kisaran pencapaian
dalam kata-kata deskriptif, dengan atau tanpa angka, di kolom lain. Kolom-
kolom ini membentuk "skala" dan dapat menunjukkan berbagai pencapaian,
seperti dari yang buruk hingga yang sangat baik, tidak pernah selalu, mulai
menjadi teladan, atau sangat tidak setuju untuk sangat setuju.
Contoh Skala penilaian :

Format Penilaian Praktikum IPA


Nama Siswa :
Kelas :
No Aspek Yang Diamati 4 3 2 1
1. Pengetahuan tentang prosedur kerja
2. Ketepatan memilih alat dan bahan
3. Ketepatan cara mengoperasikan alat
4. Hasil pengamatan
5. Ketepatan menyusun laporan
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Rubrik penilaian:
a. Pengetahuan tentang prosedur kerja
53

Skor 4 = memahami prosedur kerja, dan menerapkannya secara benar dan


tepat
Skor 3 = dapat menerapkan prosedur kerja secara tepat dengan membaca
petunjuk
Skor 2 = dapat menerapkan prosedur kerja dengan bimbingan orang lain
Skor 1 = tidak mampu menerapkan prosedur kerja
b. Ketepatan memilih alat dan bahan
Skor 4 = memilih alat dan bahan, dan dilakukan dengan benar dan tepat
Skor 3 = memilih alat dan bahan secara tepat dengan bertanya kepada
teman sekelompok
Skor 2 = memilih alat dan bahan sendiri, tetapi tidak seluruhnya benar
Skor1= memilih alat dan bahan dengan bimbingan orang lain
(guru/laboran)
c. Ketepatan cara mengoperasikan alat
Skor 4 = mengoperasikan alat dengan benar dan tepat
Skor 3 = mengoperasikan alat dengan benar tetapi bertanya kepada teman
sekelompok
Skor 2 = mengoperasikan alat tetapi tidak seluruhnya benar
Skor1 = mengoperasikan alat dengan bimbingan orang lain (guru/laboran)
d. Hasil pengamatan
Skor 4 = hasil pengamatan benar dan lengkap
Skor 3 = hasil pengamatan benar tapi kurang lengkap
Skor 2 = hasil pengamatan kurang lengkap
Skor1= hasil pengamatan tidak sesuai dengan pengamatan yang dilakukan
d. Ketepatan menyusun laporan
Skor 4 = menyusun laporan dengan benar dan tepat
Skor 3 = menyusun laporan tetapi bertanya kepada teman sekelompok
Skor 2 = menyusun laporan tetapi tidak seluruhnya benar
Skor 1 = menyusun laporan dengan bimbingan orang lain (guru/laboran)

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut


Skor maksimum : 5 x 4 = 20
Skor yang dicapai: jumlah skor setiap aspek
Nilai = (skor yang dicapai/skor maksimum) x 10
54

Penentuan Kriteria:
Skor 16 - 20, dapat ditetapkan sangat kompeten
Skor 12 - 15, dapat ditetapkan kompeten
Skor 8 - 11, dapat ditetapkan cukup kompeten
Skor 4 - 7, dapat ditetapkan tidak kompeten

Soal Objektif
1. Berikut adalah langkah-langkah yang harus diambil dalam membangun skala
penilaian (rating scale) kecuali….
a. Menentukan hasil belajar yang sesuai
b. Buat daftar karakeristik yang penting dari setiap hasil belajar
c. Menentukan skala pada setiap karakteristik
d. Pelaksanaan pembelajaran
e. Menuliskan petunjuk
Jawab : d

2. Skala penilaian biasanya terdiri dari seperangkat karakteristik atau tingkah laku
yang akan dinilai seperti halnya skala, pengamat menggunakan skala untuk
menunjukkan….
a. kualitas dan kuantitas dari karakteristik yang di amati.
b. usaha kararkteristik yang di amati
c. kelebihan karakteristik yang di amati
d. kekurangan karakteristik yang di amati
e. keterbatasan karakteristik yang di amati
Jawab : a

Anda mungkin juga menyukai