ABSTRAK
ABSTRACT
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 119
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 120
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 121
keunikan lokal berbasis konsepsi Tri konteks yang kaya akan fungsi dan
Hita Karana dan mendapat apresiasi makna.
unirversal terkait dengan kandungan Berbagai peneliti asing telah
filosofi kosmos, theos, antropos, dan melaporkan tentang keragaman
logos. Esensi kearifan lokal adalah kearifan lokal yang tercakup dalam
komitmen yang tinggi terhadap organisasi tradisional subak. Peneliti
kelestarian alam, rasa relegiusitas, asing seperti Grader dengan wilayah
subyektivikasi manusia, dan kajian Jembrana (1984), Geertz
konstruksi penalaran yang berempati dengan lokasi kajian Tabanan,
pada persembahan, harmoni, Badung dan Klungkung (1959),
kebersamaan, dan keseimbangan Lansing dengan wilayah Bangli (1991)
untuk jagadhita berkelanjutan. telah mengungkap dan melaporkan
Dalam rentangan panjang tentang perkembangan subak dengan
kebudayaan agraris, organisasi subak aneka kearifan lokal. Peneliti lokal
yang diperkirakan telah berkembang seperti Bagus (1971), Sutawan (1989
sekitar 10 abad (sejak abad XI) telah dan 1991), Sushila (1987), Geriya
membangun jaringan struktural dan (1985), Pitana (1993), Windia (2006),
fungsional yang kokoh. Keterikatan Norken (2007) telah memperkaya dan
petani dengan subak, menurut Geertz menguatkan tentang holistiksitas
(1959) merupakan keterikatan empat kearifan yang tercakup dalam
dimensi yakni: parhyangan, organisasi subak. Kearifan itu
pawongan, palemahan dan emosional. merentang dari tatanan religius yang
Secara eksistensialisme, sosialisasi bersifat ekspresif sampai dengan
dan enkulturasi kearifan lokal tatanan technologis yang berkarakter
terhadap krama subak telah progresif dan kultural.
menembus lintas wilayah, lintas Kearifan lokal sebagai bagian
sektor dan lintas generasi, sehingga dari kebudayaan menurut para
telah tumbuh sebagai representation antropolog memiliki bentuk, fungsi,
colective yang tinggi makna, dan etos yang dalam.
Di tengah hiruk-pikuk keluasan Keseluruhan kearifan lokal yang
dampak sekuler dan vulgar tercakup dalam organisasi subak
modernisasi dan globalisasi yang secara kategorikal terdiri atas;
mengusung ideoscape, ethnoscape, kearifan religius, kultural, ekologis,
finanscape, technoscape, dan institusional, ekonomi, hukum,
meioscape (Appadurai, 1993), tehnologis, dan keamanan. Narasi
masyarakat kembali menoleh potensi singkat makna kearifan lokal dalam
kearifan lokal. Kearifan lokal yang organisasi subak sebagai berikut.
dibangun melalui kedalaman mitologi
1. Kearifan Religius
dalam sinergi nilai-nilai luhur
Makna kearifan ini sangat fokus
kebudayaan seperti religius, harmoni,
pada keyakinan tentang
kebersamaan, dan keseimbangan yang
ketuhanan, spiritualitas yang
dinamik memperoleh roh dan basis
merupakan roh kehidupan
modal spiritualitas. Etos kebangkitan
berorganisasi subak. Melalui teks
kearifan lokal mendapat momentum
theologis, sistim simbul dan
terkait dengan kebutuhan dan
akivitas ritual, bukan saja ranah
harapan masyarakat secara teks dan
parhyangan, namun juga ranah
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 122
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 123
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 124
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 125
Tabel 1. Elaborasi Kearifan Subak Menurut Bentuk, Fungsi, Makna, dan Etos
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 126
RELIGIUS
8 2
KEAMANAN KULTURAL
3
7
KEARIFAN SUBAK
EKOLOGIS
TEKNOLOGIS
4
6
INSTITUSIONAL
HUKUM
EKONOMIS
Keterangan:
Kategori 1 s/d 4 merupakan sifat ekspresif
Kategori 5 s/d 8 merupakan sifat progresif
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 127
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 128
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 129
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 130
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 131
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 132
RIWAYAT HIDUP
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p10